Terjemah Kitabul Jami Ibnu Hajar Al-Asqolani | PUSTAKA SYABAB
Terjemah Kitabul Jami Ibnu Hajar Al-Asqolani DOWNLOAD PDF - WORD 1. Bab Adab 1452. Dari Abu Huroiroh ﭬ , ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersa...
Terjemah Kitabul Jami Ibnu Hajar Al-Asqolani
1. Bab Adab
1452. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ
سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ
فَانْصَحْهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ،
وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ»
“Hak sesama
Muslim ada enam: (1) jika kamu menjumpainya, ucapkan salam kepadanya; (2) jika
dia mengundangmu, penuhi undangannya; (3) jika dia meminta nasihatmu, berilah
nasihat; (4) jika dia bersin dan mengucapkan alhamdulillāh (segala puji
milik Allah), doakan yarhamukallōh (semoga Allah menyayangimu); (5) jika
dia sakit, jenguklah; (6) jika dia meninggal, antar jenazahnya.”[1]
1453. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ
مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا
تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ»
“Lihatlah kepada
orang yang lebih rendah (hartanya) darimu dan jangan melihat orang yang lebih
tinggi (hartanya) darimu, karena hal itu lebih menjaga dirimu tidak meremehkan
nikmat Allah padamu.”[2]
1454. Dari
An-Nawwas bin Sam’an ﭬ,
ia berkata: aku bertanya Rosululloh ﷺ tentang kebajikan dan dosa lalu beliau menjawab:
«الْبِرُّ: حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ:
مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ»
“Kebajikan adalah
akhlak mulia, dan dosa adalah apa yang bergejolak di dadamu dan kamu tidak suka
manusia mengetahuinya.”[3]
1455. Dari Ibnu
Mas’ud ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِذَا كُنْتُمْ ثَلَاثَةً، فَلَا يَتَنَاجَى
اثْنَانِ دُونَ الْآخَرِ، حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ؛ مِنْ أَجْلِ أَنَّ ذَلِكَ
يُحْزِنُهُ»
“Jika kalian
bertiga, dua orang jangan berbisik-bisik tanpa melibatkan orang ketiga kecuali
jika ada banyak orang, karena hal itu bisa membuat orang ketiga bersedih.”[4]
1456. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا يُقِيمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ
مَجْلِسِهِ، ثُمَّ يَجْلِسُ فِيهِ، وَلَكِنْ تَفَسَّحُوا، وَتَوَسَّعُوا»
“Janganlah
seseorang menyuruh orang lain berdiri lalu ia menduduki tempatnya, tetapi
hendaknya kalian melapangkan majlis dan merapat agar luas.”[5]
1457. Dari Ibnu
Abbas ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا،
فَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ، حَتَّى يَلْعَقَهَا، أَوْ يُلْعِقَهَا»
“Apabila seorang
dari kalian makan, janganlah ia mengelap tangannya kecuali sudah dijilati atau
minta dijilati.”[6]
1458. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لِيُسَلِّمِ الصَّغِيرُ عَلَى الْكَبِيرِ،
وَالْمَارُّ عَلَى الْقَاعِدِ، وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ»
“Semestinya yang
muda mengucapkan salam kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, dan
yang sedikit kepada yang banyak.”[7]
Dalam riwayat
Muslim:
«وَالرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِي»
“Yang berkendara
kepada yang berjalan.”[8]
1459. Dari Ali ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«يُجْزِئُ عَنِ الْجَمَاعَةِ إِذَا
مَرُّوا أَنْ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ، وَيُجْزِئُ عَنِ الْجَمَاعَةِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ»
“Jika sekelompok
orang lewat maka telah mencukupi jika yang mengucapkan salam hanya seorang dari
mereka, begitu pula telah mencukupi jika yang membalas salam juga seorang dari
mereka.”[9]
1460. Dari Ali ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«لَا تَبْدَؤُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى
بِالسَّلَامِ، وَإِذَا لَقَيْتُمُوهُمْ فِي طَرِيقٍ، فَاضْطَرُّوهُمْ إِلَى أَضْيَقِهِ»
“Janganlah kalian
mendahului salam kepada Yahudi dan Nashoro. Apabila kalian bertemu mereka di
jalan, maka pepetlah mereka ke tepi jalan yang sempit.”[10]
1461. Dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
«إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ:
الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَإِذَا قَالَ لَهُ:
يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَلْيَقُلْ: يَهْدِيكُمُ اللَّهُ، وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ»
“Jika seorang
dari kalian bersin, ucapkan alhamdulillāh, dan hendaknya saudaranya
mendoakannya yarhamukallōh. Apabila saudaranya mendoakannya, hendaknya
ia membalasnya yahdikumullōh wa yushlihu bālakum (semoga Allah memberimu
hidayah dan memperbaiki keadaanmu).”[11]
1462. Darinya,
dari Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا»
“Jangan
sekali-kali seorang dari kalian minum sambil berdiri.”[12]
1463. Darinya,
dari Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ
بِالْيَمِينِ، وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ، وَلْتَكُنْ الْيُمْنَى أَوَّلَهُمَا
تُنْعَلُ، وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ»
“Jika seorang
dari kalian memakai sandal, mulailah dengan kaki kanan. Apabila ia melepasnya,
mulailah dengan kaki kiri. Kaki kanan adalah kaki yang pertama dimasuki sandal
dan yang terakhir dilepas.”[13]
1464. Darinya,
dari Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا يَمْشِ أَحَدُكُمْ فِي نَعْلٍ
وَاحِدَةٍ، وَلْيُنْعِلْهُمَا جَمِيعًا، أَوْ لِيَخْلَعْهُمَا جَمِيعًا»
“Janganlah
seorang dari kalian berjalan dengan satu sandal. Semestinya kedua sandal
dipakai semua atau dilepas semua.”[14]
1465. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ
ثَوْبَهُ خُيَلَاءَ»
“Allah tidak
memandang (dengan kasih sayang) kepada orang yang menjulurkan pakaiannya karena
sombong.”[15]
1466. Darinya,
bahwa Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ
بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ
بِشِمَالِهِ، وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ»
“Jika seorang
dari kalian makan, makanlah dengan tangan kanan; dan jika minum, minumlah
dengan tangan kanan, karena setan makan dengan tangan kiri dan minum dengan
tangan kiri.”[16]
1467. Dari Amr
bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«كُلْ، وَاشْرَبْ، وَالْبَسْ، وَتَصَدَّقْ
فِي غَيْرِ سَرَفٍ، وَلَا مَخِيلَةٍ»
“Makanlah,
minumlah, berpakaianlah, bersedekahlah, asal tidak boros dan sombong.”[17]
/
2. Bab Berbakti dan
Silaturohim
1468. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ
فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ»
“Siapa yang suka
rizkinya dilapangkan dan usianya dipanjangkan (atau diberkahi), hendaknya ia menyambung
silaturohim.”[18]
1469. Dari Jubair
bin Muth’im ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ»
“Tidak akan masuk
Surga orang yang memutus silaturohim.”[19]
1470. Dari
Al-Mughiroh bin Syu’bah ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ
عُقُوقَ الْأُمَّهَاتِ، وَوَأْدَ الْبَنَاتِ، وَمَنْعًا وَهَاتِ، وَكَرِهَ لَكُمْ قِيلَ
وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ»
“Allah
mengharamkan atas kalian durhaka orang tua, membunuh bayi perempuan
hidup-hidup, menahan harta dari zakat, dan Allah membenci kalian menyebarkan
kabar burung, banyak bertanya, dan menghambur-hamburkan uang.”[20]
1471. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ،
وَسَخَطُ اللَّهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ»
“Ridho Allah
tergantung ridho kedua orang tua, dan murka Allah tergantung kemurkaan kedua
orang tua.”[21]
