RUQYAH DARI QUR'AN - Bacaan Ruqyah dari Quran dan Sunnah - Pustaka Syabab
RUQYAH DARI AL-QUR’AN 1. Semua Ayat dan Surat Adalah Ruqyah Allōh berfirman: ﴿ وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَ...
RUQYAH DARI AL-QUR’AN
1. Semua Ayat dan
Surat Adalah Ruqyah
Allōh berfirman:
﴿وَنُنَزِّلُ
مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ﴾
“Kami menurunkan obat (kesembuhan) dari Al-Qur’an
sekaligus rohmat bagi orang-orang beriman.” (QS. Al-Isrō [17]: 82)
Syaikh As-Sa’di $
menjelaskan: “Obat pada Al-Qur’an umum, mencakup obat qolbu dari syubhat dan
kebodohan... dan obat badan dari sakit fisik.”[1]
Dari Aisyah ڤ,
Nabi ﷺ
memasukinya saat seorang wanita mengobatinya atau meruqyahnya, dan beliau
bersabda:
«عَالِجِيهَا بِكِتَابِ اللَّهِ»
“Terapilah ia dengan
Kitabullōh.”[2]
Dari ayat dan hadits ini, disimpulkan bahwa:
1. Seluruh isi Al-Qur’an
bisa digunakan sebagai ruqyah, seluruh surat dan seluruh ayatnya, karena Nabi ﷺ tidak menentukan surat tertentu,
tetapi memakai lafazh umum, Kitābullōh.
2. Boleh memilih apa
yang mudah dan apa yang disukai darinya, karena Nabi ﷺ tidak membatasi surat tertentu.
Hanya saja beberapa surat ditetapkan Nabi ﷺ secara tegas sebagai penangkal setan dan penyakit, seperti
Al-Fatihah, Al-Baqoroh, dan Mu’awwidzatain.
Apakah boleh lebih mengutamakan sebagian ayat dari yang lainnya sebagai
ruqyah? Jawabannya, boleh dengan beberapa alasan berikut:
Pertama, Nabi ﷺ
secara tegas mengutamakan beberapa surat atau ayat atas yang lainnya, seperti
sabda beliau: “Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari Al-Baqoroh di malam
hari maka Allōh akan mencukupinya (dari gangguan setan),” dan juga sabda
beliau, “Dari mana kalian tahu bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah?” yakni
bacaan ruqyah yang sangat mujarab. Keduanya diriwayatkan Al-Bukhori.
Kedua, Auf bin Malik Al-Asyja’i berkata: Kami dahulu biasa meruqyah di masa Jahiliyyah
(menggunakan jampi-jampi), lalu kami bertanya: “Wahai Rosulullōh, bagaimana
pendapat Anda?” Beliau menjawab:
«اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ، لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ
فِيهِ شِرْكٌ»
“Coba paparkan ruqyah (jampi-jampi) kalian. Tidak
mengapa memakai ruqyah itu asal tidak mengandung kesyirikan.” Sebagaimana telah disinggung di muka.
Dalam hadits ini Nabi ﷺ
tidak melarang memilih bacaan (jampi-jampi) apapun untuk digunakan sebagai
ruqyah asal tidak mengandung kesyirikan. Tentu hal ini menunjukkan mengambil
ayat tertentu dari Al-Quran lebih layak diperbolehkan, meski berdasarkan
pengalaman.
Berikut ini disebutkan beberapa ayat yang disarankan oleh Syaikh Wahid bin
Abdussalam Bali untuk dijadikan ruqyah. Beliau mengingatkan bahwa ini hasil
pengalaman beliau, dan tidak masalah ditambah ayat lain maupun dikurangi, tanpa
batasan jumlah.[3]
2. Ayat-Ayat Khusus
«أَعُوذُ
بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ، وَنَفْخِهِ،
وَنَفْثِهِ»
“Aku berlindung kepada Allōh Yang Maha Mendengar Lagi Maha
Mengetahui dari setan yang terkutuk, dari was-wasnya (bisikannya), kesombongannya,
sihir dan sya’irnya.”[4]
Surat Al-Fatihah
﴿بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ * الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ * الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ * مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ * إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
* اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ * صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ﴾
“Dengan menyebut nama Allōh yang Maha belas kasih
kepada seluruh makhluk dan Yang Maha belas kasih kepada orang-orang beriman.
