Dzikir Pagi dan Sore - Dr. Sa'id Al-Qohthoni - PUSTAKA SYABAB
Dzikir Pagi dan Sore - Dr. Sa'id Al-Qohthoni - PUSTAKA SYABAB Download PDF or WORD اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَحْدَهُ، وَالصَّلاَةُ وَالس...
Dzikir Pagi dan Sore - Dr. Sa'id Al-Qohthoni - PUSTAKA SYABAB
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَحْدَهُ،
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
Segala puji hanya
milik Allah. Semoga sholawat dan salam terlimpah atas orang yang tidak ada Nabi
setelahnya.
Dari Anas ﭬ, Rosulullah ﷺ bersabda: “Sungguh aku duduk
bersama orang-orang berdzikir (sendiri-sendiri) kepada Allah dari sholat
Subuh sampai matahari terbit, lebih aku cintai daripada membebaskan 4 budak
dari keturunan Ismail. Sungguh aku duduk bersama beberapa orang berdzikir
(sendiri-sendiri) kepada Allah dari sholat Ashar sampai matahari tenggelam,
lebih aku sukai daripada membebaskan 4 budak.” (Hasan: HR. Abu Dawud
no. 3667)
Bacaan Dzikir Pagi dan
Sore
1-
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ﴿اَللَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لَا تَأْخُذُهُ
سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمٰوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ
عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ
يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوَاتِ
وَالْأَرْضَ، وَلَا يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ﴾
1. A-‘ūdzu
billāhi minasy syaithōnir rojīm. Allōhu lā ilāha illā huwal hayyul
qoyyūm. Lā ta`khudzuhū sinatuw walā naūm. Lahū mā fis samāwāti wamā fil ardh. Mang
dzalladzī yasyfa-u ‘ingdahū illā bi-idznih. Ya’lamu mā baina aidīhim wa mā
kholfahum. Wa lā yuhī-thūna bisyai-im min ‘ilmihī illā bi mā syā`. Wasi-‘a
kursiyyuhus samāwāti wal ardh. Wa lā ya-ūduhū hif-zhuhumā, wahuwal
‘aliyyul azhīm.
Aku berlindung
kepada Allah dari gangguan setan yang dirajam. “Allah adalah (1) tidak ada yang
berhak disembah kecuali Dia, (2) Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, (3)
Dia tidak mengantuk apalagi tidur, (4) segala yang di langit dan di bumi adalah
milik-Nya, (5) tidak ada yang mampu memberi syafaat di sisi-Nya kecuali dengan
seizin dari-Nya, (6) Dia mengetahui apa yang di depan dan di belakang mereka,
(7) mereka tidak mampu menjangkau ilmu-Nya kecuali sebatas yang Dia kehendaki,
(8) Kursi-Nya meliputi langit dan bumi, (9) Dia tidak merasa lelah menjaga
keduanya, (10) Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqoroh: 255)[1]
2-
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ ﴿قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ * اَللَّهُ الصَّمَدُ
* لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ * وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ﴾
2. Bismillāhir
rohmānir rohīm. Qul huwallōhu ahad. Allōhush
shomad. Lam yalid walam yūlad. Walam yakul lahū kufuwan ahad.
Dengan
menyebut nama Allah yang Mahaluas rohmat-Nya dan Maha rohmat kepada seluruh
makhluk-Nya. “Katakanlah: ‘Hanya Allah yang Esa. Allah tempat bergantung semua
makhluk-Nya. Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tidak ada satu pun
yang serupa dengan-Nya.”
(QS. Al-Ikhlas: 1-4)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ ﴿قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ * مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ * وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ
إِذَا وَقَبَ * وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ * وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ
إِذَا حَسَدَ﴾
Bismillāhir rohmānir
rohīm. Qul a-‘ūdzu birobbil falaq. Ming syarri mā kholaq. Wa ming syarri
ghōsiqin idzā waqob. Wa ming syarrin naffātsātifil ‘uqod. Wa ming syarri hāsidin
idzā hasad.
