TAKBIR - Ringkasan Sifat Sholat Nabi - Syaikh Al-Albani
4. TAKBIR 29. Kemudian memulai Sholat dengan membaca. “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar). Takbir ini merupakan rukun, berdasarkan sabda...
4. TAKBIR
29.
Kemudian memulai Sholat dengan membaca. “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar).
Takbir ini merupakan rukun, berdasarkan sabda Nabi Shollallōhu ‘Alaihi wa
Sallam:
«مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ
الطَّهُورِ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ»
“Pembuka
Sholat adalah bersuci,
pengharamannya adalah takbir, sedangkan penghalalannya adalah salam.” (HR. Abu Dawud no. 61)
30.
Tidak boleh mengeraskan suara saat takbir di semua Sholat, kecuali jika menjadi
imam.
31.
Boleh bagi muadzin (baca:
muadz-dzin) menyampaikan (memperdengarkan) takbir imam kepada jama’ah jika kondisi menuntut demikian,
seperti jika imam sakit, suaranya lemah, atau karena banyaknya orang yang Sholat.
32.
Ma’mum tidak boleh takbir kecuali jika imam telah selesai takbir.
Mengangkat Kedua Tangan dan Tata Caranya
33.
Mengangkat kedua tangan (saat takbīrotul
ihrōm) boleh bersamaan dengan takbir, atau sebelumnya, bahkan boleh
sesudah takbir. Semua ini ada
landasannya yang sah dalam Sunnah Nabi Shollallōhu ‘Alaihi wa Sallam.
34.
Mengangkat tangan dengan jari-jari terbuka.
35.
Mensejajarkan (ujung-ujung jari) kedua
telapak tangan dengan pundak/bahu, boleh
kadang-kadang mengangkat lebih tinggi lagi sampai sejajar dengan cuping telinga.
Meletakkan Kedua Tangan dan Tata Caranya
36. Kemudian meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri sesudah takbir, ini
merupakan Sunnah (ajaran) para Nabi-Nabi Alaihimus Shollātu was Salām
dan diperintahkan oleh Nabi Shollallōhu ‘Alaihi wa Sallam kepada para Sahabat
beliau, sehingga tidak boleh menjulurkannya.
37.
Meletakkan tangan kanan di punggung tangan kiri, di pergelangan, atau lengan.
38.
Kadang-kadang tangan kanan menggenggam tangan kiri.
Tempat Meletakkan Tangan
39.
Keduanya diletakkan di dada. Laki-laki dan perempuan dalam hal ini sama.
40.
Tidak meletakkan tangan kanan di atas pinggang.
Khusyu’ dan Melihat ke Tempat Sujud
41. Hendaklah khusyu’ dalam Sholat dan menjauhi segala sesuatu yang dapat
melalaikan dari khusyu’ seperti perhiasan dan lukisan, tidak Sholat saat
berhadapan dengan hidangan makanan yang diinginkannya, demikian juga saat
menahan berak dan kencing.
42. Memandang ke tempat
sujud saat berdiri.
43.
Tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, karena menoleh adalah perampokan yang dilakukan oleh setan dari Sholat seseorang.
44.
Tidak boleh mengarahkan pandangan ke atas.
Do’a Istiftah (Pembukaan)
45. Kemudian membuka bacaan dengan sebagian do’a-do’a yang sah dari Nabi Shollallōhu
‘Alaihi wa Sallam yang jumlahnya banyak, yang masyhur diantaranya ialah:
«سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلاَ إِلَـهَ غَيْرُكَ»
(Subhānakallōhumma
wa bihamdik, wa tabārokasmuk, wa ta’ālā jadduk, wa lā ilāha ghoiruk)
“Maha Suci
Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha Berkah nama-Mu, Maha Tinggi kekayaan dan
kebesaran-Mu, tiada Ilah yang berhak disembah selain Engkau.” (HR. Abu Dawud no. 775)