Mengenal Indonesia Lebih Dekat - Pustaka Syabab
Mengenal Indonesia Lebih Dekat Penulis: Nor Kandir, ST Penerbit: Pustaka Syabab Editor: Tim Pustaka Syabab Cet...
https://www.terjemahmatan.com/2018/03/mengenal-indonesia-lebih-dekat-pustaka.html?m=0
Mengenal Indonesia Lebih Dekat
Penulis: Nor Kandir, ST
Penerbit: Pustaka Syabab
Editor: Tim Pustaka Syabab
Cetakan: Pertama, 2018
Download PDF >> https://norkandirblog.files.wordpress.com/2018/03/mengenal-indonesia-lebih-dekat.pdf
Nusantara, demikian nama yang dikenal sebelum nama Indonesia. Sekarang lebih dikenal Indonesia atau NKRI, Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Biasanya untuk memudahkan, disingkat RI, Republik
Indonesia, adalah negara di Asia Tenggara yang
dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar
di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, nama alternatif yang biasa dipakai
adalah Nusantara. Dengan populasi lebih dari 263.846.946 juta jiwa pada tahun
2016, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara
yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 220 juta jiwa.
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih secara langsung.
Ibu kota negara Indonesia adalah Jakarta. Indonesia
berbatasan darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau
Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor.
Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di
India.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi
oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting
setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang
menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India.
Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti
para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang
saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era
penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda menyatakan
kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan,
ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, dan periode
perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia
terdiri atas bangsa asli pribumi yakni Austronesia dan Melanesia di mana bangsa
Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian
barat. Secara lebih spesifik, suku bangsa Jawa adalah suku bangsa terbesar
dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Semboyan
nasional Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika” (Berbeda-beda namun tetap satu), berarti keberagaman
yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia
memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar
kedua di dunia.
Indonesia juga anggota dari
PBB dan satu-satunya
anggota yang pernah keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan
bergabung kembali pada tanggal 28 September 1966 dan Indonesia tetap dinyatakan
sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia
pada tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga merupakan anggota
dari ASEAN, KAA, APEC, OKI, dan G-20.
Kata “Indonesia” berasal dari kata india yang merujuk kepada kepulauan
India dan nesos yang berarti “pulau”. Jadi, kata Indonesia berarti “kepulauan
India”, atau kepulauan yang berada di wilayah Hindia. Kepulauan ini awalnya
bernama India, tetapi karena mirip dengan wilayah India maka Belanda yang menjajah
kepulauan ini merasa memiliki dan menamainya Hindia.
Pada tahun 1850, George Windsor Earl, seorang berkebangsaan Inggris yang menjajah Indonesia, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia
untuk penduduk “Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu”. Murid dari Earl, James
Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan
India. Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia
Belanda tidak menggunakan
kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel);
Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië);
Timur (de Oost).
Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum
pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk
ekspresi politik. Adolf Bastian dari Universitas
Berlin memasyarakatkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln des
Malayischen Archipels, 1884–1894.
Wilayah kepulauan ini begitu menyita perhatian Belanda dan Inggris untuk
menguasa alam dan rempah-rempahnya sehingga mereka merasa perlu memberi nama
wilayah ini untuk memudahkan penyebutan. Mereka pun menamainya Indonesia.
Pada dasawarsa 1920-an, nama “Indonesia” yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan
geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia,
sehingga nama “Indonesia” akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas
suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Sebagai akibatnya, pemerintah
Belanda mulai curiga dan
waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi
Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri
Belanda (yang terbentuk
tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische
Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi
Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,
“Negara Indonesia Merdeka yang akan
datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia
Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan
kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu
tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan
suatu tanah air pada masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia
(Indonesiër) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”
Di Indonesia Dr. Sutomo mendirikan Indonesische
Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia
berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada tahun 1925 Jong
Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij
(Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “Indonesia”.
Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa
pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini
dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pelajar Indonesia pertama yang
menggunakannya ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara), yaitu ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda yang bernama Indonesisch
Pers Bureau pada tahun 1913.
Kepulauan Indonesia adalah tempat yang
ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas cara bercocok tanam padi, dan setidaknya sudah ada sejak abad ke-8 SM. Hal
ini menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh
berkembang dengan baik pada abad pertama Masehi. Selain itu, Indonesia yang
terletak di jalur perdagangan laut internasional dan antar pulau, telah menjadi
jalur pelayaran antara India dan Tiongkok selama beberapa abad. Sejarah Indonesia
selanjutnya mengalami banyak sekali pengaruh dari kegiatan perdagangan
tersebut.
Tidak diketahui secara pasti kapan Nusantara (nama sebelum Indonesia muncul) dihuni
manusia. Yang jelas, di masa-masa Islam muncul di Makkah pada abad ke-7 masehi,
Nusantara sudah berpenghuni. Ini dibuktikan dengan para pedagang Arab yang
melakukan perjalangan dagang ke Yaman dan berinteraksi dengan orang-orang
Nusantara di India atau di Jawa.
Orang-orang Arab memiliki kebiasaan perjalanan datang ke
Yaman dan Allah mengakabarkan hal ini dalam Al-Qur’an:
لإيلافِ قُرَيْشٍ * إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ
وَالصَّيْفِ * فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ * الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ
جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin
dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini
(Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy [106]: 1-4)
Para ahli tafsir mengatakan bahwa mereka safar pada musim
dingin ke Yaman. Yaman adalah wilayah yang dekat dengan Aceh (Sumatera) karena
hanya terpisah dengan India. Masuknya Islam ke Indonesia lewat gujarat
(pedagang India) menurut beberapa pakar sejarah, boleh jadi bukanlah warga
India asli, tetapi pedagang Arab yang tsansit di sana. Sehingga Islam
masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 masehi, bukan abad ke-14 sebagaimana yang
dinyatakan oleh Snouck Hurgronje.
Karena Nusantara bersebelahan
dengan India, maka kepercayaan Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia. Beberapa kerajaan terbentuk di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa sejak abad ke-4 hingga abad ke-14. Kutai,
merupakan kerajaan tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu
sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Di wilayah barat pulau Jawa, pada abad ke-4
hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan Tarumanegara. Pemerintahan
Tarumanagara dilanjutkan oleh kerajaan Sunda dari abad ke-7 sampai abad
ke-16. Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat di Jambi, Sumatera.
Sriwijaya mengalahkan Malayu
dan muncul sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa di Nusantara. Wilayah
kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa, semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol
perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Tiongkok Selatan. Di bawah pengaruh
Sriwijaya, antara abad ke-8 dan ke-10 wangsa Syailendra dan Sanjaya berhasil
mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di Jawa, dengan peninggalan
bersejarahnya seperti candi Borobudur dan candi Prambanan. Di akhir abad ke-13,
Majapahit yang beragama Hindu-Buddha berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di
bawah pimpinan mahapatih Gajah Mada, kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi
wilayah Indonesia.
Kedatangan pedagang-pedagang Arab dan Persia melalui
Gujarat, India, membawa agama Islam. Selain itu pelaut-pelaut
Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Zheng He) yang beragama Islam,
juga pernah menyinggahi wilayah ini pada awal abad ke-15. Para
pedagang-pedagang ini juga menyebarkan agama Islam di beberapa wilayah Nusantara. Samudera Pasai yang berdiri pada tahun 1267, merupakan
kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Kolonialisme artinya penjajahan. Indonesia juga merupakan
negara yang dijajah oleh banyak negara Eropa dan juga Asia, karena sejak zaman dahulu Indonesia merupakan negara
yang kaya akan hasil alamnya yang berlimpah, hingga membuat negara-negara Eropa
tergiur untuk menjajah dan bermaksud menguasai sumber daya alam untuk pemasukan
bagi negaranya. Negara-negara yang pernah menjajah Indonesia antara lain:
1.