Dengan
menyebut nama Allah yang Mahaluas rohmat-Nya dan Maha rohmat kepada seluruh
makhluk-Nya. Katakanlah: aku berlindung kepada Rob (Pencipta) subuh, dari
kejahatan/gangguan apa saja yang Dia ciptakan, dan dari kejahatan/keburukan
malam jika datang, dan dari kejahatan para penyihir wanita yang meniup
buhulnya, dan dari kejatahan (mata) orang hasad ketika ia melakukannya.” (QS. Al-Falaq: 1-5)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ
الرَّحِيمِ ﴿قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ * مَلِكِ النَّاسِ
* إِلٰهِ النَّاسِ * مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
* اَلَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ * مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ﴾
Bismillāhir rohmānir
rohīm. Qul a-‘ūdzu birobbin nās. Malikin nās. Ilāhin nās. Ming syarril
was-wāsil khonnās. Alladzī yuwaswisu fī shudūrin nās. Minal jinnati wan nās.
Dengan
menyebut nama Allah yang Mahaluas rohmat-Nya dan Maha rohmat kepada seluruh
makhluk-Nya. “Katakanlah: aku berlindung kepada Rob (Pencipta) manusia, Raja
manusia, yang disembah manusia, dari kejahatan bisikan yang tersembunyi, yang
membisikkan di dalam dada manusia, dari kalangan jin dan manusia.” (QS. An-Nās: 1-6) Masing-masing dibaca 3x.[2]
3- «أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ[3] الْمُلْكُ لِلّٰهِ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ، لَا إِلٰهَ إلاَّ اللَّهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هٰذَا الْيَوْمِ وَخَيرَ مَا بَعْدَهُ[4]، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هٰذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ[5]، رَبِّ
أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي
النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ».
3. Ashbahnā
wa ashbahal mulku lillāh, walhamdulillāh, lā ilāha illallōh wahdahū
lā syarīka lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alā kulli syai-ing
qodīr. Robbi as-aluka khoiro mā fī hādzal yaumi wa khoiro mā ba’dah, wa a’ūdzu
bika min syarri mā fī hādzal yaumi wa syarri mā ba’dah. Robbi a-‘ūdzu bika
minal kasali wasū-il kibar. Robbi a-‘ūdzu bika min ‘adzābing finnāri wa
‘adzābing fil qobr.
“Kami dan
semua kerajaan memasuki pagi dalam keadaan hanya milik Allah, segala puji hanya bagi Allah. Tidak ada yang berhak
disembah kecuali Allah, hanya Allah,
tiada sekutu bagi-Nya.
Hanya milik Allah segala kerajaan dan hanya bagi-Nya segala pujian. Hanya
Dia Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Robku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan
kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan
sesudahnya. Wahai Robku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari
tua. Wahai Robku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di alam kubur.” (HR.
Muslim no. 2723)
4- «اَللّٰهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا،
وَبِكَ أَمْسَيْنَا[6]، وَبِكَ
نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُورُ[7]»
4.
Allōhumma bika ashbahnā, wabika amsainā, wabika nahyā, wabika
namūtu, wailaikan nusyūr.
“Ya Allah, dengan pertolongan-Mu kami memasuki pagi, dan dengan
pertolongan-Mu kami
memasuki sore. Dengan
pertolongan-Mu kami
hidup dan dengan kehendak-Mu
kami mati. Hanya
kepada-Mu kebangkitan
(semua makhluk).”
(Shohih: HR. Abu Dawud no. 5068)
5-
«اَللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلٰهَ إِلَّا
أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ،
أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ
بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ».
5. Allōhumma
anta robbī lā ilāha illā anta, kholaqtanī wa-ana ‘abduka, wa-ana ‘alā ‘ahdika
wawa’dika mas-tatho’tu, a’ūdzu bika min syarri mā shona’tu, abū-u laka
bini’matika ‘alayya, wa-abū-u bidzambī, faghfirlī, fainnahū lā yaghfirudz
dzunūba illā anta.
