Arbain Tarbiyah dan Manhaj - Syaikh Abdul Aziz Sadhan
https://www.terjemahmatan.com/2019/05/arbain-tarbiyah-dan-manhaj-syaikh-abdul-aziz-sadhan.html?m=0
Arbain
Tarbiyah dan Manhaj
أربعون حديثا في التربية
والمنهج
Syaikh
Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah Sadhan
Arbain
Tarbiyah dan Manhaj
Syaikh
Abdul Aziz bin Muhammad Sadhan
Penerbit :
Pustaka Syabab
Penerjemah :
Nor Kandir
Editor :
Tim Pustaka Syabab
Layout :
Tim Pustaka Syabab
Cetakan :
Pertama
Tahun : 1440 H/2019 M
|
DAFTAR ISI
HADITS
KE-1
عَنْ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا
لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ،
فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا
يُصِيبُهَا، أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ»
Dari Umar bin Khathab Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Amalan tergantung niat.
Setiap orang mendapatkan sesuai dengan niatnya. Siapa yang hijroh karena Allah
dan RosulNya maka hijrohnya kepada Allah dan RosulNya, dan siapa yang hijroh
kepada dunia yang ingin diraihnya atau wanita yang ingin dinikahinya maka
hijrohnya kepada itu.” (HR. Al-Bukhari no. 1&54 dan Muslim no. 1907)
HADITS KE-2
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ
اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ، وَكِلْتَا
يَدَيْهِ يَمِينٌ؛ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ، وَأَهْلِيهِمْ، وَمَا وَلُوا»
Dari Abdullah bin Amr
Radhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sungguh orang-orang yang adil berada di mimbar-mimbar
cahaya di sisi kanan Ar-Rohman, dan kedua tanganNya kanan, yaitu orang-orang
yang adil dalam memutuskan, adil kepada keluarganya, dan kepada yang
dipimpinnya.” (HR. Muslim no.
1827)
HADITS KE-3
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ النَّاسَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ، فَقَالَ: «يَا
أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الجَاهِلِيَّةِ
وَتَعَاظُمَهَا بِآبَائِهَا، فَالنَّاسُ رَجُلَانِ: بَرٌّ تَقِيٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ،
وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ، وَالنَّاسُ بَنُو آدَمَ، وَخَلَقَ اللَّهُ
آدَمَ مِنْ تُرَابٍ»، قَالَ اللَّهُ: ﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ﴾ [الحجرات: 13]
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu
‘Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkhutbah
kepada manusia pada waktu pembebasan kota Makkah: “Sungguh Allah telah
menghapus dari kalian kesombongan Jahiliyah dan berbangga-bangga dengan nenek
moyang. Manusia hanya ada dua: orang baik yang bertakwa yang mulia di sisi
Allah dan orang jahat yang celaka yang hina di sisi Allah. Manusia adalah
keturunan Adam, dan Allah menciptakan Adam dari tanah. Allah berfirman: ‘Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.’” (QS. Hujurat: 13) (HR. At-Tirmidzi
no. 3270)
HADITS KE-4
عَنْ مَالِكِ بْنِ الحُوَيْرِثِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَتَيْنَا إِلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأَقَمْنَا
عِنْدَهُ عِشْرِينَ يَوْمًا وَلَيْلَةً، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ رَحِيمًا رَفِيقًا، فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدِ اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا
- أَوْ قَدِ اشْتَقْنَا - سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا، فَأَخْبَرْنَاهُ،
قَالَ: «ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ
- وَذَكَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا أَوْ لاَ أَحْفَظُهَا - وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي
أُصَلِّي، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ، وَلْيَؤُمَّكُمْ
أَكْبَرُكُمْ»
Dari Malik bin
Al-Huwairits, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Kami
datang menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, saat itu kami adalah
para pemuda yang usianya sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama 20 hari 20
malam. Beliau adalah seorang yang sangat penuh kasih dan lembut. Ketika beliau menyangka
bahwa kami sangat ingin, atau merindukan keluarga kami, beliau bertanya kepada
kami tentang orang yang kami tinggalkan. Maka kami pun mengabarkannya kepada
beliau. Kemudian beliau bersabda: ‘Kembalilah kepada keluarga kalian dan
tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan perintahkan (untuk shalat).’
