Terjemah Dzikir dan Adab - Mustawa Tamhidi - Syaikh Dr. Abdul Muhsin Al-Qoshim | PUSTAKA SYABAB
Terjemah Dzikir dan Adab - Mustawa Tamhidi - Syaikh Dr. Abdul Muhsin Al-Qoshim Download PDF - WORD WORD PENGANTAR PENERJEMAH Segala ...
Terjemah Dzikir dan Adab - Mustawa Tamhidi - Syaikh Dr. Abdul Muhsin Al-Qoshim
PENGANTAR
PENERJEMAH
Segala puji milik Allah, dan semoga sholawat dan salam tercurah untuk
Rosulullah ﷺ.
Amma ba’du:
Al-Adzkār wal Adāb (dzikir-dikir dan adab-adab) karya Syaikh Dr.
Abdulmuhsin Al-Qoshim ini merupakan kitab pendahuluan (tamhīdī) sebelum
menghafal matan-matan 6 semester yang disusun beliau.
Terjemahan ini mengacu kepada cetakan ke-2 yang berisi 140 bab, penyempurna
dari cetakan ke-1 yang berisi 135 bab.
Yang saya lakukan dalam menerjemahkan ini adalah:
1. Menerjemahkan dengan
merujuk kepada syarah hadits (terjemah maknawiyah).
2. Menggunakan ejaan o
bukan a, seperti sholat bukan shalat atau salat.
3. Tidak mencantumkan
teks Arabnya kecuali jika berupa doa atau dzikir. Tujuannya agar ringan dibaca,
tanpa kehilangan kesempatan menghafal teks doa, bagi yang ingin menghafalnya.
4. Ta’liq (komentar) penulis dicantumkan langsung
di terjemahan, kecuali jika tidak memungkinkan maka diletakkan di footnote.
Seringnya komentar di footnote adalah dari penerjemah.
5. Penomoran footnote
tidak bersambung tetapi tiap halaman diulang dengan nomor satu. Tujuannya untuk
meri-ngankan mata dalam membacanya.
Surabaya, Jumadal Ulā 1443 H
Nor Kandir
MUQODDIMAH
Segala puji milik Allah Rob semesta alam. Sholawat dan salam atas Nabi kita
Muhammad ﷺ,
keluarganya, dan para Sahabatnya. Amma ba’du:
Berdzikir kepada Allah termasuk ibadah paling agung dan paling mudah
dilakukan. Kebutuhan manusia darinya melebihi kebutuhan mereka dari makan dan
minum. Berdzikir menjadikan Allah ridho, setan tersusir, menghilangkan
ketakutan dan kegelisahan, menarik kebahagiaan dan kesenangan. Siapa yang
berdzikir kepada Allah, Dia akan mengingatnya, mencintainya, dan mendekatkannya
kepada-Nya.
Berhias diri dengan adab-adab Islam merupakan hiasan bagi pelakunya.
Menerapkan adab berarti menjalankan perintah syariat. Pelakunya menjadi mulia
dan menjadi teladan bagi manusia. Ibnu Sirin berkata: “Orang-orang (di zamanku)
mengajari anak-anak petunjuk (adab) seperti mengajari mereka ilmu (hafalan).”
Karena sangat pertingnya dzikir dan adab, maka aku kumpulkan hadits-hadits
tentangnya, kusaring hadits-hadits shohih, kubuatkan bab-babnya dengan ijtihad,
mengurutkannya, kujelaskan kosa kata asingnya, dan kubagi menjadi dua bagian
besar: bagian dzikir dan bagian adab, serta kuawali dengan bab
keutamaan, lalu kunamai: الأذكار والآداب (Dzikir-Dzikir dan Adab-Adab).
Penuntut ilmu adalah teladan bagi manusia. Mereka adalah manusia yang
paling layak untuk menerapkan adab-adab dalam kehidupannya dan berusaha senantiasa
berdzikir kepada Allah dalam semua keadaan. Oleh karena itu, aku jadikan kitab
kecil ini sebagai Tahapan Pendahuluan sebelum enam tahapan (mustawā),
agar membantu para penuntut ilmu.
Hanya kepada Allah aku memohon agar kitab kecil ini bermanfaat, dan
menjadikannya tabungan untukku pada hari Kiamat.
Semoga sholawat dan salam atas Nabi Muhammad ﷺ, keluarganya, dan para
Sahabatnya.
Dr. Abdulmuhsin bin Muhammad Al-Qoshim
Imam dan Khotib Masjid Nabawi
KEUTAMAAN
[1]
Keutamaan Menuntut Ilmu
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu syar’i maka
Allah mudahkan baginya jalan menuju Surga.”[1]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka ia akan dijadikan paham
agama.”[2]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Apabila seseorang meninggal maka terputus amalnya (tidak bisa
menambah pahala lagi), kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang
dimanfaatkan orang lain, (3) anak sholih yang mendoakan orang tuanya.”[3]
[2] Keutamaan Belajar Al-Qur’an
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Orang yang terbaik dari kalian adalah yang belajar Al-Qur’an atau
mengajarkannya.”[4]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an dari hafalannya adalah
dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia dan taat. Perumpamaan orang yang
membaca Al-Qur’an berulang-ulang dengan sangat berat (karena terbata-bata), ia
mendapatkan dua pahala (pahala bacaan dan pahala sabar terbata-bata).”[5]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat memberi
syafaat bagi pembacanya.”[6]
[3] Keutamaan Berdzikir
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak
berdzikir adalah seperti orang hidup dan orang mati.”[7]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Allah berfirman: ‘Aku menurut persangkaan hamba-Ku terhadapku. Aku
bersamanya jika ia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku di jiwanya maka Aku
mengingatnya di Jiwa-Ku. Jika dia mengingatku di sebuah perkumpulan maka Aku
mengingatnya di sebuah perkumpulan yang lebih baik dari mereka (yakni
perkumpulan Malaikat pemikul Arsy).”[8]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Orang-orang yang menyendiri menang.” Mereka bertanya: “Siapakah
orang-orang yang menyendiri, wahai Rosulullah?” Beliau menjawab: “Laki-laki dan
perempuan yang banyak berdzikir.”[9]
[4] Keutamaan Majlis Dzikir (Ilmu)
Nabi ﷺ
bersabda: “Tidaklah beberapa orang berkumpul di salah satu Rumah Allah (Masjid)
membaca Kitabullah dan mengkajinya di antara mereka, melainkan ketenangan turun
atas mereka, rohmat meliputi mereka, Malaikat menaungi mereka dengan sayapnya,
dan Allah memuji mereka kepada para Malaikat terdekat-Nya.”[10]
/
BAGIAN
DZIKIR
BERSUCI
[5] Doa Masuk Toilet
Jika Nabi ﷺ
masuk toilet berdoa:
«اللّٰهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الخُبُثِ وَالخَبَائِثِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kejahatan setan laki-laki dan setan
perempuan.”[11]
[6] Doa Keluar Toilet
Apabila Nabi ﷺ
keluar dari toilet berdoa:
«غُفْرَانَكَ»
“Aku memohon ampunan-Mu.”[12]
[7] Bacaan Selesai Berwudhu
Nabi ﷺ
bersabda: “Siapapun dari kalian yang berwudhu dengan sempurna lalu membaca:
«أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ»
‘Aku bersaksi tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad
hamba Allah dan Rosul-Nya,’ maka delapan pintu Surga dibuka untuknya dan ia
boleh masuk dari pintu mana saja yang ia sukai.”[13]
SHOLAT
[8] Adzan
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika kalian mendengar adzan maka balasnya seperti ucapan muadzin
lalu bersholawatlah kepadaku.”[14]
2. Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang membaca setelah muadzin membaca syahadatain:
«أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا،
وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا»
‘Aku bersaksi tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada
sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad hamba-Nya dan utusan-Nya. Aku ridho Allah
sebagai Rob, Muhammad sebagai Rosul, dan Islam sebagai agama,’ maka
dosa-dosanya diampuni.”[15]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Lalu ketika muadzin membaca hayya ‘alash sholāh maka ia
menjawab lā haula walā quwwata illā billāh. Lalu ketika muadzin membaca hayya
‘alal falāh maka ia juga menjawab lā haula walā quwwata illā billāh.”[16]
4. Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang berdoa setelah mendengar adzan:
«اللّٰهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ،
وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ وَالفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ
مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ»
“Ya Allah, Rob panggilan yang sempurna ini (adzan), Rob sholat yang akan
ditegakkan, berilah Muhammad wasilah dan keutamaan, dan bangkitkan ia di tempat
terpuji yang telah Engkau janjikan,” maka ia berhak mendapatkan syafaaatku.”[17]
[9] Masuk dan Keluar Masjid
Nabi ﷺ
bersabda: “Apabila seorang dari kalian masuk Masjid, hendaknya membaca:
«اللّٰهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ»
‘Ya Allah, bukalah pintu-pintu rohmat-Mu kepadaku.’ Dan ketika keluar
Masjid, hendaknya membaca:
«اللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ»
‘Ya Allah, aku meminta karunia-Mu.’”[18]
[10] Doa Istiftah
1. Apabila Nabi ﷺ
sholat membaca doa istiftah:
«سُبْحَانَكَ
اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلٰهَ غَيْرَكَ»
‘Aku mensucikan Allah (dari segala aib dan kekurangan). Aku memuji Allah
dengan kesempurnaan. Maha barokah nama-Mu (keberkahan diperoleh dengan menyebut
nama-Mu). Mahatinggi kemuliaan-Mu. Tidak ada yang berhak disembah selain
Diri-Mu.’”[19]
2. Abu Huroiroh ﭬ
berkata: seusai Nabi ﷺ
membaca takbirotul ihrom, berhenti sejenak sebelum membaca Al-Fatihah.
Aku bertanya: “Wahai Rosulullah, apa yang Anda baca saat diam sejenak antara
takbir dan membaca Al-Fatihah?” Beliau menjawab: “Aku membaca:
«اللّٰهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ
كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللّٰهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ
كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللّٰهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ
خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ»
‘Ya Allah, jauhkanlah antara aku dengan dosa-dosaku seperti Engkau
menjauhkan antara timur dengan barat. Ya Allah, bersihkanlah dosa-dosaku seperti
baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, bersihkanlah dosa-dosaku dengan
salju, air, dan embun.’”[20]
3. Apabila Nabi ﷺ
telah membuka sholatnya dengan takbir, membaca:
«وَجَّهْتُ
وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ.
إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ»
“Aku hanya hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi,
dan aku bukan termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, kurbanku,
hidupku, matiku, hanya untuk Allah Rob semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya,
aku hanya diperintah itu, dan aku termasuk orang-orang Muslim.”[21]
3. Apabila beliau berdiri sholat, beliau membuka sholatnya dengan bacaan:
«اللّٰهُمَّ
رَبَّ جَبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ،
عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا
فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ
تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ»
“Ya Allah, Rob Jibril, Mikail, Isrofil, Pencipta langit dan bumi, Yang Maha
mengetahui perkara ghoib dan nyata, Engkau akan memutuskan apa yang
diperselisihkan di antara para hamba-Mu, tunjukilah aku kepada kebenaran yang
mereka perselisihkan dengan seizin-Mu. Engkau memberi petunjuk siapa yang
Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus.”[22]
5. Apabila Nabi ﷺ
berdiri sholat Tahajud membaca:
«اللّٰهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ
وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ
وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ»
“Ya Allah, segala pujian hanya untuk-Mu. Engkau satu-satunya
yang mengurus langit dan bumi berserta isinya. Segala pujian hanya untuk-Mu,
Engkau cahaya langit dan bumi beserta isinya. Segala pujian hanya untuk-Mu,
Engkau raja langit dan bumi beserta isinya.”
«وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحَقُّ،
وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ
حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ ﷺ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ»
“Segala pujian hanya bagi-Mu, Engkau benar adanya, janji-Mu benar adanya,
perjumpaan dengan-Mu benar adanya, firman-Mu benar adanya, Surga benar adanya,
Neraka benar adanya, para Nabi benar adanya, Muhammad ﷺ benar adanya, hari Kiamat benar
adanya.”
«اللّٰهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ،
وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ،
فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ،
أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لاَ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ»
“Ya Allah, aku hanya berserah diri kepada-Mu, aku hanya beriman kepada-Mu,
aku hanya bertawakal kepada-Mu, aku hanya bertaubat kepada-Mu, aku bertengkar
hanya karena-Mu, aku berhukum hanya kepada syariat-Mu, maka ampunilah
dosa-dosaku yang kukerjakan maupun kewajiban yang belum kukerjakan, dosa-dosaku
yang kukerjakan secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Engkau Maha
menyegerakan dan Maha mengakhirkan. Tidak ada yang berhak disembah selain
Engkau.”[23]
[11] Was-Was dalam Sholat dan Membaca
Utsman bin Abil Ash ﭬ
mendatangi Nabi ﷺ dan berkata: “Wahai Rosulullah,
setan mengacaukan bacaan sholatku.” Nabi ﷺ menjawab: “Itu setan bernama Khinzib. Apabila kamu merasakan
keberadaannya, berlindunglah kepada Allah dari gangguannya dan meludahlah ke
sisi kirimu tiga kali.” Aku melaksanakannya lalu Allah melenyapkan gangguannya
dariku.”[24]
[12] Ruku
1. Nabi ﷺ
membaca dalam ruku:
«سُبْحَانَ
رَبِّيَ الْعَظِيمِ»
“Aku mensucikan Robku yang Mahaagung (dari berbagai aib dan kekurangan).”[25]
2. Apabila ruku, Nabi ﷺ
membaca:
«اللّٰهُمَّ
لَكَ رَكَعْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، خَشَعَ لَكَ سَمْعِي، وَبَصَرِي،
وَمُخِّي، وَعَظْمِي، وَعَصَبِي»
“Ya Allah, aku hanya ruku kepada-Mu, aku hanya beriman kepada-Mu, aku hanya
pasrah kepada-Mu; pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku, syarafku
hanya tunduk kepada-Mu.”[26]
3. Nabi ﷺ
banyak membaca dalam ruku dan sujudnya:
«سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ،
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِي»
“Aku mensucikan-Mu ya Allah Rob kami (dari segala aib dan kekurangan, dan
aku memuji-Mu dengan kesempurnaan). Ya Allah, ampuni aku.”[27]
4. Nabi ﷺ biasa
membaca dalam ruku dan sujudnya:
«سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ»
“Engkau Maha suci (dari segala aib dan kekurangan), Engkau disucikan (dari
segala hal yang tidak layak), Engkau Rob Malaikat dan Jibril.”[28]
5. Nabi ﷺ
biasa membaca dalam ruku dan sujud:
«سُبْحَانَ
ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ»
“Aku mensucikan (dari segala cacat dan kekurangan) Dzat yang memiliki
paksaan, kerajaan, kesombongan, keagungan.”[29]
[13] Bangkit dari Ruku
1. Nabi ﷺ
mengangkat kepalanya dari ruku dan membaca:
«سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ»
“Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”
Tiba-tiba seorang jamaah di belakang membaca:
«رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا
مُبَارَكًا فِيهِ»
“Wahai Rob kami, hanya bagi-Mu segala pujian yang sangat banyak, baik, dan
barokah.”
