Kitab Zakat - SHOHIH AL BUKHORI | Pustaka Syabab
Kitab Zakat - SHOHIH AL BUKHORI Download PDF atau WORD 1. Kewajiban Berzakat 1395 - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ ...
Kitab Zakat - SHOHIH AL BUKHORI
1.
Kewajiban Berzakat
1395 - عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَ مُعَاذًا رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ إِلَى اليَمَنِ، فَقَالَ: «ادْعُهُمْ إِلَى
شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا
لِذَلِكَ؛ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدِ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ
فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ؛ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ
اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ
وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ»
1395. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu
‘Anhuma bahwa Nabi ﷺ
berkata kepada Mu’adz Rodhiyallohu
‘Anhu saat mengutusnya ke negeri Yaman: “Ajaklah mereka kepada syahadat
(persaksian) tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah
utusan Allah. Jika mereka patuh, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan
atas mereka sholat lima waktu sehari semalam. Dan jika mereka patuh, maka beritahukanlah
bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka zakat dari harta mereka yang diambil
dari orang-orang kaya mereka dan disalurkan kepada orang-orang faqir mereka.”
1396 - عَنْ أَبِي
أَيُّوبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ
يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ، قَالَ: مَا لَهُ مَا لَهُ، وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «أَرَبٌ مَا لَهُ، تَعْبُدُ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُ
بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ»
1396. Dari Abu Ayyub Rodhiyallohu
‘Anhu, bahwa ada seseorang laki-laki berkata kepada Nabi ﷺ: “Beritahu aku suatu amalan yang
akan memasukkanku ke Surga.” Ada yang berkata: “Apa yang mendorongnya bertanya seperti
itu? Apa yang mendorongnya bertanya seperti itu?” Nabi ﷺ bersabda, “Dia
membutuhkannya. Yaitu kamu menyembah Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan
suatu apapun, kamu mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyambung hubungan kekerabatan
(shilaturrohim).”
1397 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ ﷺ، فَقَالَ:
دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الجَنَّةَ، قَالَ: «تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ
المَكْتُوبَةَ، وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ المَفْرُوضَةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ»،
قَالَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا، فَلَمَّا وَلَّى؛ قَالَ
النَّبِيُّ ﷺ: «مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ
مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ؛ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا»
1397. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu: Ada seorang Arab Badui menemui Nabi ﷺ lalu berkata: “Tunjukkan
kepadaku suatu amalan yang bila aku kerjakan akan memasukkanku ke Surga.” Beliau
menjawab, “Kamu menyembah Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu
apapun, kamu mendirikan sholat lima waktu, kamu tunaikan zakat yang diwajibkan,
kamu mengerjakan puasa Romadhon.” Orang Badui itu berkata: “Demi Dzat yang
jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan menambah dari perintah-perintah ini.”
Ketika ia telah pergi, Nabi ﷺ bersabda, “Siapa yang ingin melihat laki-laki penghuni Surga
maka lihatlah orang itu.”
1398 - عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ وَفْدُ عَبْدِ القَيْسِ عَلَى النَّبِيِّ
ﷺ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّ هَذَا الحَيَّ مِنْ رَبِيعَةَ قَدْ حَالَتْ
بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ كُفَّارُ مُضَرَ، وَلَسْنَا نَخْلُصُ إِلَيْكَ إِلَّا فِي الشَّهْرِ
الحَرَامِ، فَمُرْنَا بِشَيْءٍ نَأْخُذُهُ عَنْكَ وَنَدْعُو إِلَيْهِ مَنْ وَرَاءَنَا،
قَالَ: «آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ:
الإِيمَانِ بِاللَّهِ، وَشَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ - وَعَقَدَ بِيَدِهِ هَكَذَا - وَإِقَامِ الصَّلاَةِ،
وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَأَنْ تُؤَدُّوا خُمُسَ مَا غَنِمْتُمْ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ:
الدُّبَّاءِ، وَالحَنْتَمِ، وَالنَّقِيرِ، وَالمُزَفَّتِ»
1398. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu
‘Anhuma, ia berkata: Utusan suku ‘Abdul Qois datang kepada Rasulullah ﷺ lalu mereka berkata: “Wahai
Rasulullah! Kami ini dari suku Robi’ah, dan antara tempat tinggal kami dan Anda
ada suku Mudhor yang kafir, sehingga kami tidak dapat mengunjungi Anda kecuali
pada bulan Harom. Maka perintahlah kami dengan satu perintah yang kami ambil
dari Anda dan kami akan serukan perintah itu kepada orang-orang lain di negeri
kami.” Maka beliau bersabda: “Aku perintahkan kalian dengan empat perkara
dan aku larang dari empat perkara: (1) Beriman kepada Allah dan persaksian
(syahadat) tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah —beliau
mengisyaratkan dua jari (yakni syahadatain)—, (2) mendirikan sholat,
menunaikan zakat, puasa Romadhon, dan (4) kalian mengeluarkan seperlima dari ghonimah
(rampasan perang). Dan aku melarang kalian dari: labu kering yang dilubangi,
guci dari tanah dan serabut, batang kurma yang dilubangi, dan wadah yang
dilumuri minyak.”[1]
1399 - عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ
ﷺ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَكَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنَ العَرَبِ؛
فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ؟ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ: «أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا:
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَمَنْ قَالَهَا فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ
إِلَّا بِحَقِّهِ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ»
1399. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Setelah Rasulullah ﷺ wafat yang kemudian Abu Bakar Rodhiyallohu
‘Anhu menjadi khalifah, beberapa orang Arab ada yang kembali menjadi kafir
(dengan enggan menunaikan zakat). Maka (ketika Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu
hendak memerangi mereka), ‘Umar bin Al-Khoththob Rodhiyallohu ‘Anhu berkata:
Bagaimana Anda memerangi mereka padahal Rasulullah ﷺ telah bersabda, “Aku diperintahkan untuk
memerangi manusia hingga mereka mengucapkan laa ilaaha illallah. Maka
barangsiapa telah mengucapkannya berarti terlindungi dariku darah dan hartanya
kecuali dengan haknya sedangkan perhitungannya ada pada Allah.”[2]
1400 - فَقَالَ:
وَاللَّهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ؛ فَإِنَّ الزَّكَاةَ
حَقُّ المَالِ، وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ ﷺ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهَا، قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: فَوَاللَّهِ
مَا هُوَ إِلَّا أَنْ قَدْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ،
فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الحَقُّ
1400.
Maka Abu Bakar Ash-Shidiq Rodhiyallohu ‘Anhu berkata, “Demi Allah, aku
pasti akan memerangi siapa yang memisahkan antara kewajiban sholat dan zakat,
karena zakat adalah hak harta. Demi Allah, seandainya mereka enggan membayarkan
anak kambing yang dahulu mereka menyerahkannya kepada Rasulullah ﷺ, pasti akan aku perangi mereka
disebabkan keengganan itu.” Berkata ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhu, “Demi
Allah, ketegasan ini tidak lain karena Allah telah melapangkan hati Abu Bakar
Ash-Shidiq Rodhiyallohu ‘Anhu (untuk memerangi mereka) dan aku merasa ia
benar.”
2.
Berbaiat Menunaikan Berzakat
1401 - عَنْ جَرِيرِ
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: «بَايَعْتُ
النَّبِيَّ ﷺ عَلَى إِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالنُّصْحِ لِكُلِّ
مُسْلِمٍ»
1401. Dari Jarir bin Abdillah Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: “Aku membaiat Nabi ﷺ untuk menegakkan sholat,
menunaikan zakat, dan menasihati setiap Muslim.”
3.
Dosa Orang yang Enggan Berzakat
1402 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «تَأْتِي الإِبِلُ عَلَى صَاحِبِهَا عَلَى خَيْرِ مَا كَانَتْ،
إِذَا هُوَ لَمْ يُعْطِ فِيهَا حَقَّهَا؛ تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا، وَتَأْتِي الغَنَمُ
عَلَى صَاحِبِهَا عَلَى خَيْرِ مَا كَانَتْ، إِذَا لَمْ يُعْطِ فِيهَا حَقَّهَا؛ تَطَؤُهُ
بِأَظْلاَفِهَا، وَتَنْطَحُهُ بِقُرُونِهَا»، وَقَالَ: «وَمِنْ حَقِّهَا أَنْ تُحْلَبَ عَلَى المَاءِ»،
قَالَ: «وَلاَ يَأْتِي أَحَدُكُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ
بِشَاةٍ يَحْمِلُهَا عَلَى رَقَبَتِهِ لَهَا يُعَارٌ؛ فَيَقُولُ: يَا مُحَمَّدُ! فَأَقُولُ:
لاَ أَمْلِكُ لَكَ شَيْئًا، قَدْ بَلَّغْتُ، وَلاَ يَأْتِي بِبَعِيرٍ يَحْمِلُهُ عَلَى
رَقَبَتِهِ لَهُ رُغَاءٌ؛ فَيَقُولُ: يَا مُحَمَّدُ! فَأَقُولُ: لاَ أَمْلِكُ لَكَ
مِنَ اللَّهِ شَيْئًا، قَدْ بَلَّغْتُ»
1402. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Nabi ﷺ bersabda: “(Pada hari Kiamat nanti) akan datang seekor unta
dalam bentuknya yang paling baik (kuat dan gemuk) kepada pemiliknya. Jika dia
tidak menunaikan haknya (zakatnya), unta itu akan menginjak-injaknya dengan
kakinya. Begitu juga akan datang seekor kambing dalam bentuknya yang paling
baik (kuat dan gemuk) kepada pemiliknya. Jika dia tidak menunaikan haknya
(zakatnya), kambing itu akan menginjak-injaknya dengan kakinya dan
menyeruduknya dengan tanduknya. Diantara haknya adalah memerah air susunya
(lalu diberikan kepada faqir miskin).” Beliau melanjutkan, “Tidaklah
seorang dari kalian datang pada hari Kiamat memikul kambingnya di atas
pundaknya sambil mengembik melainkan ia menyeru: ‘Hai Muhammad!’ dan aku
menjawab: ‘Aku tidak bisa menolongmu, dan aku sudah menyampaikan (ancaman ini).’
Dan tidaklah seorang dari kalian datang pada hari Kiamat memikul untanya di
atas pundaknya sambil bersuara melainkan ia menyeru: ‘Hai Muhammad!’ dan aku
menjawab: ‘Aku tidak bisa menolongmu, dan aku sudah menyampaikan (ancaman ini).”
1403 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ؛
مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ
يَوْمَ القِيَامَةِ، ثُمَّ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ - يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ - ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا
مَالُكَ، أَنَا كَنْزُكَ»، ثُمَّ تَلاَ:
{وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ} [آل عمران: 180] الآيَةَ
1403. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa yang Allah
beri harta namun tidak mengeluarkan zakatnya maka pada hari Kiamat harta itu
akan berubah wujud menjadi seekor ular jantan yang bertanduk dan memiliki dua
taring, lalu melilit orang itu pada hari Kiamat, lalu ular itu memakannya
dengan kedua rahangnya (yaitu dengan mulutnya) seraya berkata: ‘Akulah hartamu,
akulah harta simpananmu.’” Kemudian beliau membaca firman Allah: “Sekali-kali
janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari Kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Ali Imron [3]: 180)
4.
Zakat yang Sudah Dikeluarkan Tidak Dianggap Menimbun Harta
1404 - عَنْ خَالِدِ
بْنِ أَسْلَمَ، قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا،
فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ: أَخْبِرْنِي عَنْ قَوْلِ اللَّهِ: {وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ
الذَّهَبَ وَالفِضَّةَ وَلاَ يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ} [التوبة:
34] قَالَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: «مَنْ
كَنَزَهَا، فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهَا؛ فَوَيْلٌ لَهُ، إِنَّمَا كَانَ هَذَا قَبْلَ
أَنْ تُنْزَلَ الزَّكَاةُ، فَلَمَّا أُنْزِلَتْ جَعَلَهَا اللَّهُ طُهْرًا لِلْأَمْوَالِ»
1404. Dari Khalid bin Aslam, ia berkata:
Kami keluar bersama ‘Abdullah bin ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, lalu
seorang Badui berkata: “Beritahu aku apa maksud firman Allah: ‘Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa
yang pedih, yaitu pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam Neraka Jahanam,
lalu digunakan untuk membakar dahi mereka, lambung dan punggung mereka, (lalu
dikatakan) kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.’”
(QS. At-Taubah [9]: 34-35) Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma berkata: “Barangsiapa
yang menyimpannya dan ia tidak menunaikan zakatnya maka celakalah ia. Namun
ayat ini turun sebelum diturunkannya ayat zakat, ketika aturan zakat sudah
diturunkan maka Allah menjadikan zakat sebagai pembersih harta.”
1405 - عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ، وَلَيْسَ فِيمَا
دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ صَدَقَةٌ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ»
1405. Dari Abu Sa’id Rodhiyallohu ‘Anhu,
ia berkata: Nabi ﷺ
bersabda: “Tidak ada kewajiban zakat pada harta kurang dari lima uqiyah,
tidak ada kewajiban zakat pada unta kurang dari lima dzaud, dan tidak ada
kewajiban zakat pada hasil tanaman kurang dari lima wasaq.”[3]
1406 - عَنْ زَيْدِ
بْنِ وَهْبٍ، قَالَ: مَرَرْتُ بِالرَّبَذَةِ فَإِذَا أَنَا بِأَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، فَقُلْتُ لَهُ: مَا أَنْزَلَكَ مَنْزِلكَ هَذَا؟ قَالَ: كُنْتُ بِالشَّأْمِ،
فَاخْتَلَفْتُ أَنَا وَمُعَاوِيَةُ فِي: {الَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالفِضَّةَ
وَلاَ يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ} [التوبة: 34]، قَالَ مُعَاوِيَةُ: نَزَلَتْ
فِي أَهْلِ الكِتَابِ، فَقُلْتُ: نَزَلَتْ فِينَا وَفِيهِمْ، فَكَانَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ
فِي ذَاكَ، وَكَتَبَ إِلَى عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَشْكُونِي، فَكَتَبَ إِلَيَّ
عُثْمَانُ: أَنِ اقْدَمِ المَدِينَةَ، فَقَدِمْتُهَا، فَكَثُرَ عَلَيَّ النَّاسُ حَتَّى
كَأَنَّهُمْ لَمْ يَرَوْنِي قَبْلَ ذَلِكَ، فَذَكَرْتُ ذَاكَ لِعُثْمَانَ، فَقَالَ
لِي: إِنْ شِئْتَ تَنَحَّيْتَ، فَكُنْتَ قَرِيبًا، فَذَاكَ الَّذِي أَنْزَلَنِي هَذَا
المَنْزِلَ، وَلَوْ أَمَّرُوا عَلَيَّ حَبَشِيًّا لَسَمِعْتُ وَأَطَعْتُ
1406. Dari Zaid bin Wahab berkata: Saat
aku melewati Robdzah (3 marhalah dari Madinah), aku bertemu dengan Abu Dzar Rodhiyallohu
‘Anhu, lalu aku bertanya kepadanya: Apa yang menyebabkanmu sampai menetap
di tempat ini? Dia menjawab: “Sebelumnya aku tinggal di Syam, namun aku
berselisih dengan Mu’awiyah tentang ayat: ‘Dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.’ Muawiyah
berkata: ‘Ayat ini turun pada Ahli kitab,’ sedangkan aku berkata: ‘Ayat ini
turun kepada kita dan mereka.’ Hal inilah yang menjadikan aku berselisih
dengannya. Lalu dia mengirim surat kepada ‘Utsman Rodhiyallohu ‘Anhu mengeluhkanku.
Akhirnya ‘Utsman Rodhiyallohu ‘Anhu mengirim surat kepadaku agar aku datang
ke Madinah. Lalu aku mendatanginya, kemudian orang-orang mengerumuniku
seakan-akan mereka belum pernah melihatku sebelumnya, lalu aku mengabarkan hal
itu kepada Utsman. Lalu ia mengatakan kepadaku, ‘Jika engkau mau meninggalkan
Mu’awiyah, engkau akan menjadi lebih dekat (denganku).’ Kejadian itulah yang
menjadikan aku tinggal di sini. Seandainya seorang budak Habsyi memerintahku,
sungguh aku akan mendengar dan mematuhinya.”
1407 - عَنِ
الأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ، قَالَ: جَلَسْتُ إِلَى مَلَإٍ مِنْ قُرَيْشٍ، فَجَاءَ رَجُلٌ
خَشِنُ الشَّعَرِ وَالثِّيَابِ وَالهَيْئَةِ، حَتَّى قَامَ عَلَيْهِمْ فَسَلَّمَ، ثُمَّ
قَالَ: «بَشِّرِ الكَانِزِينَ بِرَضْفٍ يُحْمَى عَلَيْهِ
فِي نَارِ جَهَنَّمَ، ثُمَّ يُوضَعُ عَلَى حَلَمَةِ ثَدْيِ أَحَدِهِمْ حَتَّى يَخْرُجَ
مِنْ نُغْضِ كَتِفِهِ، وَيُوضَعُ عَلَى نُغْضِ كَتِفِهِ حَتَّى يَخْرُجَ مِنْ حَلَمَةِ
ثَدْيِهِ، يَتَزَلْزَلُ»، ثُمَّ وَلَّى،
فَجَلَسَ إِلَى سَارِيَةٍ، وَتَبِعْتُهُ وَجَلَسْتُ إِلَيْهِ وَأَنَا لاَ أَدْرِي مَنْ
هُوَ؟ فَقُلْتُ لَهُ: لاَ أُرَى القَوْمَ إِلَّا قَدْ كَرِهُوا الَّذِي قُلْتَ، قَالَ:
إِنَّهُمْ لاَ يَعْقِلُونَ شَيْئًا،
1407. Dari Al-Ahnaf bin Qois, ia
menceritakan: Aku duduk bersama orang-orang Quroisy kemudian datanglah
seseorang yang rambut, pakaian, dan penampilannya kusut lalu berdiri diantara
mereka lalu mengucapkan salam dan berkata: “Berilah kabar gembira kepada
orang-orang yang menimbun hartanya bahwa itu akan dipanaskan di Neraka Jahanam
untuknya, lalu dicoskan ke puting susunya hingga keluar dari tulang pundaknya, dan
dicoskan pada tulang pundaknya hingga batu itu keluar dari puting susunya, hingga
membuatnya bergoncang keras.” Kemudian orang itu pergi lalu duduk bersandar
pada tiang. Aku mengikutinya lalu duduk di sampingnya, sedangkan aku tidak mengenali
siapa dia. Kemudian aku berkata kepadanya: “Aku melihat orang-orang itu membenci
apa yang engkau katakan.” Dia menjawab: “Mereka memang tidak berakal sama
sekali.”