Beliau lantas menyebutkan sesuatu yang aku pernah ingat lalu lupa. Beliau
mengatakan: ‘Shalatlah kalian seperti kalian melihat aku shalat. Maka jika
waktu shalat sudah tiba, hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan
adzan, dan hendaklah yang menjadi Imam adalah yang paling tua di antara kalian.”
(HR. Al-Bukhari no. 631)
HADITS KE-5
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: جَاءَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ
إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَسْأَلُونَ
عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا
كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا، فَقَالُوا: وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ،
قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا، وَقَالَ آخَرُ:
أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلاَ أُفْطِرُ، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ
فَلاَ أَتَزَوَّجُ أَبَدًا، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِلَيْهِمْ، فَقَالَ: «أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا، أَمَا وَاللَّهِ
إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي
وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي»
Anas bin Malik Radhiyallahu
‘Anhu berkata: ada tiga orang mendatangi rumah isteri-isteri Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam dan bertanya tentang ibadah Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam. Dan setelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa
hal itu masih sedikit bagi mereka. Mereka berkata, “Ibadah kita tak ada
apa-apanya dibanding Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bukankah
beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?”
Salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh, aku akan shalat malam
selama-lamanya.” Kemudian yang lain berkata, “Kalau aku, maka sungguh, aku akan
berpuasa Dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka (absen).” Dan yang
lain lagi berkata, “Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah
selama-lamanya (untuk fokus ibadah).” Kemudian datanglah Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam kepada mereka seraya bertanya: “Kalian kah yang
berkata begini dan begitu?! Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling
takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan
juga berbuka (tidak berpuasa), aku shalat, dan juga tidur serta menikahi wanita.
Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku.” (HR. Al-Bukhari
no. 5063 dan Muslim no. 1401)
HADITS KE-6
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ!
مَنِ اسْتَطَاعَ [مِنْكُمُ] البَاءَةَ؛ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ
وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؛ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ
لَهُ وِجَاءٌ»
Dari Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Wahai sekalian pemuda! Siapa diantara kalian
telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu dapat
menundukkan pandangan, dan juga lebih bisa menjaga kemaluan. Namun, siapa yang
belum mampu, hendaklah ia berpuasa, sebab hal itu dapat meredakan nafsunya.” (HR. Al-Bukhari no. 5066 dan Muslim no. 1400)
HADITS KE-7
عَنْ أُمِّ المُؤْمِنِينَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ،
وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي»
Dari Ummul Mukminin
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Yang terbaik
di antara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya, dan aku adalah yang
terbaik di antara kalian kepada keluargaku.”
(HR. Tirmidzi no. 3895)
HADITS KE-8
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا؛
أَحَاسِنُهُمْ أَخْلَاقًا، الْمُوَطَّئُونَ أَكْنَافًا، الَّذِينَ يَأْلَفُونَ وَيُؤْلَفُونَ،
وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ لَا يَأْلَفُ وَلَا يُؤْلَفُ»
Dari Abu Said
Al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Orang
beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya, yaitu
orang-orang yang mudah bergaul, mereka mudah berkawan dan mudah diajak
berkawan. Tidak termasuk golongan kami siapa yang tidak mudah berkawan dan tidak
pula mudah diajak berkawan.” (HR. At-Thobroni no. 4422 dalam Al-Ausath)
HADITS KE-9
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ
بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ،
وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ»
Dari Abu Said
Al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Siapa di antara kalian melihat
kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan
lisannya. Dan jika tidak mampu, maka dengan qolbunya, dan itu adalah iman
paling lemah.” (HR. Muslim no. 49)
HADITS KE-10
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: اسْتَأْذَنَ رَهْطٌ مِنَ اليَهُودِ
عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالُوا: السَّامُ عَلَيْكَ،
فَقُلْتُ: بَلْ عَلَيْكُمُ السَّامُ وَاللَّعْنَةُ، فَقَالَ: «يَا عَائِشَةُ! إِنَّ
اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ» قُلْتُ: أَوَلَمْ تَسْمَعْ
مَا قَالُوا؟ قَالَ: «قُلْتُ: وَعَلَيْكُمْ»
Dari Aisyah Radhiyallahu
‘Anha, ia berkata: sekelompok orang Yahudi meminta izin kepada Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam dan mengucapkan: “Assaam ‘alaika (semoga kematian menimpamu)!”