Segala puji milik Allōh Robb (Pencipta, Pemilik, Pengatur) seluruh alam. Yang
Maha belas kasih kepada seluruh makhluk dan Yang Maha belas kasih kepada
orang-orang beriman. Pemilik hari Pembalasan. Kami hanya menyembah-Mu dan kami
hanya meminta tolong kepada-Mu. Bimbinglah kami pada jalan yang lurus, yaitu
jalan orang-orang yang Engkau beri ni’mat (para Nabi, orang-orang yang jujur
keimanannya, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholih), bukan jalan
orang-orang yang Engkau murkai (Yahudi) dan bukan jalan orang-orang yang sesat
(Nashoro).”[5]
Al-Baqoroh Ayat
1-5
¢
﴿الم * ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ
هُدًى لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ * وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ
وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ * أُولَئِكَ عَلَى هُدًى
مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾
“Alif Lām Mīm. Ini adalah Kitab Al-Quran yang
tidak ada keraguan sama sekali di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang
beriman. Yaitu orang-orang yang beriman kepada yang ghoib, menegakkan sholat,
dan meninfakkan harta yang Kami berikan kepada mereka, dan orang-orang yang
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan kepada apa yang
diturunkan kepada para Nabi sebelummu, dan mereka sangat beriman kepada
Akhirat. Mereka itu benar-benar di atas petunjuk dari Robb mereka, dan mereka
benar-benar orang-orang yang beruntung (dimasukkan Surga dan dijauhkan dari
Neraka).” [6]
Al-Baqoroh Ayat
102
﴿وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ
السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا
يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا
هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ
وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ
خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ﴾
“Mereka (Yahudi) mengikuti sihir yang dibaca setan
di kerajaan Sulaiman. Sulaiman tidak kafir (mempelajari sihir), tetapi setanlah
yang kafir, mereka mengajari manusia sihir dan apa yang diturunkan kepada dua
Malaikat di Babilonia, Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajari
seorang pun kecuali mengatakan: ‘Kami adalah ujian maka kamu jangan kafir.’
Mereka mempelajari dari keduanya sihir yang mampu memisahkan laki-laki dari
istrinya. Mereka tidak mampu menimpakan mudhorot kecuali atas izin Allōh.
Mereka mempelajari sihir yang justru akan membahayakan mereka dan tidak memberi
manfaat sedikitpun. Sungguh mereka mengetahui bahwa siapa yang membeli sihir
maka ia tidak akan mendapat bagian di Akhirat. Sungguh amat jelek sekali apa
yang jiwa mereka ditukar dengannya, andai mereka mengetahui.”[7]
Al-Baqoroh Ayat
163-164
﴿وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ
الرَّحِيمُ * إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ
اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ
فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ﴾
“Sesembahan kalian hanya satu. Tidak ada yang
berhak disembah selain Dia, Yang Maha belas kasih kepada seluruh makhluk dan
Yang Maha belas kasih kepada orang-orang beriman. Sungguh pada penciptaan
seluruh langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di
lautan membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, hujan yang Allōh turunkan dari
awan yang menyuburkan tanah setelah gersangnya, binatang yang Dia perbanyak di
bumi, peredaran angin, dan awan yang ditundukkan di antara langit dan bumi,
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allōh) bagi kaum yang berakal.”
Al-Baqoroh Ayat
255-257
﴿اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ
سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي
يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ * لَا إِكْرَاهَ
فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ
وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ
لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ * اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ
مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ
يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ
فِيهَا خَالِدُونَ﴾
“Allōh, tidak ada yang berhak disembah selain Dia,
Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri Sendiri. Dia tidak tertimpa ngantuk dan
tidur. Seluruh yang di langit dan bumi adalah milik-Nya. Tidak ada yang memberi
syafaat di sisi-Nya kecuali dengan seizin-Nya. Dia mengetahui apa yang di depan
dan apa yang di belakang mereka. Mereka tidak mampu menjangkau ilmu-Nya
sedikitpun kecuali sebatas yang Allōh ajarkan. Kursi-Nya meliputi seluruh
langit dan bumi dan Dia tidak merasa berat memelihari keduanya. Dia Maha Tinggi
dan Maha Agung.” [8]
Al-Baqoroh Ayat
285-286
﴿آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ
كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ
أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ
الْمَصِيرُ * لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا
مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا
وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا
رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ
لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ﴾
“Rosul Muhammad beriman kepada apa yang diturunkan
kepadanya dari Rob-nya, begitu pula orang-orang beriman (para Sahabat).