1408 - قَالَ لِي
خَلِيلِي، قَالَ: قُلْتُ: مَنْ خَلِيلُكَ؟ قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «يَا أَبَا ذَرٍّ! أَتُبْصِرُ أُحُدًا؟» قَالَ: فَنَظَرْتُ
إِلَى الشَّمْسِ مَا بَقِيَ مِنَ النَّهَارِ، وَأَنَا أُرَى أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
ﷺ يُرْسِلُنِي فِي حَاجَةٍ لَهُ، قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: «مَا أُحِبُّ أَنَّ لِي مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، أُنْفِقُهُ كُلَّهُ،
إِلَّا ثَلاَثَةَ دَنَانِيرَ»، وَإِنَّ هَؤُلاَءِ لاَ يَعْقِلُونَ، إِنَّمَا
يَجْمَعُونَ الدُّنْيَا، لاَ وَاللَّهِ، لاَ أَسْأَلُهُمْ دُنْيَا، وَلاَ أَسْتَفْتِيهِمْ
عَنْ دِينٍ، حَتَّى أَلْقَى اللَّهَ
1408.
Abu Dzar Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Perkataanku tadi itu seperti yang
dikatakan kekasihku kepadaku.” Aku (Al-Ahnaf bin Qois) berkata: “Siapa
kekasihmu itu?” Dia menjawab: “Nabi ﷺ pernah berkata kepadaku, ‘Wahai Abu Dzar! Apakah
engkau melihat Uhud?’ Maka aku memandang matahari yang ternyata menjelang
sore, dan aku mengira Rasulullah ﷺ ingin mengutusku untuk memenuhi keperluannya. Maka
aku menjawab, ‘Ya.’ Lalu beliau bersabda, ‘Aku tidak menyukai bila aku
memiliki emas sebesar gunung Uhud kecuali aku menyedekahkannya semua, kecuali kusisakan
tiga dinar saja (untuk keperluan keluarga dan membayar hutang).’ Dan
sungguh mereka tidak berakal sama sekali, yang mereka sukai hanya mengumpulkan
dunia. Tidak, demi Allah, aku tidak meminta dunia mereka dan tidak bertanya
agama kepada mereka, hingga aku bertemu Allah (wafat).”
5.
Mengeluarkan Harta Sesuai Haknya
1409 - عَنِ ابْنِ
مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٍ آتَاهُ
اللَّهُ مَالًا، فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ
حِكْمَةً، فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا»
1409. Dari Ibnu Mas’ud Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda: “Tidak boleh iri
kecuali kepada dua jenis orang: (1) seseorang yang diberi Allah harta lalu
menghabiskannya dalam kebenaran, dan (2) seseorang yang diberi Allah hikmah
(ilmu) lalu memutuskan hukum dengannya dan mengajarkannya.”
6.
Pamer Bersedekah
7.
Allah Tidak Menerima Sedekah dari Harta Ghulul dan Hanya Menerima Harta yang
Baik
8.
Bersedekah dari Hasil Usaha yang Baik
1410 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ، وَلاَ
يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ، وَإِنَّ اللَّهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ،
ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ، كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُونَ
مِثْلَ الجَبَلِ»
1410. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa bersedekah
dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal) –sedangkan
Allah tidak menerima kecuali yang baik saja– maka sungguh Allah akan
menerimanya dengan tangan kananNya lalu merawatnya untuk pemiliknya sebagaimana
seorang dari kalian merawat anak kudanya, hingga (pahalanya) membesar seperti
gunung.”
9.
Bersedekah Sebelum Masa Ditolak
1411 - عَنْ حَارِثَةَ
بْنِ وَهْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «تَصَدَّقُوا، فَإِنَّهُ يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ
يَمْشِي الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ، فَلاَ يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا، يَقُولُ الرَّجُلُ:
لَوْ جِئْتَ بِهَا بِالأَمْسِ لَقَبِلْتُهَا، فَأَمَّا اليَوْمَ فَلاَ حَاجَةَ لِي
بِهَا»
1411. Dari Haritsah bin Wahab Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda: “Perbanyaklah
sedekah, karena nanti akan datang kepada kalian suatu zaman yang ketika itu
seseorang berkeliling dengan membawa sedekahnya namun dia tidak mendapatkan
seorangpun yang menerimanya. Lalu seseorang berkata: ‘Seandainya kamu datang
membawanya kemarin pasti aku akan terima. Adapun hari ini aku tidak
membutuhkannya lagi.’”
1412 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمُ
المَالُ، فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبُّ المَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ، وَحَتَّى
يَعْرِضَهُ، فَيَقُولَ الَّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ: لاَ أَرَبَ لِي»
1412. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, dia berkata: Nabi ﷺ bersabda: “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta
melimpah ruah di tengah kalian, bahkan melebihi kebutuhan. Saat itu pemilik
harta sangat berharap ada orang yang mau menerima sedekahnya, dan hingga dia
menawar-nawarkannya, lalu berkata orang yang ditawarkan: ‘Aku tidak
membutuhkannya.’”
1413 - عَنْ عَدِيِّ
بْنِ حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَجَاءَهُ
رَجُلاَنِ أَحَدُهُمَا يَشْكُو العَيْلَةَ، وَالآخَرُ يَشْكُو قَطْعَ السَّبِيلِ، فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «أَمَّا قَطْعُ السَّبِيلِ: فَإِنَّهُ لاَ يَأْتِي عَلَيْكَ إِلَّا قَلِيلٌ، حَتَّى
تَخْرُجَ العِيرُ إِلَى مَكَّةَ بِغَيْرِ خَفِيرٍ، وَأَمَّا العَيْلَةُ: فَإِنَّ السَّاعَةَ
لاَ تَقُومُ، حَتَّى يَطُوفَ أَحَدُكُمْ بِصَدَقَتِهِ، لاَ يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا
مِنْهُ، ثُمَّ لَيَقِفَنَّ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ
حِجَابٌ وَلاَ تَرْجُمَانٌ يُتَرْجِمُ لَهُ، ثُمَّ لَيَقُولَنَّ لَهُ: أَلَمْ أُوتِكَ
مَالًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى، ثُمَّ لَيَقُولَنَّ أَلَمْ أُرْسِلْ إِلَيْكَ رَسُولًا؟
فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى، فَيَنْظُرُ عَنْ يَمِينِهِ فَلاَ يَرَى إِلَّا النَّارَ، ثُمَّ
يَنْظُرُ عَنْ شِمَالِهِ فَلاَ يَرَى إِلَّا النَّارَ، فَلْيَتَّقِيَنَّ أَحَدُكُمُ
النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ»
1413. Dari Adi bin Hatim Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Aku pernah bersama Nabi ﷺ tiba-tiba datang dua orang yang
seorang diantaranya mengeluhkan kefaqiran yang menimpanya dan yang seorang lagi
mengadukan tentang para perampok di jalanan. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Adapun para
perampok, mereka jarang melakukan aksinya, hingga (datang zaman) rambongan
dagang berangkat menuju Makkah tanpa gangguan. Adapun kefaqiran, tidak akan
terjadi hari Kiamat hingga seseorang dari kalian berkeliling membawa sedekahnya
namun dia tidak mendapatkan orang yang mau menerimanya. Kemudian seorang dari kalian
pasti akan berdiri di hadapan Allah dimana antara dirinya dan Allah tidak ada
tabir dan tidak ada penerjemah yang perlu menerjemahkannya. Lalu Allah pasti
akan berfirman: ‘Bukakankah aku sudah memberimu harta?’ Lalu orang itu menjawab:
‘Benar.’ Kemudian Allah berfirman lagi: ‘Bukankah aku sudah mengutus seorang Rosul
kepadamu?’ Orang itu berkata: ‘Benar.’ Maka orang itu memandang ke sebelah
kanannya namun dia tidak melihat sesuatu kecuali Neraka. Lalu dia melihat ke
sebelah kirinya namun dia juga tidak melihat sesuatu kecuali Neraka. Karena
itu, jagalah diri kalian dari Neraka sekalipun dengan (bersedekah) sebutir
kurma. Jika dia tidak memilikinya maka dengan berkata yang baik.”
1414 - عَنْ أَبِي
مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَطُوفُ الرَّجُلُ فِيهِ
بِالصَّدَقَةِ مِنَ الذَّهَبِ، ثُمَّ لاَ يَجِدُ أَحَدًا يَأْخُذُهَا مِنْهُ، وَيُرَى
الرَّجُلُ الوَاحِدُ يَتْبَعُهُ أَرْبَعُونَ امْرَأَةً يَلُذْنَ بِهِ، مِنْ قِلَّةِ
الرِّجَالِ وَكَثْرَةِ النِّسَاءِ»
1414. Dari Abu Musa Rodhiyallohu ‘Anhu,
dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Pasti akan datang pada manusia suatu zaman yang ketika itu
seseorang berkeliling membawa sedekah emas, lalu ia tidak mendapati seorang pun
yang mau menerimanya. Lalu akan terlihat satu orang laki-laki diikuti oleh
empat puluh orang wanita yang berlindung kepadanya, karena sedikitnya jumlah
laki-laki dan banyaknya wanita.”
10.
Jagalah Diri dari Api Neraka dengan Bersedekah Meski Separuh Butir Kurma
1415 - عَنْ أَبِي
مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ آيَةُ الصَّدَقَةِ؛ كُنَّا
نُحَامِلُ، فَجَاءَ رَجُلٌ فَتَصَدَّقَ بِشَيْءٍ كَثِيرٍ، فَقَالُوا: مُرَائِي، وَجَاءَ
رَجُلٌ فَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ، فَقَالُوا: إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنْ صَاعِ هَذَا،
فَنَزَلَتْ: {الَّذِينَ يَلْمِزُونَ المُطَّوِّعِينَ مِنَ المُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ
وَالَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ} [التوبة: 79] الآيَةَ
1415. Dari Abu Mas’ud Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Ketika ayat sedekah turun, kami berlomba-lomba mengangkut
barang untuk upahnya disedekahkan, lalu datanglah seseorang dengan membawa banyak sedekah lalu orang-orang
munafik berkata: “Dia lagi pamer.” Kemudian datanglah seseorang (Abu Aqil) membawa
sedekah satu sho’ (sekitar 3 kg makanan) lalu orang-orang munafik berkata: “Allah
tidak butuh satu sho’ ini.” Maka turunlah ayat: “Orang-orang (munafik) yang
mencela orang-orang beriman yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela)
orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar
kesanggupannya, orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas
penghinaan mereka itu, dan untuk mereka siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah
[9]: 79)
1416 - عَنْ أَبِي
مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا أَمَرَنَا بِالصَّدَقَةِ، انْطَلَقَ أَحَدُنَا إِلَى السُّوقِ،
فَيُحَامِلُ، فَيُصِيبُ المُدَّ، وَإِنَّ لِبَعْضِهِمُ اليَوْمَ لَمِائَةَ أَلْفٍ»
1416. Dari Abu Mas’ud Al-Anshori Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: “Apabila Nabi ﷺ memerintahkan kami bersedekah,
maka seorang dari kami berangkat menuju pasar untuk bekerja dengan memikul
hingga memperoleh upah satu mud (sekitar 0,75 kg gandum, untuk disedekahkan).
Adapun hari ini sebagian dari mereka bisa mendapatkan seratus ribu kalinya.”
1417 - عَنْ
عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ:
«اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ»
1417. Dari Adi bin Hatim Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Jagalah diri
kalian dari Neraka meski dengan (bersedekah) separuh butir kurma.”
1418 - عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: دَخَلَتِ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ،
فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ، فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا، فَقَسَمَتْهَا
بَيْنَ ابْنَتَيْهَا، وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا، ثُمَّ قَامَتْ، فَخَرَجَتْ، فَدَخَلَ
النَّبِيُّ ﷺ عَلَيْنَا، فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ: «مَنِ
ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ»
1418. Dari ‘Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha,
ia berkata: Seorang wanita bersama dua putrinya menemuiku untuk meminta sesuatu
namun aku tidak mempunyai apa-apa selain sebutir kurma lalu aku berikan
kepadanya. Lalu wanita itu membagi kurma itu menjadi dua bagian yang
diberikannya untuk kedua putrinya sedangkan dia tidak memakan sedikitpun. Lalu
wanita itu bangkit pergi. Lalu Nabi ﷺ datang kepada kami, lalu aku
kabarkan masalah itu, lalu beliau bersabda: “Siapa diuji Allah dengan
putri-putrinya (dalam kefakiran dan perawatan) maka mereka akan menjadi sebab
ia terlindungi dari Neraka.”
11.
Keutamaan Bersedekah Saat Sangat Pelit (Butuh) dan Sehat (Tidak Sakit)
1419 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا؟ قَالَ: «أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الفَقْرَ،
وَتَأْمُلُ الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ؛ قُلْتَ لِفُلاَنٍ
كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ»
1419. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ dan berkata: “Wahai Rasulullah! Sedekah
apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau menjawab: “Kamu bersedekah
ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir (sangat butuh), takut menjadi faqir
dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga
tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu, lalu kamu berkata: ‘Untuk si A
sekian dan untuk si B sekian (dari sedekahku),’ padahal harta itu sudah menjadi
hak si C (sebagai warisan).”
1420 - عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ بَعْضَ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ ﷺ قُلْنَ لِلنَّبِيِّ ﷺ:
أَيُّنَا أَسْرَعُ بِكَ لُحُوقًا؟ قَالَ: «أَطْوَلُكُنَّ
يَدًا»، فَأَخَذُوا قَصَبَةً يَذْرَعُونَهَا، فَكَانَتْ سَوْدَةُ أَطْوَلَهُنَّ
يَدًا، فَعَلِمْنَا بَعْدُ أَنَّمَا كَانَتْ طُولَ يَدِهَا الصَّدَقَةُ، وَكَانَتْ
أَسْرَعَنَا لُحُوقًا بِهِ وَكَانَتْ تُحِبُّ الصَّدَقَةَ
1420. Dari ‘Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha:
Sebagian isteri-isteri Nabi ﷺ berkata kepada Nabi ﷺ: “Siapakan di antara kami yang
segera menyusul Anda (setelah kematian)?” Beliau bersabda: “Yang paling
panjang tangannya di antara kalian.” Maka mereka segera mengambil tongkat
untuk mengukur panjang tangan mereka. Ternyata Saudah Rodhiyallohu ‘Anha
yang paling panjang tangannya di antara mereka. Belakangan kami mengetahui
bahwa yang dimaksud dengan panjang tangan adalah yang paling gemar bersedekah. Dan
ternyata (Zainab Rodhiyallohu ‘Anha) yang lebih dahulu menyusul kematian
beliau, dan dia sangat suka bersedekah.[4]
12.
Bersedekah dengan Terang-Terangan
13.
Bersedekah dengan Sembunyi-Sembunyi
14.
Bersedekah Ternyata Kepada Orang Kaya Tanpa Mengetahuinya
1421 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «قَالَ رَجُلٌ: لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ
بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي يَدِ سَارِقٍ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ
عَلَى سَارِقٍ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ
بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِي يَدَيْ زَانِيَةٍ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ
اللَّيْلَةَ عَلَى زَانِيَةٍ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، عَلَى زَانِيَةٍ،
لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي يَدَيْ غَنِيٍّ،
فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى غَنِيٍّ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ،
عَلَى سَارِقٍ وَعَلَى زَانِيَةٍ وَعَلَى غَنِيٍّ، فَأُتِيَ فَقِيلَ لَهُ: أَمَّا صَدَقَتُكَ
عَلَى سَارِقٍ فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعِفَّ عَنْ سَرِقَتِهِ، وَأَمَّا الزَّانِيَةُ
فَلَعَلَّهَا أَنْ تَسْتَعِفَّ عَنْ زِنَاهَا، وَأَمَّا الغَنِيُّ فَلَعَلَّهُ يَعْتَبِرُ
فَيُنْفِقُ مِمَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ»
1421. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu: Rasulullah ﷺ
bersabda: “Ada seorang
laki-laki berkata: ‘Aku sungguh akan bersedekah.’ Lalu dia keluar dengan
membawa sedekahnya dan ternyata jatuh ke tangan seorang pencuri. Keesokan
paginya orang-orang ramai membicarakan bahwa seorang pencuri mendapatkan
sedekah. Mendengar hal itu orang itu berkata: ‘Ya Allah segala puji bagiMu, aku
sungguh akan bersedekah lagi.’ Kemudian dia keluar dengan membawa sedekahnya
lalu ternyata jatuh ke tangan seorang pezina. Keesokan paginya orang-orang
ramai membicarakan bahwa seorang pezina mendapatkan sedekah. Maka orang itu
berkata lagi: ‘Ya Allah segala puji bagiMu, (ternyata sedekahku jatuh) kepada
seorang pezina, aku sungguh akan bersedekah lagi.’ Kemudian dia keluar lagi
dengan membawa sedekahnya lalu ternyata jatuh ke tangan seorang yang kaya.
Keesokan paginya orang-orang kembali ramai membicarakan bahwa orang kaya
mendapatkan sedekah. Maka orang itu berkata: ‘Ya Allah segala puji bagiMu,
(ternyata sedekahku jatuh) kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya.’
Setelah itu orang tadi bermimpi dan dikatakan padanya: ‘Adapun sedekahmu kepada
pencuri, mudah-mudahan dapat mencegah si pencuri dari mencuri lagi, sedangkan
sedekahmu kepada pezina, mudah-mudahan dapat mencegahnya berbuat zina kembali,
dan sedekahmu kepada orang kaya mudah-mudahan dapat memberikan pelajaran
baginya agar menginfaqkan harta yang diberikan Allah kepadanya.”
15.
Bersedekah Ternyata Kepada Anak Sendiri Tanpa Menyadarinya
1422 - عَنْ مَعْنَ
بْنِ يَزِيدَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ أَنَا
وَأَبِي وَجَدِّي، وَخَطَبَ عَلَيَّ، فَأَنْكَحَنِي، وَخَاصَمْتُ إِلَيْهِ، وَكَانَ
أَبِي يَزِيدُ أَخْرَجَ دَنَانِيرَ يَتَصَدَّقُ بِهَا، فَوَضَعَهَا عِنْدَ رَجُلٍ فِي
المَسْجِدِ، فَجِئْتُ فَأَخَذْتُهَا، فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ: وَاللَّهِ مَا إِيَّاكَ
أَرَدْتُ، فَخَاصَمْتُهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَقَالَ: «لَكَ مَا نَوَيْتَ يَا يَزِيدُ، وَلَكَ مَا أَخَذْتَ يَا مَعْنُ»
1422. Dari Ma’an bin Yazid Rodhiyallohu
‘Anhuma, ia berkata: Aku, bapakku, dan kakekku membaiat Rasulullah ﷺ. Beliau ﷺ melamarkan untukku dan
menikahkanku, dan aku selalu menyerahkan keputusan masalahku kepada beliau.
Suatu hari bapakku, Yazid, mengeluarkan beberapa dinar untuk disedekahkan, lalu
dia meletakkannya di samping seseorang yang berada di masjid. Kemudian aku
datang untuk mengambilnya lalu kubawa kepada bapakku, lalu dia berkata: “Demi
Allah! Bukan kamu yang aku tuju.” Lalu masalah ini aku adukan kepada Rasulullah
ﷺ, maka beliau
berkata: “Bagimu apa yang sudah kamu niatkan wahai Yazid! Sedangkan bagimu
apa yang telah kamu ambil wahai Ma’an!”[5]
16.