1472. Dari Anas ﭬ, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ
عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ - أَوْ لِأَخِيهِ- مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ»
“Demi Dzat yang
jiwaku di Tangan-Nya, tidak sempurna iman seorang hamba hingga ia mencintai
tetangganya atau saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.”[22]
1473. Dari Ibnu
Mas’ud ﭬ,
ia berkata: Aku bertanya kepada Rosūlullōh ﷺ: “Dosa apakah yang paling besar?” Jawab beliau: “Kamu menduakan
Allah, padahal Dia yang menciptakanmu.” Aku bertanya: “Lalu apa lagi?” Jawab
beliau: “Lalu kamu membunuh anakmu karena takut makan bersamamu.” Aku bertanya:
“Lalu apa lagi?” Jawab beliau: “Kamu menzinai istri tetanggamu.”[23]
1474. Dari
Abdullah bin Amr bin Ash ﭭ,
bahwa Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مِنَ الْكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلِ
وَالِدَيْهِ» قِيلَ: وَهَلْ يَسُبُّ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ؟ قَالَ: «نَعَمْ، يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ، فَيَسُبُّ
أَبَاهُ، وَيَسُبُّ أُمَّهُ، فَيَسُبُّ أُمَّهُ»
“Termasuk dosa
besar adalah seseorang memaki kedua orang tuanya.” Ada yang bertanya:
“Mungkinkah seseorang memaki kedua orang tuanya?” Jawab beliau: “Ya, dia memaki
ayah orang lain lalu ayahnya dibalas dimaki, dan ia memaki ibu orang lain lalu
ibunya dibalas dimaki.”[24]
1475. Dari Abu
Ayyub Al-Anshori ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ
أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ، فَيُعْرِضُ هَذَا، وَيُعْرِضُ هَذَا،
وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ»
“Tidak boleh bagi
seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Keduanya bertemu tetapi
saling berpaling (diam-diaman). Yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai
salam.”[25]
1476. Dari Jabir ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ»
“Setiap kebaikan
adalah sedekah.”[26]
1477. Dari Abu
Dzar ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ
شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ»
“Janganlah
sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya senyum saat
bertemu saudaramu.”[27]
1478. Darinya, ia
berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً، فَأَكْثِرْ
مَاءَهَا، وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ»
“Jika kamu
memasak tulang berdaging sedikit, perbanyaklah kuahnya, dan hadiahkan kepada
tetanggamu.”[28]
1479. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً
مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا؛ نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ؛ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ،
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا؛ سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللَّهُ
فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ»
“Siapa saja yang
menghilangkan kesusahan orang beriman di dunia, maka Allah akan menghilangkan
kesusahannya di hari Kiamat. Siapa saja yang memudahkan orang yang kesulitan
(hutang), maka Allah akan memudahkan kesulitannya di dunia dan Akhirat. Siapa
saja yang menutupi aib orang Islam, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia
dan Akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya, selama hamba itu menolong
saudaranya.”[29]
1480. Dari Abu
Mas’ud ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ، فَلَهُ مِثْلُ
أَجْرِ فَاعِلِهِ»
“Siapa yang
menunjukkan kepada kebaikan, ia mendapatkan pahala seperti orang yang
mengamalkan kebaikan tersebut.”[30]
1481. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«مَنِ اسْتَعَاذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيذُوهُ،
وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ، وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ،
فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا، فَادْعُوا لَهُ»
“Siapa yang
meminta perlindungan kepada kalian dengan nama Allah, maka lindungi ia. Siapa
yang meminta kalian dengan nama Allah, maka berilah ia. Siapa memberi kebaikan
kepada kalian, maka balaslah kebaikannya, dan jika kalian tidak memilikinya,
doakan ia.”[31]
/
3. Bab Zuhud dan Waro
1482. Dari
An-Nu’man bin Basyir ﭭ,
ia berkata: Aku mendengar Rosūlullōh ﷺ bersabda —Nu’man menunjuk telinganya—:
«إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ، وَإِنَّ
الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ، لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ
النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ، فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ،
وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ
الْحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيهِ، أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلَا وَإِنَّ
حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ، أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ،
صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ
الْقَلْبُ»
“Perkara yang
halal sudah jelas, perkara yang harom sudah jelas, dan di antara keduanya ada
perkara yang sama-samar (syubhat), yang banyak orang tidak mengetahuinya. Siapa
yang hati-hati dari perkara syubhat, maka ia telah menjaga agama dan
kehormatannya. Siapa yang terjatuh pada perkara syubhat, ia akan terjatuh
kepada perkara harom, bagaikan seorang penggembala yang menggembalakan
ternaknya di sekitar lahan larangan, suatu saat pasti ternaknya akan
memasukinya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan, dan ketahuilah
tanah larangan Allah adalah apa saja yang Allah haramkan. Ketahuilah, di dalam
tubuh ada segumpal daging (jantung), jika ia baik maka seluruh badan menjadi
baik; dan jika ia jelek maka seluruh badan menjadi jelek. Ketahuilah, segumpang
daging tersebut adalah jantung.”[32]
1483. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ، وَالدِّرْهَمِ،
وَالْقَطِيفَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ»
“Celaka budak
dinar, dirham, dan pakaian mahal. Jika ia diberi Allah maka ia senang, dan jika
ia tidak diberi maka ia tidak senang.”[33]
1484. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
memegang pundakku lalu berkata:
«كُنْ
فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ، أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ». وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ،
وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِسَقَمِك،
وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
“Jadilah kamu di
dunia seperti orang asing atau orang yang menyeberang jalan.” Ibnu Umar
berkata: “Jika kamu di sore hari, jangan menunggu pagi, dan jika kamu di pagi
hari, jangan menunggu sore. Manfaatkan sehatmu sebelum datang sakitmu, dan
hidupmu sebelum datang matimu.”[34]
1485. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ، فَهُوَ مِنْهُمْ»
“Siapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari mereka.”[35]
1486. Dari Ibnu
Abbas ﭭ,
ia berkata: Pada suatu hari aku di belakang Nabi ﷺ lalu beliau bersabda: “Wahai
anak, jagalah (agama/perintah) Allah maka Allah akan menjagamu, jagalah (agama)
Allah maka kamu akan mendapati Allah di depanmu (menjagamu). Jika kamu meminta
sesuatu, mintalah kepada Allah; dan jika kamu meminta tolong, mintalah tolong kepada
Allah.”[36]
1487. Dari Sahl
bin Sa’ad ﭬ,
ia berkata: ada seseorang datang ke Nabi ﷺ dan berkata: “Wahai Rosūlullōh, tunjukkan kepadaku sebuah
amalan yang jika kukerjakan Allah mencintaiku dan manusia juga mencintaiku.”