Semuanya beriman kepada Allōh, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, para Rosul-Nya. Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun dari para Rosul. Mereka berkata: ‘Kami
mendengar, kami taat, kami meminta ampunan-Mu wahai Robb kami, dan kami hanya
kembali kepada-Mu. Allōh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan
dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Robb
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan.
Ya Robb kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Robb kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami,
ampunilah kami, dan rohmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah
kami menghadapi orang-orang kafir (dari kalangan manusia dan jin).”[9]
Āli Imrōn Ayat
18-19
﴿شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ
وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
* إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ
اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ﴾
“Allōh bersaksi tidak ada yang berhak disembah
selain Dia, bersaksi pula para Malaikat dan orang-orang yang diberi ilmu yang
menegakkan keadilan. Tidak ada yang berhak disembah selain Dia, Yang Maha
Perkasa dan Maha Bijaksana. Sungguh agama yang diterima Allōh hanya Islam.
Tidaklah orang-orang yang diberi Kitab berselisih (ada yang memilih kafir dan
ada yang memilih beriman) kecuali setelah ilmu datang kepada mereka, karena
kezoliman (kesombongan menerima kebenaran). Siapa yang kafir kepada ayat-ayat Allōh,
sungguh Allōh sangat cepat siksa-Nya.”
Al-A’rōf Ayat
54-56
﴿إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ
يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ
أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ * ادْعُوا
رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ * وَلَا تُفْسِدُوا
فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ
قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ﴾
“Sungguh Robb kalian adalah Allōh yang telah
menciptakan semua langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia menuju Arsy. Dia
menutupi malam dan siang dengan cepat. Matahari, bulan, dan bintang ditundukkan
dengan perintah-Nya. Ketahuilah, hanya milik-Nya hak menciptakan dan
memerintah. Maha Berkah Allōh, Robb seluruh alam. Berdoalah kalian kepada Robb
kalian dengan penuh kerendahan dan rasa takut, sungguh Dia tidak mencintai
orang-orang yang melampaui batas. Janganlah kalian berbuat kerusakan di bumi (dengan
kesyirikan dan maksiat) setelah diperbaiki. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut dan harap. Sungguh rohmat Allōh sangat dekat dari orang-orang yang
mengadakan perbaikan.”
Al-A’rōf Ayat
117-121
﴿وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ
تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ * فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ *
فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ * وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ
* قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ * رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ﴾
“Kami wahyukan kepada Musa: ‘Lemparkan tongkatmu!’
Tiba-tiba ia memakan apa yang mereka sulapkan. Kebenaran unggul dan apa yang
mereka lakukan lenyap. Mereka menang di sana, sementara para penyihir berubah
menjadi hina. Para penyihir tersungkur bersujud. Mereka mengatakan: ‘Kami
beriman kepada Robb seluruh alam, Robb Musa dan Harun.”
Yūnus Ayat 81-82
﴿فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ
إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ * وَيُحِقُّ
اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ﴾
“Ketika mereka melempar (talinya), Musa berkata:
‘Apa yang kalian datangkan adalah sihir. Sungguh Allōh akan membatalkannya.
Sungguh Allōh tidak memperbaiki pekerjaan orang-orang yang berbuat kerusakan. Allōh
memenangkan kebenaran dengan Kalimat-Nya, meski orang-orang pendosa
membencinya.”
Thōha Ayat 69
﴿وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا
صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى﴾
“Lemparkan apa yang di tangan kananmu, ia akan
menelan apa yang diperbuat oleh mereka. Mereka hanya berbuat tipu daya sihir.