Bersedekah dengan Tangan Kanan
1423 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ
يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ،
وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي المَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا
عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ
فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى
لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا
فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ»
1423. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan (dari bawah
Arsy) dari Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya: yaitu (1) pemimpin
yang adil, (2) pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Robnya, (3)
laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, (4) dua orang yang saling
mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena
Allah, (5) laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh wanita kaya lagi cantik
lalu dia berkata: ‘Aku takut kepada Allah,’ (6) orang bersedekah dengan
menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh
tangan kanannya, dan (7) laki-laki yang berdzikir kepada Allah sendirian hingga
kedua matanya basah.”
1424 - عَنْ حَارِثَةَ
بْنِ وَهْبٍ الخُزَاعِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ:
«تَصَدَّقُوا، فَسَيَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ
يَمْشِي الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ، فَيَقُولُ الرَّجُلُ: لَوْ جِئْتَ بِهَا بِالأَمْسِ
لقَبِلْتُهَا مِنْكَ، فَأَمَّا اليَوْمَ فَلاَ حَاجَةَ لِي فِيهَا»
1424. Dari Haritsah bin Wahab Al-Khuza’i Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda: “Perbanyaklah bersedekah,
karena akan datang suatu zaman atas kalian di mana seseorang berkeliling
membawa sedekahnya lalu seseorang berkata kepadanya: ‘Seandainya kamu datang
kemarin tentuk kuterima sedekahmu. Adapun hari ini maka aku tidak
membutuhkannya.’”
17.
Orang yang Menyuruh Pelayannya Bersedekah Bukan Untuk Kepentingan Pribadi
1425 - عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِذَا أَنْفَقَتِ المَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ بَيْتِهَا غَيْرَ
مُفْسِدَةٍ؛ كَانَ لَهَا أَجْرُهَا بِمَا أَنْفَقَتْ، وَلِزَوْجِهَا أَجْرُهُ بِمَا
كَسَبَ، وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ، لاَ يَنْقُصُ بَعْضُهُمْ أَجْرَ بَعْضٍ شَيْئًا»
1425. Dari ‘Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha,
ia berkata: Rasulullah ﷺ
bersabda: “Jika seorang wanita bersedekah dari makanan yang ada di rumah
(suami)nya bukan bermaksud menimbulkan kerusakan (berlebihan) maka dia
mendapatkan pahala atas apa yang disedekahkan dan suaminya mendapatkan pahala
atas apa yang diusahakannya. Demikian juga bagi seorang penjaga harta (bendahara),
tanpa dikurangi sedikitpun pahala masing-masing dari mereka.”
18.
Kewajiban Bersedekah Hanya Untuk Orang Berkecukupan
1426 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَابْدَأْ
بِمَنْ تَعُولُ»
1426. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Sedekah terbaik adalah saat berkecukupan (berlebih dari
kebutuhan), dan mulailah dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu nafkahnya.”
1427 - عَنْ حَكِيمِ
بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ
بِمَنْ تَعُولُ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ
اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ»
1427. Dari Hakim bin Hizam Rodhiyallohu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Mulailah dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Sedekah terbaik adalah
saat berkecukupan. Siapa yang mejaga diri (dari meminta-minta) maka Allah akan
menjaga dirinya. Siapa yang merasa cukup maka Allah akan mencukupinya.”
1428. (Sanad lain dari hadits di atas)
1429 - عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ وَهُوَ
عَلَى المِنْبَرِ، وَذَكَرَ الصَّدَقَةَ، وَالتَّعَفُّفَ، وَالمَسْأَلَةَ: «اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى،
فَاليَدُ العُلْيَا: هِيَ المُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى: هِيَ السَّائِلَةُ»
1429. Dari Abdullah bin Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma: Rasulullah ﷺ bersabda saat di atas mimbar menyinggung sedekah, menjaga diri,
dan meminta-minta: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Tangan di atas adalah pemberi dan tangan di bawah adalah peminta-minta.”
19.
Mengungkit-Ngungkit Pemberian
20.
Orang yang Mengeluarkan Zakatnya Sebelum Tiba Waktunya
1430 - عَنْ عُقْبَةَ
بْنِ الحَارِثِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: صَلَّى بِنَا النَّبِيُّ ﷺ العَصْرَ،
فَأَسْرَعَ، ثُمَّ دَخَلَ البَيْتَ فَلَمْ يَلْبَثْ أَنْ خَرَجَ، فَقُلْتُ أَوْ قِيلَ
لَهُ، فَقَالَ: «كُنْتُ خَلَّفْتُ فِي البَيْتِ تِبْرًا
مِنَ الصَّدَقَةِ، فَكَرِهْتُ أَنْ أُبَيِّتَهُ، فَقَسَمْتُهُ»
1430. Dari Uqbah bin Al-Harits Rodhiyallohu
‘Anhu, dia berkata: Nabi ﷺ pernah mengimami
kami sholat ‘Ashar dengan tergesa-gesa. Lalu bangkit memasuki rumah. Tidak lama
kemudian beliau keluar, dan aku bertanya atau ada yang bertanya kepada beliau
lalu beliau menjawab: “Aku tinggalkan dalam rumah sebatang emas dari harta
zakat dan aku tidak mau bila sampai bermalam, maka aku segera
membagi-bagikannya (kepada yang berhak).”
21.
Anjuran Gemar Bersedekah dan Memberi Syafaat (Jasa Pelantara)
1431 - عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «خَرَجَ النَّبِيُّ
ﷺ يَوْمَ عِيدٍ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلُ وَلاَ بَعْدُ، ثُمَّ مَالَ
عَلَى النِّسَاءِ، وَمَعَهُ بِلاَلٌ فَوَعَظَهُنَّ، وَأَمَرَهُنَّ أَنْ يَتَصَدَّقْنَ،
فَجَعَلَتِ المَرْأَةُ تُلْقِي القُلْبَ وَالخُرْصَ»
1431. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu
‘Anhuma, ia berkata: “Nabi ﷺ keluar pada hari ‘Ied lalu sholat
dua roka’at dan beliau tidak sholat lain sebelum maupun sesudahnya, kemudian beliau
mendatangi jama’ah wanita bersama Bilal, lalu beliau memberikan nasehat dan
memerintahkan mereka untuk bersedekah. Maka diantara mereka ada yang memberikan
gelang dan antingnya.”
1432 - عَنْ أَبِي
مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا جَاءَهُ السَّائِلُ
أَوْ طُلِبَتْ إِلَيْهِ حَاجَةٌ قَالَ: «اشْفَعُوا
تُؤْجَرُوا، وَيَقْضِي اللَّهُ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ ﷺ مَا شَاءَ»
1432. Dari Abu Musa Rodhiyallohu ‘Anhu,
dia berkata: Apabila Rasulullah ﷺ didatangi seseorang yang meminta
atau diminta suatu keperluan maka beliau bersabda: “Berilah syafaat (jasa
pelantara) maka kalian akan diberi pahala, dan Allah menetapkan apa yang
dikehendakiNya lewat lisan NabiNya ﷺ.”
1433 - عَنْ أَسْمَاءَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ لِي النَّبِيُّ ﷺ: «لاَ تُوكِي فَيُوكَى عَلَيْكِ»، وَقَالَ: «لاَ تُحْصِي فَيُحْصِيَ اللَّهُ عَلَيْكِ»
1433. Dari Asma Rodhiyallohu ‘Anha,
ia berkata: Nabi ﷺ
berkata kepadaku: “Janganlah kamu menahan sedekah, karena Allah akan menahan
(rejekiNya) darimu,” dan bersabda, “Janganlah kamu perhitungan (dalam
bersedekah) karena Allah akan perhitungan juga atasmu.”
22.
Bersedekah Sesuai Kemampuan
1434 - عَنْ أَسْمَاءَ
بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّهَا جَاءَتْ إِلَى النَّبِيِّ
ﷺ فَقَالَ: «لاَ تُوعِي فَيُوعِيَ اللَّهُ عَلَيْكِ،
ارْضَخِي مَا اسْتَطَعْتِ»
1434. Dari Asma binti Abi Bakar Rodhiyallohu
‘Anhuma, bahwa dia mendatangi Nabi ﷺ lalu beliau bersabda: “Janganlah
kamu menahan hartamu dari bersedekah karena Allah akan membalas menahan
rizkiNya darimu. Bersedekahlah sesuai kemampuanmu.”
23.
Bersedekah Bisa Menghapus Dosa
1435 - عَنْ أَبِي
وَائِلٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ: أَيُّكُمْ يَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ عَنِ الفِتْنَةِ؟ قَالَ: قُلْتُ:
أَنَا أَحْفَظُهُ كَمَا قَالَ، قَالَ: إِنَّكَ عَلَيْهِ لَجَرِيءٌ، فَكَيْفَ؟ قَالَ:
قُلْتُ: «فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ، وَوَلَدِهِ،
وَجَارِهِ؛ تُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ، وَالصَّدَقَةُ، وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ
عَنِ المُنْكَرِ»، قَالَ: لَيْسَ
هَذِهِ أُرِيدُ، وَلَكِنِّي أُرِيدُ الَّتِي تَمُوجُ كَمَوْجِ البَحْرِ، قَالَ: قُلْتُ:
لَيْسَ عَلَيْكَ بِهَا يَا أَمِيرَ المُؤْمِنِينَ بَأْسٌ، بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابٌ
مُغْلَقٌ، قَالَ: فَيُكْسَرُ البَابُ أَوْ يُفْتَحُ؟ قَالَ: قُلْتُ: لاَ، بَلْ يُكْسَرُ،
قَالَ: فَإِنَّهُ إِذَا كُسِرَ لَمْ يُغْلَقْ أَبَدًا، قَالَ: قُلْتُ: أَجَلْ. فَهِبْنَا
أَنْ نَسْأَلَهُ مَنِ البَابُ، فَقُلْنَا لِمَسْرُوقٍ: سَلْهُ، قَالَ: فَسَأَلَهُ،
فَقَالَ: عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قُلْنَا، فَعَلِمَ عُمَرُ مَنْ تَعْنِي؟
قَالَ: نَعَمْ، كَمَا أَنَّ دُونَ غَدٍ لَيْلَةً وَذَلِكَ أَنِّي حَدَّثْتُهُ حَدِيثًا
لَيْسَ بِالأَغَالِيطِ
1435. Dari Abu Wail, dari Hudzaifah Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Pada suatu hari ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhu berkata:
“Siapa di antara kalian yang hafal hadits Rasulullah ﷺ tentang masalah fitnah (ujian/musibah)?”
Hudzaifah berkata: “Aku, masih hafal sebagaimana disabdakan beliau.” ‘Umar
berkata: “Kamu memang ahlinya, dan bagaimana yang disabdakannya?” Aku berkata: “Fitnah
seseorang dalam keluarganya, harta, anak dan tetangganya akan terhapus oleh sholat,
puasa, sedekah, dan amar makruf nahi munkar.” Lalu ‘Umar berkata: “Bukan
itu yang aku maksud, tetapi fitnah yang meluas seperti gelombang laut.”
Hudzaifah berkata: “Tidak masalah buat Anda wahai Amirul Mu’minin, karena
antara engkau dan fitnah itu ada satu pintu yang tertutup.” ‘Umar bertanya: “Pintu
tersebut nanti didobrak atau dibuka?” Hudzaifah berkata: “Tidak, bahkan
didobrak.” ‘Umar berkata: “Jika memang pintu itu didobrak maka ia tidak akan
bisa ditutup lagi selamanya.” Aku berkata: “Benar.” (Abu Wail berkata): Kami
enggan bertanya kepada Hudzaifah siapa yang dimaksud pintu tersebut. Lalu aku
meminta tolong Masruq untuk menanyakannya lalu Hudzaifah menjawab: “Umar Rodhiyallohu
‘Anhu.” Kami bertanya lagi: Apakah Umar menyadari hal itu? Jawabnya: “Ya,
sebagaimana ia mengerti bahwa setelah esok adalah malam, karena hadits yang
kuceritakan kepadanya begitu jelas sekali.”
24.
Orang yang Bersedekah Ketika Masih Musyrik Lalu Masuk Islam
1436 - عَنْ حَكِيمِ
بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَرَأَيْتَ
أَشْيَاءَ كُنْتُ أَتَحَنَّثُ بِهَا فِي الجَاهِلِيَّةِ مِنْ صَدَقَةٍ أَوْ عَتَاقَةٍ،
وَصِلَةِ رَحِمٍ، فَهَلْ فِيهَا مِنْ أَجْرٍ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «أَسْلَمْتَ عَلَى مَا سَلَفَ مِنْ خَيْرٍ»
1436. Dari Hakim bin Hizam Rodhiyallohu
‘Anhu, dia berkata: “Wahai Rasulullah! Bagaimana pendapatmu tentang amal
kebaikan yang kulakukan semasa Jahiliyah berupa sedekah, memerdekakan budak,
dan menyambung kekerabatan, apakah semua itu ada pahalanya? Nabi ﷺ bersabda: “Kamu masuk Islam
beserta pahala yang dahulu kamu kerjakan.”
25.
Pahala Pelayan yang Bersedekah (dari Harta Majikannya) Atas Anjuran Temannya
Tanpa Berlebihan
1437 - عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِذَا تَصَدَّقَتِ المَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ زَوْجِهَا غَيْرَ
مُفْسِدَةٍ؛ كَانَ لَهَا أَجْرُهَا، وَلِزَوْجِهَا بِمَا كَسَبَ، وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ
ذَلِكَ»
1437. Dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha,
ia berkata: Rasulullah ﷺ
bersabda: “Apabila seorang wanita bersedekah dari makanan suaminya tanpa
berlebihan maka ia mendapatkan pahala sedekah itu dan suaminya juga mendapatkan
pahala hasil kerjanya, begitu juga penjaga (pelantara) mendapatkan pahala
seperti itu.”
1438 - عَنْ أَبِي
مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «الخَازِنُ المُسْلِمُ الأَمِينُ، الَّذِي يُنْفِذُ
مَا أُمِرَ بِهِ كَامِلًا مُوَفَّرًا طَيِّبًا بِهِ نَفْسُهُ، فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِي
أُمِرَ لَهُ بِهِ؛ أَحَدُ المُتَصَدِّقَيْنِ»
1438. Dari Abu Musa Rodhiyallohu ‘Anhu,
dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Bendahara Muslim
yang amanah, yang bersegera melaksanakan apa yang diperintahkan dengan sempurna
(tidak mengurangi) dan hati yang lapang (tidak iri), serta menyerahkannya
kepada orang yang dimaksud, adalah salah satu dari dua orang yang bersedekah
(dalam pahala).”[6]
26.
Pahala Wanita yang Bersedekah atau Memberi Makan dari Harta Suaminya Tanpa
Berlebihan
1439 - عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، تَعْنِي: «إِذَا تَصَدَّقَتِ المَرْأَةُ مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا...»
1439. Dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha,
dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Apabila seorang wanita bersedekah dari harta suaminya...”[7]
1440 - عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِذَا أَطْعَمَتِ المَرْأَةُ مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ؛ كَانَ
لَهَا أَجْرُهَا وَلَهُ مِثْلُهُ، وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ، لَهُ بِمَا اكْتَسَبَ
وَلَهَا بِمَا أَنْفَقَتْ»
1440. Dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha,
ia berkata: Nabi ﷺ
bersabda: “Apabila seorang istri memberi makan (faqir miskin) dari harta
suaminya, maka ia mendapatkan pahala dan suaminya juga mendapatkan pahala yang
sama, begitu juga dengan bendahara (pelantara). Suami mendapatkan pahala karena
hasil kerjanya dan istri mendapatkan pahala karena sedekahnya.”
1441 - عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «إِذَا
أَنْفَقَتِ المَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ بَيْتِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ؛ فَلَهَا أَجْرُهَا،
وَلِلزَّوْجِ بِمَا اكْتَسَبَ، وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ»
1441. Dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha,
dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Apabila seorang istri menyedekahkan sebagian makanan dari
rumahnya tanpa berlebihan maka ia mendapatkan pahala, dan suaminya juga
mendapatkan pahala karena hasil kerjanya, begitu juga bendahara (pelantara) mendapatkan
pahala yang serupa itu.”
27.
Firman Allah: “Adapun orang yang bersedekah dan membenarkan janji (diganti)
dengan yang lebih baik...” (QS. Al-Lail: 6)
1442 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: «مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا
مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا،
وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا»
1442. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, Nabi ﷺ
bersabda: “Setiap hari yang dilewati manusia, dua Malaikat turun seraya
salah satunya berdoa: ‘Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang bersedekah,’
dan yang lain berdoa: ‘Ya Allah, berilah kebinasaan (kerugiaan) kepada orang
yang menahan hartanya (bakhil).’”
28.
Perumpamaan Orang yang Dermawan dan Bakhil
1443 - عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ:
«مَثَلُ البَخِيلِ وَالمُنْفِقِ كَمَثَلِ رَجُلَيْنِ
عَلَيْهِمَا جُبَّتَانِ مِنْ حَدِيدٍ مِنْ ثُدِيِّهِمَا إِلَى تَرَاقِيهِمَا، فَأَمَّا
المُنْفِقُ فَلاَ يُنْفِقُ إِلَّا سَبَغَتْ أَوْ وَفَرَتْ عَلَى جِلْدِهِ، حَتَّى تُخْفِيَ
بَنَانَهُ وَتَعْفُوَ أَثَرَهُ، وَأَمَّا البَخِيلُ فَلاَ يُرِيدُ أَنْ يُنْفِقَ شَيْئًا
إِلَّا لَزِقَتْ كُلُّ حَلْقَةٍ مَكَانَهَا، فَهُوَ يُوَسِّعُهَا وَلاَ تَتَّسِعُ»
1443. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Perumpaamaan orang
bakhil dan orang dermawan seperti perumpamaan dua orang yang masing-masing mengenakan
jubah besi yang menutupi dada hingga tulang jangkung (di teggorokan). Adapun
orang dermawan setiap kali bersedekah jubahnya melonggar dari kulitnya hingga
menutupi jari-jarinya dan menghapus jejak langkah kakinya (saking panjangnya).
Adapun orang bakhil, setiap kali enggan bersedekah jubahnya mengecil hingga
menempel kulitnya, dan dia berusaha melonggarkannya tetapi tidak bisa
dilonggarkan.”[8]
1444. Dalam satu riwayat dengan lafazh junnatan
(dua baju besi) sebagai ganti jubbatan (dua jubah).
29.
Zakat Hasil Usaha dan Perdagangan
30.