Beliau menjawab:
«ازْهَدْ
فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ»
“Zuhudlah kamu di
dunia, maka Allah akan mencintaimu; dan zuhudlah (tidak meminta) dari apa yang
dimiliki manusia, maka mereka akan mencintaimu.”[37]
1488. Dari Sa’ad
bin Abi Waqqosh ﭬ,
ia berkata: aku mendengar Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ،
الْغَنِيَّ، الْخَفِيَّ»
“Sungguh Allah
mencintai hamba yang bertaqwa, qonaah, dan menyembunyikan amal.”[38]
1489. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ،
تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ»
“Di antara tanda
baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan apa saja yang tidak bermanfaat
baginya.”[39]
1490. Dari
Al-Miqdam bin Ma’dikarib ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَا مَلَأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا
مِنْ بَطْنٍ»
“Anak Adam tidak
memenuhi bejana yang lebih jelek melebihi perutnya sendiri.”[40]
1491. Dari Anas ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ
الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ»
“Setiap anak Adam
sering melakukan dosa dan pelaku dosa terbaik adalah siapa yang bertaubat.”[41]
1492. Dari Anas ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«الصَّمْتُ حِكْمَةٌ، وَقَلِيلٌ فَاعِلُهُ»
“Diam itu hikmah,
dan sedikit sekali yang melakukannya.”[42]
/
4. Bab Bahaya Akhlak
Buruk
1493. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ
يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ، كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ»
“Waspadalah kalian
dari hasad, karena hasad memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu.”[43]
1494. Dalam Ibnu
Majah dari hadits Anas semisal itu.[44]
1495. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ،
إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ»
“Kuat hakiki itu
bukan kuat membanting, tetapi kuat hakiki adalah siapa yang mampu menahan emosi
ketika sedang marah.”[45]
1496. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
“Kezoliman adalah
kegelapan pada hari Kiamat.”[46]
1497. Dari Jabir ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«اتَّقُوا الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ
ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوا الشُّحَّ، فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ»
“Waspadalah dari
kezoliman karena kezoliman adalah kegelapan pada hari Kiamat. Waspadalah dari
terlalu pelit, karena ia menghancurkan umat sebelum kalian.”[47]
1498. Dari Mahmud
bin Labid ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ
الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ: الرِّيَاءُ»
“Yang paling aku
khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil yaitu riya (pamer amal).”[48]
1499. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا
حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ»
“Tanda munafik
ada tiga: jika berbicara bohong, jika berjanji menyelisihi, jika dipercaya
khianat.”[49]
1500. Dalam
hadits Abdullah bin Amr:
«وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ»
“Jika bertengkar,
curang.”[50]
1501. Dari Ibnu
Mas’ud ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ، وَقِتَالُهُ
كُفْرٌ»
“Mencela Muslim
adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran.”[51]
1502. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ
أَكْذَبُ الْحَدِيثِ»
“Jauhilah buruk
sangka, karena buruk sangka itu cerita paling dusta.”[52]
1503. Dari Ma’qil
bin Yasar ﭬ,
ia berkata: aku mendengar Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ
رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ، وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ
عَلَيْهِ الْجَنَّةَ»
“Tidaklah seorang
hamba diangkat Allah jadi pemimpin lalu di mati dalam keadaan berkhianat kepada
rakyatnya melainkan Allah haramkan Surga atasnya.”[53]
1504. Dari Aisyah
ڤ, ia
berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ
أُمَّتِي شَيْئًا، فَشَقَّ عَلَيْهِ، فَاشْقُقْ عَلَيْهِ»
“Ya Allah, siapa
yang diberi tugas mengurus urusan umatku lalu ia mempersulit urusan mereka,
maka persulitlah hidupnya.”[54]
1505. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِذَا قَاتَلَ أَحَدُكُمْ، فَلْيَتَجَنَّبِ
الْوَجْهَ»
“Jika seorang
dari kalian memukul, hindarilah wajah.”[55]
1506. Darinya, ia
berkata: ada lelaki yang berkata: “Wahai Rosūlullōh, berilah aku wasiat (pesan
penting).” Beliau menjawab: “Jangan marah.” Dia mengulang permintaannya dan
beliau tetap menjawab: “Jangan marah.”[56]
1507. Dari
Khoulah Al-Anshoriyah ڤ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ رِجَالًا يتخَوَّضُونَ فِي مَالِ
اللَّهِ بِغَيْرِ حَقٍّ، فَلَهُمُ النَّارُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
“Ada beberapa
orang yang menggelapkan harta Allah tanpa hak, bagi mereka Neraka pada hari
Kiamat.”[57]
1508. Dari Abu
Dzar ﭬ,
dari Nabi ﷺ,
dari riwayat Robnya:
«يَا عِبَادِي! إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ
عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فَلَا تَظَالَمُوا»
“Wahai hamba-Ku,
aku mengharamkan kezoliman atas Diri-Ku dan menjadikannya haram di antara
kalian, maka kalian jangan saling menzolimi.”[58]
1509. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
bahwa Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟» قَالُوا: اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا
يَكْرَهُ» قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ:
«إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ،
وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَقَدْ بَهَتَّهُ»
“Tahukah kalian
apa itu ghibah?” Mereka menjawab: “Allah dan Rosul-Nya lebih tahu.” Beliau
berkata: “Yaitu kamu menyebut saudaramu dengan apa yang dibencinya.” Ada yang
bertanya: “Bagaimana jika yang kusebutkan benar ada pada saudaraku?” Jawab
beliau: “Jika apa yang kamu sebutkan benar ada padanya, berarti kamu
menggibahnya, dan jika tidak ada berarti kamu berbohong atasnya.”[59]
1510. Darinya, ia
berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا،
وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ،
وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا، الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ،
وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ، التَّقْوَى هَا هُنَا، - وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ، - بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ،
كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ»
“Kalian jangan
saling hasad (iri), jangan saling menaikkan harga untuk memudhorotkan, jangan
saling marahan, jangan saling mendiamkan, jangan membeli barang yang sudah dibeli
saudaranya, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Sesama Muslim
bersaudara, tidak boleh menzoliminya, menghinanya, merendahkannya. Taqwa di
sini letaknya —sambil menunjuk ke dadanya sebanyak tiga kali—. Cukup seseorang
melakukan keburukan jika ia merendahkan saudaranya. Sesama Muslim diharamkan
darahnya, hartanya, dan kehormatannya.”[60]
1511. Dari Qutbah
bin Malik ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
berdoa:
«اللَّهُمَّ جَنِّبْنِي مُنْكَرَاتِ
الْأَخْلَاقِ، وَالْأَعْمَالِ، وَالْأَهْوَاءِ، وَالْأَدْوَاءِ»
“Ya Allah,
jauhkan aku dari kemungkaran akhlak, amal, hawa nafsu, dan penyakit.”[61]
1512. Dari Ibnu
Abbas ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا تُمَارِ أَخَاكَ، وَلَا تُمَازِحْهُ،
وَلَا تَعِدْهُ مَوْعِدًا فَتُخْلِفَهُ»
“Kamu jangan
mendebat saudaramu, jangan keterlaluan mencandainya, dan jangan memberi janji
yang tidak ditepati.”[62]
1513. Dari Abu
Sa’id Al-Khudri ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«خَصْلَتَانِ لَا يَجْتَمِعَانِ فِي
مُؤْمِنٍ: الْبُخْلُ، وَسُوءُ الْخُلُقِ»
“Dua sifat yang
tidak terkumpul pada seorang Mukmin: bakhil (pelit) dan buruk akhlak.”[63]