Seusai sholat, Nabi ﷺ
menoleh dan berkata: “Siapa yang tadi membaca?” Seseorang menjawab: “Aku.”
Beliau bersabda: “Aku melihat lebih dari 30 Malaikat yang berebutan untuk
mencatatnya.”[30]
2. Apabila bangkit dari ruku, Nabi ﷺ membaca:
«رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ، وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ،
أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ:
“Wahai Rob kami, segala pujian hanya bagi-Mu, pujian sepenuh bumi dan langit,
dan sepenuh apapun yang Engkau kehendaki. Wahai Pemilik banyak pujian dan
keagungan, ucapan terbaik hamba —dan kami semuanya adalah hamba-Mu— adalah:
اللّٰهُمَّ لَا مَانِعَ
لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ
الْجَدُّ»
‘Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah apa yang Engkau beri. Tidak ada
yang mampu memberi apa yang Engkau cegah. Kekayaan tidak bermanfaat bagi
pemiliknya dari siksa-Mu.’”[31]
[14] Sujud
1. Nabi ﷺ
biasa membaca dalam sujudnya:
«سُبْحَانَ
رَبِّيَ الْأَعْلَى»
“Aku mensucikan Robku yang Mahatinggi dari segala cacat dan kekurangan.”[32]
2. Nabi ﷺ
biasa membaca dalam sujudnya:
«اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ: دِقَّهُ
وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ»
“Ya Allah, ampunilah dosaku seluruhnya: yang sedikit maupun
banyak, yang pertama sampai terakhir, yang dilihat orang maupun tidak.”[33]
3. Apabila bersujud, Nabi ﷺ
membaca:
«اللّٰهُمَّ
لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ،
وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ»
“Ya Allah, aku hanya bersujud kepada-Mu, aku beriman hanya kepada-Mu, aku
pasrah hanya kepada-Mu, wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya,
membentuknya, memasang pendengaran dan penglihatannya. Mahaberkah Allah, Dzat
pencipta paling baik.”[34]
[15] Tasyahud
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Ucapkanlah:
«التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ،
السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ
عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا
اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ»
“Hanya bagi Allah semua kehormatan, semua doa, semua amal sholih.
Kesejahteraan atasmu wahai Nabi, juga rohmat Allah dan barokah-Nya.
Kesejahteraan atas kita dan atas semua hamba-Nya yang sholih. Aku bersaksi
tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi Muhammad hamba dan
utusan-Nya.”[35]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Ucapkanlah:
«اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللّٰهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ»
“Ya Allah, curahkan sholawat atas Muhammad dan keluarganya, sebagaimana
Engkau telah mencurahkan sholawat atas Ibrohim dan keluarganya, sungguh Engkau
Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah, curahkan barokah atas Muhammad dan
keluarganya, sebagaimana Engkau telah mencurahkan barokah atas Ibrohim dan
keluarganya, sungguh Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.”[36]
[16] Doa Sebelum Salam
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian tasyahud, hendaknya berlindung kepada Allah
dari empat perkara dengan membaca:
«اللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ
شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur,
dari ujian selama hidup dan setelah mati, dan dari buruknya ujian Masih
Dajjal.”[37]
2. Nabi ﷺ
biasa berlindung sebelum salam:
«اللّٰهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penakut, aku berlindung kepada-Mu
dari pikun, aku berlindung kepada-Mu dari ujian dunia, dan aku berlindung
kepada-Mu dari siksa kubur.”[38]
3. Nabi ﷺ
biasa membaca di antara tasyahud dan salam:
«اللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا
أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ،
لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ»
“Ya Allah, ampunilah dosaku yang telah kukerjakan maupun kewajiban yang
kutinggalkan, dosa yang kukerjakan secara sembunyi-sembunyi maupun yang
terang-terangan, juga yang melampaui batas, juga dosa-dosa yang Engkau lebih
mengetahuinya. Engkau mendahulukan dan Engkau mengakhirkan. Tidak ada yang
berhak disembah selain Engkau.”[39]
[17] Dzikir Setelah Salam
1. Apabila selesai sholat, Nabi ﷺ beristighfar tiga kali dan membaca:
«اللّٰهُمَّ
أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ»
“Ya Allah, Engkau As-Salam (selamat dari segala kekurangan dan aib), hanya
dari-Mu keselamatan, Engkau Maha barokah, wahai Pemilik keagungan (dalam
Dzat-Nya) dan kemuliaan (dalam sifat-Nya).”[40]
2. Jika Nabi ﷺ
selesai sholat dan salam, membaca:
«لاَ
إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ، وَلَهُ الحَمْدُ،
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اللّٰهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ
مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ الجَدُّ»
“Tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Semua kerajaan hanya milik-Nya. Segala pujian hanya bagi-Nya. Hanya
Dia yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegak
apa yang Engkau beri, tidak ada yang mampu memberi apa yang Engkau cegah, dan
tidak ada harta yang menyelamatkan pemiliknya dari siksa-Mu.”[41]
3. Nabi ﷺ
biasa membaca setelah sholat dan salam:
«لَا
إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ»
“Tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Hanya bagi-Nya segala kepemilikan. Hanya bagi-Nya segala pujian.
Hanya Dia yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya (meninggalkan
bahaya) dan kekuatan (meraih kebaikan) kecuali dengan pertolongan Allah.”
«لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا
إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ، وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ»
“Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah. Kami hanya menyembah-Nya.
Hanya milik-Nya segala nikmat. Hanya milik-Nya segala keutamaan. Hanya
milik-Nya segala pujian yang baik.”
«لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ»
“Tidak ada yang berhak disembah selain Allah, dengan memurnikan ibadah
hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”[42]
4. Nabi ﷺ
bersabda: “Wahai Muadz, jangan sekali-kali kamu meninggalkan membaca setelah
sholat:
«اللّٰهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ،
وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ»
“Ya Allah, bantulah aku dalam berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan
beribadah terbaik kepada-Mu.”[43]
5. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang setiap selesai sholat membaca tasbih (subhānallōh)
33x, tahmid (alhamdulillāh) 33x, takbir (Allahu akbar)
33x, yang berjumlah 99x lalu disempurnakan 100:
«لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
‘Tidak ada yang berhak disembah
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nya segala
kerajaan. Hanya milik-Nya segala pujian. Hanya Dia yang Mahakuasa atas segala
sesuatu.’ Maka dosa-dosanya diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan.”[44]
6. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa membaca ayat Kursi setiap selesai sholat Fardhu, maka waktu untuk
masuk Surga hanya menunggu kematian.”[45]
7. Dari Uqbah bin Amir ﭬ,
ia berkata: “Rosulullah ﷺ
menyuruhku membaca mu’awwi-dzāt setiap selesai sholat.”[46]
[18] Doa Qunut
1. Al-Hasan bin Ali ﭭ
berkata: “Nabi ﷺ
mengajariku beberapa kalimat yang kubaca di sholat Witir:
«اللّٰهُمَّ
اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ،
وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلا
يُقْضَى عَلَيْكَ، إِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ»
“Ya Allah, berilah aku petunjuk bersama orang-orang yang Engkau beri
petunjuk, berilah aku kesehatan bersama siapa yang Engkau beri kesehatan,
lindungi aku bersama siapa yang Engkau lindungi, berkahi apa saja yang Engkau
berikan kepadaku, jagalah aku dari keburukan apa yang Engkau takdirkan, karena
Engkau mentakdirkan dan tidak ada yang memaksa-Mu. Tidak akan hina siapa yang
Engkau angkat. Engkau Mahaberkah, wahai Rob kami, dan Mahatinggi.”[47]
2. Nabi ﷺ
biasa membaca di akhir witirnya:
«اللّٰهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ»
“Ya Allah, aku berlindung dari kemurkaan-Mu dengan keridhoan-Mu, dari
hukuman-Mu dengan maaf-Mu. Aku berlindung dari siksa-Mu dengan Diri-Mu. Aku
tidak mampu memuji-Mu seperti Engkau memuji Diri-Mu sendiri.”[48]
[19] Seusai Salam Witir
Apabila Nabi ﷺ
selesai dari sholat Witir membaca:
«سُبْحَانَ
الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ»
“Aku mensucikan Al-Malik (raja) dan Al-Quddus (disucikan) dari segala apa
yang tidak layak untuknya,” sebanyak tiga kali dan mengeraskan bacaan pada yang
ketiganya.[49]
[20] Istikhoroh
Dari Jabir bin Abdillah ﭭ,
ia berkata: Nabi ﷺ
mengajari kami istikhoroh (meminta pilihan terbaik) dalam semua permasalahan
kami, seperti mengajari kami surat Al-Qur’an. Beliau bersabda: “Jika seorang
dari kalian sedang menginginkan sesuatu, hendaknya sholat sunnah dua rokaat,
lalu berdoa:
«اللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ،
وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ العَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ
وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الغُيُوبِ»
“Ya Allah, aku beristikhoroh (meminta pilihan terbaik) kepada-Mu
dengan ilmu-Mu, aku meminta kekuatan dengan kekuatan dari-Mu, aku meminta
karunia-Mu yang agung, karena Engkau Mahakuat dan aku tidak kuat, Engkau
Mahatahu dan aku tidak tahu, Engkau mengetahui semua perkara ghoib.”
«اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا
الأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي - أَوْ قَالَ:
فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ - فَاقْدُرْهُ لِي، وَيَسِّرْهُ لِي، ثُمَّ بَارِكْ
لِي فِيهِ»
“Ya Allah, jika Engkau tahu perkara ini lebih baik untuku
dalam agamaku, hidupku, dan Akhiratku —atau ia mengucapkan: dalam hidupku dan
Akhiratku— maka tetapkan ia untukku, mudahkanlah ia untukku, lalu berkahilah ia
untukku.”
«وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ
شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي - أَوْ قَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي
وَآجِلِهِ - فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِي الخَيْرَ حَيْثُ
كَانَ، ثُمَّ أَرْضِنِي بِهِ»
“Jika Engkau tahu perkara ini buruk untuku dalam agamaku, hidupku,
dan Akhiratku —atau ia mengucapkan: dalam hidupku dan Akhiratku— maka jauhkan
ia dariku dan jauhkan aku darinya serta tetapkan kebaikan apa saja untukku lalu
jadikan aku puas denganya.”[50]
SAKIT
[21] Jika Merasa Sakit
1. Apabila Nabi ﷺ
merasa sakit, membaca mu’awwidzāt (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) untuk
dirinya sendiri dan meniupnya.[51]
2. Dari Utsman bin Abil Ash ﭬ, ia mengeluh sakit kepada Nabi ﷺ yang ia rasakan pada badannya semenjak masuk Islam. Nabi ﷺ bersabda kepadanya:
“Letakkan tanganmu pada bagian yang sakit dari badanmu lalu bacalah:
«بِاسْمِ اللهِ [3×]، أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا
أَجِدُ وَأُحَاذِرُ [7×]»
“Bismillah (3x), aku berlindung kepada Allah dan kekuasan-Nya
dari keburukan apa yang aku rasakan dan aku khawatirkan.”[52]
[22] Mendoakan Orang Sakit yang Dikunjungi
1. Apabila Nabi ﷺ
mengunjungi orang sakit, berkata:
«لاَ
بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ»
“Tidak mengapa, penyakit ini membersihkan dosa-dosamu, in syaa Allah.”[53]
2. Nabi ﷺ
mengobati istrinya yang sakit dengan membaca sambil mengusapnya dengan tangan
kanannya:
«اللّٰهُمَّ
رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا
شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا»
“Ya Allah, Rob manusia, hilangkan penyakit ini, sembuhkan ia, Engkau Maha
Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan tanpa
menyisakan penyakit apapun.”[54]
3. Jibril mendatangi Nabi ﷺ
dan berkata: “Hai Muhammad, apakah kamu sakit?” Jawab beliau: “Benar.” Jibril
membaca:
«بِاسْمِ
اللهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ
حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ»
“Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu (mengobatimu), dari segala
sesuatu yang menyakitimu, dari keburukan segala jiwa atau pandangan hasad (ain).
Allah akan menyembuh-kanmu. Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu.”[55]
4. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang mengunjungi orang sakit yang belum sakarat lalu ia
membacakan 7x di sisinya:
«أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ
الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ»
‘Aku memohon kepada Allah yang Mahaagung Rob Arsy yang agung agar
menyembuhkanmu,’ maka Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut.”[56]
[23] Bacaan Orang yang Sakarat
Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang akhir ucapannya adalah لا إله إلا
الله, pasti
masuk Surga.”[57]
JANAZAH
[24] Mendoakan Mayit dalam Sholat Janazah
Auf bin Malik ﭬ
berkata: Nabi ﷺ
mensholati janazah dan di antara doanya yang kuhafal adalah:
«اللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ، وَاعْفُ عَنْهُ. وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ
مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ. وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا
كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ. وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا
مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ.
وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ»
“Ya Allah, ampunilah ia, rohmatilah ia, afiatkanlah ia, maafkanlah ia.
Muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya. Bersihkanlah ia dengan air,
salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari dosa-dosanya seperti baju putih Engkau
bersihkan dari kotorannya. Gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih bagus,
keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, dan istrinya dengan istri yang
lebih baik. Masukkanlah ia ke Surga, lindungilah ia dari siksa kubur dan dari
siksa Neraka.”[58]
[25] Ta’ziyah
Dari Usamah bin Zaid ﭭ,
ia berkata: saat kami bersama Nabi ﷺ, tiba-tiba salah seorang putri beliau mengirim utusan mengajak
beliau dan mengabarkan bahwa putrinya (cucu Nabi ﷺ) sedang sakarat. Beliau berpesan
kepada utusan tersebut: “Kembalilah dan kabarkan kepadanya:
«لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى، وَكُلُّ
شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى»
‘Hanya milik Allah apa yang Dia ambil dan hanya milik Allah apa yang Dia
beri. Setiap sesuatu memiliki ajal yang sudah ditentukan di sisi-Nya.’
Suruh dia bersabar dan mengharap pahala (atas musibahnya).”[59]
[26] Mendoakan Mayit Setelah Dikubur
Apabila Nabi ﷺ
selesai mengubur mayit, beliau diam di sisi kuburannya dan bersabda: “Mintakan
ampun untuk saudara kalian ini dan mintakan kepada Allah keteguhan untuknya,
karena sekarang dia sedang ditanya (Munkar dan Nakir).”[60]
[27] Doa Ziaroh Kubur
Dari Buroidah ﭬ,
ia berkata: Nabi ﷺ
mengajari para Sahabat jika mereka keluar menuju kuburan:
«السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ لَلَاحِقُونَ، أَسْأَلُ
اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ»
“Semoga keselamatan atas kalian wahai penghuni kubur, dari kalangan kaum
Mukminin dan kaum Muslimin. In syaa Allah kami akan menyusul kalian. Aku
memohon kepada Allah afiat untuk kami dan kalian.”[61]
MUSIBAH
[28] Doa Saat Genting
Nabi ﷺ
membaca saat tertimpa masalah sangat genting:
«لاَ
إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ العَظِيمُ الحَلِيمُ، لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ العَرْشِ
العَظِيمِ، لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ، وَرَبُّ
العَرْشِ الكَرِيمِ»
“Tidak ada yang berhak disembah selain Allah yang Mahaagung lagi
Mahalembut. Tidak ada yang berhak disembah selalin Allah Rob Arsy yang agung.
Tidak ada yang berhak disembah selain Allah Rob langit dan Rob bumi serta Rob
Arsy yang mulia.”[62]
[29] Jika Tertimpa Musibah
1. Nabi ﷺ
besabda: “Jika kamu tertimpa musibah, jangan mengucapkan: ‘Jika aku melaku-kan
A, tentu tidak akan terjadi B.’ Akan tetapi ucapkan:
«قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ»
‘(Ini terjadi atas) takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.’
Karena ucapan seandainya akan membuka perbuatan setan.”[63]
2. Nabi ﷺ bersabda:
“Siapapun dari hamba yang tertimpa musibah lalu ia membaca:
«إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ،
اللّٰهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا»
‘Sungguh kami milik Allah dan sungguh kami hanya akan kembali kepada-Nya.
Ya Allah, berilah aku pahala atas musibahku ini dan berilah ganti yang lebih
baik untukku.’
Melainkan Allah memberinya pahala atas musibah tersebut dan memberikan
ganti yang lebih baik untuknya.”[64]
[30] Jika Takut Orang
Jika Nabi ﷺ
takut kepada suatu kaum maka beliau membaca:
«اللّٰهُمَّ
إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُورِهِمْ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ»
“Ya Allah, kami pasrahkan mereka kepada-Mu dan kami berlindung kepada-Mu
dari keburukan mereka.”[65]
[31] Mendoakan Keburukan Kepada Musuh
Nabi ﷺ
mendoakan keburukan kepada pasukan gabungan Ahzab:
«اللّٰهُمَّ
مُنْزِلَ الكِتَابِ، سَرِيعَ الحِسَابِ، اهْزِمِ الأَحْزَابَ، اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ»
“Ya Allah, yang menurunkan Al-Qur’an, yang cepat hisab-Nya, hancurkan
pasukan gabungan tersebut, hancurkan mereka dan goncang mereka.”[66]
SAFAR
[32] Mendoakan Musafir Ketika Hendak Berpisah
Apabila Nabi ﷺ
melepas kepergian orang yang hendak safar, mendoakannya:
«أَسْتَوْدِعُ
اللَّهَ دِينَكَ، وَأَمَانَتَكَ، وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ»
“Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanahmu (harta dan keluarga), dan penutup
amalmu.”[67]
[33] Doa Safar
Apabila Nabi sudah naik kendaraannya hendak keluar safar, beliau bertakbir
(Allahu akbar) tiga kali lalu membaca:
«سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا
كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ»
“Aku mensucikan (dari segala aib dan kekurangan) Dzat yang telah
menundukkan ini untuk kami, padahal kami tidak mampu menundukkannya, dan kami
kelak akan kembali kepada Rob kami.”
«اللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا
الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى»
“Ya Allah, kami memohon dalam safar ini kebaikan dan taqwa serta amal yang
Engkau ridhoi.”
«اللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا،
وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ»
“Ya Allah, ringankanlah safar kami ini dan lipatlah jauhnya perjalanan dari
kami.”
«اللّٰهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ،
وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ»
“Ya Allah, Engkau adalah teman dalam safarku dan pengganti untuk
keluargaku.”
«اللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ
السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan dalam safar, pemandangan
yang tidak menyenangkan, dan keburukan pulang dalam harta dan keluarga.”
Jika beliau pulang, beliau membacanya lagi dan menambah:
«آيِبُونَ
تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ»
“Kami pulang dalam keadaan bertaubat, beribadah, dan senantiasa memuji Rob
kami.”[68]
[34] Jika Jalan Menanjak dan Menurun
Jabir bin Abdillah ﭭ
berkata: “Apabila jalanan menanjak maka kami bertakbir dan jika jalanan menurun
kami bertasbih.”[69]
[35] Jika Musafir Memasuki Waktu Sahur
Apabila Nabi ﷺ
memasuki waktu sahur saat safar, membaca:
«سَمِعَ
سَامِعٌ بِحَمْدِ اللهِ وَحُسْنِ بَلَائِهِ عَلَيْنَا، رَبَّنَا صَاحِبْنَا وَأَفْضِلْ
عَلَيْنَا، عَائِذًا بِاللهِ مِنَ النَّارِ»
“Orang mendengar pujian kami kepada Allah dan pengakuan kami atas
nikmat-Nya kepada kami. Wahai Rob kami, temanilah kami, curahkan nikmat-Mu atas
kami, dan lindungilah kami dari api Neraka.”[70]
[36] Masuk Perkampungan
Tidaklah Nabi ﷺ melihat
perkampungan yang ingin dimasukinya melainkan beliau membaca ketika melihatnya:
«اللّٰهُمَّ
رَبَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ الْأَرْضِينَ السَّبْعِ وَمَا
أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِينِ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ»
“Ya Allah, Rob langit yang tujuh dan apa yang dinaunginya, Rob
bumi dan apa yang di atasnya, Rob setan dan apa yang disesatkannya, Rob angin
dan apa yang diterpanya.”
«فَإِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ الْقَرْيَةِ
وَخَيْرِ أَهْلِهَا، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا»
“Kami memohon kebaikan kampung ini dan kebaikan penduduknya. Kami
berlindung dari keburukannya dan keburukan penduduknya serta keburukan apa saja
yang ada di dalamnya.”[71]
[37] Pulang dari Safar
Apabila Nabi ﷺ
pulang dari peperangan, haji, atau umroh, beliau bertakbir ketika jalanan
mendaki sebanyak tiga kali lalu membaca:
«لاَ
إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ،
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
“Tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Hanya milik-Nya semua kerajaan. Hanya milik-Nya semua pujian. Hanya
Dia yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
«آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَاجِدُونَ لِرَبِّنَا
حَامِدُونَ، صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ»
“Kami pulang dalam keadaan bertaubat, beribadah, dan senantiasa memuji Rob
kami. Allah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan menghancurkan pasukan
gabungan sendiri.”[72]
HAJI
[38] Talbiyah
Talbiyah Nabi ﷺ
adalah:
«لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ
شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالمُلْكَ، لاَ شَرِيكَ
لَكَ»
“Aku memenuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu. Aku
memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu.
Semua pujian, nikmat, dan kerajaan adalah bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”[73]
[39] Hajar Aswad
Nabi ﷺ
thowaf mengelilingi Ka’bah dengan berkendara unta. Setiap kali melewati rukun
(pojok Ka’bah), beliau menunjuk dengan tanganya sambil bertakbir.[74]
[40] Doa di Antara Dua Rukun
Nabi ﷺ
membaca di antara dua rukun (Yamani dan Hajar Aswad):
«رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ»
“Wahai Rob kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di Akhriat,
dan jagalah kami dari siksa Neraka.”[75]
[41] Shofa dan Marwah
Jika Nabi ﷺ
mendaki Shofa dan Marwah, menghadap kiblat lalu mengesakan Allah dan bertakbir
dan membaca:
«لَا
إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ،
وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ»
“Tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Hanya milik-Nya semua kerajaan. Hanya milik-Nya segala pujian. Hanya
Dia yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang berhak disembah kecuali
Allah semata, Dia menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan menghancurkan
pasukan gabungan sendiri.” Lalu beliau berdoa. Beliau melakukan itu sebanyak
tiga kali.[76]
[42] Masy’aril Harom
Nabi ﷺ mendatangi
Masy’aril Harom (Muzdalifah) lalu menghadap kiblat, berdoa kepada Allah,
bertakbir, bertahlil, dan mengesakan-Nya. Beliau menetap hingga muncul cahaya
menguning waktu Shubuh. Lalu beliau bertolak (melanjutkan perjalanan) sebelum
matahari terbit.[77]
[43] Melempar Jumroh
Nabi ﷺ
bertakbir setiap kali melempar kerikil.[78]
[44] Menyembelih Hadyu
Nabi ﷺ
menyembelih dua kambing kibas putih bercorak hitam dan bertanduk bagus. Beliau
menyembelihnya sendiri dengan membaca bismillah dan bertakbir.[79]
RUMAH &
PAKAIAN
[45] Masuk Rumah
Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seseorang memasuki rumahnya dan berdzikir kepada Allah ketika
masuk dan makan, maka setan berkata (kepada temannya): ‘Tidak ada tempat
menginap bagi kalian dan tidak pula ada makan malam.’”[80]
[46] Memakai Pakaian Baru
Apabila Nabi ﷺ
memakai pakaian baru maka beliau menyebutnya dalam doa, baik imamah
(penutup kepala), gamis (baju), maupun izar (sarung/celana) lalu
membaca:
«اللّٰهُمَّ
لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ كَسَوْتَنِيهِ، أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَخَيْرَ مَا صُنِعَ لَهُ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ»
“Ya Allah, hanya untuk-Mu segala pujian. Engkau memberiku pakaian ini. Aku
memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan untuk apa ia dibuat (untuk menutup
aurot dan menghindarkan dingin dan panas). Aku juga berlindung kepada-Mu dari
keburukannya dan keburukan untuk apa ia dibuat.”[81]
MAKAN
[47] Jika Mengambil Buah yang Baru Masak
Apabila orang-orang melihat buah baru masak, mereka membawanya kepada Nabi ﷺ. Rosulullah ﷺ mengambilnya dan mendoakannya:
«اللّٰهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِي ثَمَرِنَا»
“Ya Allah, berkahilah buah-buahan kami.”[82]
[48] Membaca Basmalah di Awal Makan
Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian makan, hendaknya membaca:
«بِسْمِ اللَّهِ»
‘Dengan menyebut nama Allah.’
Jika ia lupa membacanya di awal, bacalah:
«بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ»
‘Dengan menyebut nama Allah dari awal makan sampai akhir makan.’”[83]
[49] Membaca Hamdalah Seusai Makan
Apabila Nabi ﷺ
mengangkat hidangannya (sudah selesai makan), membaca:
«الحَمْدُ
لِلَّهِ كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلاَ مُوَدَّعٍ وَلاَ
مُسْتَغْنًى عَنْهُ، رَبَّنَا»
“Segala puji milik Allah, pujian yang banyak, baik, dan penuh berkah, tanpa
kami mampu membalas nikmat-Nya, tanpa terputus nikmat makan dari-Nya, dan kita
selalu butuh kepada-Nya, wahai Rob kami.”[84]
[50] Mendoakan Orang yang Menjamu Makan
Nabi ﷺ
makan dan minum di rumah seseorang lalu seusai makan beliau mendoakannya:
«اللّٰهُمَّ
بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ»
“Ya Allah, berkahilah apa saja yang Engkau berikan kepada mereka, ampuni
mereka, dan rohmati mereka.”[85]
NIKAH
[51] Doa Untuk Pengantin
Jika Nabi ﷺ
mengucapkan selamat kepada orang yang menikah maka mendoakannya:
«بَارَكَ
اللَّهُ لَكَ، وَبَارَكَ عَلَيْكَ، وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي الخَيْرِ»
“Semoga Allah memberkahi kamu di kala senang dan juga tetap memberkahi kamu
di kala susah, serta menghimpun kalian berdua dalam kebaikan.”[86]
[52] Doa Menggauli Istri
Nabi ﷺ
bersabda: “Seandainya seorang dari kalian ingin menggauli (bersenggama) istrinya
membaca:
«بِاسْمِ اللَّهِ، اللّٰهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ،
وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا»
‘Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari setan, dan
jauhkanlah setan dari anak yang Engkau anugrahkan kepada kami.’