Saya menjawab: “Bal ‘alaikum Assam wal la’nah (Bahkan untuk kalian
kematian dan juga laknat)!” Maka Nabi menegur: “Hai Aisyah, Allah menyukai
kelembutan dalam segala hal.” Saya menjawab: “Tidakkah engkau mendengar apa
yang mereka ucapkan?” Beliau menjawab: “Aku sudah menjawab: wa’alaikum
(bahkan untuk kalian).” (HR. Al-Bukhari no. 6927)
وَعَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«يَا عَائِشَةُ! إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ، وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ
مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ، وَمَا لَا يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ»
Darinya, ia berkata:
Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wahai Aisyah!
Sungguh Allah Mahalembut dan mencintai kelembutan. Dia memberi kepada orang
yang lembut apa yang tidak diberikanNya kepada orang yang kasar, dan tidak
memberi kepada selainnya.” (HR. Muslim no. 2593)
HADITS KE-11
عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلًا عَلَى عَهْدِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اسْمُهُ عَبْدَ اللَّهِ، وَكَانَ
يُلَقَّبُ حِمَارًا، وَكَانَ يُضْحِكُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ جَلَدَهُ فِي الشَّرَابِ،
فَأُتِيَ بِهِ يَوْمًا فَأَمَرَ بِهِ فَجُلِدَ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ القَوْمِ: اللَّهُمَّ
العَنْهُ، مَا أَكْثَرَ مَا يُؤْتَى بِهِ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «لاَ تَلْعَنُوهُ، فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ [إِلَّا] إِنَّهُ يُحِبُّ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ»
Dari Umar Khattab Radhiyallahu
‘Anhu, ia berkata: ada seorang laki-laki di masa Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam namanya Abdullah,
dia dijuluki keledai, ia suka membuat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam tertawa, dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah
mencambuknya karena ia mabuk. Suatu hari ia ditangkap lagi dan Nabi
memerintahkan agar dia dicambuk. Lantas salah seorang Sahabat berujar: “Ya
Allah, laknatilah dia, betapa sering ia ketangkap!” Maka Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah kalian melaknat dia, demi Allah,
setahuku dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Al-Bukhari no. 6780)
HADITS KE-12
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ، وَأَمْرُكَ
بِالمَعْرُوفِ وَنَهْيُكَ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِي أَرْضِ
الضَّلَالِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَبَصَرُكَ لِلرَّجُلِ الرَّدِيءِ البَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ،
وَإِمَاطَتُكَ الحَجَرَ وَالشَّوْكَةَ وَالعَظْمَ عَنِ الطَّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِفْرَاغُكَ
مِنْ دَلْوِكَ فِي دَلْوِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ»
Dari Abu Dzar Radhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah,
engkau berbuat ma’ruf dan melarang dari kemungkaran: juga sedekah, engkau
menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat: juga sedekah, engkau menuntun
orang yang berpenglihatan kabur: juga sedekah, engkau menyingkirkan batu, duri
dan tulang dari jalan merupakan sedekah, dan engkau menuangkan air dari embermu
ke ember saudaramu juga sedekah.”
(HR. At-Tirmidzi no. 1956)
HADITS KE-13
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ، اشْتَدَّ
عَلَيْهِ العَطَشُ، فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا، فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ، فَإِذَا
كَلْبٌ يَلْهَثُ، يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ، فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ
هَذَا الكَلْبَ مِنَ العَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ بِي، فَنَزَلَ البِئْرَ
فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ، فَسَقَى الكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ
فَغَفَرَ لَهُ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ! وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ أَجْرًا؟
فَقَالَ: «نَعَمْ، فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ»
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Pada suatu ketika ada seorang laki-laki sedang
berjalan melalui suatu jalan, lalu dia merasa sangat kehausan. Kebetulan dia
menemukan sebuah sumur, maka dia turun ke sumur itu untuk minum. Setelah keluar
dari sumur, dia melihat seekor anjing menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah
karena kehausan. Orang itu berkata dalam hatinya: ‘Alangkah hausnya anjing itu,
seperti yang baru kualami.’ Lalu dia turun kembali ke sumur, kemudian dia
menciduk air dengan sepatunya, dibawanya ke atas dan diminumkannya kepada
anjing itu. Maka Allah berterima kasih kepada orang itu dan diampuni-Nya
dosanya.’” Para Sahabat bertanya:
“Ya, Rasulullah! Dapat pahalakah kami bila menyayangi hewan-hewan ini?” Jawab
beliau: “Ya, setiap menyayangi makhluk hidup adalah berpahala.” (HR. Al-Bukhari
no. 6009)
HADITS KE-14