1514. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا، فَعَلَى
الْبَادِئِ، مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ»
“Dua orang yang
saling memaki, dosa keduanya ditanggung yang memulai, selagi yang terzolimi
tidak melampaui batas.”[64]
1515. Dari Abi
Shirmah ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ ضَارَّ مُسْلِمًا ضَارَّهُ اللَّهُ،
وَمَنْ شَاقَّ مُسْلِمًا شَقَّ اللَّهُ عَلَيْهِ»
“Siapa yang menimpakan
bahaya kepada seorang Muslim, Allah akan menimpahkan bahaya kepadanya. Siapa
yang menyusahkan seorang Muslim, Allah akan menyusahkannya.”[65]
1516. Dari Abu
Darda ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ الْفَاحِشَ
الْبَذِيءَ»
“Allah membenci
orang yang ucapannya cabul dan menyakitkan hati.”[66]
1517. Dari Ibnu
Mas’ud ﭬ
secara marfu (Nabi ﷺ):
«لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ،
وَلَا اللَّعَّانُ، وَلَا الْفَاحِشَ، وَلَا الْبَذِيءَ»
“Orang Mukmin
bukanlah orang yang sering menyakiti fisik, melaknat, cabul, menyakiti hati.”[67]
1518. Dari Aisyah
ڤ, ia
berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا تَسُبُّوا الْأَمْوَاتَ؛ فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلَى مَا قَدَّمُوا»
“Kalian jangan
memaki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah mendapatkan balasan apa
yang telah mereka kerjakan.”[68]
1519. Dari
Hudzaifah ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ»
“Tidak akan masuk
Surga orang yang suka memfitnah.”[69]
1520. Dari Anas ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«مَنْ كَفَّ غَضَبَهُ، كَفَّ اللَّهُ
عَنْهُ عَذَابَهُ»
“Siapa yang
menahan amarahnya, Allah menahan siksa-Nya darinya.”[70]
1521. Hadits di
atas memiliki syahid (penguat) dari hadits Ibnu Umar ﭭ riwayat Ibnu Abid Dunya.[71]
1522. Dari Abu
Bakar ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ خِبٌّ، وَلَا
بَخِيلٌ، وَلَا سَيِّئُ الْمَلَكَةِ»
“Tidak akan masuk
Surga orang yang suka menipu, pelit, dan kasar kepada bawahan.”[72]
1523. Dari Ibnu
Abbas ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ
تَسَمَّعَ حَدِيثَ قَوْمٍ، وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، صُبَّ فِي أُذُنَيْهِ الْآنُكُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
“Siapa yang
menguping pembicaraan orang-orang, padahal mereka tidak menyukainya, maka
cairan tembaga panas kelak dituangkan ke telinganya pada hari Kiamat.”[73]
1524. Dari Anas ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«طُوبَى لِمَنْ شَغَلَهُ عَيْبَهُ عَنْ
عُيُوبِ النَّاسِ»
“Beruntung orang
yang disibukkan aibnya sendiri dari aib manusia.”[74]
1525. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ تَعَاظَمَ فِي نَفْسِهِ، وَاخْتَالَ
فِي مِشْيَتِهِ، لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ»
“Siapa yang
menganggap dirinya besar dan angkuh saat berjalan, ia akan bertemu Allah dalam
keadaan Allah marah padanya.”[75]
1526. Dari Sahl
bin Sa’ad ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«الْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ»
“Tergesa-gesa
dari setan.”[76]
1527. Dari Aisyah
ڤ, ia
berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«الشُّؤْمُ: سُوءُ الْخُلُقِ»
“Kesialan
terdapat pada akhlak yang buruk.”[77]
1528. Dari Abu
Darda ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ اللَّعَّانِينَ لَا يَكُونُونَ
شُفَعَاءَ، وَلَا شُهَدَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
“Orang yang
sering melaknat tidak menjadi pemberi syafaat dan saksi pada hari Kiamat.”[78]
1529. Dari Muadz
bin Jabal ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ، لَمْ
يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ»
“Siapa yang memaki
saudaranya karena sebuah dosa, ia tidak akan mati kecuali mengerjakannya juga.”[79]
1530. Dari Bahz
bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ، فَيَكْذِبُ؛
لِيَضْحَكَ بِهِ الْقَوْمُ، وَيْلٌ لَهُ، ثُمَّ وَيْلٌ لَهُ»
“Celaka orang
yang bercerita bohong untuk membuat orang tertawa. Celaka dia, celaka dia.”[80]
1531. Dari Anas ﭬ, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
«كَفَّارَةُ مَنِ اغْتَبْتَهُ أَنْ
تَسْتَغْفِرَ لَهُ»
“Kaffarot (denda)
orang yang menggibah adalah memohonkan ampun untuk si korban.”[81]
1532. Dari Aisyah
ڤ, ia
berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ
الْأَلَدُّ الْخَصِمُ»
“Orang yang
paling dibenci Allah adalah orang yang keras kepala dan suka berdebat.”[82]
/
5. Bab Motifasi
Akhlak Mulia
1533. Dari Ibnu
Mas’ud ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ
يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ
الرَّجُلُ يَصْدُقُ، وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ، حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا.
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ
يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ، وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ،
حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا»
“Wajib bagi
kalian untuk jujur, karena jujur membimbing kepada kebaikan, dan kebaikan
mengantar kepada Surga. Jika seseorang senantiasa berusaha jujur, akan dicatat
di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah oleh kalian dusta, karena
dusta mengajak kepada keburukan, dan keburukan mengajak kepada Neraka. Jika
seseorang membiasakan dusta, akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang
dusta.”[83]
1534. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ
أَكْذَبُ الْحَدِيثِ»
“Jauhilah oleh
kalian buruk sangka, karena buruk sangka adalah cerita paling dusta.”[84]
1535. Dari Abu
Sa’id Al-Khudri ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ بِالطُّرُقَاتِ» قَالُوا: يَا رَسُولَ
اللَّهِ! مَا لَنَا بُدٌّ مِنْ مَجَالِسِنَا؛ نَتَحَدَّثُ فِيهَا، قَالَ: «فَأَمَّا إِذَا أَبَيْتُمْ، فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ» قَالُوا: وَمَا
حَقُّهُ؟ قَالَ: «غَضُّ الْبَصَرِ، وَكَفُّ الْأَذَى،
وَرَدُّ السَّلَامِ، وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ»
“Jauhilah oleh
kalian duduk-duduk di pinggir jalan.” Mereka menjawab: “Wahai Rosūlullōh, kami
tidak bisa meninggalkannya karena biasa kami digunakan untuk ngobrol.” Beliau
menjawab: “Jika kalian enggan meninggalkannya, berilah hak jalan.” Mereka
bertanya: “Apa itu hak jalan?” Beliau menjawab: “Menjaga pandangan, menahan
diri dari mengganggu, menjawab salam, amar ma’ru, dan nahi munkar.”[85]
1536. Dari
Muawiyah ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا،
يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ»
“Siapa yang
dikehendaki baik oleh Allah, ia akan dijadikan paham agama.”[86]
1537. Dari Abu
Darda ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَا مِنْ شَيْءٍ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ
مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ»
“Tidak ada
sesuatu yang lebih memberatkan Timbangan melebihi akhlak mulia.”[87]
1538. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«الْحَيَاءُ مِنَ الْإِيمَانِ»
“Malu termasuk
iman.”[88]
1539. Dari Abu
Mas’ud ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ
كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ، فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ»
“Termasuk
peninggalan kenabian terdahulu yang masih dijumpai manusia adalah jika kamu
tidak malu, lakukan apa saja yang kamu mau.”[89]
1540. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«المُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ
إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ، احْرِصْ عَلَى مَا
يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَلَا تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا
تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ
وَمَا شَاءَ فَعَلَ؛ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ»
“Mukmin kuat
lebih baik dan lebih dicintai Allah dari Mukmin lemah. Masing-masing memiliki kebaikan.