Portugis pada tahun 1509,
berpusat di Maluku dan sampai ke Jepara, Jawa Tengah, lalu berhasil diusir pada
pada tahun 1595.
2.
Spanyol pada tahun 1521, berpusat
Sulawesi Utara, tetapi berhasil diusir pada tahun 1692. Spanyol awalnya adalah
negara Islam bernama Andalus lalu direbut pasukan Salib Kristen, lalu setelah
tahu Indonesia berpenduduk
Muslim, mereka berusaha untuk menjajahnya.
3.
Belanda pada tahun 1602,
sebagian besar wilayah Indonesia.
4.
Perancis (1795-1811).
Perancis menaklukan Republik Belanda pada 1795 dalam
Perang Revolusi Perancis, dan Perancis mendirikan Republik Batavia (1795-1806)
dan Kerajaan Hollandia (1806-1810) yang berstatus sebagai negara bawahan
Perancis. Dengan demikian, secara tidak langsung Perancis adalah penguasa
tertinggi Hindia Belanda. Pada 1810 Kerajaan Hollandia dileburkan dalam
Kekaisaran Pertama Perancis, sehingga wilayah Hindia Belanda menjadi jajahan
Perancis secara langsung. Meskipun demikian pemerintahan dan pertahanan tetap
dipegang oleh warga Belanda (termasuk Herman Willem Daendels dan dikenal
pro-Perancis). Kekuasaan Perancis berakhir pada tahun 1811 ketika Britania
mengalahkan kekuatan Belanda-Perancis di pulau Jawa.
5.
Britania Raya pada tahun 1811,
sejak ditandatanganinya Kapitulasi Tuntang yang salah satunya berisi penyerahan
Pulau Jawa dari Belanda kepada Britania.
Pada tahun 1814 dilakukanlah Konvensi London yang isinya pemerintah Belanda
berkuasa kembali atas wilayah jajahan Britania di Indonesia. Lalu baru pada tahun 1816, pemerintahan Britania di Indonesia
secara resmi berakhir.
6.
Jepang pada tahun 1942 dan berakhir pada tahun 1945, oleh
karena kekalahan Jepang kepada pasukan Sekutu.
Ketika
orang-orang Eropa datang pada awal abad ke-16, mereka menemukan beberapa
kerajaan yang dengan mudah dapat mereka kuasai demi mendominasi perdagangan
rempah-rempah. Portugis pertama kali
mendarat di dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Sunda Kelapa, tetapi
dapat diusir dan bergerak ke arah timur dan menguasai Maluku. Pada abad ke-17,
Belanda muncul sebagai
yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya, mengalahkan Britania Raya dan Portugal
(kecuali untuk koloni mereka, Timor Portugis). Pada masa itulah agama Kristen
masuk ke Indonesia sebagai salah satu
misi imperialisme lama yang dikenal sebagai 3G, yaitu Gold (emas), Glory
(menjajah), and Gospel (sebarkan Kristen). Belanda menguasai Indonesia
sebagai koloni hingga Perang Dunia II, awalnya melalui VOC, dan kemudian langsung oleh
pemerintah Belanda sejak awal abad ke-19. Di bawah sistem Cultuurstelsel
(Sistem Penanaman) pada abad ke-19, perkebunan besar dan penanaman paksa
dilaksanakan di Jawa, akhirnya menghasilkan keuntungan bagi Belanda yang tidak
dapat dihasilkan VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang lebih bebas setelah
1870, sistem ini dihapus. Setelah 1901 pihak Belanda memperkenalkan Kebijakan
Beretika, yang termasuk reformasi politik yang terbatas dan investasi yang
lebih besar di Hindia Belanda.