Setiap Muslim Wajib Bersedekah, dan Siapa yang Tidak Memiliki Harta Bisa dengan
Melakukan Kebaikan
1445 - عَنْ أَبِي
مُوسَى الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ»، فَقَالُوا: يَا
نَبِيَّ اللَّهِ! فَمَنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: «يَعْمَلُ
بِيَدِهِ، فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ» قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَجِدْ؟
قَالَ: «يُعِينُ ذَا الحَاجَةِ المَلْهُوفَ»
قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: «فَلْيَعْمَلْ
بِالْمَعْرُوفِ، وَلْيُمْسِكْ عَنِ الشَّرِّ؛ فَإِنَّهَا لَهُ صَدَقَةٌ»
1445. Dari Abu Musa Al-Asy’ari Rodhiyallohu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Setiap Muslim wajib bersedekah.” Mereka bertanya: “Wahai
Nabi Allah! Bagaimana jika tidak memiliki apa-apa?” Jawab beliau: “Ia
bekerja dengan tangannya lalu hasil upahnya ia sedekahkan.” Mereka
bertanya: “Jika dia tidak mendapatkan?” Beliau menjawab: “Dia membantu orang
yang memerlukan bantuan.” Mereka bertanya: “Jika tidak ditemukan?” Jawab
beliau: “Dia melakukan kebaikan dan menahan diri dari menyakiti orang lain,
karena itu terhitung sedekah baginya.”
31.
Kadar Zakat dan Sedekah yang Wajib Dikeluarkan, dan Siapa yang Memberi Seekor
Kambing
1446 - عَنْ أُمِّ
عَطِيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: بُعِثَ إِلَى نُسَيْبَةَ الأَنْصَارِيَّةِ
بِشَاةٍ، فَأَرْسَلَتْ إِلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا مِنْهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ
ﷺ: «عِنْدَكُمْ شَيْءٌ؟» فَقُلْتُ: لاَ،
إِلَّا مَا أَرْسَلَتْ بِهِ نُسَيْبَةُ مِنْ تِلْكَ الشَّاةِ، فَقَالَ: «هَاتِ، فَقَدْ بَلَغَتْ مَحِلَّهَا»
1446. Dari Ummu Athiyyah Rodhiyallohu
‘Anha, ia berkata: Nusaibah Al-Anshoriyah (Ummu Athiyyah) diberi sedekah
kambing lalu mengirimkannya ke Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha (sebagai
hadiah), lalu Nabi ﷺ
bersabda: “Apakah kamu memiliki sesuatu (untuk dimakan)?” Aisyah
menjawab: “Tidak ada, kecuali kiriman kambing itu dari Nusaibah.” Beliau
bersabda: “Bawa kesini, karena kambingnya sudah tiba di tempatnya.”[9]
32.
Zakat Perak
1447 - عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ صَدَقَةٌ مِنَ الإِبِلِ،
وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ
صَدَقَةٌ»
1447. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Unta yang kurang
dari lima ekor tidak wajib zakat, perak yang kurang dari lima uqiyah (595 gram
perak murni) tidak wajib zakat, dan hasil panen yang kurang dari 5 wasaq (sekitar
750 kg) tidak wajib zakat.”[10]
33.
Harta yang Wajib Dizakati (Selain Emas dan Perak)
1448 - عَنْ
أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ
الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ رَسُولَهُ ﷺ: «وَمَنْ بَلَغَتْ
صَدَقَتُهُ بِنْتَ مَخَاضٍ وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ، وَعِنْدَهُ بِنْتُ لَبُونٍ؛ فَإِنَّهَا
تُقْبَلُ مِنْهُ وَيُعْطِيهِ المُصَدِّقُ عِشْرِينَ دِرْهَمًا أَوْ شَاتَيْنِ، فَإِنْ
لَمْ يَكُنْ عِنْدَهُ بِنْتُ مَخَاضٍ عَلَى وَجْهِهَا، وَعِنْدَهُ ابْنُ لَبُونٍ؛ فَإِنَّهُ
يُقْبَلُ مِنْهُ وَلَيْسَ مَعَهُ شَيْءٌ»
1448. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu,
bahwa Abu Bakar mengirim surat sesuai perintah Allah dan Rasulnya kepadanya: “Siapa
yang hartanya mencapai wajib zakat bintu makhod (unta betina berusia setahun)
tetapi tidak memilikinya dan yang dia miliki adalah bintu labun (unta betina
usianya dua tahun) maka zakatnya diterima, dan petugas zakat memberinya dua
puluh dirham atau dua kambing (sebagai ganti rugi kelebihan). Jika dia tidak
memiliki bintu makhod yang sesuai kriteria zakat tetapi memiliki ibnu labun (unta
jantang berusia dua tahun) maka zakat dengan ibnu labun diterima tetapi tidak
mendapatkan ganti apapun.”
1449 - عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «أَشْهَدُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ لَصَلَّى قَبْلَ الخُطْبَةِ،
فَرَأَى أَنَّهُ لَمْ يُسْمِعِ النِّسَاءَ، فَأَتَاهُنَّ وَمَعَهُ بِلاَلٌ نَاشِرَ
ثَوْبِهِ، فَوَعَظَهُنَّ، وَأَمَرَهُنَّ أَنْ يَتَصَدَّقْنَ، فَجَعَلَتِ المَرْأَةُ
تُلْقِي»، وَأَشَارَ أَيُّوبُ
إِلَى أُذُنِهِ وَإِلَى حَلْقِهِ
1449. Dari Ibnu Abbas Rodhiyallohu
‘Anhuma, dia berkata: “Aku bersaksi bahwa Rasulullah ﷺ sholat Id sebelum khutbah lalu beliau mengira kaum
wanita tidak mendengar khutbahnya lalu beliau mendatangi mereka bersama Bilal
yang menghamparkan bajunya (sebagai wadah sedekah). Lalu beliau menyampaikan
mauizhoh kepada mereka dan memerintahkan mereka bersedekah. Seketika kaum
wanita melempar perhiasannya.” Ayyub (perawi) memperagakan telinga dan lehernya
(yakni anting-anting dan kalung).
34.
Tidak Boleh Menggabung Harta yang Terpisah atau Memisahkan Harta yang Bergabung
dengan Tujuan Menghindari Zakat
1450 - عَنْ أَنَسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ الَّتِي
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «وَلاَ يُجْمَعُ بَيْنَ
مُتَفَرِّقٍ، وَلاَ يُفَرَّقُ بَيْنَ مُجْتَمِعٍ خَشْيَةَ الصَّدَقَةِ»
1450. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu,
bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menulis surat kepadanya berupa
ketentuan zakat sebagaimana telah diwajibkan oleh Rasulullah ﷺ: “Janganlah ternak yang
terpisah digabung dan jangan pula ternak yang bergabung dipisah, dengan tujuan
menghindari zakat.”[11]
35.
Dua Harta yang Dicampur Maka Masing-Masing Menanggung Zakat dengan Adil
1451 - عَنْ
أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ
الَّتِي فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «وَمَا كَانَ مِنْ
خَلِيطَيْنِ، فَإِنَّهُمَا يَتَرَاجَعَانِ بَيْنَهُمَا بِالسَّوِيَّةِ»
1451. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu,
bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menulis untuknya keputusan Rasulullah
ﷺ: “Harta
dari campuran dua orang yang berserikat maka zakatnya ditanggung keduanya
dengan sama (adil).”[12]
36.
Zakat Unta
1452 - عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ أَعْرَابِيًّا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ
ﷺ عَنِ الهِجْرَةِ، فَقَالَ: «وَيْحَكَ، إِنَّ شَأْنَهَا
شَدِيدٌ، فَهَلْ لَكَ مِنْ إِبِلٍ تُؤَدِّي صَدَقَتَهَا؟» قَالَ: نَعَمْ،
قَالَ: «فَاعْمَلْ مِنْ وَرَاءِ البِحَارِ، فَإِنَّ
اللَّهَ لَنْ يَتِرَكَ مِنْ عَمَلِكَ شَيْئًا»
1452. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, bahwa orang Badui bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang hijroh (dia ingin hijroh
ke Madinah), lalu beliau bersabda: “Hus, hijroh itu berat. Apakah kamu
memiliki unta yang sudah kamu tunaikan zakatnya?” Jawabnya: “Ya.” Beliau
bersabda: “Beribadahlah seperti biasanya di pinggiran laut (di tempatmu),
karena Allah tidak akan menyia-nyiakan amalmu sedikitpun.”
37.
Siapa yang Hartanya Mencapai Kewajiban Berzakat Bintu Makhod Tetapi Tidak
Memilikinya
1453 - عَنْ أَنَسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ فَرِيضَةَ
الصَّدَقَةِ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ رَسُولَهُ ﷺ: «مَنْ
بَلَغَتْ عِنْدَهُ مِنَ الإِبِلِ صَدَقَةُ الجَذَعَةِ، وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ جَذَعَةٌ،
وَعِنْدَهُ حِقَّةٌ؛ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ الحِقَّةُ، وَيَجْعَلُ مَعَهَا شَاتَيْنِ
إِنِ اسْتَيْسَرَتَا لَهُ، أَوْ عِشْرِينَ دِرْهَمًا. وَمَنْ بَلَغَتْ عِنْدَهُ صَدَقَةُ
الحِقَّةِ، وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ الحِقَّةُ، وَعِنْدَهُ الجَذَعَةُ؛ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ
مِنْهُ الجَذَعَةُ، وَيُعْطِيهِ المُصَدِّقُ عِشْرِينَ دِرْهَمًا أَوْ شَاتَيْنِ. وَمَنْ
بَلَغَتْ عِنْدَهُ صَدَقَةُ الحِقَّةِ، وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ إِلَّا بِنْتُ لَبُونٍ؛
فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ بِنْتُ لَبُونٍ، وَيُعْطِي شَاتَيْنِ أَوْ عِشْرِينَ دِرْهَمًا.
وَمَنْ بَلَغَتْ صَدَقَتُهُ بِنْتَ لَبُونٍ، وَعِنْدَهُ حِقَّةٌ؛ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ
مِنْهُ الحِقَّةُ، وَيُعْطِيهِ المُصَدِّقُ عِشْرِينَ دِرْهَمًا أَوْ شَاتَيْنِ. وَمَنْ
بَلَغَتْ صَدَقَتُهُ بِنْتَ لَبُونٍ، وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ، وَعِنْدَهُ بِنْتُ مَخَاضٍ؛
فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ بِنْتُ مَخَاضٍ، وَيُعْطِي مَعَهَا عِشْرِينَ دِرْهَمًا
أَوْ شَاتَيْنِ»
1453. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu,
bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menulis surat kepadanya (tentang
aturan zakat) sesuai apa yang telah diperintahkan Allah dan RasulNya ﷺ, yaitu: “Siapa yang memiliki
unta dan terkena kewajiban zakat jadza’ah (unta betina berusia 4 tahun)
sedangkan dia tidak memiliki jadza’ah dan yang dia miliki hanya hiqqah (unta betina
berusia 3 tahun), maka dibolehkan dia mengeluarkan hiqqah sebagai zakat namun
dia harus menyerahkan pula bersamanya dua ekor kambing atau dua puluh dirham. Siapa
yang telah sampai kepadanya kewajiban zakat hiqqah sedangkan dia tidak memiliki
hiqqah namun dia memiliki jadza’ah maka diterima zakat darinya berupa jadza’ah
dan dia menerima (diberi) dua puluh dirham atau dua ekor kambing. Siapa telah
sampai kepadanya kewajiban zakat hiqqah namun dia tidak memilikinya kecuali
bintu labun (unta betina berusia 2 tahun) maka diterima zakat darinya berupa
bintu labun namun dia wajib menyerahkan bersamanya dua ekor kambing atau dua
puluh dirham. Siapa telah sampai kepadanya kewajiban zakat bintu labun dan dia
hanya memiliki hiqqah maka diterima zakat darinya berupa hiqqah dan dia menerima
dua puluh dirham atau dua ekor kambing. Siapa yang telah sampai kepadanya
kewajiban zakat bintu labun sedangkan dia tidak memilikinya kecuali bintu
makhadh (unta betina berusia satu tahun) maka diterima zakat darinya berupa
bintu makhadh namun dia wajib menyerahkan bersamanya dua puluh dirham atau dua
ekor kambing.”
38.
Zakat Kambing
1454 - عَنْ أَنَسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، كَتَبَ لَهُ هَذَا
الكِتَابَ لَمَّا وَجَّهَهُ إِلَى البَحْرَيْنِ: «بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، هَذِهِ
فَرِيضَةُ الصَّدَقَةِ الَّتِي فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عَلَى المُسْلِمِينَ، وَالَّتِي
أَمَرَ اللَّهُ بِهَا رَسُولَهُ: فَمَنْ سُئِلَهَا مِنَ المُسْلِمِينَ عَلَى وَجْهِهَا
فَلْيُعْطِهَا، وَمَنْ سُئِلَ فَوْقَهَا فَلاَ يُعْطِ. فِي أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنَ
الإِبِلِ فَمَا دُونَهَا؛ مِنَ الغَنَمِ، مِنْ كُلِّ خَمْسٍ شَاةٌ، إِذَا بَلَغَتْ
خَمْسًا وَعِشْرِينَ إِلَى خَمْسٍ وَثَلاَثِينَ؛ فَفِيهَا بِنْتُ مَخَاضٍ أُنْثَى،
فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَثَلاَثِينَ إِلَى خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ؛ فَفِيهَا بِنْتُ
لَبُونٍ أُنْثَى، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَأَرْبَعِينَ إِلَى سِتِّينَ فَفِيهَا حِقَّةٌ
طَرُوقَةُ الجَمَلِ، فَإِذَا بَلَغَتْ وَاحِدَةً وَسِتِّينَ إِلَى خَمْسٍ وَسَبْعِينَ؛
فَفِيهَا جَذَعَةٌ، فَإِذَا بَلَغَتْ يَعْنِي سِتًّا وَسَبْعِينَ إِلَى تِسْعِينَ؛
فَفِيهَا بِنْتَا لَبُونٍ، فَإِذَا بَلَغَتْ إِحْدَى وَتِسْعِينَ إِلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ؛
فَفِيهَا حِقَّتَانِ طَرُوقَتَا الجَمَلِ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ؛
فَفِي كُلِّ أَرْبَعِينَ بِنْتُ لَبُونٍ وَفِي كُلِّ خَمْسِينَ حِقَّةٌ، وَمَنْ لَمْ
يَكُنْ مَعَهُ إِلَّا أَرْبَعٌ مِنَ الإِبِلِ، فَلَيْسَ فِيهَا صَدَقَةٌ إِلَّا أَنْ
يَشَاءَ رَبُّهَا، فَإِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا مِنَ الإِبِلِ؛ فَفِيهَا شَاةٌ. وَفِي
صَدَقَةِ الغَنَمِ فِي سَائِمَتِهَا إِذَا كَانَتْ أَرْبَعِينَ إِلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ
شَاةٌ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ إِلَى مِائَتَيْنِ شَاتَانِ، فَإِذَا
زَادَتْ عَلَى مِائَتَيْنِ إِلَى ثَلاَثِ مِائَةٍ؛ فَفِيهَا ثَلاَثُ شِيَاهٍ، فَإِذَا
زَادَتْ عَلَى ثَلاَثِ مِائَةٍ؛ فَفِي كُلِّ مِائَةٍ شَاةٌ، فَإِذَا كَانَتْ سَائِمَةُ
الرَّجُلِ نَاقِصَةً مِنْ أَرْبَعِينَ شَاةً وَاحِدَةً؛ فَلَيْسَ فِيهَا صَدَقَةٌ إِلَّا
أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا. وَفِي الرِّقَّةِ رُبْعُ العُشْرِ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ إِلَّا
تِسْعِينَ وَمِائَةً؛ فَلَيْسَ فِيهَا شَيْءٌ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا»
1454. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu,
bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menulis surat ini kepadanya (tentang
aturan zakat) ketika dia mengutusnya sebagai amir ke negeri Bahrain: “Bismillahir
rahmaanir rahiim. Inilah ketentuan zakat yang telah diwajibkan oleh Rasulullah ﷺ terhadap kaum Muslimin dan
seperti yang diperintahklan oleh Allah dan RasulNya: Siapa dari kaum Muslimin dipungut
zakatnya (oleh petugas) sesuai ketentuan maka serahkanlah, tetapi siapa yang
dipungut melebihi ketentuan maka jangan memberinya, yaitu 24 ekor unta dan yang
kurang dari itu zakatnya dengan kambing (bukan unta), dan setiap 5 ekor unta
zakatnya 1 kambing. Jika untanya mencapai 25 hingga 35 ekor maka zakatnya
berupa 1 bintu makhod (unta betina berusia 1 tahun). Jika untanya mencapai 36
hingga 45 ekor maka zakatnya berupa 1 bintu labun (unta betina berusia 2
tahun). Jika untanya mencapai 46 hingga 60 ekor maka zakatnya berupa 1 hiqqoh
(unta betina berusia 3 tahun) yang siap kawin. Jika untanya mencapai 61 hingga
75 ekor maka zakatnya berupa 1 jadza’ah (unta betina berusia 4 tahun). Jika
untanya mencapai 76 hingga 90 ekor maka zakatnya berupa 2 bintu labun. Jika
untanya mencapai 91 hingga 120 ekor maka zakatnya berupa 2 hiqqoh yang siap
kawin. Jika lebih dari 120 ekor, maka tiap 40 ekor zakatnya ditambah 1 bintu
labun, dan tiap 50 ekor zakatnya ditambah 1 hiqqoh. Jika untanya hanya 4 ekor
maka ia tidak wajib zakat kecuali jika pemiliknya mau bersedekah. Jika untanya
5 ekor maka zakatnya 1 ekor kambing. Adapun kambing, jika berjumlah 40 sampai
120 ekor maka zakatnya 1 kambing. Jika jumlahnya 121 sampai 200 ekor maka
zakatnya 2 kambing. Jika jumlahnya 201 sampai 300 ekor maka zakatnya 3 kambing.
Jika jumlahnya lebih dari 300 ekor, maka tiap kelipatan 100 ekor zakatnya ditambah
1 kambing. Jika jumlahnya kurang dari 40 ekor meskipun 39 ekor maka tidak wajib
zakat kecuali jika pemiliknya mau bersedekah. Zakat uang perak adalah 1/40
(2,5%). Jika yang dimiliki hanya 190 dirham (dari nishobnya 200 dirham) maka ia
tidak berkewajiban zakat kecuali jika ia mau bersedekah.”
39.
Tidak Boleh Berzakat dengan Kambing Tua yang Tanggal Giginya dan Cacat (Buta
Sebelah) serta Kambing Pejantan Kecuali Pemiliknya Ridho
1455 - عَنْ
أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ
الصَّدَقَةَ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ رَسُولَهُ ﷺ: «وَلاَ
يُخْرَجُ فِي الصَّدَقَةِ هَرِمَةٌ وَلاَ ذَاتُ عَوَارٍ، وَلاَ تَيْسٌ إِلَّا مَا شَاءَ
المُصَدِّقُ»
1455. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu,
bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menulis kepadanya ketentuan zakat
yang diperintahkan Allah kepada RasulNya ﷺ: “Tidak boleh berzakat dengan
kambing tua yang tanggal giginya dan cacat (buta sebelah), begitu pula kambing
pejantan kecuali pemiliknya ridho.”