Bersemangatlah kamu dalam melakukan apa saja yang bermanfaat bagimu dan
mintalah tolong kepada Allah dan jangan lemah. Jika kamu tertimpa musibah,
jangan mengucapkan: ‘seaindanya aku melakukan ini tentu tidak terjadi demikian
dan demikian,’ tetapi ucapkan: ‘qodarullāh wa mā syā’a fa’ala’ (ini
takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi), karena ‘seandainya’
bisa membuka pintu masuk setan.”[90]
1541. Dari Iyadh
bin Himar ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ
تَوَاضَعُوا، حَتَّى لَا يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى
أَحَدٍ»
“Allah mewahyukan
kepadaku agar kalian saling tawadhu (rendah hati) agar seseorang tidak
menzolimi orang lain dan seseorang tidak angkuh kepada orang lain.”[91]
1542. Dari Abu
Darda ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ بِالْغَيْبِ،
رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
“Siapa yang
membela kehormatan saudaranya tanpa sepengetahuannya, Allah akan menyelamatkan
wajahnya dari Neraka pada hari Kiamat.”[92]
1543. Dalam
riwayat Ahmad dari hadits Asma binti Yazid ڤ seperti di atas.[93]
1544. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ،
وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ
إِلَّا رَفَعَهُ»
“Sedekah tidak
mengurangi harta. Hamba pemaaf ditambah Allah kemuliaan. Hamba yang tawadhu
karena Allah akan diangkat oleh-Nya.”[94]
1545. Dari
Abdullah bin Salam ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ! أَفْشُوا السَّلَام،
وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ
نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ»
“Wahai manusia, tebarkan
salam, sambung silaturohim, berilah makan siapa saja, sholatlah di malam hari
ketika manusia tidur, niscya kalian masuk Surga dengan selamat.”[95]
1546. Dari Tamim
Ad-Dari ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«الدِّينُ النَّصِيحَةُ» ثَلَاثًا، قُلْنَا: لِمَنْ يَا رَسُولَ
اللَّهِ؟ قَالَ: «لِلَّهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُولِهِ، وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ، وَعَامَّتِهِمْ»
“Agama adalah
ketulusan.” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Lalu kami bertanya:
“Kepada siapa wahai Rosūlullōh?” Beliau menjawab: “Kepada Allah, Kitab-Nya,
Rosul-Nya, pemimpin kaum Muslimin, dan seluruh kaum Muslimin.”[96]
1547. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ الْجَنَّةَ
تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ»
“Yang paling
banyak memasukkan ke Surga adalah taqwa dan akhlak mulia.”[97]
1548. Darinya, ia
berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِنَّكُمْ لَا تَسَعُونَ النَّاسَ
بِأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ لِيَسَعْهُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ، وَحُسْنُ الْخُلُقِ»
“Kalian tidak
akan membuat manusia puas dengan harta kalian, tetapi yang membuat mereka puas
adalah senyum dan akhlak mulia.”[98]
1549. Darinya, ia
berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ»
“Orang Mukmin
adalah cermin Mukmin lainnya.”[99]
1550. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«المُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ،
وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ؛ خَيْرٌ مِنَ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ، وَلَا يَصْبِرُ
عَلَى أَذَاهُمْ»
“Mukmin yang
bergaul dengan manusia serta sabar atas gangguan mereka adalah lebih baik dari
Mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar atas gangguan mereka.”[100]
1551. Dari Ibnu
Mas’ud ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«اللَّهُمَّ كَمَا أَحْسَنْتَ خَلْقِي،
فَحَسِّنْ خُلُقِي»
“Ya Allah,
sebagaimana Engkau memperindah fisikku, indahkan akhlakku.”[101]
/
6. Bab Dzikir dan Doa
1552. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: أَنَا مَعَ
عَبْدِي مَا ذَكَرَنِي، وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ»
“Allah berfirman:
‘Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak
berdzikir kepada-Ku.’”[102]
1553. Dari Muadz
bin Jabal ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ عَمَلًا أَنْجَى
لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ»
“Tidaklah anak
Adam mengerjakan amal yang lebih menyelamatkannya dari siksa Allah melebihi
berdzikir kepada Allah.”[103]
1554. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا، يَذْكُرُونَ
اللَّهَ إِلَّا حَفَّتْ بِهِمُ الْمَلَائِكَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَذَكَرَهُمُ
اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ»
“Tidaklah suatu
kaum duduk berdzikir kepada Allah melainkan mereka dinaungi Malaikat, diliputi
rohmat, dan dibanggakan Allah di tengah Malaikat di sisi-Nya.”[104]
1555. Darinya ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَمْ
يَذْكُرُوا اللَّهَ، وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى النَّبِيِّ ﷺ إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
“Tidaklah suatu
kaum duduk tanpa berdzikir kepada Allah dan tidak bersholawat kepada Nabi ﷺ, melainkan mereka terkena
kerugian pada hari Kiamat.”[105]
1556. Dari Abu
Ayyub ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ،
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ... ، عَشْرَ مَرَّاتٍ، كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ
أَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ»
“Siapa yang
membaca: ‘Tidak ada yang berhak disembah selain Allah, semata tanpa sekutu bagi-Nya...’
sebanyak 10x, maka ia seperti memerdekakan 4 budak dari keturunan Ismail.”[106]
1557. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ، وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ»
“Siapa yang
membaca: ‘Aku mensucikan Allah dan memuji-Nya,’ sebanyak 100x [dalam sehari],
maka dosa-dosanya akan dihapus meskipun sebanyak buih di lautan.”[107]
1558. Dari
Juwairiyah binti Al-Harits ڤ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda kepadaku:
«لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ،
لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ،
عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ»
“Sungguh aku tadi
setelah pergi darimu, membaca 4 kalimat (sebanyak 3x), yang seandainya bacaan
tadi ditimbang dengan dzikirmu semenjak pagi (sampai Dhuha), tentu akan lebih
berat: ‘Aku mensucikan Allah dan memuji-Nya: sebanyak makhluk-Nya, seridho
Diri-Nya, seberat dan sebesar Arsy-Nya, dan sebanyak kalimat-kalimat-Nya.’”[108]
1559. Dari Abu
Sa’id Al-Khudri ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«البَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ: لَا إِلهَ
إِلَّا اللَّهُ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا
حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ»
“Amalan baik yang
kekal adalah ‘tidak ada yang berhak disembah selain Allah,’ ‘aku mensucikan Allah,’ ‘Allah Mahabesar,’ ‘aku
memuji Allah,’ ‘tidak ada upaya untuk menghindari keburukan dan kekuatan untuk
meraih kebaikan kecuali dengan pertolongan Allah.’”[109]
1560. Dari
Samuroh bin Jundub ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ
أَرْبَعٌ، لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ،
وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ»
“Kalimat yang
paling dicintai Allah ada 4, tidak masalah memulai dari mana: subhānallōh,
alhamdulillāh, lā ilāha illallāh, Allahu akbar.”[110]
1561. Dari Abu
Musa Al-Asy’ari ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda kepadaku:
«يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ، أَلَّا
أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ؟ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا
بِاللَّهِ»
“Wahai Abdullah
bin Qois, maukah kamu kutunjukkan simpanan di Surga? Lā haula wa lā quwwata
illā billāh.”[111]
1562. Dari
An-Nu’man bin Basyir ﭭ,
dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda:
«إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ»
“Sungguh doa
adalah ibadah.”[112]
1563. Dari Anas ﭬ secara marfu:
«الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ»
“Doa adalah inti
ibadah.”[113]
1564. Dari Abu
Huroiroh ﭬ
secara marfu:
«لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ
مِنَ الدُّعَاءِ»
“Tidak ada
sesuatu yang lebih mulia bagi Allah selain doa.”[114]
1565. Dari Anas ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
لَا يُرَدُّ»
“Doa antara adzan
dengan iqomat tidak tertolak.”[115]
1566. Dari Salman
ﭬ, ia
berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ رَبَّكُمْ حَيِيٌّ كَرِيمٌ،
يَسْتَحِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفَرًا»
“Rob kalian
sangat pemalu dan mulia. Dia malu dari hamba-Nya jika ia mengangkat tangannya
kepada-Nya tetapi dibiarkan dengan tangan hampa.”[116]
1567. Dari Umar ﭬ, ia berkata: Apabila Rosūlullōh ﷺ mengangkat tangannya dalam