“Ya Allah,
Engkau adalah Robku, tidak ada yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah
yang menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku
pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu dan mentaati-Mu) semampuku dan aku
yakin akan janji-Mu (berupa Surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari
kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui
dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni semua
dosa kecuali Engkau.” (HR. Al-Bukhori no. 6306)[8]
6- «اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَصْبَحْتُ[9] أُشْهِدُكَ، وَأُشْهِدُ
حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ، وَجَمِيعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا
إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ»
6. Allōhumma innī ashbahtu usyhiduka, wa-usyhidu hamalata ‘arsyika, wamalā-ikataka, wajamī’a kholqika, annaka antallōhu lā ilāha illā anta wahdaka lā syarīka lak, wa anna muhammadan ‘abduka warosūluk.
“Ya Allah, aku
memasuki pagi dalam keadaan menjadikan-Mu sebagai saksi, begitu pula menjadikan
Malaikat pemikul Arsy-Mu, seluruh Malaikat-Mu, dan seluruh makhluk-Mu sebagai
saksi bahwa Engkau adalah Allah yang tidak ada yang berhak disembah selain
Engkau saja, tanpa ada sekutu bagi-Mu, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Mu.” Dibaca 4x.
(Hasan: HR. Abu Dawud no. 5069)[10]
7- «اَللّٰهُمَّ مَا أَصْبَحَ[11] بِي
مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ؛ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ، فَلَكَ
الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ»
7.
Allōhumma mā ashbaha bī min ni’matin au bi-ahadin min kholqika,
famingka wahdaka lā syarīka lak, falakal hamdu walakasy syukr.
“Ya Allah, ni’mat
apa saja yang ada padaku atau pada siapapun dari makhluk-Mu adalah hanya
berasal dari-Mu, tanpa ada sekutu bagi-Mu. Maka hanya bagi-Mu segala pujian dan
segala syukur.” (Hasan:
HR. Abu Dawud dan An-Nasai no. 9750 dalam Al-Kubro)[12]
8- «اَللّٰهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اَللّٰهُمَّ
عَافِنِي فِي سَمْعِي، اَللّٰهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ.
اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
القَبْرِ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ»
8.
Allōhumma ‘āfinī fī badanī, allōhumma ‘āfinī fī sam’ī, allōhumma ‘āfinī fī
bashorī, lā ilāha illā anta. Allōhumma innī a-‘ūdzu bika minal kufri wal faqr,
wa-a-‘ūdzu bika min ‘adzābil qobr, lā ilāha illā anta.
“Ya Allah, sehatkanlah badanku. Ya Allah, sehatkanlah pendengaranku. Ya Allah, sehatkanlah penglihatanku, tidak
ada berhak disembah
kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada yang berhak disembah kecuali
Engkau.” Dibaca 3x.
(Hasan: HR. Abu Dawud no. 5090)
9- ﴿حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ، عَلَيهِ
تَوَكَّلْتُ، وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ﴾
9. Hasbiyallōhu
lā ilāha illā hū, ‘alaihi tawakkaltu, wahuwa robbul ‘arsyil ‘azhīm.
“Cukuplah
Allah bagiku, tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku
bertawakal (pasrah). Dia Rob (Pemilik) Arsy yang agung.” Dibaca 7x. (Hasan: Abu Dawud no.
5081 dan Ibnu Sunni no. 71)[13]
10- «اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ
فِي الدُّنْيَا وَالاٰخِرَةِ. اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي، وَدُنْيَايَ،
وَأَهْلِي، وَمَالِي. اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي. اَللّٰهُمَّ
احْفَظْنِي مِنْ بَينِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي،
وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي»
10.