Jika ditakdirkan lahir anak dari hubungan tersebut, maka setan tidak akan
mampu membahayakannya selamanya.”[87]
MALAM &
TIDUR
[53] Jika Memasuki Malam
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika sudah menjelang Maghrib atau menjelang malam, tahanlah
anak-anak kalian (jangan keluar rumah), karena pada waktu itu setan
berkeliaran. Jika sudah berlalu beberapa waktu (menjelang Isya), boleh
melepaskan mereka. Tutuplah pintu-pintu dengan membaca bismillāh karena
setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup. Tutuplah wadah-wadah minuman
kalian dengan membaca bismillāh. Tutup pula wadah-wadah kalian dengan
membaca bismillāh, meskipun dengan memakai penutup apapun. Matikan
lampu-lampu kalian.”[88]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh, siapa yang membacanya pada
malam hari maka dua surat itu mencukupinya (menjauhkannya dari berbagai
keburukan).”[89]
[54] Dzikir Tidur
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian mendatangi tempat tidurnya, hendaknya ia
mengibasnya dengan ujung pakaiannya (atau kain apapun) dengan membaca bismillāh,
karena ia tidak tahu barangkali ada sesuatu (binatang atau jin) di atas tempat
tidurnya. Jika ia hendak berbaring, hendaknya miring ke sisi kanan dan membaca:
«سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ رَبِّي، بِكَ وَضَعْتُ
جَنْبِي، وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي، فَاغْفِرْ لَهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا
فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ»
‘Aku mensucikan-Mu wahai Robku (dari segala aib dan kekurangan), ya Allah,
hanya dengan pertolongan-Mu aku meletakkan badanku dan hanya dengan
pertolongan-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan jiwaku
(mewafatkanku), ampuni ia. Jika Engkau melepaskan jiwaku (membangunkanku),
jagalah ia seperti penjagaan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang sholih.’”[90]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika kamu hendak tidur bacalah ayat Kursi, karena Malaikat penjaga
akan senantiasa bersamamu dan setan tidak mampu mendekatimu sampai Subuh.”[91]
3. Apabila Nabi ﷺ
hendak tidur setiap malam, menghimpun dua telapak tangannya lalu ditiup
keduanya lalu dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, lalu diusapkan ke
anggota badannya yang bisa dijangkau. Beliau memulai bagian kepalanya dan
wajahnya dan badan terdekatnya. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.”[92]
4. Apabila Nabi ﷺ
ingin tidur berdoa:
«بِاسْمِكَ
اللّٰهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا»
“Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati (tidur) dan hidup (bangun).”[93]
5. Nabi ﷺ
berdoa:
«اللّٰهُمَّ
خَلَقْتَ نَفْسِي وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَحْيَيْتَهَا
فَاحْفَظْهَا، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا، اللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ»
“Ya Allah, Engkau menciptakan jiwaku dan Engkau yang mewafatkannya. Hanya
untuk-Mu mati dan hidupnya. Jika Engkau menghidup-kannya, jagalah ia. Jika
Engkau mewafatkannya, ampuni ia. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kesehatan.”[94]
6. Apabila Nabi ﷺ
hendak tidur membaca:
«الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا، وَكَفَانَا وَآوَانَا، فَكَمْ مِمَّنْ لَا
كَافِيَ لَهُ وَلَا مُؤْوِيَ»
“Segala puji milik Allah yang telah memberi kami makan dan minum, mencukupi
kami dan menaungi kami. Betapa banyak orang yang tidak punya yang mencukupinya
dan menaunginya.”[95]
7. Nabi ﷺ
bersabda kepada Ali dan Fathimah ﭭ: “Maukah kalian berdua kutunjukkan kepada sesuatu yang lebih
baik dari pembantu? Jika kalian berdua hendak tidur, bacalah tasbih (subhānallōh)
33x, tahmid (alhamdulillāh) 33x, takbir (Allahu akbar)
34. Itu lebih baik bagi kalian berdua dari pembantu.”[96]
8. Abu Huroiroh ﭬ
berkata: “Nabi ﷺ
memerintahkan kami jika seorang dari kami ingin tidur, agar berbaring ke sisi
kanan lalu membaca:
«اللّٰهُمَّ
رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ الْأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ
كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ
وَالْفُرْقَانِ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ،
اللّٰهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ
بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ
فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ، وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ»
“Ya Allah, Rob langit, Rob bumi, Rob Arsy yang
agung, wahai Rob kami dan Rob segala sesuatu serta Yang menumbuhkan biji dan
tunas, Yang menurunkan Taurot, Injil, dan Al-Qur’an, aku berlindung kepada-Mu
dari keburukan segala sesuatu yang Engkau pegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkau
Yang pertama dan tidak ada yang lebih awal dari-Mu, Engkau Yang terakhir dan
tidak ada yang lebih akhir dari-Mu, Engkau Yang mengalahkan dan tidak ada yang
lebih kuat dari-Mu, Engkau Yang dekat dan tidak ada yang lebih dekat dari-Mu,
bebaskan hutangku dan jauhkan aku dari kemiskinan.”[97]
9. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika kamu hendak tidur, berwudhulah dulu seperti wudhu akan sholat,
lalu berbaringlah miring ke sisi kanan lalu bacalah:
«اللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ،
وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً
إِلَيْكَ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ
الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ»
“Ya Allah, aku serahkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu,
aku sandarkan punggungku kepada-Mu, dengan penuh harap Surga dan takut Neraka,
tidak ada tempat berlindung dari siksa-Mu kecuali mendekat kepada-Mu. Aku
beriman kepada Kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau utus.’
Jadikan ia kalimat terakhirmu. Jika kamu mati di malam itu, kamu mati di
atas Tauhid.”[98]
[55] Bacaan Ketika Bangun
1. Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang terbangun di malam hari lalu membaca:
«لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
‘Tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Segala kerajaan hanya milik-Nya. Segala pujian hanya milik-Nya. Hanya
Dia yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
«الحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلاَ
إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ»
‘Segala puji milik Allah, Mahasuci Allah, tidak ada yang berhak disembah
selain Allah, Allah Mahabesar, tidak ada daya untuk meninggalkan dosa dan tidak
ada kekuatan untuk ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah.’
Lalu ia meminta ampun atau berdoa apapun, pasti dikabulkan. Jika ia
berwudhu dan sholat, diterima sholatnya.”[99]
2. Apabila Nabi ﷺ
bangun tidur, membaca:
«الحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ»
“Segala puji milik Allah yang telah membangunkan kami setelah menidurkan
kami, hanya kepada-Nya kami kelak dibangkitkan.”[100]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Ketika tidur, setan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian tiga
ikatan. Setiap ikatan diikat dengan kencang sambil dibisikan: ‘Malam masih
panjang, tidurlah.’ Jika ia bangun dengan berdzikir kepada Allah maka satu
ikatan terlepas. Jika ia berwudhu maka terlepas ikatan kedua. Jika ia sholat
maka terlepas ikatan ketiga. Akhirnya ia memasuki pagi dalam kondisi semangat
dan jiwa yang ceria. Jika tidak demikian, ia memasuki pagi dalam keadaan jiwa
yang murung dan malas.”[101]
MIMPI
[56] Mimpi Indah
Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian melihat mimpi yang ia sukai, itu dari
Allah. Hendaknya ia memuji Allah (alhamdulillāh) dan boleh menceritakannya (asal bukan kepada orang yang
hasad).”[102]
[57] Mimpi Buruk
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Mimpi indah dari Allah. Jika seorang dari kalian mimpi yang disukai,
jangan menceritakannya kecuali kepada orang yang ia cintai. Apabila ia bermimpi
buruk, hendaknya memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan mimpi
tersebut dan keburukan setan, dan meludah (dengan sedikit liur atau tanpa) tiga
kali (ke kiri) dan jangan menceritakannya kepada siapapun, karena mimpi buruk
itu tidak akan membahayakannya.”[103]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian bermimpi buruk, maka meludahlah (untuk
menghinakan setan) ke kirinya tiga kali, dan berlindunglah kepada Allah dari
keburukan mimpi tersebut, karena ia tidak akan membahayakannya.”[104]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Hendaknya ia berpindah posisi dari awalnya.”[105]
4. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian mimpi buruk, hendaknya berdiri mengerjakan
sholat.”[106]
DZIKIR PAGI
& SORE
[58] Dzikir Pagi dan Sore
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Bacalah surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas masing-masing 3x ketika
pagi dan sore maka akan mencukupimu dari segala sesuatu.”[107]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang membaca di sore hari tiga kali:
«أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ
شَرِّ مَا خَلَقَ»
‘Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan
makhluk-Nya,’ maka racun binatang berbisa tidak akan membahayakannya pada malam
itu.”[108]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapapun dari hamba yang membaca setiap pagi dan setiap sore
sebanyak tiga kali:
«بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ
شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ»
‘Dengan menyebut nama Allah yang dengan nama tersebut tidak ada apapun di
bumi maupun di langit yang bisa membahayakannya. Dia Maha Mendengar (ucapan
makhluk-Nya) dan Maha Mengetahui (perbuatan makhluk-Nya),’ maka tidak akan ada
apapun yang mampu membahayakannya.”[109]
4. Apabila memasuki pagi dan sore, Nabi ﷺ membaca:
«أَصْبَحْنَا
عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلَامِ، وَعَلَى كَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ، وَعَلَى دِينِ نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ ﷺ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِينَا إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا
مُسْلِمًا، وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ»
“Kami memasuki pagi di atas fithroh Islam (Tauhid), di atas kalimat
ikhlas (lā ilāha illallāh), di atas agama Nabi kami Muhammad ﷺ, di atas ajaran ayah kami
Ibrohim yang lurus (bertauhid) lagi Muslim, dan Ibrohim bukan termasuk kaum
musyrikin.”[110]
5. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapapun dari Muslim yang membaca tiga di pagi dan sore hari:
«رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا،
وَبِمُحَمَّدٍ ﷺ نَبِيًّا»
‘Aku ridho Allah sebagai Rob, Islam sebagai agama, dan Muhammad ﷺ sebagai Nabi,’ maka Allah pasti
meridhoinya pada hari Kiamat.”[111]
6. Apabila Nabi ﷺ
memasuki pagi membaca:
«اللّٰهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا،
وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُورُ»
“Ya Allah, kami memasuki pagi hanya dengan pertolongan-Mu. Kami memasuki
sore hanya dengan pertolongan-Mu. Kami hidup (di atas Tauhid) hanya dengan
pertolongan-Mu. Kami mati (husnul khotimah) hanya dengan pertolongan-Mu.
Hanya kepada-Mu kami kelak dibangkitkan.”
Apabila memasuki sore beliau membaca:
«اللّٰهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا،
وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيكَ المَصِيرُ»
“Ya Allah, kami memasuki sore hanya dengan pertolongan-Mu. Kami memasuki
pagi hanya dengan pertolongan-Mu. Kami hidup (di atas Tauhid) hanya dengan
pertolongan-Mu. Kami mati (husnul khotimah) hanya dengan pertolongan-Mu.
Hanya kepada-Mu kami kelak dikembalikan.”[112]
7. Apabila Nabi ﷺ
memasuki sore berdoa:
«أَمْسَيْنَا
وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ
لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
“Di sore hari kami dan seluruh kerajaan adalah milik Allah.
Segala puji milik Allah, tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nya segala kerajaan. Hanya milik-Nya
segala pujian. Hanya Dia yang kuasa atas segala sesuatu.”
«رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ
وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ
مَا بَعْدَهَا»
“Wahai Robku, aku memohon kepada-Mu kebaikan apa saja yang di
malam ini dan kebaikan apa saja di malam berikutnya. Aku berlindung kepada-Mu
dari keburukan apa saja di malam ini dan keburukan apa saja di malam
berikutnya.”
«رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ،
رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ»
“Ya Robku, aku berlindung kepada-Mu dari malas dan keburukan di masa tua
(pikun dan miskin). Wahai Robku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka dan
siksa kubur.”
Ketika pagi hari beliau membaca:
«أَصْبَحْنَا
وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
“Di pagi hari kami dan seluruh kerajaan adalah milik Allah.
Segala puji milik Allah, tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nya segala kerajaan. Hanya milik-Nya
segala pujian. Hanya Dia yang kuasa atas segala sesuatu.”
«رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا اليَوْمِ
وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا اليَوْمِ وَشَرِّ
مَا بَعْدَهُ»
“Wahai Robku, aku memohon kepada-Mu kebaikan apa saja yang di
hari ini dan kebaikan apa saja di hari berikutnya. Aku berlindung kepada-Mu
dari keburukan apa saja di hari ini dan keburukan apa saja di hari berikutnya.”
«رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ،
رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ»
“Ya Robku, aku berlindung kepada-Mu dari malas dan keburukan di masa tua
(pikun dan miskin). Wahai Robku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka dan
siksa kubur.”[113]
8. Abu Bakar ﭬ
berkata: “Wahai Rosulullah, perintahkan aku sesuatu untuk aku baca di pagi dan
sore hari.” Beliau bersabda: “Ucapkan:
«اللّٰهُمَّ عَالِمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ،
فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ
وَشِرْكِهِ»
“Ya Allah, Yang mengetahui perkara yang ghoib dan nyata, Pencipta langit
dan bumi, Rob segala sesuatu dan Yang memilikinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada
yang berhak disembah selain Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku
(yakni musibah akibat dosaku) dan dari keburukan setan dan sekutunya.”
Beliau berpesan: “Bacalah itu ketika kamu memasuki pagi, sore, dan hendak
tidur.”[114]
9. Nabi ﷺ
tidak pernah meninggalkan doa ini ketika pagi dan sore:
«اللّٰهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللّٰهُمَّ اسْتُرْ
عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللّٰهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ
خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ
أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي»
“Ya Allah, aku meminta kepada-Mu keselamatan di dunia dan Akhirat. Ya Allah
aku meminta kepada-Mu ampunan dan keselamatan pada agamaku, duniaku,
keluargaku, dan hartaku. Ya Allah tutupilah aurotku (aibku), berilah keamanan
padaku. Ya Allah jagalah dari arah depanku, belakangku, kananku, kiriku,
atasku, dan aku berlindung dari-Mu ditenggelamkan dari bawahku.”[115]
10. Nabi ﷺ
bersabda: “Istighfar paling utama adalah kamu mengucapkan:
«اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ،
خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ،
أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ
لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ»
‘Ya Allah, Engkau Robku, tidak ada yang berhak disembah kecuali Engkau,
Engkau menciptakanku, aku hamba-Mu, aku akan melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan-Mu semampuku dan aku membenarkan janji pahala dari-Mu, aku berlindung
kepada-Mu dari keburukan perbuatan-ku, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku,
aku mengakui semua dosaku pada-Mu, maka ampuni-lah aku karena tidak ada yang
mengampuni semua dosa kecuali Engkau.’ Siapa yang membacanya dengan yakin di
pagi hari lalu ia meninggal pada hari itu sebelum sore, maka ia termasuk
penghuni Surga; dan siapa yang membacanya dengan yakin di sore hari lalu ia
meninggal sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni Surga.”[116]
11. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang di pagi dan sore hari membaca 100 kali:
«سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ»
‘Aku mensucikan Allah (dari berbagai aib dan kekurangan) dan aku memuji-Nya
(dengan kesempurnaan).’