berdoa, tidak menurunkannya kecuali diusapkan ke wajahnya.[117]
Hadits ini memiliki pendukung:
1568. yaitu
hadits Ibnu Abbas ﭭ
dalam Abu Dawud, sehingga jika dihimpun dua hadits tadi menjadi hasan.[118]
1569. Dari Ibnu
Mas’ud ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً»
“Manusia yang paling
dekat denganku pada hari Kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat
kepadaku.”[119]
1570. Dari
Syaddad bin Aus ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
bersabda:
«سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ، أَنْ يَقُولَ
الْعَبْدُ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي، وَأَنَا
عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ
لِي؛ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ»
“Istighfar paling
utama adalah ucapan hamba: ‘Ya Allah, Engkau Robku dan tidak ada yang berhak
disembah selain Engkau. Engkau menciptakanku dan aku hamba-Mu. Aku memegang
janji-Mu agar aku mentauhidkan-Mu, dan aku yakin janji-Mu bagiku dengan balasan
Surga, dan kukerjakan semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari pengaruh buruk
dosa yang kukerjakan. Aku mengakui segala nikmat-Mu atasku dan aku juga
mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku, karena tidak ada yang mengampuni
segala dosa selain Engkau.’”[120]
1571. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
tidak pernah meninggalkan berdoa di sore dan pagi hari:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ
فِي دِينِي، وَدُنْيَايَ، وَأَهْلِي، وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ
رَوْعَاتِي، وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ
شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي»
“Ya Allah, aku
memohon kepada-Mu keselamatan pada agamaku, duniaku, keluargaku, hartaku. Ya
Allah, tutupilah aibku, beri aku keamanan, jagalah aku dari depanku,
belakangku, kananku, kiriku, atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu
agar aku tidak dibenamkan dari bawahku.”[121]
1572. Dari Ibnu
Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
biasa berdoa:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ
زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيعِ سَخَطِكَ»
“Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, perubahan kesehatan dari-Mu,
musibah yang datang tiba-tiba dari-Mu, dan dari seluruh kemurkaan-Mu.”[122]
1573. Dari
Abdullah bin Umar ﭭ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
berdoa:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ
غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الْعَدُوِّ، وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ»
“Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang, dikalahkan musuh, dan kegembiraan
musuh.”[123]
1574. Dari
Buroidah ﭬ,
ia berkata: Nabi ﷺ
mendengar seseorang membaca doa:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي
أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، الأَحَدُ الصَّمَدُ، الَّذِي
لَمْ يَلِدْ، وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ». فَقَالَ: «لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَا
دُعِيَ بِهِ أَجَابَ»
“Ya Allah, aku
meminta kepada-Mu dengan bersaksi bahwa Engkau adalah Allah yang tidak ada yang
berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa dan Maha bergantung semua
makhluk, Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada yang serupa
dengan-Nya,” lalu beliau bersabda: “Sungguh dia telah meminta kepada Allah
dengan menyebut nama-Nya yang jika diminta akan diberi, dan jika berdoa akan
dikabulkan.”[124]
1575. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Apabila masuk pagi, Nabi ﷺ berdoa:
«اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ
أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُورُ»
“Ya Allah, hanya
dengan pertolongan-Mu aku memasuki pagi, hanya dengan pertolongan-Mu aku
memasuki sore, hanya dengan pertolongan-Mu aku hidup, dan hanya dengan
pertolongan-Mu aku mati, dan hanya kepada-Mu kami dibangkitkan.” Jika sore
membaca seperti itu tetapi akhirannya «وَإِلَيْكَ
الْمَصِيرُ» “hanya
kepada-Mu kami dikumpulkan.”[125]
1576. Dari Anas ﭬ, ia berkata: Doa terbanyak Nabi ﷺ adalah:
«رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً،
وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ»
“Wahai Rob kami,
berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di Akhirat, dan jagalah kami dari
siksa Neraka.”[126]
1577. Dari Abu
Musa Al-Asy’ari ﭬ,
ia berkata: Nabi ﷺ
pernah berdoa:
«رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي،
وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي كُلِّهِ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِي خَطَايَايَ، وَعَمْدِي وَجَهْلِي وَهَزْلِي، وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي، اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ
المُقَدِّمُ وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
“Ya Robku
(Penciptaku), ampuni dosa-dosaku karena kesalahanku, karena kebodohanku, semua
urusanku yang berlebihan, dan apa saja dari dosaku yang Engkau lebih tahu
dariku. Ya Allah, ampuni dosa-dosaku karena kesalahanku, karena sengaja, karena
bodoh, karena bergurau, dan aku mengakui semua itu kulakukan. Ya Allah, ampuni
dosa-dosaku yang telah kukerjakan dan ibadah yang tidak serius kukerjakan, dosa
yang kukerjakan secara sembunyi maupun terang-terangan, Engkau Maha
mendahulukan (siapa saja yang Engkau kehendaki dengan rahmat-Mu) dan Maha
mengakhirkan (siapa saja yang Engkau kehendaki dengan menghinakannya), dan
Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”[127]
1578. Dari Abu
Huroiroh ﭬ,
ia berkata: Rosūlullōh ﷺ
biasa berdoa:
«اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي
هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ
لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ
خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ»
“Ya Allah,
perbaikilah agamaku yang ia merupakan benteng segala urusanku, perbaikilah
duniaku yang ia merupakan tempat hidupku, perbaikilah Akhiratku yang ia
merupakan tempat kembaliku, jadikanlah hidupku untuk menambah kebaikanku, dan
jadikanlah matiku untuk mengistirahatkanku dari keburukan.”[128]
1579. Dari Anas ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ biasa berdoa:
«اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي،
وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي، وَارْزُقْنِي عِلْمًا يَنْفَعُنِي»
“Ya Allah,
berilah manfaat bagiku apa saja yang telah Engkau ajarkan kepadaku, dan
ajarilah aku apa saja yang bermanfaat bagiku, dan berilah aku ilmu yang
bermanfaat bagiku.”[129]
1580. Dalam
At-Tirmidzi dari hadits Abu Huroiroh ﭬ seperti di atas dan ada tambahan:
«وَزِدْنِي عِلْمًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
عَلَى كُلِّ حَالٍ، وَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ حَالِ أَهْلِ النَّارِ»
“Berilah aku
ilmu, segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan, dan aku berlindung kepada
Allah dari keadaan penduduk Neraka.”[130]
1581. Dari Aisyah
ڤ, bahwa
Nabi ﷺ mengajarinya
doa ini:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ
الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا
لَمْ أَعْلَمْ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ
بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَسْأَلُكَ
أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا»
“Ya Allah, aku
meminta kepada-Mu semua kebaikan, baik yang segera maupun yang tertunda, baik
yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Aku berlindung kepadamu dari
semua keburukan, baik yang segera maupun tertunda, baik yang aku ketahui maupun
yang tidak aku ketahui. Ya Allah, aku meminta kepada-Mu semua kebaikan yang
diminta oleh hamba-Mu dan Nabi-Mu (Muhammad ﷺ), dan aku berlindung kepada-Mu dari semua keburukan yang
hamba-Mu dan Nabi-Mu berlindung darinya. Ya Allah, aku meminta kepada-Mu Surga
dan segala yang mendekatkan kepada Surga baik berupa ucapan maupun perbuatan,
dan aku berlindung kepada-Mu dari Neraka dan segala yang mendekatkan kepada
Neraka baik berupa ucapan maupun perbuatan. Aku memohon kepada-Mu agar
menjadikan semua takdir yang Engkau tetapkan atasku adalah kebaikan.”[131]
1582. Al-Bukhori
Muslim meriwayatkan dari Abu Huroiroh ﭬ, ia berkata: Rosūlullōh ﷺ bersabda:
«كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ،
خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ،
سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ»
“Dua kalimat yang
dicintai Ar-Rohman, ringan di lisan, dan berat di timbangan: subhānallāh wa
bihamdih subhānallāhil azhīm (aku mensucikan Allah dan memuji-Nya, aku
mesucikan Allah yang Maha Agung).”[132]
[1]
HR. Muslim no. 2162.