Data sejarah membuktikan bahwa semua penjajah adalah orang
Kristen dan penyembah berhala karena negara-negara penjajah adalah penganut
Kristen atau penyembah berhala, yaitu Potugis, Spanyol, Belanda, Britania Raya, dan Jepang. Adapun bangsa Arab, justru turut membantu
kemerdekaan bangsa Indonesia karena adanya
kesamaan agama, bangsa Arab dengan bangsa Nusantara dalam ikatan ukhwah
islamiyah (persaudaraan se-Islam). Untuk itu, ketika Soekarno mengumumkan
kemerdekaan, negara yang pertama kali mengakui secara internasional adalah
negara-negara Islam, terutama adalah Arab Saudi.
Pada masa Perang Dunia II, sewaktu Belanda dijajah oleh
Jerman, Jepang menguasai Indonesia. Setelah mendapatkan Indonesia pada tahun 1942, Jepang
ingin menguasa semua tataran ekonomi pribumi dari Sabang sampai Merauke. Pada
tahun 1945, Jepang dibom oleh Amerika karena perang perebutan kekuasaan di
antara mereka. Akhirnya pasukan Jepang di Indonesia, ditarik ke Jepang.
Kemudian, para tokoh agama dan cendekiawan seperti Bung Karno, Bung Hatta, Mas
Manshur, dan lainnya memanfaatkan kesempatan untuk memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pada
Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia dengan tujuan
untuk mensiasati agar para tokoh nasional bisa dikendalikan dan tidak
memproklamirkan kemerdekaan. Jepang memberi janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Namun, setelah Perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan
organisasi pemuda, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 yang pada saat itu sedang bulan Ramadhan. Setelah
kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan
Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan
perdana menteri. Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan
pasukan mereka.
Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan
ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai 'aksi
kepolisian' (politionele actie), atau dikenal oleh orang Indonesia sebagai Agresi
Militer. Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember
1949 sebagai negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat setelah
mendapat tekanan yang kuat dari kalangan internasional, terutama negara-negara
Islam. Mosi Integral Natsir pada tanggal 17 Agustus 1950, menyerukan kembalinya
negara kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia Serikat.
Soekarno kembali menjadi
presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil
presiden dan Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti
sekaligus merintis gerakan non-blok pada awalnya, kemudian menjadi lebih dekat
dengan blok sosialis, misalnya Republik Rakyat Tiongkok dan Yugoslavia. Tahun
1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara tetangga,
Malaysia, dan ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang semakin besar.
Selanjutnya pada tahun 1965 meletus kejadian G30S yang menyebabkan kematian 6
orang jenderal dan sejumlah perwira menengah lainnya. Muncul kekuatan baru yang
menyebut dirinya Orde Baru yang menyatakan Partai Komunis Indonesia sebagai otak di
belakang kejadian ini dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta
mengganti ideologi nasional menjadi berdasarkan paham sosialis-komunis.
Jenderal Soeharto menjadi Pejabat
Presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk mengamankan negara dari ancaman
komunisme. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin
melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu komunis dihukum. Tiga puluh
dua (32) tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan Orde Baru, sementara
masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama.
Soeharto menerapkan ekonomi
neoliberal dan berhasil mendatangkan investasi luar negeri yang besar untuk
masuk ke Indonesia dan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang besar, meski tidak merata. Pada awal Orde Baru
kebijakan ekomomi Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom lulusan Departemen
Ekonomi Universitas California, Berkeley, yang dipanggil “Mafia Berkeley”. Kemudian,
sebagian orang menuduh dan membuat makar untuk menggulingkan Soeharto karena
kepentingan politik. Akhirnya dia dipaksa turun dari jabatannya setelah aksi
demonstrasi besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk pada tahun
1998.