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كُنْتُ أَمْشِي مَعَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ نَجْرَانِيٌّ
غَلِيظُ الحَاشِيَةِ، فَأَدْرَكَهُ أَعْرَابِيٌّ فَجَبَذَ بِرِدَائِهِ جَبْذَةً شَدِيدَةً»،
قَالَ أَنَسٌ: «فَنَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عَاتِقِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَقَدْ أَثَّرَتْ بِهَا حَاشِيَةُ الرِّدَاءِ مِنْ شِدَّةِ جَبْذَتِهِ،
ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ! مُرْ لِي مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي عِنْدَكَ، فَالْتَفَتَ
إِلَيْهِ فَضَحِكَ ثُمَّ أَمَرَ لَهُ بِعَطَاءٍ»
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu
‘Anhu, ia berkata: saya berjalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam, ketika itu beliau mengenakan kain (selimut) Najran yang tebal
ujungnya, lalu ada seorang Arab badui (dusun) yang menemui beliau. Langsung
ditariknya Rasulullah dengan kuat, hingga saya melihat permukaan bahu beliau
membekas lantaran ujung selimut yang ditarik Arab badui dengan kasar. Arab
badui tersebut berkata: “Wahai Muhammad! Berikan kepadaku dari harta yang
diberikan Allah padamu.” Beliau menoleh kepadanya diiringi senyum serta
menyuruh salah seorang Sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya.” (HR. Al-Bukhari
no. 6088)
HADITS KE-15
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ
إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاسْتَأْذَنَهُ فِي الجِهَادِ،
فَقَالَ: «أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟»، قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ»
Dari Abdullah bin
Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: seseorang datang kepada Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam meminta izin ikut berjihad lalu beliau bertanya, “Apakah
kedua orang tuamu masih hidup?” Jawabnya, “Ya.” Beliau bersabda, “Berjihadlah
kamu kepada keduanya (dengan berbakti).” (HR. Al-Bukhari no. 3004 dan
Muslim no. 2549)
HADITS KE-16
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، حَدِّثْنِي بِحَدِيثٍ
وَاجْعَلْهُ مُوجَزًا، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«صَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ، فَإِنَّكَ إِنْ كُنْتَ لَا تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ،
وَأْيَسْ مِمَّا فِي أَيْدِي النَّاسِ تَكُنْ غَنِيًّا، وَإِيَّاكَ وَمَا يُعْتَذَرُ
مِنْهُ»
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu
‘Anhuma, ia berkata: seseorang datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Sampaikanlah hadits kepadaku dengan
ringkas.” Beliau bersabda, “Shalatlah kamu seperti orang hendak berpisah.
Jika kamu tidak melihatNya maka sungguh Dia melihatmu. Jangan berharap kepada
apa yang di tangan manusia maka kamu menjadi orang kaya, dan jauhilah perbuatan
yang kelak menjadikanmu menyesalinya.” (HR. Ath-Thobrani no. 4427 dalam Al-Ausath)
HADITS KE-17
عَنْ بِلَالٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ، فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ
قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ،
وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ»
Dari Bilal Radhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena
shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan
sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari
dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan.” (HR. At-Tirmidzi no. 3549)
HADITS KE-18
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ مُعَاذَ بْنَ
جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَانَ يُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، ثُمَّ يَأْتِي قَوْمَهُ فَيُصَلِّي بِهِمُ الصَّلاَةَ، فَقَرَأَ بِهِمُ
البَقَرَةَ، قَالَ: فَتَجَوَّزَ رَجُلٌ فَصَلَّى صَلاَةً خَفِيفَةً، فَبَلَغَ ذَلِكَ
مُعَاذًا، فَقَالَ: إِنَّهُ مُنَافِقٌ، فَبَلَغَ ذَلِكَ الرَّجُلَ، فَأَتَى النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّا قَوْمٌ نَعْمَلُ
بِأَيْدِينَا، وَنَسْقِي بِنَوَاضِحِنَا، وَإِنَّ مُعَاذًا صَلَّى بِنَا البَارِحَةَ،
فَقَرَأَ البَقَرَةَ، فَتَجَوَّزْتُ، فَزَعَمَ أَنِّي مُنَافِقٌ، فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا مُعَاذُ! أَفَتَّانٌ أَنْتَ؟! - ثَلاَثًا
- اقْرَأْ: ﴿وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا﴾ وَ﴿سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى﴾ وَنَحْوَهَا»
Dari Jabir bin
Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu
pernah shalat (di belakang) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian
dia kembali ke kaumnya untuk mengimami shalat bersama mereka dengan membaca
surat Al Baqarah. Lalu seorang laki-laki pun keluar (dari shaf) lalu ia (memutus
untuk) shalat sendiri dengan meringankan, ternyata hal itu sampai kepada Mu’adz,
ia pun berkata: “Sesungguhnya dia adalah seorang munafik.” Ketika ucapan Mu’adz
sampai ke laki-laki tersebut, laki-laki itu langsung mendatangi Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam sambil berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami
adalah kaum yang memiliki pekerjaan menyiram ladang dan itu kami lakukan dengan