Allōhumma innī as-alukal ‘afwa wal ‘āfiyah fid dunyā wal ākhiroh. Allōhumma
innī as-alukal ‘afwa wal ‘āfiyah fī dīnī, wadunyāya, wa ahlī, wa mālī.
Allōhummastur ‘aurōtī, wa āmin rou-‘ātī. Allōhummahfazhnī min baini
yadayya, wa min kholfī, wa ‘an yamīnī, wa ‘an syimālī, wa min fauqī, wa a-‘ūdzu
bi’āzhomatika an ughtāla min tahtī.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan dan kesehatan di dunia dan Akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku
memohon ampunan dan kesehatan dalam agama, dunia,
keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak
layak diketahui orang)
dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, jagalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan atasku.
Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh binatang berbisa atau tenggelam).” (Shohih: HR. Abu Dawud no. 5074)
11-
«اَللّٰهُمَّ عَالِمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ،
فَاطِرَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ
إِلَّا أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطانِ وَشَرَكِهِ،
وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ»
11. Allōhumma
‘ālimal ghoibi wasy syahādah, fāthiros sammāwāti wal ardh, robba kulli syai-in
wa malīkah, asy-hadu allā ilāha illā anta, a-‘ūdzu bika ming syarri nafsī, wa
ming syarrisy syaithōni wa syarokih, wa-an aqtarifa ‘alā nafsī sū-an au
ajurrohū ilā muslim.
“Ya Allah,
Yang Maha Mengetahui yang ghoib dan yang nyata, wahai Rob pencipta langit dan
bumi, Rob segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak
ada yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku, setan dan balatentaranya
(untuk berbuat syirik), dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku
atau menzolimi seorang
Muslim.” (Shohih: HR. Abu Dawud no. 5067 dan At-Tirmidzi no. 3529)
12- «بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ
شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ»
12. Bismillāhilladzī
lā yadhurru ma’asmihi syai-ung fil ardhi walā fis samā`, wahuwas samī’ul ‘ālīm.
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di
bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” Dibaca 3x. (Shohih: HR.
Abu Dawud no. 5088)[14]
13- «رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلاَمِ دِينًا،
وَبِمُحَمَّدٍ ﷺ نَبِيًّا»
13.
Rodhītu billāhi robbā, wabil islāmi dīnā, wabimuhammadin ﷺ nabiyyā.
“Aku ridho
Allah sebagai Rob, Islam sebagai agama dan Muhammad ﷺ sebagai Nabi.” Dibaca 3x. (Shohih Lighoirih: HR. Ahmad no. 18967)[15]
14- «يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ،
أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ»
14. Yā hayyu
yā qoyyūm, birohmatika astaghīts, ashlih lī sya`nī kullah, walā
takilnī ilā nafsī thorfata ‘aīn.
“Wahai Rob
Yang Maha Hidup, wahai Rob Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu),
dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan
diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata.” (Shohih:
HR. Al-Hakim no. 2000)
15- «أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ[16] الْمُلْكُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
خَيْرَ هٰذَا الْيَوْمِ: فَتْحَهُ، وَنَصْرَهُ،
وَنُورَهُ، وَبَرَكَتَهُ، وَهُدَاهُ[17]، وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيهِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ[18]»
15. Ashbahnā
wa-ashbahal mulku lillāhi robbil ‘ālamīn. Allōhumma innī as-aluka khoiro
hādzal yaumi: fat-hahu, wanash-rohū, wanūrohū, wabarokatahū, wa hudāhū.
Wa a’ūdzu bika min syarri mā fīhī wa syarri mā ba’dah.
“Aku dan
seluruh kerajaan memasuki pagi dalam keadaan dimiliki Allah Rob seluruh alam.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan pada hari ini, baik kemenangan,
pertolongan, cahaya, berkah, dan petunjuk. Aku berlindung kepada-Mu dari
keburukan pada saja yang ada pada hari ini dan keburukan apa saja pada hari
setelahnya.” (Hasan:
HR. Abu Dawud no. 5084)
16- «أَصْبَحْنَا[19] عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ الْإِخْلاَصِ،
وَعَلَى دِينِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ ﷺ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِينَا إِبْرَاهِيمَ، حَنِيفًا
مُسْلِمًا، وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشرِكِينَ»
16.