Masa Peralihan Orde Reformasi atau Era Reformasi
berlangsung dari tahun 1998 hingga 2001, ketika terdapat tiga masa presiden: Bacharuddin
Jusuf (BJ) Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri. Pada tahun 2004, diselenggarakan Pemilihan Umum satu
hari terbesar di dunia yang dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai presiden terpilih secara langsung oleh rakyat,
yang menjabat selama dua periode (2004-2009 dan 2009-2014). Dengan demikian
urutan presiden RI adalah
1.
Soekarno
2.
Soeharto
3.
BJ Habibie
4.
Abdurrahman Wahid (Gusdur)
5.
Megawati Putri Soekarno
6.
Susilo Bambang Yudhoyono
7.
Joko Widodo (Presiden
sekarang)
Indonesia kini sedang
mengalami masalah-masalah ekonomi, politik dan pertikaian bernuansa agama di
dalam negeri, dan beberapa daerah berusaha untuk melepaskan diri dari naungan
NKRI, terutama Papua. Timor Timur secara resmi memisahkan diri pada tahun 1999
setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah administrasi PBB menjadi negara
Timor Leste.
Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan Nias dilanda
dua gempa bumi besar yang totalnya menewaskan ratusan ribu jiwa. Kejadian ini
disusul oleh gempa bumi di Yogyakarta dan tsunami yang menghantam Pantai
Pangandaran dan sekitarnya, serta banjir lumpur di Sidoarjo pada 2006 yang
tidak kunjung terpecahkan.
Indonesia menjalankan
pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Seperti juga di
negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada
Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga
bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). MPR pernah menjadi lembaga
tertinggi negara unikameral, namun setelah amendemen ke-4 MPR bukanlah lembaga
tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga berubah. MPR setelah
amendemen UUD 1945, yaitu sejak 2004 menjelma menjadi lembaga bikameral
yang terdiri dari 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan
wakil rakyat melalui Partai Politik, ditambah dengan 132 anggota Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur independen.
Anggota DPR dan
DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik untuk masa jabatan lima tahun.
Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan dan
TNI/Polri. MPR saat ini diketuai oleh Zulkifli Hasan. DPR saat ini diketuai oleh Setya Novanto yang terkena kasus
korupsi e-KTP, sedangkan DPD saat ini diketuai oleh Mohammad Saleh.
Lembaga eksekutif berpusat pada
presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia adalah Kabinet
Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak
mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, presiden saat
ini yakni Joko Widodo yang diusung oleh
PDI Perjuangan juga menunjuk sejumlah pemimpin partai politik untuk duduk di
kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya
posisi lembaga legislatif di Indonesia.
Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh menteri tanpa portofolio
partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).
Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya
amendemen UUD 1945 dijalankan oleh Mahkamah
Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan administrasi para hakim. Meskipun
demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.
Berlawanan dengan Soekarno yang
anti-Imperialisme, antipati terhadap kekuatan barat, dan bersitegang dengan
Malaysia, hubungan luar negeri sejak “Orde baru”-nya Soeharto didasarkan pada
ekonomi dan kerja sama politik dengan negara-negara barat. Indonesia menjaga hubungan
baik dengan tetangga-tetangganya di Asia, dan Indonesia adalah pendiri ASEAN dan East Asia Summit.
Indonesia menjalin hubungan
kembali dengan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1990, padahal sebelumnya
melakukan pembekuan hubungan sehubungan dengan gejolak anti-komunis di awal
kepemerintahan Soeharto. Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
sejak tahun 1950, dan pendiri Gerakan Non Blok dan Organisasi Kelompok Islam
yang sekarang telah menjadi Organisasi Kerjasama Islam. Indonesia telah
menandatangani perjanjian ASEAN Free Trade Area,
Cairns Group, dan World Trade Organization, dan pernah menjadi anggota OPEC,
meskipun Indonesia menarik diri pada tahun 2008 sehubungan Indonesia bukan lagi
pengekspor minyak mentah bersih. Indonesia telah menerima bantuan kemanusiaan
dan pembangunan sejak tahun 1966.