Tukang sihir tidak akan pernah beruntung dari arah mana saja.”
Al-Mu’minūn Ayat
115-118
﴿أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ
إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ * فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ * وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ
لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
* وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ﴾
“Apakah kalian menyangka bahwa Kami menciptakan
kalian sia-sia, dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maha
Tinggi Allōh, Sang Raja yang benar, tidak ada yang berhak disembah selain Dia,
Robb Arsy yang mulia. Siapa yang menyeru tuhan lain bersama Allōh, apa yang
tidak ada bukti untuknya, sungguh hisabnya di sisi Robb-nya. Sungguh
orang-orang kafir tidak akan beruntung. Ucapkanlah: ‘Wahai Robb-ku, ampunilah (kami)
dan Engkau adalah Yang terbaik dari semua yang berbelas kasih.”
Ash-Shoffāt Ayat
1-10
¢
﴿وَالصَّافَّاتِ صَفًّا * فَالزَّاجِرَاتِ زَجْرًا * فَالتَّالِيَاتِ
ذِكْرًا * إِنَّ إِلَهَكُمْ لَوَاحِدٌ * رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا
وَرَبُّ الْمَشَارِقِ * إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ
* وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ * لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَى
وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ * دُحُورًا وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ * إِلَّا مَنْ
خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ﴾
“Demi (rombongan Malaikat) yang berbaris
bershof-shof, demi (rombongan) yang mencegah
dengan sungguh-sungguh, demi
(rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, sesembahan-Mu
benar-benar tunggal, yaitu
Robb seluruh langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Robb tempat-tempat terbitnya
matahari. Sesungguhnya Kami
telah menghias langit dunia (yang terdekat), dengan hiasan bintang-bintang. (Kami) telah menjaganya dari setiap setan
yang durhaka, mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan) para
Malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru, untuk mengusir mereka dan
mereka akan mendapat azab yang kekal, kecuali (setan) yang mencuri
(pembicaraan); maka ia dikejar oleh meteor.”
Al-Ahqōf Ayat
29-32
﴿وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ
الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى
قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ * قَالُوا يَاقَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ
مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى
طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ * يَاقَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ
لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ * وَمَنْ لَا يُجِبْ دَاعِيَ
اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءُ
أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ﴾
(Ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu
(Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an, maka ketika
mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk
mendengarkannya)!” Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada
kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh,
kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah Musa,
membenarkan (kitab-kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran
dan kepada jalan yang lurus. Wahai kaum kami! Terimalah (seruan) orang
(Muhammad) yang menyeru kepada Allōh. Dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia
akan mengampuni dosa-dosamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Barang siapa tidak menerima (seruan)
orang yang menyeru kepada Allōh (Muhammad) maka dia tidak akan dapat melepaskan
diri dari siksa Allōh di bumi padahal tidak ada pelindung baginya selain Allōh.
Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.”
Ar-Rohmān Ayat
33-35
﴿يَامَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا
مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ
* فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ * يُرْسَلُ عَلَيْكُمَا شُوَاظٌ مِنْ نَارٍ
وَنُحَاسٌ فَلَا تَنْتَصِرَانِ * فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ﴾
“Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu
sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu
tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allōh). Maka nikmat
Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Kepada kamu (jin dan manusia), akan dikirim nyala api dan cairan
tembaga (panas) sehingga kamu tidak dapat menyelamatkan diri (darinya). Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Al-Hasyr Ayat
21-24
﴿لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ
خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ
لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ * هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ * هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا
إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ
الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ * هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ
الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ﴾
“Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada
sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan
takut kepada Allōh. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk
manusia agar mereka berpikir. Dialah Allōh, tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Yang
Mengetahui yang ghoib
dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dialah Allōh tidak
ada yang berhak disembah selain
Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan,
Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala
Keagungan, Mahasuci Allōh dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allōh Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di
langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana.”