40.
Mengambil Anak Kambing Betina Sebagai Zakat
1456 - عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ: «وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا
يُؤَدُّونَهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ؛ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهَا»
1456. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, dia berkata: Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Demi
Allah, seandainya mereka menolak dariku menyerahkan anak unta yang dahulu
mereka serahkan kepada Rasulullah ﷺ (sebagai zakat), sungguh aku
akan memerangi mereka karena penolakan tersebut.”
1457 - قَالَ عُمَرُ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «فَمَا هُوَ إِلَّا أَنْ رَأَيْتُ
أَنَّ اللَّهَ شَرَحَ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِالقِتَالِ، فَعَرَفْتُ
أَنَّهُ الحَقُّ»
1457. Umar Rodhiyallohu ‘Anhu
berkata: “Ketegasan itu menurutku karena Allah melapangkan dada Abu Bakar untuk
memerangi mereka. Aku pun yakin dia benar.”
41.
Tidak Boleh Pemungut Zakat Mengambil dari Harta Terbaik (Paling Disukai)
Pemiliknya
1458 - عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ لَمَّا بَعَثَ مُعَاذًا
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى اليَمَنِ، قَالَ: «إِنَّكَ
تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ؛ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ
عِبَادَةُ اللَّهِ، فَإِذَا عَرَفُوا اللَّهَ؛ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ
عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ، فَإِذَا فَعَلُوا؛ فَأَخْبِرْهُمْ
أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ،
فَإِذَا أَطَاعُوا بِهَا؛ فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ»
1458. Dari Ibnu Abbas Rodhiyallohu
‘Anhuma, bahwa ketika Rasulullah ﷺ mengirim Muadz Rodhiyallohu
‘Anhu ke Yaman, beliau bersabda: “Kamu akan mendatangi suatu kaum dari
Ahli Kitab. Maka jadikanlah dakwah pertamamu kepada mereka adalah hanya
menyembah Allah. Jika mereka sudah mentauhidkan Allah, maka kabarkan kepada
mereka bahwa Allah mewajibkan sholat lima waktu sehari semalam atas mereka.
Jika mereka melaksanakannya, maka kabarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan
zakat harta atas mereka yang akan disalurkan kepada orang-orang faqir dari
mereka. Jika mereka patuh, maka ambillah dari mereka dan jangan mengambil harta
terbaik mereka.”
42.
Tidak Ada Kewajiban Zakat Atas Unta di Bawah Lima Ekor
1459 - عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ مِنَ التَّمْرِ صَدَقَةٌ،
وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ مِنَ الوَرِقِ صَدَقَةٌ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ
خَمْسِ ذَوْدٍ مِنَ الإِبِلِ صَدَقَةٌ»
1459. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Kurma yang kurang dari lima wasaq (sekitar 750
kg) tidak wajib zakat, perak yang kurang dari lima uqiyah (200 dirham atau 595
gram perak murni) tidak wajib zakat, dan unta yang kurang dari lima ekor tidak
wajib zakat.”
43.
Zakat Sapi
1460 - عَنْ أَبِي
ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: انْتَهَيْتُ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ - أَوْ: وَالَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ،
أَوْ كَمَا حَلَفَ - مَا مِنْ رَجُلٍ تَكُونُ لَهُ إِبِلٌ، أَوْ بَقَرٌ، أَوْ غَنَمٌ،
لاَ يُؤَدِّي حَقَّهَا؛ إِلَّا أُتِيَ بِهَا يَوْمَ القِيَامَةِ، أَعْظَمَ مَا تَكُونُ
وَأَسْمَنَهُ، تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا، وَتَنْطَحُهُ بِقُرُونِهَا، كُلَّمَا جَازَتْ
أُخْرَاهَا رُدَّتْ عَلَيْهِ أُولاَهَا، حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ»
1460. Dari Abu Dzar Rodhiyallohu ‘Anhu,
ia berkata: Aku mendatangi Nabi ﷺ lalu beliau bersabda: “Demi
Dzat yang jiwaku di tanganNya –atau Demi Dzat yang tidak ada yang berhak
disembah selainNya– siapapun yang memiliki unta, sapi, kambing yang tidak
dikeluarkan zakatnya, kelak pada hari Kiamat akan didatangkan dalam keadaan
paling kuat dan gemuk yang akan menginjak-nginjaknya dengan kakinya dan
menyeruduk dengan tanduknya. Setiap kali yang paling terakhir selesai
melakukannya, diulangi dari awal lagi, hingga seluruh manusia diadili.”
44.
Mengalokasikan Zakat Kepada Kerabat
1461 - عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ أَبُو طَلْحَةَ أَكْثَرَ الأَنْصَارِ
بِالْمَدِينَةِ مَالًا مِنْ نَخْلٍ، وَكَانَ أَحَبُّ أَمْوَالِهِ إِلَيْهِ بَيْرُحَاءَ،
وَكَانَتْ مُسْتَقْبِلَةَ المَسْجِدِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَدْخُلُهَا وَيَشْرَبُ
مِنْ مَاءٍ فِيهَا طَيِّبٍ، قَالَ أَنَسٌ: فَلَمَّا أُنْزِلَتْ هَذِهِ الآيَةُ: {لَنْ
تَنَالُوا البِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ} [آل عمران: 92] قَامَ
أَبُو طَلْحَةَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّ اللَّهَ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَقُولُ: {لَنْ تَنَالُوا البِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا
تُحِبُّونَ} [آل عمران: 92] وَإِنَّ أَحَبَّ أَمْوَالِي إِلَيَّ بَيْرُحَاءَ، وَإِنَّهَا
صَدَقَةٌ لِلَّهِ، أَرْجُو بِرَّهَا وَذُخْرَهَا عِنْدَ اللَّهِ، فَضَعْهَا يَا رَسُولَ
اللَّهِ حَيْثُ أَرَاكَ اللَّهُ، قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «بَخٍ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، وَقَدْ
سَمِعْتُ مَا قُلْتَ، وَإِنِّي أَرَى أَنْ تَجْعَلَهَا فِي الأَقْرَبِينَ»
فَقَالَ أَبُو طَلْحَةَ: أَفْعَلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَسَمَهَا أَبُو طَلْحَةَ
فِي أَقَارِبِهِ وَبَنِي عَمِّهِ
1461. Anas bin Malik Rodhiyallohu ‘Anhu
berkata: Abu Thalhah adalah orang yang paling banyak hartanya dari kalangan
Anshar di kota Madinah berupa kebun pohon kurma, dan harta yang paling
dicintainya adalah Bairuha (nama kebunnya) yang menghadap ke masjid. Rasulullah
ﷺ sering
memasuki kebun itu dan meminum airnya yang segar. Ketika turun firman Allah: “Kamu
tidak akan meraih Surga (tertinggi) hingga kamu menginfakkan harta yang paling
kamu cintai” (QS. Ali Imron [3]: 92), Abu Thalhah mendatangi Rasulullah ﷺ lalu berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya
Allah Ta’ala telah berfirman: “Kamu tidak akan meraih Surga
(tertinggi) hingga kamu menginfakkan harta yang paling kamu cintai,” dan
harta yang paling aku cintai adalah Bairuha’ dan aku menjadikannya sedekah
untuk Allah, yang aku harapkan pahalanya dan simpanannya di sisi Allah. Tolong
salurkan wahai Rasulullah seperti yang diperintahkan Allah kepadamu. Maka
Rasulullah ﷺ
bersabda: “Wah! Ini harta yang menguntungkan, ini harta yang menguntungkan.
Aku telah mendengar ucapanmu tadi dan aku berpendapat kamu menyedekahkannya
kepada kerabat-kerabatmu.” Abu Tholhah berkata: “Akan aku laksanakan wahai
Rasulullah!” Lalu kebun itu dibagi-bagi kepada kerabatnya termasuk anak-anak
pamannya.
1462 - عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فِي أَضْحًى
أَوْ فِطْرٍ إِلَى المُصَلَّى، ثُمَّ انْصَرَفَ، فَوَعَظَ النَّاسَ، وَأَمَرَهُمْ بِالصَّدَقَةِ،
فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ! تَصَدَّقُوا»،
فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ، فَقَالَ: «يَا مَعْشَرَ
النِّسَاءِ! تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ»
فَقُلْنَ: وَبِمَ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «تُكْثِرْنَ
اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ العَشِيرَ، مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ،
أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ، يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ!»
ثُمَّ انْصَرَفَ، فَلَمَّا صَارَ إِلَى مَنْزِلِهِ، جَاءَتْ زَيْنَبُ، امْرَأَةُ ابْنِ
مَسْعُودٍ، تَسْتَأْذِنُ عَلَيْهِ، فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! هَذِهِ زَيْنَبُ،
فَقَالَ: «أَيُّ الزَّيَانِبِ؟» فَقِيلَ:
امْرَأَةُ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: «نَعَمْ، ائْذَنُوا
لَهَا» فَأُذِنَ لَهَا، قَالَتْ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ! إِنَّكَ أَمَرْتَ
اليَوْمَ بِالصَّدَقَةِ، وَكَانَ عِنْدِي حُلِيٌّ لِي، فَأَرَدْتُ أَنْ أَتَصَدَّقَ
بِهِ، فَزَعَمَ ابْنُ مَسْعُودٍ أَنَّهُ وَوَلَدَهُ أَحَقُّ مَنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ
عَلَيْهِمْ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «صَدَقَ ابْنُ مَسْعُودٍ،
زَوْجُكِ وَوَلَدُكِ أَحَقُّ مَنْ تَصَدَّقْتِ بِهِ عَلَيْهِمْ»
1462. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ keluar menuju musholla (tanah lapang) pada hari raya Idul Adha
atau Idul Fithri untuk sholat. Seusai sholat beliau menghadap manusia dan
menceramahi mereka dan memerintahkan mereka untuk bersedekah. Beliau bersabda: “Wahai
manusia, bersedekahlah!” Lalu beliau menuju kaum wanita dan bersabda: “Wahai
kaum wanita, bersedekahlah! Sungguh aku melihat kebanyakan penduduk Neraka
adalah dari kalian (kaum wanita).” Ada yang bertanya: “Apa sebabnya wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kalian banyak melaknat dan banyak mengingkari
kebaikan suami. Aku tidak pernah melihat orang yang sangat kurang akalnya dan
agamanya yang mampu menaklukan lelaki cerdas dan perkasa melebihi kalian.
Bersedekahlah wahai kaum wanita!” Setelah selesai, beliau pulang lalu
datanglah Zainab istri Ibnu Mas’ud meminta izin masuk. Ada yang berkata: “Wahai
Rasulullah! Ada Zaibab.” Beliau bertanya: “Zainab yang mana?” Dijawab: “Zainab
istri Ibnu Mas’ud.” Beliau bersabda: “Izinkan dia masuk.” Dia diizinkan
masuk dan berkata: “Wahai Nabi Allah! Hari ini Anda menyuruh bersedekah dan aku
memiliki perhiasan yang ingin kusedekahkan tetapi Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa
ia dan anak-anaknya lebih berhak menerima sedekahmu ini.” Nabi ﷺ bersabda: “Ibnu Mas’ud benar.
Suamimu dan anakmu lebih berhak menerima sedekahmu ini.”
45.
Tidak Ada Zakat Kuda Atas Muslim
1463 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَيْسَ عَلَى المُسْلِمِ فِي فَرَسِهِ وَغُلاَمِهِ صَدَقَةٌ»
1463. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Nabi ﷺ bersabda: “Tidak ada zakat kuda (yang tidak diperdagangkan)
dan budak atas Muslim.”
46.
Tidak Ada Zakat Budak Atas Muslim
1464 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَيْسَ عَلَى المُسْلِمِ صَدَقَةٌ فِي عَبْدِهِ وَلاَ فِي فَرَسِهِ»
1464. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Tidak ada zakat atas Muslim pada budak dan kuda (yang
tidak diperdagangkan).”
47.
Bersedekah Kepada Anak Yatim
1465 - عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ جَلَسَ ذَاتَ يَوْمٍ
عَلَى المِنْبَرِ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ، فَقَالَ: «إِنِّي
مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِي، مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا
وَزِينَتِهَا» فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَوَيَأْتِي الخَيْرُ
بِالشَّرِّ؟ فَسَكَتَ النَّبِيُّ ﷺ، فَقِيلَ لَهُ: مَا شَأْنُكَ؟ تُكَلِّمُ النَّبِيَّ
ﷺ وَلاَ يُكَلِّمُكَ؟ فَرَأَيْنَا أَنَّهُ يُنْزَلُ عَلَيْهِ؟ قَالَ: فَمَسَحَ عَنْهُ
الرُّحَضَاءَ، فَقَالَ: «أَيْنَ السَّائِلُ؟»
وَكَأَنَّهُ حَمِدَهُ، فَقَالَ: «إِنَّهُ لاَ يَأْتِي
الخَيْرُ بِالشَّرِّ، وَإِنَّ مِمَّا يُنْبِتُ الرَّبِيعُ يَقْتُلُ أَوْ يُلِمُّ، إِلَّا
آكِلَةَ الخَضْرَاءِ، أَكَلَتْ حَتَّى إِذَا امْتَدَّتْ خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتْ
عَيْنَ الشَّمْسِ، فَثَلَطَتْ وَبَالَتْ، وَرَتَعَتْ، وَإِنَّ هَذَا المَالَ خَضِرَةٌ
حُلْوَةٌ، فَنِعْمَ صَاحِبُ المُسْلِمِ مَا أَعْطَى مِنْهُ المِسْكِينَ وَاليَتِيمَ
وَابْنَ السَّبِيلِ - أَوْ كَمَا قَالَ النَّبِيُّ
ﷺ - وَإِنَّهُ مَنْ يَأْخُذُهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ، كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ،
وَيَكُونُ شَهِيدًا عَلَيْهِ يَوْمَ القِيَامَةِ»
1465. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, bahwa pada suatu hari Nabi ﷺ duduk di atas mimbar dan kami
duduk di sekitarnya lalu beliau bersabda: “Di antara yang aku takutkan
menimpa kalian sepeninggalku adalah kekayaan dunia dan perhiasannya dibuka
untuk kalian.” Lalu seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah kebaikan
(harta) membawa keburukan?” Nabi ﷺ terdiam lalu ada yang berkata
kepada lelaki itu: “Dasar kamu, kamu bertanya kepada Nabi ﷺ padaha beliau tidak mengajakmu
bicara.” Kami menyangka wahyu turun kepada beliau. Usai itu beliau mengusap
keringatnya yang bercucuran dan bersabda: “Di mana tadi yang bertanya?”
Beliau memujinya lalu bersabda: “Kebaikan (hakiki) tidak akan membawa
keburukan. Sebagian tanaman yang tumbuh di sekitar sungai yang dimakan binatang
secara berlebihan bisa membunuhunya atau hampir membunuhnya, kecuali hewan
pemakan rumput (carnivora) yang merumput lalu berhenti setelah kenyang menuju
arah matahari lalu membuang kotorannya dan kencing di sana lalu merumput lagi.
Sesungguhnya harta itu manis (dirasakan) dan hijau (dilihat). Sebaik-baik
Muslim adalah yang memberikan sebagian hartanya kepada orang miskin, yatim, dan
musafir —atau seperti yang disabdakan Nabi ﷺ—. Orang yang mengambil harta
ini tanpa menunaikan haknya seperti orang makan tetapi tidak pernah kenyang,
dan harta itu akan menjadi saksi (yang menuntutnya) pada hari Kiamat.”[13]
48.
Istri Mengalokasikan Zakatnya Kepada Suaminya Sendiri dan Anak-Anak Yatim dalam
Asuhannya
1466 - عَنْ زَيْنَبَ
امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كُنْتُ فِي المَسْجِدِ، فَرَأَيْتُ
النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: «تَصَدَّقْنَ وَلَوْ مِنْ حُلِيِّكُنَّ»
وَكَانَتْ زَيْنَبُ تُنْفِقُ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ، وَأَيْتَامٍ فِي حَجْرِهَا، قَالَ:
فَقَالَتْ لِعَبْدِ اللَّهِ: سَلْ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ أَيَجْزِي عَنِّي أَنْ أُنْفِقَ
عَلَيْكَ وَعَلَى أَيْتَامٍ فِي حَجْرِي مِنَ الصَّدَقَةِ؟ فَقَالَ: سَلِي أَنْتِ رَسُولَ
اللَّهِ ﷺ، فَانْطَلَقْتُ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَوَجَدْتُ امْرَأَةً مِنَ الأَنْصَارِ
عَلَى البَابِ، حَاجَتُهَا مِثْلُ حَاجَتِي، فَمَرَّ عَلَيْنَا بِلاَلٌ، فَقُلْنَا:
سَلِ النَّبِيَّ ﷺ أَيَجْزِي عَنِّي أَنْ أُنْفِقَ عَلَى زَوْجِي، وَأَيْتَامٍ لِي
فِي حَجْرِي؟ وَقُلْنَا: لاَ تُخْبِرْ بِنَا، فَدَخَلَ فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: «مَنْ هُمَا؟» قَالَ: زَيْنَبُ، قَالَ: «أَيُّ الزَّيَانِبِ؟» قَالَ: امْرَأَةُ عَبْدِ اللَّهِ،
قَالَ: «نَعَمْ، لَهَا أَجْرَانِ، أَجْرُ القَرَابَةِ
وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ»
1466. Dari Zainab isteri ‘Abdullah Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Aku pernah berada di masjid lalu aku melihat Nabi ﷺ beliau bersabda: “Bersedekahlah
kalian (wahai kaum wanita) meskipun dari perhiasan kalian.” Zainab ikut
menanggung nafkah ‘Abdullah (Ibnu Mas’ud, suaminya) dan anak-anak yatim di
rumahnya. Zainab berkata kepada ‘Abdullah: “Tanyakanlah kepada Rasulullah ﷺ apakah aku akan mendapat pahala
bila aku mengalokasikan sedekahku kepadamu dan kepada anak-anak yatim dalam
rumahku?” ‘Abdullah berkata: “Tanyakan sendiri kepada Rasulullah ﷺ.” Maka aku berangkat untuk
menemui Nabi ﷺ
dan aku menjumpai seorang wanita Anshor (istri Abu Mas’ud Uqbah bin Amr
Al-Anshori) di depan pintu yang ingin menyampaikan keperluannya seperti
keperluanku. Kemudian Bilal lewat di hadapan kami maka kami berkata: “Tolong
tanyakan kepada Nabi ﷺ,
apakah aku akan mendapat pahala bila aku mengalokasikan sedekahku kepada
suamiku dan kepada anak-anak yatim yang aku rawat di rumahku?” Dan kami juga
berkata: “Jangan beritahu beliau siapa kami.” Maka Bilal masuk lalu mengajukan
pertanyaan tersebut lalu beliau bertanya: “Siapa kedua wanita itu?”