Tidak ada seorang pun pada hari Kiamat yang datang membawa pahala lebih
utama dari pahala orang tersebut kecuali orang yang mengucapkan seperti itu
atau lebih dari itu.”[117]
12. Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang mengucapkan sepuluh kali di pagi maupun sore hari:
«لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
‘Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Segala kerajaan hanya milik-Nya. Segala pujian hanya milik-Nya. Hanya
Dia yang Mahakuasa atas segala sesuatu.’
Tidak ada seorang pun yang datang (pada hari Kiamat) membaca pahala yang
lebih utama darinya kecuali orang yang membaca melebihinya.”[118]
[59] Mendoakan Perlindungan Untuk Anak
Nabi ﷺ
mendoakan Al-Hasan dan Al-Husain dengan bersabda: “Leluhur kalian berdua
(Ibrohim ﷺ)
dahulu mendoakan perlindungan untuk Ismail dan Ishaq:
«أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ،
مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ»
“Aku mendoakan perlindungan untuk kalian berdua (Al-Hasan dan Al-Husain)
dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan, binatang berbisa
dan buas, serta dari semua pandangan mata yang jahat.”[119]
DZIKIR UMUM
[60] Tasbih dan Tahmid
1. Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang membaca:
«سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ»
‘Aku mensucikan Allah yang Mahaagung (dari segala aib dan kekurangan) dan
aku memuji-Nya (dengan kesempurnaan),’ maka ditanamkan sebuah pohon kurma di
Surga.”[120]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang membaca sehari 100x:
«سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ»
‘Aku mensucikan Allah yang Mahaagung (dari segala aib dan kekurangan) dan
aku memuji-Nya (dengan kesempurnaan),’ maka dosa-dosanya diampuni meskipun
sebanyak buih di lautan.”[121]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Kalimat yang paling Allah cinta ada empat:
«سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا
إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ»
‘Mahasuci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada yang berhak disembah
selain Allah, Allah Mahabesar.’
Tidak masalah diacak urutannya.”[122]
4. Nabi ﷺ
bersabda: “Dua kalimat ringan di lisan, berat di Timbangan, dan dicintai Allah
Ar-Rohman:
«سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ
العَظِيمِ»
“Aku mensucikan Allah dan Aku memuji-Nya (dengan kesempurnaan). Aku
mensucikan Allah yang Mahaagung (dari segala aib dan kekura-ngan).”[123]
5. Nabi ﷺ
bersabda: “Apakah ada seorang dari kalian yang mampu setiap hari menghasilkan
1.000 kebaikan?” Salah seorang dari jamaah majlis bertanya: “Bagaimana caranya
salah seorang dari kami menghasilkan 1.000 kebaikan?” Jawab beliau: “Bertasbih
(subhānallāh) 100x, maka ditulis untuknya 1.000 kebaikan dan dihapus
darinya 1.000 dosa.”[124]
6. Dari Juwairiyah ﭬ,
bahwa Nabi ﷺ
keluar dari sisinya pada waktu pagi ketika berangkat sholat Shubuh saat ia di
tempat sholatnya. Lalu beliau pulang ketika sudah masuk Dhuha, sementara
Juwairiyah tetap berdzikir di tempat sholatnya. Nabi ﷺ bertanya: “Apakah kamu tetap
dalam keadaan ini semenjak aku berpisah darimu?” Jawabnya: “Benar.” Beliau
bersabda: “Sungguh aku barusan membaca empat kalimat sebanyak tiga kali,
seandainya ia ditimbang dengan pahala dzikirmu sepanjang waktu tadi, ia tetap
lebih berat:
«سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ،
وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ»
“Aku mensucikan Allah (dari segala aib dan kekurangan) dan aku memuji-Nya (dengan
kesempurnaan), sebanyak jumlah makhluk-Nya, sebesar keridhoaan Diri-Nya,
seberat Arsy-Nya, dan sebanyak kalimat-Nya.”[125]
[61] Tahlil
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang membaca 100x sehari:
«لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
‘Tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Hanya milik-Nya segala kerajaan. Hanya milik-Nya segala pujian. Hanya
Dia yang Mahakuasa atas segala sesuatu.’
Maka ditulis untuknya pahala seperti memerdekakan 10 budak, ditulis
untuknya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 dosa, dan ia mendapatkan penjagaan
dari setan pada hari itu sampai sore. Tidak ada seorang pun yang datang pada
hari Kiamat membawa pahala melebihi pahalanya kecuali seseorang yang
mengamalkan lebih banyak darinya.”[126]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang membaca 10x:
«لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
‘Tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Hanya milik-Nya segala kerajaan. Hanya milik-Nya segala pujian. Hanya
Dia yang Mahakuasa atas segala sesuatu.’
Maka ia seperti memerdekakan 4 budak keturunan Ismail.”[127]
[62] Hauqolah
Nabi ﷺ
bersabda: “Maukah aku tunjukkan sebuah kalimat yang merupakan salah satu
simpanan Surga? Yaitu:
«لاَ
حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ»
“Tidak ada daya (untuk menghindari bahaya dan maksiat) dan tidak ada
kekuatan (untuk meraih kebaikan dan amal sholih) kecuali dengan pertolongan
Allah.”[128]
[63] Istighfar dan Taubat
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Sungguh dalam sehari aku membaca istighfar 100 kali.”[129]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa saja yang melakukan dosa lalu berwudhu dengan sempurna lalu
sholat (Sunnah) dua rokaat dan memohon ampun kepada Allah, pasti Allah ampuni.”[130]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, sungguh aku
bertaubat kepada-Nya sehari 100 kali.”[131]
ANGIN &
HUJAN
[64] Jika Angin Ribut
Jika terjadi angin ribut Nabi ﷺ membaca:
«اللّٰهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا، وَخَيْرَ مَا فِيهَا، وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّ مَا فِيهَا، وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ»
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan kandungannya
(manfaatnya) serta kebaikan untuk apa ia bertiup (untuk hujan). Aku berlindung
kepada-Mu dari keburukan angin ini dan keburukan kandungannya (bahayanya) serta
keburukan untuk apa ia bertiup (untuk menghancurkan negeri dan makhluk).”[132]
[65] Ketika Hujan Turun
1. Apabila Nabi ﷺ
melihat hujan turun berdoa:
«اللّٰهُمَّ
صَيِّبًا نَافِعًا»
“Ya Allah, kami memohon kepada-Mu hujan yang bermanfaat.”[133]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Allah berfirman: ‘Di pagi hari ada orang yang beriman kepada-Ku dan
ada pula yang kafir. Orang yang berkata:
«مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ»
‘Kami dihujani karena karunia Allah
dan rohmat-Nya,’ maka ia beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang.
Adapun orang yang berkata: ‘Kami dihujani berkat bintang demikian dan
demikian,’ itulah orang yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada
bintang-bintang.’”[134]
KOKOKAN AYAM
& RINGKIKAN KELEDAI
[66] Saat Mendengar Ayam Berkokok dan Keledai
Meringkik
Nabi ﷺ
bersabda: “Jika kalian mendengar kokokan ayam maka mintalah kepada Allah
karunia-Nya, karena ia sedang melihat Malaikat. Jika kalian mendengar ringkikan
keledai, maka berlindungan kepada Allah dari setan, karena ia sedang melihat
setan.”[135]
CAMPURAN
[67] Doa Singgah di Sebuah Tempat
Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang singgah di sebuah tempat lalu berdoa:
«أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ
شَرِّ مَا خَلَقَ»
‘Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan makhluk-Nya.’
Maka tidak ada apapun yang mampu membahayakannya hingga ia pergi dari
tempat tersebut.”[136]
[68] Jawaban ‘Aku Mencintaimu Karena Allah’
Anas bin Malik ﭬ
berkata: aku duduk di sisi Rosulullah ﷺ, tiba-tiba seorang lelaki dari kaum berkata: “Wahai Rosulullah,
aku benar-benar menyukai lelaki itu.” Beliau bertanya: “Apakah kamu sudah
mengungkapkannya kepadanya?” Jawabnya: “Belum.” Beliau bersabda: “Berdiri dan
ungkapkan itu kepadanya.” Maka ia berdiri menuju orang tersebut dan berkata:
“Wahai fulan:
«وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فِي اللَّهِ»
‘Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu karena Allah.’ Lalu orang itu
membalas:
«أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي لَهُ»
‘Semoga Allah yang kamu mencintaiku karena-Nya mencintaimu.’”[137]
[69] Jika Melihat Nikmat Pada Orang Lain
Nabi ﷺ bersabda:
“Jika seorang dari kalian melihat perkara yang menakjubkan dari saudaranya,
hendaknya mendoakan keberkahan kepadanya.”[138]
[70] Doa Saat Takjub Pada Sesuatu
1. Mengucapkan:
«سُبْحَانَ اللهَ»
“Aku mensucikan Allah (dari segala aib dan kekurangan).”[139]
2. Mengucapkan:
«اللهُ أَكْبَرُ»
“Allah Mahabesar.”[140]
[71] Mendoakan Orang yang Bersin
Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian bersin, bacalah:
«الحَمْدُ لِلَّهِ»
‘Segala puji milik Allah.’
Hendaknya saudaranya mendoakannya:
«يَرْحَمُكَ اللَّهُ»
‘Semoga Allah merohmatimu.’
Apabila dia mengucapkan yarhamukallōh, maka balas doakan:
«يَهْدِيكُمُ اللَّهُ، وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ»
‘Semoga Allah membimbingmu dan memper-baiki keadaanmu.’”[141]
[72] Marah
Dua orang saling mencaci di samping Nabi ﷺ, hingga salah satunya marah dan memerah wajahnya. Nabi ﷺ menoleh kepadanya dan berkata:
“Sungguh aku mengetahui sebuah kalimat yang seandainya diucapkan, pasti akan
hilang amarahnya, yaitu:
«أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ»
‘Aku berlindung kepada Allah dari gangguan setan yang dirajam.’”[142]
[73] Mendoakan Orang yang Berbuat Baik
Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang diperlakukan dengan baik maka doakan pelakunya:
«جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا»
‘Semoga Allah membalasmu dengan balasan terbaik.’
Maka ia telah maksimal bersyukur.”[143]
[74] Kaffarotul Majlis
Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang duduk bermajlis dan majlisnya banyak omongannya lalu sebelum ia
bangun meninggalkan majlis membaca:
«سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ
إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوبُ إِلَيْكَ»
‘Aku mensucikan-Mu ya Allah (dari segala aib dan kekuranan) dan aku
memuji-Mu (dengan kesempurnaan). Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak
disembah selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.’
Maka dosa-dosanya di majlis itu akan diampuni.”[144]
/
BAGIAN
ADAB
HAK ALLAH
[75] Ikhlas
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Allah Tabāroka wa Ta’ālā berfirman: ‘Aku sangat tidak butuh
sekutu. Siapa yang mengerjakan amalan yang ia menduakan (menyukutukan) Aku
bersamanya, maka Aku meninggalkannya dan kesyirikannya.”[145]
2. Dari Abu Sa’id Al-Khudri ﭬ, bahwa Nabi ﷺ
bersabda: “Maukah kalian kuberitahu sesuatu yang lebih kukhawatirkan melebihi
Masih Dajjal?” Kami menjawab: “Mau.” Beliau menjawab: “Syirik tersamar (pamer
amal), misalnya seseorang berdiri sholat lalu dibagus-baguskan sholatnya karena
dia tahu manusia memandangnya.”[146]
[76] Merasa Diawasi Allah
Nabi ﷺ
bersabda: “Bertaqwalah kamu di mana saja kamu berada. Iringi dosa dengan amal
sholih, niscaya amal sholih tersebut akan menghapusnya. Pergauli manusia dengan
akhlak yang mulia.”[147]
[77] Berdoa
Nabi ﷺ
bersabda: “Doa seseorang dari kalian akan dikabulkan asal ia tidak
tergesa-gesa, yaitu mengatakan: ‘aku sudah berdoa tetapi belum dikabulkan.’”[148]
[78] Menggambar
1. Dari Abu Juhaifah ﭬ,
ia berkata: “Nabi ﷺ
melaknat orang yang menggambar (makhluk bernyawa).”[149]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Setiap orang yang menggambar (makhluk bernyawa) di Neraka. Allah
memberi nyawa setiap gambar yang digambarnya lalu makhluk itu menyiksanya di
Jahannam.”[150]
IBADAH
[79] Selalu Mengulang Hafalan dan Bacaan
Nabi ﷺ
bersabda: “Ulangi terus hafalan Al-Qur’an. Demi Dzat yang jiwaku di Tangan-Nya,
ia lebih cepat terlepas daripada unta terlepas dari talinya.”[151]
[80] Wajibnya Sholat Berjamaah
Orang buta mendatangi Nabi ﷺ dan berkata: “Wahai Rosulullah, aku tidak mendapati orang yang
menuntunku ke Masjid.” Ia meminta keringanan kepada Nabi ﷺ untuk sholat di rumahnya dan
beliau memenuhinya. Ketika ia sudah pergi, beliau memanggilnya dan berkata:
“Apakah kamu mendengar adzan sholat?” Jawabnya: “Ya.” Beliau bersabda: “Jika
begitu, datangi.”[152]
[81] Berjalan ke Masjid
Nabi ﷺ
bersabda: “Jika kalian mendatangi Masjid, hendaknya dengan tenang.”[153]
HAK MAKHLUK
[82] Hak Nabi ﷺ
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Setiap umatku akan masuk Surga kecuali orang yang enggan.” Mereka
bertanya: “Wahai Rosulullah, siapakah orang yang enggan?” Beliau menjawab:
“Siapa yang mentaatiku maka dia masuk Surga dan siapa yang menyelisihiku maka
dialah orang enggan tersebut.”[154]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Salah seorang dari kalian tidak sempurna imannya hingga aku lebih ia
cintai melebihi orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.”[155]
3. Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang membenci Sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku.”[156]
4. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang
mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka ia tertolak
(tidak berpahala).”[157]
5. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang bersholawat kepadaku sekali, Allah bersholawat kepadanya
(mengampuninya) sebanyak 10 kali.”[158]
[83] Birrul Walidain
1. Seseorang mendatangi Nabi ﷺ dan berkata: “Siapakah orang yang paling berhak kuperlakukan
dengan baik?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi: “Lalu siapa lagi?”