tangan sendiri, sementara semalam Mu’adz shalat mengimami kami dengan membaca
surat Al Baqarah, hingga saya keluar dari shaf, lalu dia mengiraku seorang
munafik.” Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Wahai Mu’adz,
apakah kamu hendak membuat fitnah,” -beliau mengucapkannya hingga tiga
kali- “Bacalah Was syamsi wadluhaaha dan wasabbih bismirabbikal a’la atau
yang serupa dengannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6106)
HADITS KE-19
عَنْ أَبِي كَبْشَةَ الأَنَّمَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ثَلَاثَةٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ:
مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ، وَلَا ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلِمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا
إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عِزًّا، وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ
اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ. وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ: إِنَّمَا الدُّنْيَا
لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ، عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ
رَبَّهُ، وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ، وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَفْضَلِ
المَنَازِلِ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ
النِّيَّةِ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ، فَهُوَ بِنِيَّتِهِ
فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا،
فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ، وَلَا يَصِلُ
فِيهِ رَحِمَهُ، وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَخْبَثِ المَنَازِلِ،
وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ
لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ»
Dari Abu Kabsyah
Al-Anmari Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Tiga hal, aku bersumpah atasnya: tidaklah
harta seorang berkurang karena sedekah, tidaklah seseorang diperlakukan secara
lalim lalu ia bersabar melainkan Allah akan menambahkan kemuliaan untuknya, dan
tidaklah seorang hamba membuka pintu minta-minta melainkan Allah akan
membukakan pintu kemiskinan untuknya, -atau kalimat sepertinya-. Dan aku
akan mengatakan suatu hal pada kalian, hendaklah kaian menjaganya: sesungguhnya
dunia itu untuk empat orang: Pertama, seorang hamba yang dikarunia Allah harta
dan ilmu, dengan itu ia bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturrahim dan
ia mengetahui Allah memiliki hak padanya, dan ini adalah tingkatan yang paling
baik. Kedua, selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta,
niatnya tulus, ia berkata: ‘Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan
melakukan seperti amalan si fulan,’ maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan,
pahala mereka berdua sama. Ketiga, selanjutnya hamba yang diberi harta oleh
Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa ilmu dalam menggunakan
hartanya, ia tidak takut kepada Rabb-nya dengan harta itu dan tidak menyambung
silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya, ini adalah tingkatan
terburuk. Keempat, selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun
ilmu, ia bekata: ‘Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang
dilakukan si fulan,’ dan niatnya benar, dosa keduanya sama.” (HR.
At-Tirmidzi no. 2325)
HADITS KE-20
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: رَأَى سَعْدٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ
لَهُ فَضْلًا عَلَى مَنْ دُونَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ»
Dari Mus’ab bin Sa’ad,
ia berkata: Sa’ad Radhiyallahu ‘Anhu merasa memiliki jasa atas selainnya
lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Kamu ditolong dan
diberi rezki adalah karena orang-orang lemah dari kalian.” (HR. Al-Bukhari
no. 2896)
وَفِي رِوَايَةٍ: «إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا،
بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلَاتِهِمْ وَإِخْلَاصِهِمْ»
Dalam riwayat lain: “Allah
menolong umat ini disebabkan orang lemah dari umat ini: karena doa mereka,
shalat mereka, dan keikhlasan mereka.” (HR. An-Nasai no. 3178)
HADITS KE-21
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَطَبَّبَ، وَلَا يُعْلَمُ
مِنْهُ طِبٌّ، فَهُوَ ضَامِنٌ»
Dari Abdullah bin
Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Siapa yang
melakukan praktek pengobatan sementara ia tidak dikenal sebagai pakar
pengobatan, maka ia yang menanggung (resiko).” (HR. Abu Dawud no. 4586)
HADITS KE-22
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا أَدْرِي تُبَّعٌ أَنَبِيًّا كَانَ أَمْ
لَا؟ وَمَا أَدْرِي ذَا الْقَرْنَيْنِ أَنَبِيًّا كَانَ أَمْ لَا؟ وَمَا أَدْرِي الْحُدُودُ
كَفَّارَاتٌ لِأَهْلِهَا أَمْ لَا؟»
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Aku tidak tahu apakah Tubba seorang Nabi
atau bukan? Aku juga tidak tahu apakah Dzulqornain seorang Nabi atau bukan? Aku
juga tidak tahu apakah had menghapus dosa pelakunya atau tidak?” (HR.