Ashbahnā ‘alā fithrotil islām, wa’alā kalimatil ikhlāsh, wa’alā dīni
nabiyyinā muhammadin ﷺ, wa’alā millati abīnā ibrōhīma hanīfam muslimā, wamā kāna minal
musyrikīn.
“Di waktu pagi
kami di atas agama Islam, dan di atas kalimat ikhlas (kalimat syahadat), dan di
atas agama Nabi kami Muhammad ﷺ, dan di atas agama bapak kami Ibrohim, yang berdiri di atas
jalan yang lurus (Tauhid), Muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” (Shohih:
HR. Ahmad no. 15363)
17-
«سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ»
17. Subhānallōhi
wabihamdih.
“Mahasuci
Allah dan segala puji bagi-Nya.” Dibaca 100x. (HR. Muslim no. 2692 dan Ibnu Hibban no. 859)[20]
18- «لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
18. Lā
ilāha illālloh wahdahū lā syarīka lah, lahul mulku walahul hamdu,
wahuwa ‘alā kulli syai-ing qodīr.
“Tidak ada yang
berhak disembah selain Allah, hanya Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nya
segala pujian. Hanya Dia yang kuasa atas segala sesuatu.” Dibaca 10x
atau 1x jika malas. (Hasan Shohih: HR. An-Nasai no. 9852 dalam Al-Kubro)[21]
19- «لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
19. Lā
ilāha illālloh wahdahū lā syarīka lah, lahul mulku walahul hamdu,
wahuwa ‘alā kulli syai-ing qodīr.
“Tidak ada
yang berhak disembah selain Allah, hanya Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Hanya milik-Nya segala pujian. Hanya Dia yang kuasa atas segala sesuatu.” Dibaca 100x. (Muttafaqun Alaih)[22]
20-
«سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ،
وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ»
20. Subhānallōhi
wabihamdih: ‘adada kholqih, waridhō nafsih, wazinata ‘arsyih, wamidāda
kalimātih.
“Maha Suci
Allah, aku memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, seridho Jiwa-Nya, seberat timbangan
‘Arsy-Nya, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya.” Dibaca 3x. (HR. Muslim no. 2726)[23]
21- «اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا،
وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا»
21.
Allōhumma innī as-aluka ‘ilman nāfi’an, warizqon thoyyiban, wa’amalan
mutaqobbalā.
“Ya Allah, aku
memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amal yang
diterima.” (Hasan:
HR. Ibnu Majah no. 925)
22- «أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ»
22.
Astaghfirullōha wa-atūbu ilaih.
“Aku memohon
ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” Dibaca 100x. (Muttafaqun Alaih)
23- «أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ
شَرِّ مَا خَلَقَ»
23. A-‘ūdzu
bikalimātillāhit tāmmāti min syarri mā kholaq.
“Aku
berlindung lewat kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa saja
yang Dia ciptakan.” Dibaca
3x. (Shohih: HR. Ibnu Majah no. 3518)
24- «اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبَيِّنَا
مُحَمَّدٍ»
24.
Allōhumma sholli wasallim ‘alā nabiyyinā muhammad.
“Ya Allah,
limpahkan sholawat dan salam atas Nabi kami Muhammad.” Dibaca 10x. (Hasan: HR.
Ath-Thobaroni)[24]
/
[1]
Fadhilah: “Siapa yang membacanya di pagi hari, dijaga
dari setan sampai sore. Siapa yang membacanya di sore hari, dijaga dari setan
sampai pagi.” (Shohih: HR. Al-Hakim, 1/562)
[2] Fadhilah: “Siapa yang membacanya (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) di pagi atau
sore sebanyak 3x, akan mencukupinya dari segala sesuatu.” (Shohih: HR.