Beliau menjawab: “Lalu ibumu.” Dia bertanya lagi: “Lalu siapa lagi?” Beliau
menjawab: “Lalu ibumu.” Dia bertanya lagi: “Lalu siapa lagi?” Beliau menjawab:
“Lalu ayahmu.”[159]
2. Nabi ﷺ bersabda:
“Berbakti terbaik adalah seseorang menyambung hubungan dengan teman yang
dicintai oleh ayahnya.”[160]
[84] Silaturohim
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang suka rizkinya dilapangkan, usianya dipanjangkan (baik
hakiki maupun barokahnya), maka hendaknya ia menyambung tali rahimnya
(kerabatnya).”[161]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Orang yang menyambung silaturohim bukanlah orang yang balas budi.
Akan tetapi orang yang menyambung silaturohim adalah orang yang diputus
silaturohimnya tetapi tetap menyambungnya.”[162]
3. Nabi ﷺ bersabda:
“Tidak akan masuk Surga, orang yang memutus silaturohim.”[163]
[85] Memuliakan Tetangga
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Jibril selalu berpesan kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga
hingga aku menyangka mereka akan saling mewarisi.”[164]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan Rosul-Nya, hendaknya ia
memuliakan tetangganya.”[165]
3. Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan Rosul-Nya, janganlah ia menyakiti
tetangganya.”[166]
[86] Memuliakan Tamu
Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan Rosul-Nya, hendaknya ia memuliakan
tamunya.”[167]
[87] Memuliakan Ulama dan Orang Sholih
Nabi ﷺ
bersabda: “Allah berfirman: ‘Siapa yang memusuhi waliku, maka aku mengumumkan
perang kepadanya.’”[168]
[88] Memuliakan Orang yang Lebih Tua
Seseorang mengawali bicara padahal ada orang yang lebih tua darinya, lalu
Nabi ﷺ
bersabda: “Hendaknya orang yang lebih tua yang memulai.”[169]
[89] Menjenguk Orang Sakit
Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang mengunjungi orang sakit, ia seperti di taman Surga hingga
ia kembali.” Ada yang bertanya: “Wahai Rosulullah, apa maksudnya seperti di
taman Surga?” Jawab beliau: “Memetik buah-buahan Surga.”[170]
KEBERSIHAN
[90] Adab Buang Hajat
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Waspadalah kalian dari dua orang yang dilaknat.” Orang-orang
bertanya: “Siapakah dua orang yang dilaknat wahai Rosulullah?” Beliau menjawab:
“Orang yang buang hajat besar (berak) di jalan yang biasa dilalui manusia atau
di tempat yang biasa mereka berteduh di bawahnya.”[171]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Jangan sekali-kali seorang dari kalian memegang kemaluannya dengan
tangan kanannya ketika kencing, dan jangan pula cebok dengan tangan kanannya.”[172]
3. Nabi ﷺ
melewati dua kuburan lalu bersabda: “Mereka berdua sedang disiksa, dan keduanya
disiksa bukan karena perkara yang berat dilaksanakan. Salah satunya suka
menebar fitnah (adu domba) dan orang kedua tidak menjaga diri dari terkena air
kencingnya.”[173]
[91] Sunnah-Sunnah Fithroh
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Lima perkara yang termasuk fithroh: khitan, mencukur bulu kemaluan,
memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan memendekkan kumis.”[174]
2. Anas ﭬ
berkata: “Kami diberi tempo dalam memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut
bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, untuk tidak membiarkannya lebih dari 40
hari.”[175]
[92] Bersiwak
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Bersiwak membersihkan mulut sekaligus membuat Allah ridho.”[176]
2. Nabi ﷺ bersabda:
“Seandainya aku tidak memberatkan umatku, tentu aku akan perintahkan mereka
untuk bersiwak setiap kali hendak sholat.”[177]
[93] Bersin
Apabila Nabi ﷺ
bersin, menutupi mulutnya dengan tangannya atau pakaiannya serta merendahkan
suaranya.[178]
[94] Menguap
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Menguap itu dari setan. Jika seorang dari kalian menguap, hendaknya ia
tahan semampunya, karena jika seorang dari kalian sampai bersuara, setan
tertawa.”[179]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian menguap, hendaknya ia tutup mulutnya dengan
tangannya, karena setan berusaha masuk.”[180]
PAKAIAN &
PERILAKU
[95] Haromnya Isbal
1. Nabi ﷺ bersabda:
“Pakaian bawah (sarung/celana) yang menjulur sampai di bawah mata kaki,
tempatnya di Neraka.”[181]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang menjulurkan pakaiannya karena sombong, Allah tidak
melihatnya (dengan pandangan sayang) pada hari Kiamat.”[182]
[96] Adab Memakai Sandal
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian memakai sandal, mulailah dari kaki kanan.
Jika melepas, mulailah dari kaki kiri.”[183]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Janganlah seorang dari kalian berjalan dengan satu sandal, hendaknya
ia memakai semuanya atau melepas semuanya.”[184]
[97] Wajibnya Memelihara Jenggot
Nabi ﷺ
bersabda: “Berbedalah dengan orang-orang musyrik, biarkanlah jenggot, dan
pendekkan kumis.”[185]
[98] Qoza’
Nabi ﷺ
melarang qoza’.[186]
[99] Menyambung Rambut, Bertato, Mencukur
Bulu Alis
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya sekaligus wanita
yang memintanya, dan melaknat wanita yang mentato sekaligus wanita yang meminta
ditato.”[187]
2. Ibnu Mas’ud ﭬ
berkata: “Allah melaknat wanita yang mentato sekaligus wanita yang minta
ditato, melaknat wanita yang mencukur bulu alis sekaligus wanita yang minta
dicukur bulu alisnya, melaknat wanita yang merenggangkan giginya untuk
kecantikan, yang merubah ciptaan Allah. Apa alasannya aku tidak mau melaknat
wanita yang dilaknat Rosulullah ﷺ?!”[188]
[100] Menyerupai Orang Kafir dan Lawan Jenis
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari mereka.”[189]
2. Ibnu Abbas ﭭ
berkata: “Rosulullah ﷺ
melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan melaknat wanita yang menyerupai
laki-laki.”[190]
ADAB MAKAN &
MINUM
[101] Adab Makan
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Wahai anak, bacalah bismillāh dan makanlah dengan tangan
kananmu, serta makanlah yang terdekat darimu.”[191]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Makanlah dari pinggir piring/nampan, dan jangan makan dari
tengahnya, karena barokah turun di bagian tengahnya.”[192]
3. Nabi ﷺ bersabda:
“Jika suapan salah seorang dari kalian terjatuh, maka jumputlah dan bersihkan
kotorannya dan makanlah. Janganlah ia mening-galkan makanan untuk setan.”[193]
4. Rosulullah ﷺ
tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika berselera, beliau memakannya,
dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya.[194]
[102] Adab Minum
1. Nabi ﷺ
melarang minum sambil berdiri.[195]
2. Nabi ﷺ
melarang meniup makanan dan minuman.[196]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian minum, janganlah bernafas di wadahnya.”[197]
4. Nabi ﷺ
bernafas (di luar wadah/bejana) sebanyak tiga kali ketika minum.[198]
[103] Selesai Makan dan Minum
1. Nabi ﷺ
memerintahkan menjilat jari-jari dan piring (usai makan) dan bersabda: “Kalian
tidak tahu di bagian mana terdapat barokahnya.”[199]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Sesungguhnya Allah meridhoi hamba jika usai makan memuji-Nya atau
jika usai minum memuji-Nya.”[200]
PERGAULAN
[104] Jalan
1. Nabi ﷺ bersabda:
“Cabang iman lebih dari 70 cabang atau lebih dari 60 cabang. Cabang paling
utama adalah ucapan lā ilāha illallāh dan cabang paling rendah adalah
menyingkirkan gangguan dari jalan, dan rasa malu bagian dari iman.”[201]
2. Dari Abu Sa’id Al-Khudri ﭬ bahwa Nabi ﷺ bersabda:
“Hendaknya kalian jangan duduk-duduk di pinggir jalan.” Mereka bertanya: “Wahai
Rosulullah, kami tidak bisa meninggalkan perkumpulan yang kami gunakan
ngobrol.” Rosulullah ﷺ bersabda:
“Jika kalian tidak bisa meninggalkan majlis tersebut, maka berikan hak jalan.”
Mereka bertanya: “Apa itu hak jalan?” Beliau bersabda: “Menundukkan pandangan,
menahan diri dari mengganggu, menjawab salam, amar ma’ruf dan nahi munkar.”[202]
[105] Salam
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Kalian tidak akan masuk Surga kecuali beriman. Kalian tidak akan
sempurna imannya kecuali saling mencintai. Maukah kalian kuberitahu sebuah
amalan jika kalian kerjakan maka kalian akan saling mencintai? Terbarkan salam
di antara kalian.”[203]
2. Nabi ﷺ
ditanya: “Amal yang manakah dalam Islam yang terbaik?” Beliau menjawab: “Kamu
memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal maupun tidak
kamu kenal.”[204]
[106] Meminta Izin
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Diperintahkan meminta izin demi menjaga pandangan (dari melihat
aurot di dalam rumah).”[205]
2. Nabi ﷺ bersabda:
“Jika seorang dari kalian meminta izin sebanyak tiga kali dan tidak diberi
izin, hendaknya ia pulang.”[206]
[107] Tidak Pulang dari Safar Malam Hari
Nabi ﷺ
bersabda: “Jika seorang dari kalian safar sangat jauh, maka jangan pulang
mengetuk pintu di malam hari.”[207]
[108] Majlis
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Tidak boleh seseorang menyuruh orang lain berdiri dari tempat
duduknya lalu tempat itu ia duduki sendiri. Akan tetapi hendaknya saling
bergeser dan meluaskan tempatnya.”[208]
2. Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang berdiri dari tempat duduknya lalu ia kembali, maka ia lebih berhak
atas tempat tersebut.”[209]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang sengaja menguping pembicaraan orang-orang yang mereka
tidak menyukainya atau mereka menjauh, maka timah mendidih akan dituangkan ke
telinganya pada hari Kiamat.”[210]
[109] Teman
Nabi ﷺ bersabda:
“Perumpamaan teman sholih dengan teman buruk bagaikan penjual minyak wangi dan pandai
besi. Adakalanya penjual minyak memberimu minyak wangi, menjualnya kepadamu,
atau minimal kamu mencium aroma harum darinya. Adapun pandai besi, adakalanya
percikan apinya membakar bajumu atau minimal kamu mencium aroma busuk darinya.”[211]
[110] Memuji Orang di Depannya
Ada orang yang berlebihan memuji temannya di sisi Nabi ﷺ, lalu beliau bersabda: “Celaka
kamu, kamu telah memenggal leher saudaramu, kamu telah memenggel leher
saudaramu,” beliau mengucapkannya berkali-kali. “Siapa yang memang harus memuji
saudaranya, katakan saja: ‘Aku kira si fulan demikian, dan Allah yang lebih
tahu, dan aku tidak mensucikan siapapun mendahului Allah, aku menyangkanya
demikian dan demikian,’ jika benar ia tahu hal itu ada pada dirinya.”[212]
[111] Haromnya Merendahkan Muslim
Nabi ﷺ
bersabda: “Cukuplah seseorang termasuk orang buruk jika ia merendahkan
saudaranya sesama Muslim.”[213]
[112] Berbisik-Bisik
Nabi ﷺ
bersabda: “Jika kalian bertiga, jangan sampai dua orang berbisik-bisik tanpa melibatkan
orang ketiga, karena hal itu akan membuatnya sedih.”[214]
[113] Haromnya Musik
Nabi ﷺ
bersabda: “Benar-benar akan muncul dari umatku beberapa orang yang menghalalkan
zina, sutera bagi lelaki, khomer, dan alat-alat musik.”[215]
LISAN
[114] Berbicara
1. Nabi ﷺ
berkata: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka ucapkan ucapan
yang baik atau diam saja (jika tidak mampu berbicara baik).”[216]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua bibirnya
(mulut) dan apa yang ada di antara kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin
untuknya Surga.”[217]
3. Nabi ﷺ bersabda:
“Sungguh seorang hamba benar-benar mengucapkan sebuah kalimat yang ia anggap
remeh, tetapi justru menjadikannya terjatuh ke Neraka sejauh dari timur sampai
barat.”[218]
[115] Jujur
Nabi ﷺ
bersabda: “Berusahalah jujur, karena jujur mengajak kepada kebaikan dan
kebaikan mengajak kepada Surga. Ada seseorang yang selalu berusaha jujur hingga
ditulis di sisi Allah sebagai ahli jujur. Jauhilah dusta, karena dusta mengajak
kepada keburukan, dan keburukan mengajak kepada Neraka. Ada seseorang yang
selalu dusta hingga ditulis di sisi Allah sebagai tukang dusta.”[219]
[116] Kalimat yang Baik
Nabi ﷺ
bersabda: “Kalimat yang baik adalah sedekah.”[220]
[117] Haromnya Mencela Muslim
1. Nabi ﷺ bersabda:
“Mencela Muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran.”[221]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Melaknat Mukmin seperti membunuhnya.”[222]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Orang-orang yang sering melaknat tidak akan menjadi saksi dan tidak
pula menjadi pemberi syafaat pada hari Kiamat.”[223]
[118] Ghibah
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Setiap Muslim atas Muslim lainnya diharomkan darahnya, hartanya, dan
kehormatannya.”[224]
2. Dari Aisyah ڤ,
ia berkata: aku berkata kepada Nabi ﷺ: “Shofiyah itu pendek.” Beliau menjawab: “Sungguh kamu tadi
mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicampurkan ke laut, niscaya akan
merubah aromanya.”[225]
3. Nabi ﷺ
berkata: “Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati kaum yang memiliki
kuku-kuku dari tembaga yang digunakan untuk mencakar-cakar wajah dan dadanya
sendiri. Aku bertanya: ‘Siapakah mereka wahai Jibril?’ Jibril menjawab: ‘Mereka
itu adalah orang-orang yang memakan daging (ghibah) manusia dan menjatuhkan
kehormatan mereka.”[226]
[119] Namimah
Nabi ﷺ
bersabda: “Tidak akan masuk Surga orang yang mengadu domba.”[227]
[120] Berdusta Untuk Membuat Tertawa
Nabi ﷺ
bersabda: “Celaka orang yang berkata bohong demi membuat orang tertawa, celaka
dia, celaka dia.”[228]
AKHLAK
[121] Akhlak Mulia
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Termasuk orang yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling
mulia akhlaknya.”[229]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Orang beriman yang paling sempurna amalnya adalah yang paling mulia
akhlaknya.”[230]
3. Nabi ﷺ
bersabda: “Tidak ada sesuatu di Timbangan orang beriman pada hari Kiamat yang
lebih berat dari akhlak yang mulia.”[231]
[122] Murah Senyum
Nabi ﷺ
bersabda: “Janganlah kamu meremeh-kan kebaikan sedikitpun, meskipun berupa kamu
bertemu saudaramu dengan wajah tersenyum.”