Bilal berkata: “Zainab.” Beliau bertanya lagi: “Zainab yang mana?” Dijawab:
“Zainab isteri ‘Abdullah.” Maka beliau bersabda: “Ya benar, dia mendapatkan dua
pahala, yaitu pahala (menyambung) kekerabatan dan pahala sedekah.”
1467 - عَنْ أُمِّ
سَلَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَلِيَ أَجْرٌ
أَنْ أُنْفِقَ عَلَى بَنِي أَبِي سَلَمَةَ، إِنَّمَا هُمْ بَنِيَّ؟ فَقَالَ: «أَنْفِقِي عَلَيْهِمْ، فَلَكِ أَجْرُ مَا أَنْفَقْتِ عَلَيْهِمْ»
1467. Dari Ummu Salamah Rodhiyallohu
‘Anha, ia berkata: Aku bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah aku mendapatkan
pahala jika menafkahi anak-anak Abu Salamah, sementara mereka anak-anakku juga?”
Beliau menjawab: “Nafkahi mereka, kamu mendapatkan dua pahala dari nafkahmu
kepada mereka.”[14]
49.
Firman Allah: “(Zakat dialokasikan untuk) memerdekakan budak, orang yang
menanggung hutang, dan fi sabilillah” (QS. At-Taubah: 60)
1468 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِالصَّدَقَةِ،
فَقِيلَ: مَنَعَ ابْنُ جَمِيلٍ، وَخَالِدُ بْنُ الوَلِيدِ، وَعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ
المُطَّلِبِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «مَا يَنْقِمُ ابْنُ جَمِيلٍ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ فَقِيرًا، فَأَغْنَاهُ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ، وَأَمَّا خَالِدٌ؛ فَإِنَّكُمْ تَظْلِمُونَ خَالِدًا، قَدِ احْتَبَسَ
أَدْرَاعَهُ وَأَعْتُدَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَأَمَّا العَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ المُطَّلِبِ؛
فَعَمُّ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَهِيَ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ وَمِثْلُهَا مَعَهَا»
1468. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ memerintahkan kami membayar
zakat, lalu ada yang mengatakan bahwa Ibnu Jamil, Kholid bin Al-Walid, dan
Abbas bin Abdil Muththolib menolak membayar zakat. Lalu Nabi ﷺ bersabda: “Apa yang
menghalangi Ibnu Jamil tidak membayar zakat padahal ia dulunya faqir lalu
dikayakan Allah dan RasulNya? Adapun Kholid, kalian menzoliminya, karena ia
telah mewakafkan baju besinya dan perlengkapan perangnya di jalan Allah. Adapun
Al-Abbas bin Abdul Muththolib adalah paman Rasulullah ﷺ, ia akan membayar zakatnya
bahkan dua lipatnya (karena dermawan bukan pelit).”
50.
Menjaga Diri dari Meminta-Minta
1469 - عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: إِنَّ نَاسًا مِنَ الأَنْصَارِ سَأَلُوا
رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، فَأَعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَأَلُوهُ
فَأَعْطَاهُمْ، حَتَّى نَفِدَ مَا عِنْدَهُ، فَقَالَ: «مَا
يَكُونُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ
اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ،
وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ»
1469. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, bahwa beberapa orang Anshor meminta Rasulullah ﷺ dan diberi lalu meminta lagi dan
diberi lalu meminta lagi dan diberi hingga habis apa yang di sisi beliau. Lalu
beliau bersabda: “Harta yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan dari
kalian. Siapa yang menjaga dirinya (dari meminta-minta) maka Allah akan memberinya
kemuliaan. Siapa yang merasa cukup maka Allah akan memberinya kecukupan. Siapa
yang berusaha bersabar maka Allah akan memberinya kesabaran, dan tidak ada
seorang pun yang diberi sebuah pemberian yang lebih baik dan luas melebihi
sifat sabar.”
1470 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ،
فَيَحْتَطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ؛ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلًا، فَيَسْأَلَهُ
أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ»
1470. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku di TanganNya, sungguh seorang
dari kalian mengambil talinya lalu mencari kayu bakar dipikul di punggungnya,
itu lebih baik daripada ia mendatangi seseorang untuk mengemis, kadang diberi
dan kadang ditolak.”
1471 - عَنِ الزُّبَيْرِ
بْنِ العَوَّامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ، فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ
الحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ، فَيَبِيعَهَا، فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ؛ خَيْرٌ
لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ»
1471. Dari Az-Zubari bin Al-Awwam Rodhiyallohu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Sungguh seorang dari kalian mengambil talinya lalu mencari
kayu bakar dipikul di punggungnya lalu menjualnya sehingga Allah menyelamatkan
kehormatannya, maka hal itu lebih baik daripada dia mengemis ke manusia, kadang
diberi dan kadang ditolak.”
1472 - عَنْ عُرْوَةَ
بْنِ الزُّبَيْرِ وَسَعِيدِ بْنِ المُسَيِّبِ، أَنَّ حَكِيمَ بْنَ حِزَامٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، فَأَعْطَانِي، ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي،
ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي، ثُمَّ قَالَ: «يَا
حَكِيمُ! إِنَّ هَذَا المَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ
بُورِكَ لَهُ فِيهِ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ،
كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ، اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى»،
قَالَ حَكِيمٌ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالحَقِّ لاَ أَرْزَأُ
أَحَدًا بَعْدَكَ شَيْئًا حَتَّى أُفَارِقَ الدُّنْيَا. فَكَانَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ يَدْعُو حَكِيمًا إِلَى العَطَاءِ، فَيَأْبَى أَنْ يَقْبَلَهُ مِنْهُ،
ثُمَّ إِنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ دَعَاهُ لِيُعْطِيَهُ فَأَبَى أَنْ يَقْبَلَ
مِنْهُ شَيْئًا، فَقَالَ عُمَرُ: إِنِّي أُشْهِدُكُمْ يَا مَعْشَرَ المُسْلِمِينَ عَلَى
حَكِيمٍ، أَنِّي أَعْرِضُ عَلَيْهِ حَقَّهُ مِنْ هَذَا الفَيْءِ فَيَأْبَى أَنْ يَأْخُذَهُ.
فَلَمْ يَرْزَأْ حَكِيمٌ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ حَتَّى تُوُفِّيَ
1472. Dari Urwah bin Az-Zubair dan Sa’id
bin Al-Musayyib, dari Hakim bin Hizam Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata:
Aku pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah ﷺ lalu beliau memberiku. Kemudian
aku meminta lagi, beliau memberiku kembali. Kemudian aku meminta lagi, beliau pun
masih memberiku lagi seraya beliau bersabda: “Wahai Hakim! Harta itu hijau
lagi manis, siapa yang mengambilnya dengan kelapangan hati (qonaah dan
berderma) maka harta itu diberkahi untuknya. Namun siapa yang mengambilnya
dengan keserakahan maka harta itu tidak diberkahi untuknya, bagaikan orang
makan tetapi tidak pernah kenyang. Tangan di atas (pemberi) lebih baik daripada
tangan yang di bawah (penerima).” Lalu aku berkata: “Wahai Rasulullah! Demi
Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, aku tidak akan mengambil dari siapapun
setelahmu.” Suatu kali Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu (saat menjabat Kholifah)
pernah memanggil Hakim untuk diberikan sesuatu tetapi ia menolaknya. Kemudian ‘Umar
Rodhiyallohu ‘Anhu (saat menjadi Kholifah) juga pernah memanggil Hakim
untuk memberikan sesuatu namun Hakim menolaknya. Maka ‘Umar Rodhiyallohu
‘Anhu berkata: “Aku bersaksi kepada kalian, wahai kaum Muslimin, tentang
Hakim. Sungguh aku pernah menawarkan kepadanya haknya dari harta fa’i ini
(harta musuh yang ditinggal kabur tanpa peperangan) agar dia datang dan
mengambilnya, tetapi ia menolaknya.” Sungguh Hakim tidak pernah menerima dari
siapapun setelah Rasulullah ﷺ hingga dia wafat.
51.
Siapa yang Allah Beri Harta Bukan dari Meminta-Minta dan Tamak
1473 - عَنْ عُمَرَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُعْطِينِي العَطَاءَ، فَأَقُولُ:
أَعْطِهِ مَنْ هُوَ أَفْقَرُ إِلَيْهِ مِنِّي، فَقَالَ: «خُذْهُ، إِذَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا المَالِ شَيْءٌ وَأَنْتَ
غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ؛ فَخُذْهُ، وَمَا لاَ؛ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ»
1473. Dari Umar Rodhiyallohu ‘Anhu,
ia berkata: Rasulullah ﷺ
memberiku sesuatu lalu aku berkata: “Berikan kepada orang yang lebih
membutuhkannya dariku.” Lalu beliau bersabda: “Ambillah. Jika harta datang
kepadamu sementara kamu tidak tamak dan meminta maka ambillah. Tetapi jika
tidak seperti sifat ini maka jangan turuti nafsumu.”
52.
Siapa yang Meminta-Minta Untuk Menumpuk Harta
1474 - عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ:
«مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ، حَتَّى
يَأْتِيَ يَوْمَ القِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ»
1474. Dari Abdullah bin Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma, dia berkata: Nabi ﷺ bersabda: “Seseorang
senantiasa meminta-minta kepada manusia hingga kelak datang pada hari Kiamat
tanpa ada sekerat daging pun di wajahnya.”
1475 - وَقَالَ:
«إِنَّ الشَّمْسَ تَدْنُو يَوْمَ القِيَامَةِ، حَتَّى
يَبْلُغَ العَرَقُ نِصْفَ الأُذُنِ، فَبَيْنَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوا بِآدَمَ،
ثُمَّ بِمُوسَى، ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ ﷺ»، «فَيَشْفَعُ
لِيُقْضَى بَيْنَ الخَلْقِ، فَيَمْشِي حَتَّى يَأْخُذَ بِحَلْقَةِ البَابِ، فَيَوْمَئِذٍ
يَبْعَثُهُ اللَّهُ مَقَامًا مَحْمُودًا، يَحْمَدُهُ أَهْلُ الجَمْعِ كُلُّهُمْ»
1475. Nabi ﷺ bersabda: “Matahari mendekat
pada hari Kiamat hingga keringat mencapai setengah telinga. Ketika kondisi
mereka seperti itu, mereka meminta tolong kepada Adam (agar Allah segera
mengadili mereka), lalu Musa, lalu Muhammad ﷺ. Lalu beliau memberi syafaat
agar seluruh makhluk segera diadili. Beliau berjalan hingga menuju pintu Surga
dan memegang lingkaran gagang pintunya. Pada hari itu Allah memberikan beliau
maqom mahmuda (kedudukan yang terpuji, yaitu syafaat udzma), yang semua makhluk
memujinya.”
53.
Firman Allah: “Mereka tidak mendesak dalam meminta manusia” (QS. Al-Baqoroh:
273)
1476 - عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَيْسَ المِسْكِينُ الَّذِي تَرُدُّهُ الأُكْلَةُ وَالأُكْلَتَانِ،
وَلَكِنِ المِسْكِينُ الَّذِي لَيْسَ لَهُ غِنًى، وَيَسْتَحْيِي أَوْ لاَ يَسْأَلُ
النَّاسَ إِلْحَافًا»
1476. Dari Abi Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Orang miskin bukanlah orang yang diberi satu atau dua suap
makanan, tetapi orang miskin (yang sejati) adalah orang yang tidak memiliki
kecukupan tetapi malu meminta-minta manusia dengan mendesak (terus terang).”
1477 - عَنْ
كَاتِبِ المُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، قَالَ: كَتَبَ مُعَاوِيَةُ إِلَى المُغِيرَةِ بْنِ
شُعْبَةَ: أَنِ اكْتُبْ إِلَيَّ بِشَيْءٍ سَمِعْتَهُ مِنَ النَّبِيِّ ﷺ، فَكَتَبَ إِلَيْهِ:
سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ المَالِ، وَكَثْرَةَ
السُّؤَالِ»
1477. Dari sekretaris Al-Mughiroh bin Syu’bah,
dia berkata: Mu’awiyah menulis surat kepada Al-Mughiroh bin Syu’bah: “Tulislah
untukku hadits yang kamu dengar dari Rasulullah ﷺ.” Lalu ia menulis: Aku mendengar
Nabi ﷺ
bersabda: “Sungguh Allah membenci kalian melakukan tiga hal: gosip (hoaks),
menghamburkan uang (dalam perkara haram atau berlebihan dalam perkara mubah),
dan banyak meminta.”
1478 - عَنْ سَعْدٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: أَعْطَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ رَهْطًا وَأَنَا جَالِسٌ فِيهِمْ،
قَالَ: فَتَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مِنْهُمْ رَجُلًا لَمْ يُعْطِهِ وَهُوَ أَعْجَبُهُمْ
إِلَيَّ، فَقُمْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَسَارَرْتُهُ، فَقُلْتُ: مَا لَكَ عَنْ
فُلاَنٍ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَاهُ مُؤْمِنًا؟ قَالَ: «أَوْ مُسْلِمًا» قَالَ: فَسَكَتُّ قَلِيلًا، ثُمَّ
غَلَبَنِي مَا أَعْلَمُ فِيهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! مَا لَكَ عَنْ فُلاَنٍ،
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَاهُ مُؤْمِنًا؟ قَالَ: «أَوْ
مُسْلِمًا» قَالَ: فَسَكَتُّ قَلِيلًا، ثُمَّ غَلَبَنِي مَا أَعْلَمُ فِيهِ،
فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! مَا لَكَ عَنْ فُلاَنٍ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَاهُ
مُؤْمِنًا، قَالَ: «أَوْ مُسْلِمًا»، [فَضَرَبَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِيَدِهِ، فَجَمَعَ بَيْنَ عُنُقِي وَكَتِفِي] يَعْنِي: فَقَالَ:
«[أَقْبِلْ أَيْ سَعْدُ]، إِنِّي لَأُعْطِي الرَّجُلَ،
وَغَيْرُهُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْهُ، خَشْيَةَ أَنْ يُكَبَّ فِي النَّارِ عَلَى وَجْهِهِ»
1478. Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ memberi kepada sekelompok (3-10)
orang (dari para muallaf) saat aku di sana. Rasulullah ﷺ tidak memberi satu orang dari mereka, padahal ia
menurutku paling beriman. Lalu aku mendatangi Rasulullah ﷺ dan berbicara lirih kepada
beliau lalu aku berkata: “Kenapa Anda tidak memberi si fulan, demi Allah aku
melihatnya seorang Mukmin.” Beliau bersabda: “Atau Muslim?” Aku terdiam
lalu pengetahuanku tentang orang ia mendorongku untuk bertanya lagi: “Wahai
Rasulullah! Kenapa Anda tidak memberi si fulan, demi Allah aku melihatnya
seorang Mukmin.” Beliau bersabda: “Atau Muslim?” Aku terdiam lalu pengetahuanku
tentang orang ia mendorongku untuk bertanya lagi: “Wahai Rasulullah! Kenapa
Anda tidak memberi si fulan, demi Allah aku melihatnya seorang Mukmin.” Beliau
bersabda: “Atau Muslim?” Lalu Rasulullah ﷺ memegang tengkukku seraya
bersabda: “Kesinilah (akan aku jelaskan kepadamu) wahai Sa’ad! Sungguh aku
memberi seseorang padahal orang lain lebih kucintai daripada dirinya, karena
aku khawatir wajahnya ditelungkupkan ke Neraka (murtad jika tidak kuberi).”
1479 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَيْسَ المِسْكِينُ الَّذِي يَطُوفُ عَلَى النَّاسِ تَرُدُّهُ
اللُّقْمَةُ وَاللُّقْمَتَانِ، وَالتَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ، وَلَكِنِ المِسْكِينُ
الَّذِي لاَ يَجِدُ غِنًى يُغْنِيهِ، وَلاَ يُفْطَنُ بِهِ، فَيُتَصَدَّقُ عَلَيْهِ
وَلاَ يَقُومُ فَيَسْأَلُ النَّاسَ»
1479. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Orang miskin bukanlah orang yang berkeliling
kepada manusia lalu diberi satu atau dua suap makanan, satu atau dua kurma,
tetapi orang miskin (yang dibenarkan) adalah orang yang tidak memiliki
kecukupan yang menopang hidupnya, tetapi tidak memberitahukannya agar diberi
sedekah dan tidak meminta-minta manusia (karena menjaga harga diri).”
1480 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ ثُمَّ يَغْدُوَ
إِلَى الجَبَلِ فَيَحْتَطِبَ، فَيَبِيعَ، فَيَأْكُلَ وَيَتَصَدَّقَ؛ خَيْرٌ لَهُ مِنْ
أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ»
1480. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Seorang dari kalian mengambil talinya lalu berangkat ke
gunung untuk mengumpulkan kayu bakar lalu dijual untuk dimakan dan disedekahkan
hasilnya, hal itu lebih baik daripada meminta-minta manusia.”
54.