Al-Jin Ayat 1-9
¢
﴿قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ
فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا * يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا
بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا * وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا
اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا * وَأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللَّهِ
شَطَطًا * وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ تَقُولَ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللَّهِ
كَذِبًا * وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ
فَزَادُوهُمْ رَهَقًا * وَأَنَّهُمْ ظَنُّوا كَمَا ظَنَنْتُمْ أَنْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ
أَحَدًا * وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا
وَشُهُبًا * وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ
الْآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا﴾
Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku
bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan),” lalu mereka berkata, “Kami
telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur'an), (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang
benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan
mempersekutukan sesuatu pun dengan Robb kami, dan sesungguhnya Mahatinggi keagungan Robb kami, Dia tidak beristri dan
tidak beranak.” Sesungguhnya
orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu mengucapkan (perkataan) yang
melampaui batas terhadap Allōh (bahwa Allōh memiliki anak), dan sesungguhnya kami mengira, bahwa
manusia dan jin itu tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allōh,
dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan
mereka (manusia) bertambah sesat. Dan sesungguhnya mereka (jin) mengira seperti
kamu (orang musyrik Makkah)
yang juga mengira bahwa Allōh tidak akan membangkitkan kembali siapa pun (pada
hari Kiamat). Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia)
langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah
api, dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di
langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa
(mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api
yang mengintai (untuk membakarnya).”
Al-Ikhlās
¢
﴿قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ * اللَّهُ الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ
وَلَمْ يُولَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ﴾
“Katakanlah: Dia Allōh, yang tunggal. Allōh tempat
meminta. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tidak ada yang serupa
dengan-Nya.”
Al-Falaq
¢
﴿قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ * مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ * وَمِنْ
شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ * وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ * وَمِنْ
شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ﴾
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Robb yang
menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari
kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan
(perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari
kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”[10]
An-Nās
¢
﴿قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ * مَلِكِ النَّاسِ * إِلَهِ النَّاسِ
* مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ * الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
* مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ﴾
[1]
Tafsīr As-Sa’dī, hal. 465.
[2]
HR. Ibnu Hibban no. 6098 dengan
sanad shohih.
[3] Lihat Wiqōyatul Insān dan Ash-Shōrimul
Battār.
[4] HR. Abu Dawud no. 775 dengan sanad
shohih, dari Abu Sa’id Al-Khudri ﷺ.
[5] Al-Fatihah adalah surat terbaik
dalam Al-Qur’an, dan ia digunakan para Sahabat untuk mengobati sengatan binatang
berbisa dan mengobati orang gila, dan sembuh. Sebagaimana dalam hadits-hadits
yang shohih.
[6] Nabi ﷺ
bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumah kalian seperti kuburan (yakni
sepi dari Al-Quran). Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di
dalamnya surat Al-Baqoroh.” (HR. Muslim no. 780) dan beliau juga bersabda: “Bacalah
Al-Baqoroh, karena mengambilnya adalah keberkahan dan meninggalkannya adalah
kerugian, dan para tukang sihir tidak mampu mengalahkannya.” (HR. Muslim
no. 804)
[7] Yahudi mengatakan kemampuan
Sulaiman menundukkan jin dan berbagai keajaiban yang terjadi padanya adalah
sebab sihir. Lalu Allōh menurunkan dua Malaikat untuk menjelaskan kepada manusia
perbedaan antara mukjizat dan sihir. Akan tetapi Yahudi justru mempelajari
sihir dan mengajarkannya kepada manusia.
[8] “Jika kamu hendak tidur, bacalah
ayat Kursi, maka kamu akan selalu dijaga Malaikat dan setan tidak akan mendekat
kepadamu hingga Shubuh.” Demikian ucapan setan yang
disetujui Nabi ﷺ. (HR. Bukhori no. 5010)
[9] Nabi ﷺ
bersabda: “Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari Al-Baqoroh pada malam
hari, maka keduanya akan mencukupinya (menjaganya dari gangguan setan).”
(HR. Bukhori no. 5040)
[10] Dari Abu Sa’id Al-Khudri ﭬ,
ia berkata: “Nabi ﷺ biasa berlindung dari
gangguan jin dan pandangan (ain) manusia. Ketika turun Mu’awwidzatain,
beliau mengambilnya dan meninggalkan selainnya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2058
dengan sanad shohih)