I'ROB DZIKIR TASBIH TAHMID DAN TAKBIR
4. Tasbīh, Tahmīd, Takbīr 4- «سُبْحَانَ اللهِ» «اَلْحَمْدُ لِلَّهِ» «اَللهُ أَكْبَرُ». “Maha suci Allah (33x) . Segala puji milik ...
4. Tasbīh, Tahmīd, Takbīr
4-
«سُبْحَانَ اللهِ» «اَلْحَمْدُ لِلَّهِ» «اَللهُ أَكْبَرُ».
“Maha suci Allah (33x). Segala puji milik Allah (33x). Allah Maha
Besar (33x).”
I’ROB
(سُبْحَانَ اللهِ): perkiraan kalimat lengkapnya adalah أُسَبِّحُ
اللَّهَ سُبْحَانَ اللَّهِ.
أُ di tempat marfu menjadi Fā’il. Lafzhul Jalālah manshub
menjadi Maf’ūl Bih. سبحانَ
manshub menjadi Maf’ul Muthlaq[1],
sekaligus sebagai Mudhōf. Lafzhul Jalālah majrur menjadi Mudhōf Ilaih.
(اَلْحَمْدُ لِلَّهِ): الحمد marfu menjadi Mubtadā dan لله di tempat marfu menjadi Khobarnya. Lafzhul Jalālah majrur
kemasukan huruf Jar Li.
(اَللهُ أَكْبَرُ): Lafzhul Jalālah marfu menjadi Mubtadā dan أكبر mabni dengan dhommah menjadi Khobar. Ia mabni karena ia termasuk isim
tafdhīl, yaitu isim yang ikut rumus أَفْعَلُ yang bermakna “lebih” atau “paling”. Ia bermakna “lebih” jika
perkiraannya أَكْبَرُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ,
dan bermakna “paling” jika perkiraannya أَكْبَرُ الأَشْيَاءِ.
(أَكْبَرُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ): أكبر mabni dengan dhommah di tempat marfu
menjadi Khobar, كل majrur kemasukan huruf Jar Min sekaligus sebagai Mudhōf,
dan شيء majrur menjadi Mudhōf Ilaih.
Kemudian
disempurnakan menjadi 100:
«لاَ
إِلٰهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ».
“Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu milikNya. MilikNya
kerajaan dan milikNya segala pujian dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (HR. Muslim no.
597)
I’ROB
[1] مَفْعُول
مُطْلَقٌ adalah isim manshub yang jatuh setelah fi’il
yang memiliki akar kata yang sama dengannya, contohnya أُسَبِّحُ
dengan سُبْحَانَ.