Mentaksir Kurma (Buah)
1481 - عَنْ أَبِي
حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: غَزَوْنَا مَعَ النَّبِيِّ ﷺ غَزْوَةَ
تَبُوكَ، فَلَمَّا جَاءَ وَادِيَ القُرَى إِذَا امْرَأَةٌ فِي حَدِيقَةٍ لَهَا، فَقَالَ
النَّبِيُّ ﷺ لِأَصْحَابِهِ: «اخْرُصُوا»،
وَخَرَصَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عَشَرَةَ أَوْسُقٍ، فَقَالَ لَهَا: «أَحْصِي مَا يَخْرُجُ مِنْهَا» فَلَمَّا أَتَيْنَا
تَبُوكَ قَالَ: «أَمَا إِنَّهَا سَتَهُبُّ اللَّيْلَةَ
رِيحٌ شَدِيدَةٌ، فَلاَ يَقُومَنَّ أَحَدٌ، وَمَنْ كَانَ مَعَهُ بَعِيرٌ فَلْيَعْقِلْهُ»
فَعَقَلْنَاهَا، وَهَبَّتْ رِيحٌ شَدِيدَةٌ، فَقَامَ رَجُلٌ، فَأَلْقَتْهُ بِجَبَلِ
طَيِّءٍ، وَأَهْدَى مَلِكُ أَيْلَةَ لِلنَّبِيِّ ﷺ بَغْلَةً بَيْضَاءَ، وَكَسَاهُ بُرْدًا
وَكَتَبَ لَهُ بِبَحْرِهِمْ، فَلَمَّا أَتَى وَادِيَ القُرَى قَالَ لِلْمَرْأَةِ: «كَمْ جَاءَ حَدِيقَتُكِ؟» قَالَتْ: عَشَرَةَ أَوْسُقٍ،
خَرْصَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنِّي
مُتَعَجِّلٌ إِلَى المَدِينَةِ، فَمَنْ أَرَادَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَعَجَّلَ مَعِي؛ فَلْيَتَعَجَّلْ»
فَلَمَّا قَالَ ابْنُ بَكَّارٍ كَلِمَةً مَعْنَاهَا: أَشْرَفَ عَلَى المَدِينَةِ قَالَ:
«هَذِهِ طَابَةُ»، فَلَمَّا رَأَى أُحُدًا
قَالَ: «هَذَا جُبَيْلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ، أَلاَ
أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ دُورِ الأَنْصَارِ؟» قَالُوا: بَلَى، قَالَ: «دُورُ بَنِي النَّجَّارِ، ثُمَّ دُورُ بَنِي عَبْدِ الأَشْهَلِ،
ثُمَّ دُورُ بَنِي سَاعِدَةَ - أَوْ دُورُ بَنِي الحَارِثِ بْنِ الخَزْرَجِ - وَفِي
كُلِّ دُورِ الأَنْصَارِ خَيْرٌ»
1481. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Kami ikut bersama Rasulullah ﷺ pada perang Tabuk. Ketika tiba
di Wadil Quro (kota kuno antara Madinah dan Syam), di sana ada seorang wanita
di kebun miliknya. Nabi ﷺ bersabda kepada para Sahabatnya: “Taksirlah jumlah buah di kebun
ini.” Sementara Rasulullah ﷺ menaksir sendiri sejumlah 10
wasaq (600 sho’), lalu beliau berkata kepada si wanita: “Coba kamu hitung
hasil kebun ini (nanti jika waktu panen).” Ketika kami sudah tiba di Tabuk,
beliau besabda: “Sungguh malam ini akan muncul angin ribut maka jangan ada
yang berdiri, dan yang memiliki unta untuk diikat.” Lalu kami mengikat
unta-unta kami dan angin bertiup kencang. Tiba-tiba seorang lelaki berdiri lalu
dihempas angin ke gunung Thoi. Raja Ailah (negeri deket tepi Laut antara Mesir
dan Makkah) memberi hadiah Nabi ﷺ seekor baghol putih dan burdah
(selimut bergaris) dan menetapkan untuk beliau penghasilan negerinya (sebagai
jizyah). Ketika beliau (pulang) tiba di Wadil Quro, berkata kepada si wanita: “Berapa
hasil perhitunganmu atas hasil kebunmu ini?” Jawabnya: “Sepuluh wasaq,”
seperti taksiran Rasulullah ﷺ. Lalu Nabi ﷺ bersabda: “Aku akan bersegera berangkat ke Madinah. Siapa
yang ingin bersegera bersamaku untuk segera berkemas.” Lalu Nabi ﷺ melihat Madinah dari kejauhan
dan berkata: “Ini Thobah (maknanya Thoybah: negeri yang baik).” Ketika
melihat Uhud, beliau bersabda: “Gunung ini mencintai kami dan kami
mencintainya. Maukah kalian kuberitahu kabilah Anshor terbaik?” Mereka
menjawab: “Mau.” Beliau bersabda: “Kabilah Bani An-Najjar, kemudian kabilah
Bani Abdul Asyhal, kemudian kabilah Bani Sa’idah —atau kabilah Bani Al-Haris
bin Al-Khozroj—. Semua kabilah Anshor baik.”
55.
Sepersepuluh Untuk Tanaman yang Pengairannya dari Hujan dan Sungai
1483 - عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «فِيمَا سَقَتِ السَّمَاءُ وَالعُيُونُ أَوْ كَانَ عَثَرِيًّا
العُشْرُ، وَمَا سُقِيَ بِالنَّضْحِ نِصْفُ العُشْرِ»
1483. Dari Abdullah bin Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Tanaman yang diairi dengan air hujan, mata air, atau air
tanah, zakatnya sepersepuluh (10%). Jika diairi dengan tenaga (irigasi) maka
zakatnya setengah dari sepersepuluh (5%).”
56.
Tidak Ada Kewajiban Berzakat Atas Tanaman yang Kurang dari Lima Watsaq
1484 - عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَيْسَ فِيمَا أَقَلُّ مِنْ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ، وَلاَ
فِي أَقَلَّ مِنْ خَمْسَةٍ مِنَ الإِبِلِ الذَّوْدِ صَدَقَةٌ، وَلاَ فِي أَقَلَّ مِنْ
خَمْسِ أَوَاقٍ مِنَ الوَرِقِ صَدَقَةٌ»
1484. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Tanaman yang kurang dari lima wasaq (300 sho’ atau sekitar
750 kg) tidak wajib zakat. Unta yang kurang dari lima ekor tidak wajib zakat.
Perak yang kurang dari lima uqiyah (200 dirham atau 595 gram perak murni) tidak
wajib zakat.”
57.
Mengambil Zakat Kurma Saat Sudah Masak, dan Apakah Anak Kecil Dibiarkan
Menyentuh Kurma Zakat?
1485 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُؤْتَى بِالتَّمْرِ
عِنْدَ صِرَامِ النَّخْلِ، فَيَجِيءُ هَذَا بِتَمْرِهِ، وَهَذَا مِنْ تَمْرِهِ حَتَّى
يَصِيرَ عِنْدَهُ كَوْمًا مِنْ تَمْرٍ، فَجَعَلَ الحَسَنُ وَالحُسَيْنُ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا يَلْعَبَانِ بِذَلِكَ التَّمْرِ، فَأَخَذَ أَحَدُهُمَا تَمْرَةً، فَجَعَلَهَا
فِي فِيهِ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، فَأَخْرَجَهَا مِنْ فِيهِ، فَقَالَ:
«أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ آلَ مُحَمَّدٍ ﷺ لاَ يَأْكُلُونَ
الصَّدَقَةَ؟»
1485. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ menerima kurma zakat di masa
panen. Beberapa orang membawa kurmanya hingga kurmanya menumpuk. Tumpukan kurma
itu dijadikan mainan oleh Al-Hasan dan Al-Husain. Salah satu dari keduanya (Al-Hasan)
ada yang mengambil satu butir kurma dan memasukkannya ke mulutnya. Hal itu
dilihat Rasulullah ﷺ
lalu mengeluarkannya seraya berkata: “Apakah kamu tidak tahu bahwa keluarga
Muhammad ﷺ
tidak diperbolehkan makan zakat?”
58.
Siapa Menjual Buahnya, Pohon Kurmanya, Tanahnya, dan Tanamannya saat Wajib
Zakat
1486 - عَنِ ابْنِ
عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: نَهَى النَّبِيُّ ﷺ عَنْ بَيْعِ الثَّمَرَةِ حَتَّى
يَبْدُوَ صَلاَحُهَا، وَكَانَ إِذَا سُئِلَ عَنْ صَلاَحِهَا قَالَ: «حَتَّى تَذْهَبَ عَاهَتُهُ»
1486. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma, bahwa Nabi ﷺ melarang menjual kurma hingga nampak baiknya (matang). Apabila
Ibnu Umar ditanya tentang makna “baiknya” maka ia menjawab: “Hingga hilang
hamanya (masa resiko).”
1487 - عَنْ جَابِرِ
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: «نَهَى
النَّبِيُّ ﷺ عَنْ بَيْعِ الثِّمَارِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلاَحُهَا»
1487. Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallohu
‘Anhuma, bahwa Nabi ﷺ melarang menjual kurma hingga nampak baiknya (matang).”
1488 - عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ نَهَى عَنْ بَيْعِ الثِّمَارِ حَتَّى تُزْهِيَ» قَالَ: حَتَّى تَحْمَارَّ
1488. Dari Anas bin Malik Rodhiyallohu
‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ melarang menjual kurma hingga kemerahan (matang).”
59.
Apakah Seseorang Boleh Membeli Kembali Zakatnya?
1489 - عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ تَصَدَّقَ
بِفَرَسٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَوَجَدَهُ يُبَاعُ، فَأَرَادَ أَنْ يَشْتَرِيَهُ، ثُمَّ
أَتَى النَّبِيَّ ﷺ، فَاسْتَأْمَرَهُ، فَقَالَ: «لاَ
تَعُدْ فِي صَدَقَتِكَ»، فَبِذَلِكَ كَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا لاَ يَتْرُكُ أَنْ يَبْتَاعَ شَيْئًا تَصَدَّقَ بِهِ، إِلَّا جَعَلَهُ صَدَقَةً
1489. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma, bahwa Umar menyedekahkan kudanya di jalan Allah (untuk seorang
mujahid). Tiba-tiba Umar melihat kuda itu dijual lalu timbul keinginan untuk
membelinya. Maka ia menemui Nabi ﷺ meminta saran lalu beliau ﷺ menjawab: “Jangan kamu tarik
kembali sedekahmu.” Oleh karena itu, Ibnu Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma
tidak pernah membeli kembali apa yang sudah disedekahkannya karena sudah
dijadikan sebagai sedekah.
1490 - عَنْ زَيْدِ
بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: سَمِعْتُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ:
حَمَلْتُ عَلَى فَرَسٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَأَضَاعَهُ الَّذِي كَانَ عِنْدَهُ، فَأَرَدْتُ
أَنْ أَشْتَرِيَهُ وَظَنَنْتُ أَنَّهُ يَبِيعُهُ بِرُخْصٍ، فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ ﷺ
فَقَالَ: «لاَ تَشْتَرِي، وَلاَ تَعُدْ فِي صَدَقَتِكَ،
وَإِنْ أَعْطَاكَهُ بِدِرْهَمٍ، فَإِنَّ العَائِدَ فِي صَدَقَتهِ كَالعَائِدِ فِي قَيْئِهِ»
1490. Dari Zaid bin Aslam, dari ayahnya,
ia berkata: Aku mendengar Umar bin Khothob berkata: Aku menyedekahkan kudaku di
jalan Allah (untuk seorang mujahid) tetapi dia tidak merawatnya dengan baik.
Aku ingin membelinya dan aku menyangka akan dijual dengan harga murah lalu aku
tanyakan hal itu kepada Nabi ﷺ lalu beliau bersabda: “Jangan kamu beli, dan kamu jangan
menarik kembali sedekahmu meskipun dijual seharga satu dirham, karena
perumpamaan orang yang menarik kembali sedekahnya seperti orang yang menjilat
kembali ludahnya.”[15]
60.
Penjelasan Tentang Zakat Bagi Nabi ﷺ
1491 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَخَذَ الحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا تَمْرَةً مِنْ تَمْرِ الصَّدَقَةِ، فَجَعَلَهَا فِي فِيهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ
ﷺ: «كِخْ كِخْ» لِيَطْرَحَهَا، ثُمَّ قَالَ:
«أَمَا شَعَرْتَ أَنَّا لاَ نَأْكُلُ الصَّدَقَةَ؟»
1491. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Al-Hasan bin Ali Rodhiyallohu ‘Anhuma mengambil
kurma zakat lalu meletakkannya di mulutnya lalu Nabi ﷺ bersabda: “Hei! hei!”
Maksudnya agar memuntahkannya lalu beliau bersabda: “Apakah kamu tidak tahu
bahwa kita tidak boleh makan zakat?”
61.
Bersedekah Kepada Budak-Budak Istri Nabi ﷺ
1492 - عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: وَجَدَ النَّبِيُّ ﷺ شَاةً مَيِّتَةً، أُعْطِيَتْهَا
مَوْلاَةٌ لِمَيْمُونَةَ مِنَ الصَّدَقَةِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «هَلَّا انْتَفَعْتُمْ بِجِلْدِهَا؟» قَالُوا: إِنَّهَا
مَيْتَةٌ: قَالَ: «إِنَّمَا حَرُمَ أَكْلُهَا»
1492. Dari Ibnu Abbas Rodhiyallohu
‘Anhuma, ia berkata: Nabi ﷺ menemukan kambing sudah menjadi bangkai milik budak Maimunah
(Bintu Al-Harits istri Nabi ﷺ), sedekah seseorang yang diberikan kepadanya, lalu Nabi ﷺ bersabda: “Kenapa tidak kamu
manfaatkan kulitnya?” Dijawab: “Sudah menjadi bangkai.” Beliau bersabda: “Yang
diharamkan hanya memakannya.”
1493 - عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّهَا أَرَادَتْ أَنْ تَشْتَرِيَ بَرِيرَةَ لِلْعِتْقِ،
وَأَرَادَ مَوَالِيهَا أَنْ يَشْتَرِطُوا وَلاَءَهَا، فَذَكَرَتْ عَائِشَةُ لِلنَّبِيِّ
ﷺ، فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ ﷺ: «اشْتَرِيهَا؛ فَإِنَّمَا
الوَلاَءُ لِمَنْ أَعْتَقَ»، قَالَتْ: وَأُتِيَ النَّبِيُّ ﷺ بِلَحْمٍ،
فَقُلْتُ: هَذَا مَا تُصُدِّقَ بِهِ عَلَى بَرِيرَةَ، فَقَالَ: «هُوَ لَهَا صَدَقَةٌ، وَلَنَا هَدِيَّةٌ»
1493. Dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha,
bahwa dia ingin membeli Bariroh untuk dimerdekakan, tetapi para walinya
(majikannya) mensyaratkan perwalian (kepemilikan warisan Bariroh). Lalu Aisyah
menceritakan hal itu kepada Nabi ﷺ lalu Nabi ﷺ bersabda kepadanya: “Belilah budak itu, dan hak
perwalian milik siapa yang memerdekakannya.” Nabi ﷺ pernah dikirimi daging lalu
Aisyah berkata: “Daging ini adalah sedekah yang diberikan kepada Bariroh.”
Beliau bersabda: “Baginya memang sedekah, tetapi bagi kita hadiah.”[16]
62.
Jika Sedekah Beralih Kepemilikan
1494 - عَنْ أُمِّ
عَطِيَّةَ الأَنْصَارِيَّةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: دَخَلَ النَّبِيُّ ﷺ
عَلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، فَقَالَ: «هَلْ
عِنْدَكُمْ شَيْءٌ؟» فَقَالَتْ: لاَ إِلَّا شَيْءٌ بَعَثَتْ بِهِ إِلَيْنَا
نُسَيْبَةُ مِنَ الشَّاةِ الَّتِي بَعَثَتْ بِهَا مِنَ الصَّدَقَةِ، فَقَالَ: «إِنَّهَا قَدْ بَلَغَتْ مَحِلَّهَا»
1494. Dari Ummu Athiyyah Al-Anshoriyah Rodhiyallohu
‘Anha, ia berkata: Nabi ﷺ menemui Aisyah dan berkata: “Apakah kamu memiliki makanan?”
Jawabnya: “Tidak ada, kecuali kambing yang disedekahkan kepada Nusaibah lalu
diberikan kepada kami.” Beliau bersabda: “Daging itu sudah tiba di tempatnya
(yakni sudah bukan lagi sedekah tetapi hadiah buat kita).”
1495 - عَنْ أَنَسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ أُتِيَ بِلَحْمٍ تُصُدِّقَ بِهِ عَلَى بَرِيرَةَ،
فَقَالَ: «هُوَ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ، وَهُوَ لَنَا هَدِيَّةٌ»
1495. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu,
bahwa Nabi ﷺ
dikirimi daging yang disedekahkan ke Bariroh, lalu beliau bersabda: “Daging
itu adalah sedekah bagi Bariroh, dan hadiah bagi kita (Ahlul Bait).”
63.
Mengambil Sedekah dari Orang Kaya dan Disalurkan Kepada Orang Miskin
1496 - عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لِمُعَاذِ بْنِ
جَبَلٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى اليَمَنِ: «إِنَّكَ سَتَأْتِي
قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ، فَإِذَا جِئْتَهُمْ؛ فَادْعُهُمْ إِلَى أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا
لَكَ بِذَلِكَ؛ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ
فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ؛ فَأَخْبِرْهُمْ
أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ
عَلَى فُقَرَائِهِمْ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ؛ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ
أَمْوَالِهِمْ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ المَظْلُومِ؛ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ
اللَّهِ حِجَابٌ»
1496. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu
‘Anhuma, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda kepada Mu’adz bin Jabal Rodhiyallohu
‘Anhu ketika diutus ke negeri Yaman: “Sesungguhnya kamu akan mendatangi
kaum Ahlul Kitab, jika kamu sudah mendatangi mereka maka ajaklah mereka untuk
bersaksi tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah
utusan Allah. Jika mereka mematuhimu, maka beritahukanlah mereka bahwa Allah
mewajibkan bagi mereka sholat lima waktu setiap hari dan malam. Jika mereka mematuhimu,
maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka zakat yang
diambil dari kalangan orang mampu dari mereka dan dibagikan kepada kalangan
yang faqir dari mereka. Jika mereka mematuhimu, maka janganlah kamu mengambil
harta kesayangan mereka, dan takutlah terhadap do’anya orang yang terzholimi
karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (penghalang).”
64.
Pemimpin Mendoakan Orang yang Bersedekah
1497 - عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا
أَتَاهُ قَوْمٌ بِصَدَقَتِهِمْ قَالَ: «اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى آلِ فُلاَنٍ»، فَأَتَاهُ أَبِي بِصَدَقَتِهِ، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى»
1497. Dari Abdullah bin Abi Aufa Rodhiyallohu
‘Anhuma, dia berkata: Apabila orang-orang menyerahkan sedekahnya kepada
Nabi ﷺ,
beliau mendoakannya: “Ya Allah, rohmatilah si keluarga fulan.” Ayahku
datang menyerahkan sedekahnya lalu beliau berdoa: “Ya Allah, rahmatailah
keluarga Abu Aufa.” [17]
65.
Hasil Laut
1498 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: «أَنَّ رَجُلًا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ سَأَلَ بَعْضَ بَنِي إِسْرَائِيلَ
بِأَنْ يُسْلِفَهُ أَلْفَ دِينَارٍ، فَدَفَعَهَا إِلَيْهِ فَخَرَجَ فِي البَحْرِ، فَلَمْ
يَجِدْ مَرْكَبًا، فَأَخَذَ خَشَبَةً، فَنَقَرَهَا، فَأَدْخَلَ فِيهَا أَلْفَ دِينَارٍ،
فَرَمَى بِهَا فِي البَحْرِ، فَخَرَجَ الرَّجُلُ الَّذِي كَانَ أَسْلَفَهُ، فَإِذَا
بِالخَشَبَةِ، فَأَخَذَهَا لِأَهْلِهِ حَطَبًا - فَذَكَرَ الحَدِيثَ - فَلَمَّا نَشَرَهَا وَجَدَ المَالَ»
1498. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ
bahwa: “Seorang dari Bani Isroil berhutang 10.000 dinar (sekitar Rp 10 milyar) kepada
seseorang, (setelah jatuh tempo) dia hendak melunasinya dan keluar menuju laut
tetapi tidak memperoleh kapal sehingga ia mengambil sebongkah kayu dilubangi
lalu memasukkan 10.000 dinar lalu melemparnya ke laut. (Suatu hari) si lelaki
pemilik piutang (hak hutang yang harus dikembalikan) keluar rumah dan menemukan
sebongkah kayu lalu pulang ke rumah mengambil kapaknya —sesuai dalam hadits—.
Ketika dibuka ternyata berisi uang.”[18]
66.