[123] Tawadhu
Nabi ﷺ
bersabda: “Sedekah tidak mengurangi harta. Tidaklah Allah menambah seorang
hamba pemaaf selain kemuliaan. Tidaklah seorang tawadhu (rendah hati) karena
Allah kecuali Allah mengangkatnya.”[232]
[124] Mencintai Kebaikan Untuk Orang Lain
Nabi ﷺ
bersabda: “Iman seseorang tidak akan sempurna sampai ia mencintai untuk
saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.”[233]
[125] Menunjukkan Kepada Kebaikan
Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia mendapatkan pahala
orang yang mengerjakannya.”[234]
[126] Bersyukur
Nabi ﷺ bersabda:
“Tidak dikatakan bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada orang
lain.”[235]
SIFAT TERCELA
[127] Hasad
Nabi ﷺ
bersabda: “Kalian jangan saling membenci, jangan saling hasad, jangan saling
membelakangi, tetapi jadilah hamba Allah yang bersaudara.”[236]
[128] Buruk Sangka
Nabi ﷺ bersabda:
“Jauhilah buruk sangka, karena buruk sangka adalah cerita paling dusta.”[237]
[129] Mendiamkan
Nabi ﷺ bersabda:
“Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.
Keduanya saling bertemu tetapi saling membelakangi. Yang terbaik dari keduanya
adalah yang pertama memulai salam.”[238]
[130] Bermuka Dua
Nabi ﷺ
bersabda: “Manusia yang paling buruk adalah orang yang memiliki dua wajah, yang
mendatangi orang dengan satu wajah dan mendatangi orang lain dengan wajah
lain.”[239]
[131] Menipu
Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang menipu kami maka ia bukan termasuk golongan kami.”[240]
[132] Meminta-Minta
Nabi ﷺ bersabda:
“Siapa yang meminta-minta harta manusia untuk memperkaya diri, seolah-olah ia
meminta bara api, silahkan ia mempersedikitnya atau memperbanyaknya.”[241]
WANITA
[133] Malu
Nabi ﷺ
bersabda: “Semua rasa malu adalah baik.”[242]
[134] Wajibnya Menutup Wajah
Aisyah ڤ
berkata: “Semoga Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin, ketika turun ayat: ‘Hendaknya
mereka menjulurkan kain kepalanya sampai menutupi dada-dadanya,’ mereka
menyobek sarung-sarungnya untuk digunakan menutupi wajah dan dadanya.”[243]
[135] Menundukkan Pandangan
Jabir bin Abdillah ﭭ
berkata: aku bertanya kepada Nabi ﷺ tentang memandang wanita secara tiba-tiba lalu beliau
menyuruhku untuk memalingkan wajahku.[244]
[136] Hak Suami Atas Istrinya
Nabi ﷺ
bersabda: “Seandainya aku menyuruh seseorang bersujud kepada orang lain,
tentulah sudah kusuruh para istri sujud kepada suaminya.”[245]
[137] Haromnya Menemui Wanita Asing (Tanpa
Hajat)
Nabi ﷺ bersabda:
“Jauhilah oleh kalian masuk menemui para wanita.” Seorang Anshor bertanya:
“Wahai Rosulullah, bagaimana jika ipar?” Beliau menjawab: “Ipar adalah
kematian.”[246]
[138] Haromnya Menjabat Tangan Wanita Asing
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Aku tidak menjabat tangan wanita.”[247]
2. Aisyah ڤ
berkata: “Demi Allah, tangan Rosulullah ﷺ tidak pernah menyentuh tangan wanita asing sama sekali.”[248]
[139] Berduaan dengan Wanita dan Safar Tanpa
Mahrom
1. Nabi ﷺ
bersabda: “Seorang lelaki jangan bersafar bersama wanita asing dan jangan pula
seorang wanita safar sendirian kecuali ditemani mahromnya.”[249]
2. Nabi ﷺ
bersabda: “Janganlah seorang lelaki berduaan dengan wanita asing yang tidak
halal baginya, karena yang ketiga adalah setan.”[250]
BERTEMU ALLAH
[140] Bertemu Allah
Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang suka bertemu Allah maka Allah suka bertemu dengannya.
Siapa yang benci bertemu Allah maka Allah juga benci bertemu dengannya.”[251]
[Akhir buku. Allahu a’lam]
[1]
HR. Muslim no. 2699.
[2]
HR. Al-Bukhori no. 71 dan Muslim no.
1037.
[3]
HR. Muslim no. 1631.
[4]
HR. Al-Bukhori 5027.
[5]
HR. Al-Bukhori no. 4937.
[6]
HR. Muslim no. 804.
[7]
HR. Al-Bukhori no. 6407 dan Muslim
no. 779.
[8]
HR. Al-Bukhori no. 7405 dan Muslim
no. 2675.
[9]
HR. Muslim no. 2676.
[10]
HR. Muslim no. 2699.
[11]
HR. Al-Bukhori no. 142 dan Muslim
no. 375.
[12]
HR. Ahmad no. 25220.
[13]
HR. Muslim no. 234. Lafazh lain yang
juga shohih:
1- أَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ
2- أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Terdapat
tambahan lafazh dalam At-Tirmidzi:
اللّٰهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ
المُتَطَهِّرِينَ
[14]
HR. Muslim no. 384.
[15]
HR. Muslim no. 386. Dalam riwayat
Ibnu Majah:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا،
وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا
[16]
HR. Muslim no. 385.
[17]
HR. Al-Bukhori no. 614. Wasilah
dan fadhilah adalah kedudukan tertinggi di Surga yang hanya diperuntukan
untuk satu orang saja. Kedudukan terpuji (maqōmah mahmūdah) adalah syafaat
udzmā yaitu permohonan Nabi ﷺ kepada Allah agar
manusia segera dihisab, tidak dibiarkan tersiksa menunggu di padang Mahsyar.
[18]
HR. Muslim no. 713.
[19]
HR. Abu Dawud no. 775.
[20]
Muttafaqun Alaihi dan ini lafazh
Muslim no. 598.
[21]
HR. Muslim no. 771.
[22]
HR. Muslim no. 770.
[23]
Al-Bukhori no. 1120 dan Muslim no. 769.
[24] HR. Muslim no. 2203. Maksud
berlindung kepada Allah adalah membaca ta’awudz yaitu أعوذ بالله من
الشيطان الرجيم.
[25] HR. Muslim no. 772.
[26] HR. Muslim no. 771.
[27]
HR. Al-Bukhori no. 794 dan Muslim
no. 484.
[28]
HR. Muslim no. 487.
[29]
HR. Abu Dawud no. 873.
[30]
HR. Al-Bukhori no. 799.
[31]
HR. Muslim no. 477.
[32] HR. Muslim no. 772. Tambahan wabihamdih
adalah shohih dan boleh diamalkan, tetapi riwayat Muslim lebih kuat sehingga
mereka mengutamakan lafazh Muslim ini.
[33]
HR. Muslim no. 483.
[34]
HR. Muslim no. 771.
[35]
HR. Al-Bukhori no. 831 dan Muslim
no. 402.
[36]
HR. Al-Bukhori no. 3370 dan Muslim
no. 406.
[37]
HR. Muslim no. 588.
[38]
HR. Al-Bukhori no. 2822.
[39]
HR. Syaikhon dan ini lafazh Muslim
no. 771.
[40]
HR. Muslim no. 591. Lafazh istighfar
adalah أَسْتَغْفِرُ اللهَ. Tambahan وَإِلَيكَ
يَعُودُ السَّلاَمُ dan وَأَدْخِلْنَا الجَنَّةَ دَارَ
السَّلاَمِ adalah tidak shohih, dan tidak boleh diamalkan.
[41]
HR. Al-Bukhori no. 6330 dan Muslim
no. 484.
[42]
HR. Muslim no. 594.
[43]
HR. Abu Dawud no. 1522.
[44]
HR. Muslim no. 597.
[45]
HR. An-Nasai no. 9848 dalam Al-Kubrō.
[46]
HR. Ahmad no. 17417. Mu’awwidzāt
adalah Al-Ikhlas, Al-Falaq, A-Nas. Orang-orang menyingkatnya triqul,
karena masing-masing diawali dengan قُلْ.
[47] HR. Ahmad no. 1718.
[48] HR. Abu Dawud no. 1427.
[49] HR. An-Nasai no. 1732. Dalam
riwayat shohih dalam Hisnul Muslim ada tambahan: robbul malāikati war
rūh, yang dibaca pada kali ketiga dan dengan suara keras juga.
[50]
HR. Al-Bukhori no. 6382. Lafazh perkara
ini diganti dengan hajatnya, misalnya wanita ini. Boleh pula disebut
di akhir doa.
[51]
HR. Al-Bukhori no. 4439 dan Muslim
no. 2192.
[52]
HR. Muslim no. 2202.
[53]
HR. Al-Bukhori no. 5656.
[54]
HR. Al-Bukhori no. 5743 dan Muslim
no. 2191.
[55]
HR. Muslim no. 2186.
[56]
HR. Abu Dawud no. 3106.
[57]
HR. Ahmad no. 22034.
[58]
HR. Muslim no. 963.
[59]
HR. Al-Bukhori no. 7377 dan Muslim
no. 923.
[60]
HR. Abu Dawud no. 3221.
[61]
HR. Muslim no. 975.
[62]
HR. Al-Bukhori no. 6346 dan Muslim
no. 2730.
[63]
HR. Muslim no. 2664
[64]
HR. Muslim no. 918.
[65]
HR. Abu Dawud no. 1537.
[66]
HR. Al-Bukhori no. 2933 dan Muslim
no. 1742.
[67]
HR. Ahmad no. 4524.
[68]
HR. Muslim no. 1342.
[69]
HR. Al-Bukhori no. 2993.
[70]
HR. Muslim no. 2718.
[71]
HR. An-Nasai no. 8775 dalam Al-Kubrō.
[72]
HR. Al-Bukhori no. 1797 dan Muslim
no. 1344.
[73]
HR. Al-Bukhori no. 1549 dan Muslim
no. 1184.
[74]
HR. Al-Bukhori no. 1612.
[75]
HR. Abu Dawud no. 1892. Kebaikan di dunia
adalah segala hal yang bermanfaat untuk dunia dan agamanya, terutama pasangan
yang baik, tetangga yang baik, rumah yang luas, kendaraan yang nyaman.
[76]
HR. Muslim no. 1218. Beliau membaca
dzikir itu lalu berdoa, dan ini diulang sebanyak tiga kali.
[77]
HR. Muslim no. 1218.
[78]
HR. Al-Bukhori no. 1750 dan Muslim
no. 1218.
[79]
HR. Al-Bukhori no. 5565 dan Muslim
no. 1966.
[80]
HR. Muslim no. 2018. Lafazh
berdzikir ketika masuk rumah seperti:
«اللّٰهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلَجِ، وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ، بِسْمِ اللَّهِ وَلَجْنَا، وَبِسْمِ
اللَّهِ خَرَجْنَا، وَعَلَى اللَّهِ رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا»
[81]
HR. At-Tirmidzi no. 1767.
[82]
HR. Muslim no. 1373.
[83]
HR. At-Tirmidzi no. 1858
[84]
HR. Al-Bukhori no. 5458.
[85]
HR. Al-Bukhori no. 2042.
[86]
HR. At-Tirmidzi no. 1091.
[87]
HR. Al-Bukhori no. 6388 dan Muslim
no. 1434.
[88]
HR. Al-Bukhori no. 5623 dan Muslim
no. 2011. Sebab diperintahkannya sumbu api dimatikan ketika tidur, karena pernah
kejadikan sebuah rumah di Madinah terbakar karena setan memanfaatkan tikus
untuk menyenggol sumbu api tersebut hingga membakar rumah. Adapun di zaman
sekarang lampu berupa bohlam yang aman dari terbakar, maka tidak mengapa tidak
dimatikan, karena illat (sebab dilarangnya) sudah hilang. Hanya saja
ahli kedokteran mengatakan lebih baik dimatikan karena membantu mempercepat
regenerasasi sel-sel yang rusak.
[89]
HR. Al-Bukhori no. 4008 dan Muslim
no. 807. Yaitu ayat آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا....
[90]
HR. Syaikhon dan ini lafazh Muslim
no. 2714.
[91]
HR. Al-Bukhori no. 2311.
[92]
HR. Al-Bukhori no. 5017.
[93]
HR. Al-Bukhori no. 6324.