Al-Hakim no. 104)
HADITS KE-23
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِكِتَابٍ أَصَابَهُ مِنْ بَعْضِ أَهْلِ الْكُتُبِ، فَقَرَأَهُ عَلَى النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَغَضِبَ، وَقَالَ: «أَمُتَهَوِّكُونَ فِيهَا يَا ابْنَ
الْخَطَّابِ؟! وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً،
لَا تَسْأَلُوهُمْ عَنْ شَيْءٍ فَيُخْبِرُوكُمْ بِحَقٍّ فَتُكَذِّبُوا بِهِ، أَوْ بِبَاطِلٍ
فَتُصَدِّقُوا بِهِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى كَانَ حَيًّا، مَا
وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي»
Dari Jabir bin
Abdillah bahwa Umar bin Khathab menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
sambil membawa Kitab dari Ahli Kitab lalu membacakannya di hadapan Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam lalu beliau marah dan bersabda, “Apakah kamu mulai ragu
kepada agamamu wahai putra Al-Khotob?! Demi Dzat yang jiwaku di TanganNya,
sungguh aku datang kepada kalian membawa kebenaran yang putih bersih. Janganlah
kalian bertanya kepada mereka apapun, karena boleh jadi mereka benar jawabannya
lalu kalian dustakan, atau batil jawabannya lalu kalian benarkan. Demi Dzat
yang jiwaku di TanganNya, andaikan Musa masih hidup maka dia tidak benarkan
kecuali mengikutiku.” (HR. Ahmad no. 15156)
HADITS KE-24
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَقُصُّ عَلَى النَّاسِ
إِلَّا أَمِيرٌ، أَوْ مَأْمُورٌ، أَوْ مُرَاءٍ»
Dari Abdullah bin
Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Tidak
boleh menegakkan qisos kepada manusia kecuali pemimpin, atau yang ditunjuk
pemimpin, atau orang yang diperintah.” (HR. Ahmad no. 6660)
HADITS KE-25
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا؛ أَنْ يُحَدِّثَ
بِكُلِّ مَا سَمِعَ»
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Seseorang cukup disebut pendusta jika ia
menyampaikan setiap apa yang ia dengar.”
(HR. Muslim no. 4-5)
HADITS KE-26
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ
كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ» قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ
يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً، قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ
جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ»
Dari Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak
akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari
kesombongan.” Seorang laki-laki bertanya, “Ada laki-laki menyukai
baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak
kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91)
HADITS KE-27
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا قَالَ الرَّجُلُ: هَلَكَ النَّاسُ؛ فَهُوَ
أَهْلَكُهُمْ»
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seseorang berkata: ‘Binasalah
manusia!’ Maka ia telah membinasakannya.” (HR. Muslim no. 2623)
HADITS KE-28
عَنْ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي قَائِمَةً بِأَمْرِ
اللَّهِ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ أَوْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ
اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ عَلَى النَّاسِ»
Dari Mu’awiyah Radhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sekelompok
umatku akan senantiasa tegak menjalankan perintah Allah – tidak membahayakan
mereka siapa yang menghinakan dan menyelisihi mereka – hingga datang Kiamat dan
mereka menang atas manusia.” (HR. Muslim no. 1037)
HADITS KE-29
عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ»
Dari Utsman Radhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Yang terbaik di antara kalian adalah yang
mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR.