Abu Dawud no. 5082)
[3] Jika sore, diganti: أَمْسَيْنَا
وَأَمْسَى
[4]
Jika sore, diganti: هٰذِهِ
اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا
[5]
Jika sore, diganti: هٰذِهِ
اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا
[6]
Jika sore, dibalik menjadi: بِكَ
أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا
[7] Jika sore, diganti: المَصِيرُ
[8] Fadhilah: “Siapa yang membacanya di pagi hari dengan yakin lalu meninggal
sampai sore, pasti masuk Surga. Siapa yang membacanya di sore hari dengan yakin
lalu meninggal sampai pagi, pasti masuk Surga.”
[9] Jika sore, diganti: أَمْسَيْتُ
[10] Fadhilah: “Siapa yang membacanya di pagi atau sore hari sebanyak 4x, Allah
membebaskannya dari Neraka.” (Jika membacanya sekali, maka Allah membebaskan ¼
badannya. Jika 2x maka dibebaskan ½ badannya, jika 3 kali maka dibebaskan ¾
badannya).
[11] Jika sore, diganti: أَمْسَى
[12] Fadhilah: “Siapa yang membacanya di pagi hari maka ia telah menunaikan syukur siangnya,
dan siapa yang membacanya di sore hari maka ia telah menunaikan syukur
malamnya.”
[13] Fadhilah: “Siapa yang membacanya di pagi atau sore hari sebanyak 7x, Allah menghilangkan
kesedihan /kegundahannya dari urusan dunia maupun Akhiratnya.”
[14]
Fadhilah: “Siapa yang membacanya di pagi atau sore hari
sebanyak 3x, maka tidak ada apapun yang bisa membahayakannya.”
[15]
Fadhilah: “Siapa membacanya di pagi atau sore hari sebanyak
3x, Allah pasti meridhoinya pada hari Kiamat.”
[16]
Jika sore, diganti: أَمْسَيْنَا
وَأَمْسَى
[17]
Jika sore, diganti: هٰذِهِ
اللَّيْلَةِ: فَتْحَهَا، وَنَصْرَهَا، وَنُورَهَا، وَبَرَكَتَهَا، وَهُدَاهَا
[18]
Jika sore, diganti: فِيهَا وَشَرِّ
مَا بَعْدَهَا
[19] Jika sore diganti: أَمْسَيْنَا
[20] Fadhilah: “Siapa yang membacanya di pagi atau sore hari sebanyak 100x, maka
tidak ada seorang pun yang datang membawa pahala lebih banyak dari dirinya
kecuali orang yang juga mengamalkannya atau lebih banyak.” “Siapa yang
membacanya di pagi atau sore hari sebanyak 100x, maka dosa-dosanya diampuni,
meskipun sebanyak buih di lautan.”
[21]
Fadhilah: “Siapa membacanya 10x, ia seperti membebaskan 4
budak dari keturunan Ismail.” “Siapa membacanya di pagi atau sore hari sebanyak
10x, Allah tulis untuknya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 dosa, mendapatkan
pahala senilai membebaskan 10 budak, serta dijaga dari setan.”
[22] Fadhilah: “Siapa yang membacanya sehari sebanyak 100x, maka seperti
memerdekakan 10 budak, ditulis untuknya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 dosa,
dijaga dari setan seharian sampai sore, dan tidak ada seorang pun yang datang
membawa pahala melebihi dirinya kecuali siapa yang lebih banyak membacanya
darinya.” (HR. Bukhori no. 3293)
[23] Fadhilah: pahalanya lebih banyak dari orang yang berdzikir dari sholat subuh sampai
waktu dhuha.
[24]
Fadhilah: “Siapa yang bersholawat kepadaku di pagi atau
sore hari sebanyak 10x, ia pasti mendapatkan syafaatku pada hari Kiamat.”