[94]
HR. Muslim no. 2712.
[95]
HR. Muslim no. 2715. Mencukupi:
menolak bahaya dan memenuhi segala kebutuhan. Menaungi: memberi tempat
tinggal dan bermalam.
[96]
HR. Al-Bukhori no. 5361 dan Muslim
no. 2727. Maksudnya, jika dzikir itu dibaca maka pagi harinya ia akan kuat
dalam mengurus rumah tangga seolah-olah ditopang pembantu.
[97]
HR. Muslim no. 2713.
[98]
HR. Syaikhon dan ini lafazh Muslim
no. 2710.
[99] HR. Al-Bukhori no. 1154. Dalam riwayat shohih lainnya urutannya: ...subhānallah wal hamdulillā
[100] HR. Al-Bukhori no. 6314.
[101] HR. Al-Bukhori no. 1142.
[102] HR. Al-Bukhori no. 6985.
[103] HR. Al-Bukhori no. 7044.
[104] HR. Syaikhon dan ini lafazh Muslim no. 2261.
[105] HR. Muslim no. 2261.
[106] HR. Muslim no. 2263. Kesimpulan jika mimpi buruk:
(1) berlindung kepada Allah dari keburukan mimpi tersebut dan dari keburukan
setan (seperti mengucapkan أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّهِمَا),
(2) meludah (sedikit liur atau tanpa liur) ke sisi kiri tiga kali (untuk
menghinakan setan), (3) berpindah dari posisi awal, (4) berdiri untuk sholat,
(5) tidak menceritakannya kepada siapapun.
[107] HR. At-Tirmidzi no. 3575. Mencukupimu:
menolak berbagai bala darimu.
[108] HR. Ahmad no. 7898.
[109] HR. At-Tirmidzi no. 3388.
[110] HR. Ahmad no. 15363. Ketika sore diganti أَمْسَيْنَا.
[111] HR. Ahmad no. 18967.
[112] HR. Al-Bukhori no. 1199 dalam Al-Adab Al-Mufrod.
[113] HR. Muslim no. 2723.
[114] HR. At-Tirmidzi no. 3392.
[115] HR. Ahmad no. 4785.
[116] HR. Al-Bukhori no. 6306.
[117] HR. Muslim no. 2692.
[118] HR. An-Nasai no. 575 dalam Amalul Yaum wal
Lailah.
[119] HR. Al-Bukhori no. 3371.
[120] HR. At-Tirmidzi no. 3464.
[121] HR. Al-Bukhori no. 6405.
[122] HR. Muslim no. 2137.
[123] HR. Al-Bukhori no. 6406.
[124] HR. Muslim no. 2698.
[125] HR. Muslim no. 2726.
[126] HR. Al-Bukhori no. 3293 dan Muslim no. 2691.
[127] HR. Muslim no. 2693.
[128] HR. Al-Bukhori no. 4205 dan Muslim no. 2704.
[129] HR. Muslim no. 2702. Contoh lafazh istighfar أَسْتَغْفِرُ
اللهَ atau اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِي.
[130] HR. Ahmad no. 2.
[131] HR. Muslim no. 2702. Contoh lafazh taubat اللّٰهُمَّ
تُبْ عَلَيَّ. Jika digabung istighfar dan taubat: اللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ. Makna ampuni aku
adalah tutupilah dosaku dari pandangan manusia dan jangan siksa aku di Akhirat.
Makna aku bertaubat adalah aku menyesal atas dosaku dan aku berhenti
sekarang serta aku bertekad tidak akan mengulanginya lagi.
[132] HR. Muslim no. 899.
[133] HR. Al-Bukhori no. 1032.
[134] HR. Al-Bukhori no. 1038.
[135] HR. Al-Bukhori no. 3303 dan Muslim no. 2729.
Lafazh meminta kepada Allah menyesuaikan apa yang ia minta atau mudahnya
membaca: اللّٰهُمَّ أِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ.
[136] HR. Muslim no. 2708.
[137] HR. Ahmad no. 12430.
[138] HR. Ibnu Majah no. 3509. Seperti mengucapkan بَارَكَ اللهُ
فِيكَ.
[139] Muttafaqun Alaih.
[140] Muttafaqun Alaih.
[141] HR. Al-Bukhori no. 6224.
[142] HR. Al-Bukhori no. 6115 dan Muslim no. 2610.
[143] HR. At-Tirmidzi no. 2035.
[144] HR. At-Tirmidzi no. 3433. Karena banyak omongan
sangat mungkin salah ucap, dan juga dikarenkan biasanya majlis ngobrol itu ada
sesi ghibahnya.
[145] HR. Muslim no. 2985.
[146] HR. Ibnu Majah no. 4204.
[147] HR. At-Tirmidzi no. 1987.
[148] HR. Al-Bukhori no. 6340 dan Muslim no. 2735.
[149] HR. Al-Bukhori no. 2238.
[150] HR. Muslim no. 2110.
[151] HR. Al-Bukhori no. 5033 dan Muslim no. 791.
[152] HR. Muslim no. 653. Ini pendapat madzhab Hambali.
Adapun jumhur (Hanafi, Maliki, Syafii), hukum sholat berjamaah adalah fardhu
kifayah atau sunnah muakkadah.
[153] HR. Muslim no. 603.
[154] HR. Al-Bukhori no. 7280.
[155] HR. Al-Bukhori no. 15 dan Muslim no. 44.
[156] HR. Al-Bukhori no. 5063 dan Muslim no. 1401.
[157] HR. Muslim no. 1718.
[158] HR. Muslim no. 384.
[159] HR. Al-Bukhori no. 5971 dan Muslim no. 2548.
[160] HR. Muslim no. 2552.
[161] HR.
Al-Bukhori no. 2067 dan Muslim no. 2557.
[162] HR. Al-Bukhori no. 5991.
[163] HR. Al-Bukhori no. 5984 dan Muslim no. 2556.
[164] HR. Al-Bukhori no. 6014 dan Muslim no. 2624.
[165] HR. Al-Bukhori no. 6019 dan Muslim no. 48.
[166] HR. Al-Bukhori no. 6136 dan Muslim no. 47.
[167] HR. Al-Bukhori no. 6475 dan Muslim no. 47.
[168] HR. Al-Bukhori no. 6502.
[169] HR. Muslim no. 1669.
[170] HR. Muslim no. 2568.
[171] HR. Muslim no. 269.
[172] HR. Al-Bukhori no. 153 dan Muslim no. 267. Saya
mendengar Syaikh Walid Saifun Nasr menjelaskan larangan ini terkait kencing,
jika selain kencing maka boleh misalnya saat senggama.
[173] HR. Al-Bukhori no. 216 dan Muslim no. 292. Saya
tidak tahu apakah maknanya tidak menjaga diri dari percikan atau tidak bersuci?
Yang nampak adalah tidak bersuci dari kencing. Ibnu Taimiyah berpendapat
percikan air kencing yang tidak bisa dihindari sementara ia sudah berusaha, dikategorikan
najis ma’fu (dimaafkan), seperti percikan kencing bayi pada pakaian
ibunya.
[174] HR. Al-Bukhori no. 5889 dan Muslim no. 257. Fithroh
di sini maksudnya asal penciptaan manusia, boleh pula diartikan kesucian. Khitan:
memotong kulit yang menutupi kuncup penis dan hukumnya wajib bagi laki-laki.
Adapun bagi perempuan dianjurkan yaitu memendekkan klitoris (daging yang
tumbuh di atas lubang vagina mirip cengger ayam). Boleh menggunakan alat
pencukur moderen dalam mencukur bulu kemaluan maupun bulu ketiak. Batas
maksimal bulu-bulu ini boleh dibiarkan selama 40 hari, setelah itu dipotong.
[175] HR. Muslim no. 258.
[176] HR. Ahmad no. 24203.
[177] HR. Al-Bukhori no. 887 dan Muslim no. 252.
[178] HR. At-Tirmidzi no. 2745.
[179] HR. Al-Bukhori no. 3289 dan Muslim no. 2994.
[180] HR. Muslim no. 2995.
[181] HR. Al-Bukhori no. 5787. Isbal adalah kain yang
menjulur melebihi mata kaki atau pergelangan tangan. Jika karena sombong maka
hukumnya harom. Jika tidak sombong, sebagian ulama memandang makruh seperti
An-Nawawi, dan ada pula yang memandangnya boleh.
[182] HR. Al-Bukhori no. 5784 dan Muslim no. 2087.
[183] HR. Al-Bukhori no. 5855 dan Muslim no. 2097.
[184] HR. Al-Bukhori no. 5856 dan Muslim no. 2097.
Penulis (Syaikh Abdulmuhsin) berpendapat maksud memendekkan kumis adalah
memotong bagian bulu yang turun sampai ke bibir.
[185] HR. Al-Bukhori no. 5892 dan Muslim no. 259.
[186] HR. Al-Bukhori no. 5920 dan Muslim no. 2120. Qoza
adalah memotong sebagian rambut dan membiarkan sisanya, karena hal ini meniru
perbuatan anak nakal dan ahli maksiat.
[187] HR. Al-Bukhori no. 5933 dan Muslim no. 2124.
[188] HR. Al-Bukhori no. 5939 dan Muslim no. 2125.
[189] HR. Abu Dawud no. 4031.
[190] HR. Al-Bukhori no. 5885. Yakni dalam berpakaian,
berjalan, gaya bicara, dan semisalnya.
[191] HR. Al-Bukhori no. 5376 dan Muslim no. 2022.
[192] HR. Ahmad no. 2439.
[193] HR. Muslim no. 2033.
[194] HR. Al-Bukhori no. 5409.
[195] HR. Muslim no. 2025.
[196] HR. Ahmad no. 2817.
[197] HR. Al-Bukhori no. 153 dan Muslim no. 267.
[198] HR. Al-Bukhori no. 5631 dan Muslim no. 2028.
[199] HR. Muslim no. 2033.
[200] HR. Muslim no. 2734.
[201] HR. Muslim no. 35.
[202] HR. Al-Bukhori no. 2465 dan Muslim no. 2121.
[203] HR. Muslim no. 54.
[204] HR. Al-Bukhori no. 12 dan Muslim no. 39.
[205] HR. Al-Bukhori no. 6241 dan Muslim no. 2156.
[206] HR. Al-Bukhori no. 6245 dan Muslim no. 2153.
[207] HR. Al-Bukhori no. 5244 dan Muslim no. 715.
Sebabnya dikhawatirkan suami berburuk sangka kepada istrinya, yang belum
persiapan menyambutnya. Kebiasaan Nabi ﷺ jika pulang safar
jauh, tidak pulang malam hari, dan ketika tiba di Madinah beliau sholat sunnah
di Masjid sehingga orang-orang memberitahukan kedatangan beliau kepada
keluarga-nya.
[208] HR. Al-Bukhori no. 6269 dan Muslim no. 2177.
[209] HR. Muslim no. 2179.
[210] HR. Al-Bukhori no. 7042.
[211] HR. Al-Bukhori no. 5534 dan Muslim no. 2628.
[212] HR. Al-Bukhori no. 2662 dan Muslim no. 3000.
[213] HR. Muslim no. 2564.
[214] HR. Syaikhon dan ini lafazh Muslim no. 2184.
[215] HR. Al-Bukhori no. 5590.
[216] HR. Al-Bukhori no. 6018 dan Muslim no. 47.
[217] HR. Al-Bukhori no. 6474.
[218] HR. Al-Bukhori no. 6477 dan Muslim no. 2988.
[219] HR. Muslim no. 2607.
[220] HR. Al-Bukhori no. 2989 dan Muslim no. 1009.
[221] HR. Al-Bukhori no. 48 dan Muslim no. 64.
[222] HR. Syaikhon dan ini lafazh Muslim no. 110.
[223] HR. Muslim no. 2598.
[224] HR. Muslim no. 2564.
[225] HR. Abu Dawud no. 4875.
[226] HR. Abu Dawud no. 4878.
[227] HR. Muslim no. 105. Namimah (adu domba)
adalah menukil ucapan orang lalu disampaikan ke orang lain dalam rangka membuat
kerusakan atau agar saling membenci. Maksud tidak masuk Surga adalah tidak
langsung masuk Surga, karena orang beriman pasti masuk Surga.
[228] HR. Ahmad no. 20046.
[229] HR. Al-Bukhori no. 3559 dan Muslim no. 2321.
[230] HR. At-Tirmidzi no. 1162.
[231] HR. At-Tirmidzi no. 2002.
[232] HR. Muslim no. 2588.
[233] HR. Al-Bukhori no. 13 dan Muslim no. 45.
[234] HR. Muslim no. 1893.
[235] HR. Ahmad no. 7939.
[236] HR. Al-Bukhori no. 6065 dan Muslim no. 2559.
[237] HR. Al-Bukhori no. 6066 dan Muslim no. 2563.
[238] HR. Al-Bukhori no. 6077 dan Muslim no. 2560.
[239] HR. Al-Bukhori no. 7179 dan Muslim no. 2526.
[240] HR. Muslim no. 101.
[241] HR. Muslim no. 1041.
[242] HR. Muslim no. 37.
[243] HR. Al-Bukhori no. 4758.
[244] HR. Musim no. 2159.
[245] HR. At-Tirmidzi no. 1159.
[246] HR. Al-Bukhori no. 5232 dan Muslim no. 2172. Yakni
ipar/anak paman itu petakanya lebih besar, karena orang-orang tidak curiga jika
mereka keluar-masuk.
[247] HR. Ahmad no. 27006.
[248] HR. Al-Bukhori no. 5288 dan Muslim no. 1866.
[249] HR. Al-Bukhori no. 3006 dan Muslim no. 1341.
[250] HR. An-Nasai no. 9175 dalam Al-Kubrō.
[251] HR. Al-Bukhori no. 6508 dan Muslim no. 2686.
Bismillah.
BalasHapusBaarakallahu fiik.
Apakah sudah ada dalam bentuk pdf.
Syukran
Ada. Di bawah gambar linknya
HapusAlhamdulillah. Jazaakallaahu kehadiran ust. Sangat bermanfaat. Apakah sdh ada terjemahan untuk matan 6 semester ?
BalasHapus