Al-Bukhari no. 5027)
HADITS KE-30
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ
مَقَالَتِي فَوَعَاهَا وَحَفِظَهَا وَبَلَّغَهَا، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ
هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ. ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ: إِخْلَاصُ العَمَلِ لِلَّهِ،
وَمُنَاصَحَةُ أَئِمَّةِ المُسْلِمِينَ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ، فَإِنَّ الدَّعْوَةَ
تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ»
Dari Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Allah memperindah wajah seseorang yang mendengar perkataanku,
dia memahaminya, menghafalnya dan menyampaikannya. Bisa jadi orang yang
mengusung fiqih menyampaikan kepada orang yang lebih faqih darinya. Dan tiga
perkara yang mana hati seorang Muslim tidak akan luput terhadapnya:
mengikhlaskan amalan karena Allah, saling menasehati terhadap para pemimpin
kaum Muslimin, berpegang teguh terhadap jama’ah mereka, sesungguhnya da’wah
meliputi dari belakang mereka.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2658)
HADITS KE-31
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَيْكَ السَّمْعَ وَالطَّاعَةَ فِي عُسْرِكَ
وَيُسْرِكَ، وَمَنْشَطِكَ وَمَكْرَهِكَ، وَأَثَرَةٍ عَلَيْكَ»
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Kamu harus tetap mendengar dan patuh (kepada
pemimpin) baik dalam keadaan susah dan sulit, semangat dan benci, serta saat
hakmu diabaikan.” (HR. Muslim no. 1836)
HADITS KE-32
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لِأَخِيهِ:
يَا كَافِرُ!، فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا»
Dari Abdullah bin
Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Siapa
saja yang mengucapkan kafir kepada saudaranya, maka vonis itu akan kembali
kepada salah satu dari keduanya.” (HR. Al-Bukhari no. 6104 dan Muslim no.
60)
HADITS KE-33
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَنْ يَزَالَ المُؤْمِنُ فِي فُسْحَةٍ مِنْ
دِينِهِ، مَا لَمْ يُصِبْ دَمًا حَرَامًا»
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu
‘Anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Orang beriman senantiasa tentram agamanya
selagi tidak terlibat urusan darah yang diharamkan.” (HR. Al-Bukhari no.
6862)
HADITS KE-34
عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلًا خَطَبَ عِنْدَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: مَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ،
فَقَدْ رَشَدَ، وَمَنْ يَعْصِهِمَا، فَقَدْ غَوَى، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بِئْسَ الْخَطِيبُ أَنْتَ، قُلْ: وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ»
Dari Adi bin Hatim Radhiyallahu
‘Anhu, bahwa ada seseorang berkhutbah di sisi Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam dan ia berkata, “Siapa yang mentaati Allah dan RosulNya maka ia
mendapat petunjuk, dan siapa yang mendurhakai keduanya maka ia tersesat.”
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Penceramah
terjelek adalah kamu! Katakanlah: siapa yang mendurhakai Allah dan RasulNya.”
(HR. Muslim no. 870)
HADITS KE-35
عَنْ ثَوْبَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا
تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا»، فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ
يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: «بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ
السَّيْلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ،
وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ»، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: «حُبُّ الدُّنْيَا، وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ»
Dari Tsauban Radhiyallahu
‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Hampir-hampir
bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan
yang berada di mangkuk.” Seorang laki-laki berkata, “Apakah kami waktu itu
berjumlah sedikit?” Beliau menjawab: “Bahkan jumlah kalian pada waktu itu
sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan
mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al-Wahn.”