[2]
HR. Al-Bukhori no. 6490 dan Muslim
no. 1453. Ini lafazh Muslim.
[3]
HR. Muslim no. 2553.
[4]
HR. Al-Bukhori no. 6290 dan Muslim
no. 2184. Ini lafazh Muslim.
[5]
HR. Al-Bukhori no. 6270 dan Muslim
no. 2177. Ini lafazh Muslim.
[6]
HR. Al-Bukhori no. 5456 dan Muslim
no. 2031.
[7]
HR. Al-Bukhori no. 6231.
[8]
HR. Al-Bukhori no. 6232 dan Muslim
no. 2160.
[9]
Hasan: HR. Abu Dawud no. 5210 dan Al-Baihaqi 9/49.
[10] HR. Muslim no. 1324. Yang benar
dari Abu Huroiroh ﭬ. Makna hadits, yakni ketika
di negeri kaum Muslimin, ketika mereka kuat dan mayoritas.
[11] HR. Al-Bukhori no. 1461.
[12]
HR. Muslim no. 2026, dan tambahan:
“jika lupa, muntahkan,” adalah lemah sebagaimana dalam Adh-Dho’īfah no. 926.
[13]
HR. Al-Bukhori no. 5856 dan Muslim
no. 2097.
[14]
HR. Al-Bukhori no. 5855 dan Muslim
no. 2097.
[15]
HR. Al-Bukhori no. 5783 dan Muslim
no. 2085.
[16]
HR. Muslim no. 2020.
[17]
Hasan: HR. Abu Dawud Ath-Thoyalisi no. 2261, Ahmad no. 6695,
Al-Bukhori secara mu’allaq (sanad terputus).
[18]
HR. Al-Bukhori no. 5985. Silaturohim
adalah menyambung dengan baik kekerabatan terutama orang tua sendiri, terutama
jika terputus.
[19]
HR. Al-Bukhori no. 5984 dan Muslim
no. 2556.
[20]
HR. Al-Bukhori no. 5975 dan Muslim
no. 593.
[21]
Hasan: HR. At-Tirmidzi no. 1900, Ibnu Hibban no. 2026,
Al-Hakim 4/151.
[22]
HR. Muslim no. 45.
[23]
HR. Al-Bukhori no. 4477 dan Muslim
no. 86.
[24]
HR. Al-Bukhori no. 5973 dan Muslim
no. 90 dengan lafazh Muslim.
[25]
HR. Al-Bukhori no. 6077 dan Muslim
no. 2560.
[26]
HR. Al-Bukhori no. 6021.
[27]
HR. Muslim no. 2626.
[28]
HR. Muslim no. 2625.
[29]
HR. Muslim no. 2699.
[30]
HR. Muslim no. 1893.
[31]
Shohih: HR. Al-Baihaqi 4/199. Juga
ada di Abu Dawud no. 1672, Nasai 5/82, Ahmad 2/68.
[32]
HR. Al-Bukhori no. 52 dan Muslim no.
1599.
[33]
HR. Al-Bukhori no. 6335.
[34]
HR. Al-Bukhori no. 6416.
[35]
Shohih: HR. Abu Dawud no. 4031 dan Ibnu Hibban.
[36]
Shohih: HR. At-Tirmidzi no. 2516.
[37]
Hasan: HR. Ibnu Majah no. 4102.
[38]
HR. Muslim no. 1488.
[39]
Hasan: HR. At-Tirmidzi no. 2318.
[40]
Shohih: HR. At-Tirmidzi no. 2380. Karena sering
kekenyangan menyebabkan malas ibadah, syahwat meningkat, dan masuknya banyak
penyakit ke badan.
[41]
Hasan: HR. At-Tirmidzi no. 2499, Ibnu Majah no. 2451.
[42]
Dho’if: HR. Al-Baihaqi no. 5027 dalam Syu’abul Iman.
Jika dinisbatkan ke ucapan Luqman maka shohih dalam riwayat Ibnu Hibban
no. 41 dalam Roudhotul Uqolā dan Al-Hakim 2/422.
[43]
Dho’if: HR. Abu Dawud no. 4903.
[44]
No. 4210 dan sanadnya matruk
(lebih parah dari lemah).
[45]
HR. Al-Bukhori no. 6114 dan Muslim
no. 2609.
[46]
HR. Al-Bukhori no. 2447 dan Muslim
no. 2579.
[47]
HR. Muslim no. 2578.
[48]
Hasan: HR. Ahmad 5/428.
[49]
HR. Al-Bukhori no. 33 dan Muslim no.
59.
[50]
HR. Al-Bukhori no. 34 dan Muslim no.
58.
[51]
HR. Al-Bukhori no. 6044 dan Muslim
no. 64. Yakni kufur kecil yang tidak sampai menjadikannya keluar dari Islam,
kecuali jika ia menganggap membunuh itu halal (boleh).
[52]
HR. Al-Bukhori no. 5143 dan Muslim
no. 2563.
[53]
HR. Al-Bukhori dan Muslim no. 142
dengan lafazh dari Muslim.
[54]
HR. Muslim no. 1828.
[55]
HR. Al-Bukhori no. 2559 dan Muslim
no. 2612 dan ini lafazh Muslim.
[56]
HR. Al-Bukhori no. 6116.
[57]
HR. Al-Bukhori no. 3118. Makna
“menggelapkan harta Allah” adalah menyalurkan harta umat dengan batil. Hadits
ini mengecam para pejabat yang menggelapkan harta umat meskipun sedikit atau menahannya
dari siapa yang berhak. (Fathul Bari)
[58]
HR. Muslim no. 2577.
[59]
HR. Muslim no. 2589.
[60]
HR. Muslim no. 2564.
[61]
Shohih: HR. At-Tirmidzi no. 3591, Al-Hakim 1/532.
[62]
Dho’if: HR. At-Tirmidzi no. 1995.
[63]
Dho’if: HR. At-Tirmidzi no. 1962.
[64]
HR. Muslim no. 2487.
[65]
Hasan: HR. Abu Dawud no. 3635, At-Tirmidzi no. 1940.
[66]
Shohih: HR. At-Tirmidzi no. 2002.