Harta Temuan dari Dalam Tanah adalah Seperlima
1499 - عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «العَجْمَاءُ جُبَارٌ، وَالبِئْرُ جُبَارٌ، وَالمَعْدِنُ جُبَارٌ،
وَفِي الرِّكَازِ الخُمُسُ»
1499. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Binatang gembalaan yang mencelakai (seperti
menyeruduk) tidak bisa dituntut ganti rugi. Galian sumur yang mencelakai, tidak
bisa dituntut ganti rugi. Galian barang tambang yang mencelakai, tidak bisa
dituntut ganti rugi. Sedangkan harta terpendam (bila ditemukan seseorang)
zakatnya seperlima.”
67.
Firman Allah: “(Alokasi zakat untuk) para petugas zakat...” (QS. At-Taubah: 60)
dan Amil Zakat Bersama Imam
1500 - عَنْ أَبِي
حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «اسْتَعْمَلَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ رَجُلًا مِنَ الأَسْدِ عَلَى صَدَقَاتِ بَنِي سُلَيْمٍ، يُدْعَى
ابْنَ اللُّتْبِيَّةِ فَلَمَّا جَاءَ حَاسَبَهُ»
1500. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ mengangkat seseorang dari kabilah
Al-Asad yang bertugas mengambil zakat Bani Sulaim, bernama Ibnul Lutbiyah.
Ketika ia datang ke Nabi ﷺ, beliau menghitungnya kembali.
68.
Memanfaatkan Unta Zakat dan Susunya untuk Musafir
1501 - عَنْ أَنَسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ نَاسًا مِنْ عُرَيْنَةَ اجْتَوَوْا المَدِينَةَ فَرَخَّصَ
لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ يَأْتُوا إِبِلَ الصَّدَقَةِ، فَيَشْرَبُوا مِنْ أَلْبَانِهَا،
وَأَبْوَالِهَا، فَقَتَلُوا الرَّاعِيَ، وَاسْتَاقُوا الذَّوْدَ، فَأَرْسَلَ رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ، فَأُتِيَ بِهِمْ، فَقَطَّعَ أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ، وَسَمَرَ أَعْيُنَهُمْ،
وَتَرَكَهُمْ بِالحَرَّةِ يَعَضُّونَ الحِجَارَةَ
1501. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu,
bahwa ada sekelompok orang dari kabilah ‘Uroinah yang sakit terkena udara
dingin kota Madinah. Maka Rasulullah ﷺ menginzinkan mereka mendatangi unta-unta zakat
agar mereka meminum air susunya dan air kencingnya (sebagai obat). Akan tetapi
mereka justru membunuh pengembalanya dan menggiring unta-untanya. Lalu
Rasulullah ﷺ
mengirim pasukan untuk menangkap mereka lalu didatangkan. Tangan dan kaki
mereka dipotong, mata mereka dicongkel, dan dijemur di terik matahari sambil
ditindih bebatuan.
69.
Imam Memberi Tanda Unta Zakat dengan Tangannya
1502 - عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «غَدَوْتُ
إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ بِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، لِيُحَنِّكَهُ، فَوَافَيْتُهُ
فِي يَدِهِ المِيسَمُ يَسِمُ إِبِلَ الصَّدَقَةِ»
1502. Dari Anas bin Malik Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Aku berangkat pagi-pagi menuju Rasulullah ﷺ membawa Abdullah bin Abi Tholhah
(yang baru lahir) agar beliau mentahniknya. Aku menjumpai di tangan beliau ada
alat tanda untuk memberi nama pada unta zakat.”[19]
70.
Kewajiban Zakat Fithri
1503 - عَنِ ابْنِ
عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «فَرَضَ رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى العَبْدِ
وَالحُرِّ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى، وَالصَّغِيرِ وَالكَبِيرِ مِنَ المُسْلِمِينَ،
وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَةِ»
1503. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma, dia berkata: Rasulullah ﷺ mewajibkan zakat Fithri satu sho’
kurma atau satu sho’ gandum atas hamba maupun orang merdeka, laki-laki maupun
perempuan, anak kecil maupun orang dewasa dari kaum Muslimin. Beliau
memerintahkan ditunaikan sebelum manusia keluar menuju sholat Ied.[20]
71.
Zakat Fithri Diwajibkan Atas Budak dan Selainnya dari Kaum Muslimin
1504 - عَنِ ابْنِ
عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
ﷺ فَرَضَ زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ
حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ، ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنَ المُسْلِمِينَ»
1504. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma, bahwa Rasulullah ﷺ mewajibkan zakat Fithri satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum
atas setiap orang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan dari kaum
Muslimin.”
72.
Zakat Fithri dengan Satu Sho’ Gandum
1505 - عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كُنَّا نُطْعِمُ
الصَّدَقَةَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ»
1505. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: “Kami dahulu mengeluarkan zakat satu sho’ dari gandum.”
73.
Zakat Fithri dengan Satu Sho’ Makanan
1506 - عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كُنَّا نُخْرِجُ زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ
شَعِيرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ أَقِطٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ»
1506. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Kami dahulu (di zaman Nabi ﷺ) mengeluarkan zakat Fithri satu
sho’ makanan, baik satu sho’ gandum, satu sho’ kurma, satu sho’ mentega, atau
satu sho’ kismis.
74.
Zakat Fithri dengan Satu Sho’ Kurma
1507 - عَنْ نَافِعٍ،
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: «أَمَرَ النَّبِيُّ ﷺ بِزَكَاةِ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ،
أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ»، قَالَ عَبْدُ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «فَجَعَلَ النَّاسُ عِدْلَهُ مُدَّيْنِ مِنْ حِنْطَةٍ»
1507. Dari Nafi, bahwa Ibnu Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma berkata: “Kami diperintahkan Nabi ﷺ mengeluarkan zakat Fithri satu
sho’ kurma atau satu sho’ sya’ir (jenis gandum biasa).” Abdullah Rodhiyallohu
‘Anhu melanjutkan: “Lalu manusia menyamakannya dengan dua mud hinthoh
(jenis gandum mahal).”[21]
75.
Satu Sho’ Kismis
1508 - عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كُنَّا
نُعْطِيهَا فِي زَمَانِ النَّبِيِّ ﷺ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ،
أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ، فَلَمَّا جَاءَ مُعَاوِيَةُ وَجَاءَتِ
السَّمْرَاءُ، قَالَ: أُرَى مُدًّا مِنْ هَذَا يَعْدِلُ مُدَّيْنِ»
1508. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: Kami dahulu mengeluarkan zakat satu sho’ dari makanan di
zaman Nabi ﷺ
atau satu sho’ kurma, satu sho’ syair, satu sho’ kismis (anggur kering). Ketika
Muawiyah datang (menunaikan haji) saat gandum hinthoh memerah (matang) ia
berkata: “Kupikir satu mud dari biji gandum ini menyamai dua mud dari biji
lainnya.”[22]
76.
Berzakat Sebelum Sholat Id
1509 - عَنِ ابْنِ
عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: «أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ
أَمَرَ بِزَكَاةِ الفِطْرِ قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَةِ»
1509. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma, bahwa Nabi ﷺ memerintahkan mengeluarkan zakat Fithri sebelum manusia keluar
menuju sholat Ied.
1510 - عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كُنَّا
نُخْرِجُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ يَوْمَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ»،
وَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: «وَكَانَ طَعَامَنَا الشَّعِيرُ
وَالزَّبِيبُ وَالأَقِطُ وَالتَّمْرُ»
1510. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu
‘Anhu, ia berkata: “Kami dahulu di zaman Rasulullah ﷺ mengeluarkan zakat Fithri satu sho’
makanan. Makanan kami adalah gandum syair, kismis (anggur kering), mentega, dan
kurma.”
77.
Zakat Fithri Wajib Atas Orang Merdeka dan Budak
1511 - عَنْ نَافِعٍ،
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «فَرَضَ النَّبِيُّ ﷺ صَدَقَةَ الفِطْرِ - أَوْ قَالَ: رَمَضَانَ
- عَلَى الذَّكَرِ، وَالأُنْثَى، وَالحُرِّ، وَالمَمْلُوكِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ
صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ، فَعَدَلَ النَّاسُ بِهِ نِصْفَ صَاعٍ مِنْ بُرٍّ»، فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يُعْطِي التَّمْرَ، فَأَعْوَزَ
أَهْلُ المَدِينَةِ مِنَ التَّمْرِ، فَأَعْطَى شَعِيرًا، فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يُعْطِي
عَنِ الصَّغِيرِ وَالكَبِيرِ، حَتَّى إِنْ كَانَ لِيُعْطِي عَنْ بَنِيَّ، وَكَانَ ابْنُ
عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يُعْطِيهَا الَّذِينَ يَقْبَلُونَهَا، وَكَانُوا يُعْطُونَ
قَبْلَ الفِطْرِ بِيَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ
1511. Dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma, ia berkata: “Nabi ﷺ mewajibkan zakat Fithri atau
zakat Romadhon bagi setiap laki-laki maupun perempuan, orang merdeka maupun
budak, satu sho’ dari kurma atau satu sho’ dari gandum. Kemudian orang-orang
menyamakan satu sho’ itu dengan setengah sho’ gandum bur (hinthoh).” Ibnu Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma biasa berzakat dengan kurma. Kemudian penduduk Madinah kesulitan
mendapatkan kurma, akhirnya mereka mengeluarkan gandum. Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu
‘Anhuma memberikan zakatnya atas nama anak kecil maupun dewasa hingga atas
anak-anakku (yakni Nafi, bekas budaknya). Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma
memberikannya kepada amil zakat dan dia mengeluarkan zakatnya itu sehari atau
dua hari sebelum hari Raya ‘Iedul Fithri.
78.
Zakat Fithri Wajib Atas Anak dan Dewasa
1512 - عَنِ ابْنِ
عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «فَرَضَ رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ صَدَقَةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ عَلَى الصَّغِيرِ
وَالكَبِيرِ، وَالحُرِّ وَالمَمْلُوكِ»
[1] Duba, hantam, naqir, muzaffat adalah nama-nama wadah yang biasa
digunakan orang Arab untuk membuat khomr. Lalu larangan ini dihapus sehingga
wadah-wadah ini boleh dimanfaatkan kecuali untuk membuat khomr.
[2] Yakni ia menjadi Muslim yang haram dibunuh dan dirampas
hartanya, kecuali dengan hak, yaitu boleh dibunuh jika (1) ia membunuh orang
lain lalu ia dibunuh sebagai qishos, (2) ia sudah menikah lalu berzina, atau
(3) ia murtad. Dan kita mengukumi mereka Muslim sesuai zohirnya, adapun hatinya
urusan Allah dan Allah yang akan menghisabnya. Adapun orang kafir, mereka juga
tidak boleh dibunuh dan dirampas hartanya kecuali kafir harbi (terang-terangan
memusuhi Islam atau memeranginya), sementara kafir musta’man, kafir dzimmi, dan
kafir muahad diperlakukan seperti kaum Muslimin lainnya.
[3] Satu uqiyah = 40 dirham (mata uang perak), dan 5
uqiyah = 200 dirham (595 gram perak murni), dan ini nishob zakat perak. Ada
yang mengatakan satu dzaud = 3-10 ekor unta, tetapi yang dimaksud hadits adalah
5 ekor unta, karena itu batas nishob zakat unta. Satu wasaq = 60 sho’ dari buah
atau biji, dan 1 sho’ = 4 mud (empat cakupan dari gabungan dua telapak tangan
penduduk Madinah) atau sekitar 2,5 kg, maka 5 wasaq = 5 x 60 x 2,5 kg = 750 kg,
dan ini nishob zakat pertanian.
[4] Ini terjemahan yang bagus, bahwa yang panjang tangannya
secara hakiki adalah Saudah, tetapi yang meninggal duluan adalah Zainab
sehingga dialah yang dimaksud dengan “panjang tangan” (gemar bersedekah) oleh
Nabi ﷺ.
Terjemahan ini merujuk kepada riwayat Muslim no. 2452 yang menyebutkan nama
Zainab, dan demikian yang dijelaskan An-Nawawi.
[5] 1 dinar = 4,25 gram emas murni sekitar Rp 4.000.000 per Syawal
1441 H/Juni 2020.
[6] Gambarannya adalah pembantu yang diperintahkan majikannya
untuk menyerahkan sedekah kepada si faqir, lalu pembantu ini bersegera
melaksanakannya dengan amanah, yaitu sempurna (tidak mengurangi), hatinya
lapang (tidak iri terhadap si faqir), dan tepat sasaran sesuai yang
diperintahkan maka ia mendapatkan pahala sama dengan majikannya. Hadits ini
umum mencakup siapapun yang diberi amanah harta, seperti bagian pemberi gaji
dalam sebuah perusahaan, bendahara sebuah yayasan, dan lain-lain
[7] Yakni lanjutan hadits ini sama dengan hadits
berikutnya, hanya saja beda lafazh: “sedekah” di riwayat ini dan “memberi
makan”di riwayat lainnya.
[8] Yakni orang yang suka bersedekah hatinya lapang (bahagia)
dan tangannya terhampar untuk bersedekah, berbeda dengan orang bakhil yang
hatinya sempit (gelisah) setiap kali disinggung sedekah dan tangannya ditahan
karena enggan bersedekah.
[9] Maksudnya, kambingnya halal buat kita, karena kambing yang
disedekahkan ke Athiyyah lalu dihadiahkan kepada kita telah berubah stausnya
menjadi hadiah yang halal buat kita. Nabi ﷺ dan Ahlul Bait diharamkan makan
zakat dan sedekah, dan dihalalkan makan hadiah.
[10] 1 wasaq = 60 sho’. Para ulama berselisih berapa
satu sho’ karena ukurannya adalah empat cakupan dua tangan penduduk Madinah,
sebagian berpendapat 2,5 kg dan sebagian 3 kg. Perbedaan ini juga menjadikan
khilaf berapa kadar beras zakat Fithri. Untuk zakat Fithri tentu yang lebih
hati-hati 3 kg, sementara untuk acuan nishob zakat pertanian tentu yang lebih
hati-hati 2,5 kg, sehingga 5 wasaq = 750 kg. Siapa yang hasil pertaniannya
mencapai 750 kg maka dikeluarkan zakatnya sebesar 10% atau 5% jika pengairannya
pakai tenaga (irigasi).
[11] Gambarannya: Misalkan dua orang memiliki
masing-masing 40 ekor kambing lalu digabung sehingga menjadi 80 ekor dengan
niat agar saat petugas zakat datang hanya menarik zakat satu ekor kambing.
Nishob 40 sampai 120 ekor kambing, zakatnya 1 ekor kambing. Jika tujuannya
berkilah maka hal itu dilarang sesuai hadits ini: “Janganlah ternak yang
terpisah digabung.” Sementara contoh “Janganlah ternak yang bergabung
dipisah” adalah seseorang memiliki 130 kambing yang wajib zakat 2 ekor
kambing. Lalu sebelum datang petugas zakat, ia ambil 20 ekor digabungkan ke
tempat lain sehingga petugas zakat hanya mengambil darinya satu ekor sebagai
zakatnya. Berkilah semacam ini tidak menggungurkan kewajiban mereka dan mereka
berdosa meski selamat dari perhitungan petugas zakat.
[12] Misalnya ada dua orang berserikat masing-masing memiliki 40
ekor kambing digabung sehingga menjadi 80 ekor, bukan karena bermaksud berkilah
tetapi memang karena berserikat, maka zakatnya hanya 1 ekor kambing, yang
ditanggung dari patungan keduanya secara rata/adil. Allahu a’lam.
[13] Yakni kebaikan harta tidak mutlak, ia memang
membawa kebaikan tetapi juga mengandung keburukan, tergantung penyikapan
manusia terhadapnya. Ibaratnya rumput, ia bisa bermanfaat dan bisa membunuh.
Jika dimakan oleh binatang secara berlebihan akan menimbulkan penyakit yang
akan membunuhnya, tetapi jika dimakan ala kadarnya lalu kotorannya dibuang
(ibarat harta dizakati), dan ketika lapar merumput lagi maka ia bermanfaat.
[14] Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad Al-Makhzumi adalah suami
Ummu Salamah yang meninggal di perang Uhud, lalu Ummu Salamah dinikahi Nabi ﷺ.
[15] 1 dirham = 2,975 gram perak murni atau senilai Rp 80.000 per
Syawal 1441 H/Juni 2020.
[16] Yakni Bariroh diberi sedekah, dan jika sedekah sudah berpindah
tangan maka menjadi milik Bariroh dan dia bebas memberikannya kepada siapapun
sebagai hadiah.
[17] Sedekah maknanya ada dua: (1) sedekah umum, dan mereka biasa
menyerahkannya kepada Nabi ﷺ untuk kepentingan kaum Muslimin,
dan (2) zakat mal. Kedua makna ini tercakup dalam hadits ini, bukan artinya
Nabi ﷺ
menerima sedekah/zakat untuk dimakan sendiri, karena Ahlul Bait dilarang makan
zakat/sedekah. Sementara “sholawat dari Nabi” yang diartikan rohmat (sayang)
adalah permohonan agar diampuni apa yang telah berlalu dan dijaga dari apa yang
akan membahayakannya.
[18] Sanad hadits ini mu’allaq (terputus), tetapi matannya
disebutkan Al-Bukhari di tempat lain dengan sanad muttasil (bersambung).
[19] Tahnik adalah mengunyah kurma atau apapun yang manis lalu
air liurnya digosokkan ke langit-langit bayi dengan tujuan agar yang pertama
kali masuk ke mulut banyi adalah rasa manis dan sekaligus tabarruk dengan air
liar Nabi ﷺ.
Tahnik sangat dianjurkan, dan dilakukan oleh orang alim atau shalih lagi
bertakwa.
[20] Satu sho’ adalah 4 mud, dan satu mud adalah
cakupan dua tangan orang dewasa dari penduduk Madinah, dan 4 mud sekitar 3 kg.
Kurma dan gandum adalah makanan pokok penduduk Madinah kala itu dan dikiaskan
dengan beras untuk penduduk Indonesia karena sama-sama makanan pokok. Batas
akhir zakat adalah imam bertakbiritul ihrom sholat Ied.
[21] Hinthoh atau burr adalah jenis gandum yang kualitasnya lebih
tinggi daripada sya’ir. Di zaman kekholifahan Muawiyah Rodhiyallohu ‘Anhu,
masyarakat menyamakan dua mud hinthoh (setengah sho’) dengan satu sho sya’ir,
dan ini diingkari oleh sejumlah Sahabat Nabi ﷺ, di antaranya Ibnu Umar dan Abu
Sa’id Al-Khudri.
[22] Di masa kekholifahan Muawiyah Rodhiyallohu ‘Anhu,
beliau menunaikan Haji atau Umroh ke Makkah. Beliau berkhutbah dan berpendapat
bahwa gandum hinthoh menyamai dua lipatnya bijian lain karena harganya yang
sangat mahal, maka zakat hinthoh ditetapkan setengah dari normalnya. Hal ini
merupakan ijtihad beliau, yang jika salah berpahala satu. Ijtihad ini diingkari
Abu Sa’id Al-Khudri dan Ibnu Umar dan pendapat mereka ini yang benar,
sebagaimana yang dikatakan An-Nawawi.