Seseorang lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu Al-Wahn?” Beliau menjawab:
“Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud no. 4297)
HADITS KE-36
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ
عَنْهُ، فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ
فَيَتَّبِعُهُ، مِمَّا يَبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ»، أَوْ «لِمَا يَبْعَثُ
بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ»
Dari Imron bin Husain
Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Siapa yang mendengar (kedatangan) Dajjal
hendaklah menjauhinya. Demi Allah, seorang laki-laki benar-benar akan
mendatangi Dajjal dan mengira bahwa ia adalah seorang Mukmin, lalu ia akan
mengikuti setiap subhat yang ditebarkannya.” (HR. Abu Dawud no. 4319)
HADITS KE-37
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: خَطَّ لَنَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا، ثُمَّ قَالَ:
«هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»، ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ،
ثُمَّ قَالَ: «هَذِهِ سُبُلٌ - قَالَ يَزِيدُ: مُتَفَرِّقَةٌ -، عَلَى
كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ»، ثُمَّ قَرَأَ: ﴿وَأَنَّ
هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ، فَتَفَرَّقَ
بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ﴾ [الأنعام:153]
Dari Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam membuat satu garis lurus untuk kami lalu bersabda: “Ini adalah
jalan Allah.” Lalu beliau menggores banyak garis ke kanan dan ke kiri lalu
bersabda, “Ini adalah jalan-jalan yang berseberangan, di mana setiap jalan
dari ini terdapat setan yang mengajak ke jalan tersebut.” Kemudian beliau
membaca ayat: “Dan inilah jalanKu yang lurus maka ikutilah jalan itu, dan
janganlah kamu mengikuti banyak jalan karena itu akan memalingkanmu dari
jalanNya.” (HR. Ahmad no. 4142)
HADITS KE-38
عَنِ ابْنِ عُمَرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْزِعُ العِلْمَ بَعْدَ
أَنْ أَعْطَاكُمُوهُ انْتِزَاعًا، وَلَكِنْ يَنْتَزِعُهُ مِنْهُمْ مَعَ قَبْضِ العُلَمَاءِ
بِعِلْمِهِمْ، فَيَبْقَى نَاسٌ جُهَّالٌ، يُسْتَفْتَوْنَ فَيُفْتُونَ بِرَأْيِهِمْ،
فَيُضِلُّونَ وَيَضِلُّونَ»
Dari Ibnu Amr Radhiyallahu
‘Anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Allah
tidak mencabut ilmu setelah Dia berikan kepada kalian secara spontanitas
(sekaligus), namun Allah mencabutnya dari mereka dengan cara mewafatkan para ‘ulama
yang sekaligus tercabut keilmuan mereka, sehingga yang tinggal hanyalah
manusia-manusia bodoh, mereka dimintai fatwa, lalu mereka memberikan fatwa
berdasarkan logika mereka sendiri, mereka sesat dan juga menyesatkan.” (HR.
Al-Bukhari no. 7307)
HADITS KE-39
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «سَابَقَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الخَيْلِ الَّتِي قَدْ أُضْمِرَتْ، فَأَرْسَلَهَا
مِنَ الحَفْيَاءِ، وَكَانَ أَمَدُهَا ثَنِيَّةَ الوَدَاعِ. وَسَابَقَ بَيْنَ الخَيْلِ
الَّتِي لَمْ تُضَمَّرْ، فَأَرْسَلَهَا مِنْ ثَنِيَّةِ الوَدَاعِ وَكَانَ أَمَدُهَا
مَسْجِدَ بَنِي زُرَيْقٍ» وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ مِمَّنْ سَابَقَ فِيهَا
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu
‘Anhuma, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berlomba pacuan kuda dengan kuda yang disiapkan sebagai kuda pacuan dimana beliau
melepasnya dari Al-Hafya’ dan batas akhirnya di Tsaniyatul Wada’. Dan beliau
juga berlomba pacuan dengan kuda yang bukan kuda pacuan dari Tsaniyatul Wada’
sampai batas akhirnya di masjid Bani Zuraiq.” Dan Ibnu ‘Umar Radhiyallahu
‘Anhuma adalah termasuk orang yang ikut dalam pacuan kuda itu. (HR. Al-Bukhari
no. 2870 dan Muslim no. 1870)
وَزَادَ مُسْلِمٌ فِي رِوَايَةٍ: «قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَجِئْتُ سَابِقًا
فَطَفَّفَ بِي الْفَرَسُ الْمَسْجِدَ»
Muslim menambahkan
dalam sebuah riwayat: Abdullah berkata: menyebutkan, “Akhirnya aku sebagai
pemenang, kuda itu sedemikian cepat menghantarkanku ke masjid dengan kecepatan
langkah dan lompatnya.” (HR. Muslim no. 1870)
وَأَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَزَادَ قَوْلَ ابْنَ عُمَرَ: «وَكُنْتُ فِيمَنْ
أَجْرَى، فَوَثَبَ بِي فَرَسِي جِدَارًا»
At-Tirmidzi
meriwayatkannya juga dan menambah ucapan Ibnu Umar: “Dan aku termasuk orang
yang mengikuti pacuan tersebut, lalu kudaku melompat tembok (setelah melewati
batas finis).” (HR. At-Tirmidzi no. 1699)
HADITS KE-40
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ»
Dari Ma’qil bin Yasar
Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Beribadah di masa-masa sulit (fitnah) seperti
hijroh kepadaku.” (HR. Muslim
no. 2948)