[67] Hasan:
HR. At-Tirmidzi no. 1977 dan Al-Hakim 1/12. Ad-Daroquthni menguatkan mauquf
(hanya ucapan Ibnu Mas’ud).
[68]
HR. Al-Bukhori no. 1393. Karena itu
bisa menyakiti kerabatnya yang masih hidup.
[69]
HR. Al-Bukhori no. 6056 dan Muslim
no. 105. Yakni tidak langsung masuk Surga, karena ahli tauhid pasti masuk
Surga.
[70]
Shohih: HR. Ath-Thobaroni dalam Al-Ausath.
[71]
Shohih dengan lafazh: «من
كف غضبه ستر الله عورته».
[72]
Dho’if: HR. At-Tirmidzi no. 1947.
[73]
HR. Al-Bukhori no. 7042.
[74]
Hasan: HR. Al-Bazzar.
[75]
Shohih: HR. Al-Hakim 1/60 dan Al-Bukhori no. 549 dalam Al-Mufrod.
[76]
Dho’if: HR. At-Tirmidzi no. 2012.
[77]
Dho’if: HR. Ahmad 6/85.
[78]
HR. Muslim no. 2589.
[79]
Palsu: HR. At-Tirmidzi no. 2505.
[80]
Shohih: HR. Abu Dawud no. 4990, At-Tirmidzi no. 2315,
An-Nasai no. 146.
[81]
Palsu: HR. Al-Harits bin Abi Usamah dengan sanad lemah.
Anbasah bin Abdurrohman Al-Qurosyi biasa memalsukan hadits.
[82]
HR. Al-Bukhori no. 7188 dan Muslim
no. 2668.
[83]
HR. Al-Bukhori no. 7188 dan Muslim
no. 2668 dan ini lafazh Muslim.
[84]
HR. Al-Bukhori no. 6094 dan Muslim
no. 105, dan ini lafazh Muslim.
[85]
HR. Al-Bukhori no. 6229 dan Muslim
no. 2121.
[86]
HR. Al-Bukhori no. 71 dan Muslim no.
1037.
[87]
Shohih: HR. Abu Dawud no. 4799 dan At-Tirmidzi.
[88]
HR. Al-Bukhori no. 24 dan Muslim no.
36.
[89]
HR. Al-Bukhori no. 6120.
[90]
HR. Muslim no. 2664.
[91]
HR. Muslim no. 2865.
[92]
Hasan: HR. At-Tirmidzi no. 1931.
[93]
Hasan: HR. Ahmad 6/461.
[94]
HR. Muslim no. 2588.
[95]
Shohih: HR. At-Tirmidzi no. 2485.
[96]
HR. Muslim no. 55.
[97]
Hasan: HR. At-Tirmidzi no. 2004, Ibnu Majah no. 4246,
Al-Hakim 4/324.
[98]
Dho’if: HR. Al-Hakim 1/124.
[99]
Hasan: HR. Abu Dawud no. 4918. Yakni saling
mengingatkan, menutupi aib, dan saling membantu.
[100] Shohih: HR. Ibnu Majah no. 4032 dan At-Tirmidzi no. 2507.
[101] Shohih: HR. Ahmad 1/43, Ibnu Hibban no. 959. Hadits ini tidak khusus dibaca
ketika bercermin tetapi umum, sebagaimana dalam Irwaul Gholil no. 74.
[102] Shohih: HR. Ibnu Majah no. 3792,
Ibnu Hibban no. 815, dan Al-Bukhori secara mu’allaq (sanad terputus).
[103] Hasan: HR. Ibnu Abi Syaibah dan
Ath-Thobaroni dalam Al-Kabīr.
[104] HR. Muslim no. 2700.
[105] Shohih: HR. At-Tirmidzi no. 3380. [Lafazhnya Ahmad 2/463]
[106] HR. Al-Bukhori no. 6404 dan Muslim no. 2693 dengan
tambahan:
«له الملك، وله الحمد، وهو على كل شيء
قدير»
[107] HR. Al-Bukhori no. 6405 dan Muslim no. 2691.
[108] HR. Muslim no. 2726.
[109] Dho’if: HR. An-Nasai, Ibnu Hibban no. 840, Al-Hakim 1/512.
[110] HR. Muslim no. 1560.
[111] HR. Al-Bukhori no. 6384, Muslim no. 2704,
An-Nasai no. 356 dalam Amalul Yaum wal Lailah dan ada tambahan:
«وَلَا مَلْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ»
“Tidak ada tempat berlindung dari siksa Allah
selain mendekat kepada-Nya.”
[112] Shohih: HR. Abu Dawud no. 1479, At-Tirmidzi no. 3247, An-Nasai 6/450, Ibnu Majah
no. 3828.
[113] Dho’if: HR. At-Tirmidzi no. 3271.
[114] Hasan: HR. At-Tirmidzi no. 3370, Ibnu Hibban no. 870, Al-Hakim 1/490.
[115] Shohih: HR. An-Nasai hal. 168 dalam Amalul Yaum, Ibnu Hibban no. 1696.
[116] Shohih: HR. Abu Dawud no. 1488, At-Tirmidzi no. 3556, Ibnu Majah no. 3865,
Al-Hakim 1/497.
[117] HR. At-Tirmidzi no. 3386. Hadits ini dinilai hasan
Ibnu Hajar dengan penguatnya (syahid).
[118] HR. Abu Dawud dan dinilai lemah oleh Abu Dawud dan
dikomentari Abu Hatim sebagai hadits munkar. Hadits munkar adalah hadits lemah
yang menyelisihi hadits shohih.
[119] Dho’if: HR. At-Tirmidzi no. 484 dan Ibnu Hibban no. 911. Ibnu Hajar menukil
penilaian shohihnya Ibnu Hibban dalam Shohihnya, padahal tidak
semua hadits di kitab Shohih Ibnu Hibban adalah shohih. Namun,
Ibnu Hajar adalah pakar hadits sehingga persetujuan shohih atas hadits
ini tidak bisa diabaikan begitu saja.
[120] HR. Al-Bukhori no. 6306.
[121] Shohih: HR. An-Nasai no. 566 dalam Amalul Yaum, Ibnu Majah no. 3871 dan
Al-Hakim 1/517-518.
[122] HR. Muslim no. 1572.
[123] Shohih: HR. An-Nasai 8/265 dan Al-Hakim 1/104.
[124] Shohih: HR. Abu Dawud no. 1493, At-Tirmidzi no. 3475, An-Nasai 4/394, Ibnu Majah
no. 3857, dan Ibnu Hibban no. 2383.
[125] Hasan: HR. Abu Dawud no. 5068, At-Tirmidzi no. 3391, An-Nasai no. 564 dalam Amalul
Yaum, Ibnu Majah no. 3868.
[126] HR. Al-Bukhori no. 6389 dan Muslim no. 2690.
Kebaikan di dunia adalah pasangan yang baik, rumah yang luas, tetangga yang
baik, kendaraan yang nyaman, dan lain-lain. Kebaikan di Akhirat adalah Surga.
[127] HR. Al-Bukhori no. 6398 dan Muslim no. 2719.
[128] HR. Muslim no. 2720.
[129] Hasan: HR. An-Nasai dan Al-Hakim 1/510.
[130] Dho’if: HR. At-Tirmidzi no. 3599 dan dihasankan Ibnu Hajar. Sanadnya lemah
karena ada perawi yang majhul.
[131] Shohih: HR. Ibnu Majah no. 3846.
[132] HR. Al-Bukhori no. 6406 dan Muslim no. 2694.