Tentara Nasional Indonesia terdiri dari
TNI–AD (Angkatan Darat), TNI-AL (Angkatan Laut, termasuk Marinir) dan TNI-AU
(Angkatan Udara). Berkekuatan 400.000 prajurit aktif, memiliki anggaran 4% dari
GDP pada tahun 2006, tetapi terdapat kontroversi bahwa ada sumber-sumber dana
dari kepentingan-kepentingan komersial dan yayasan-yayasan yang dilindungi oleh
militer. Satu hal baik dari reformasi sejalan dengan mundurnya Soeharto adalah mundurnya
TNI dari parlemen setelah bubarnya Dwi Fungsi ABRI, walaupun pengaruh militer
dalam bernegara masih tetap kuat. Gerakan separatis di sebagian daerah Aceh dan
Papua telah menimbulkan
konflik bersenjata, dan terjadi pelanggaran HAM serta kebrutalan yang dilakukan
oleh keduabelah pihak. Setelah 30 tahun perseteruan sporadis antara Gerakan
Aceh Merdeka dan militer Indonesia, maka persetujuan gencatan senjata terjadi
pada tahun 2005. Di Papua, telah terjadi kemajuan yang mencolok, walaupun masih
terjadi kekurangan-kekurangan, dengan diterapkannya otonomi, dengan akibat berkurangannya
pelanggaran HAM.
Indonesia saat ini secara de
facto terdiri dari 34 provinsi, lima di antaranya memiliki status yang
berbeda (Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta, Papua Barat, Papua, dan
DKI Jakarta). Provinsi dibagi menjadi 416 kabupaten dan 98 kota atau 7024
daerah setingkat kecamatan atau 81626 daerah setingkat desa. Terdapat berbagai
istilah lokal untuk suatu daerah di Indonesia misal: kelurahan, desa, gampong,
kampung, nagari, pekon, atau istilah lain yang diakomodasi oleh Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tiap
provinsi memiliki DPRD Provinsi dan gubernur; sementara kabupaten memiliki DPRD
Kabupaten dan bupati; kemudian kota memiliki DPRD Kota dan wali kota; semuanya
dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu dan Pilkada. Bagaimanapun di
Jakarta tidak terdapat DPR Kabupaten atau Kota, karena Kabupaten Administrasi
dan Kota Administrasi di Jakarta bukanlah daerah otonom.
Provinsi Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Papua Barat, dan Papua
memiliki hak istimewa legislatur yang lebih besar dan tingkat otonomi yang
lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya. Contohnya, Aceh berhak membentuk
sistem legal sendiri; pada tahun 2003, Aceh mulai menetapkan hukum Syariah. Yogyakarta
mendapatkan status Daerah Istimewa sebagai pengakuan terhadap peran penting
Yogyakarta dalam mendukung Indonesia selama Revolusi.
Provinsi Papua, sebelumnya disebut Irian Jaya, mendapat status otonomi khusus
tahun 2001. DKI Jakarta, adalah daerah khusus ibukota negara. Timor Portugis digabungkan ke
dalam wilayah Indonesia dan menjadi provinsi Timor Timur pada 1976–1999, yang
kemudian memisahkan diri melalui referendum menjadi Negara Timor Leste.
NO
|
PROVINSI
|
IBUKOTA
|
Pulau Sumatera
|
||
1
|
Aceh
|
Banda Aceh
|
2
|
Sumatera Utara
|
Medan
|
3
|
Sumatera Barat
|
Padang
|
4
|
Riau
|
Pekan Baru
|
5
|
Kepulauan Riau
|
Tanjung Pinang
|
6
|
Jambi
|
Jambi
|
7
|
Sumatera Selatan
|
Palembang
|
8
|
Bangka Belitung
|
Pangkal Pinang
|
9
|
Bengkulu
|
Bengkulu
|
10
|
Lampung
|
Bandar Lampung
|
Pulau Jawa
|
||
11
|
DKI Jakarta
|
Jakarta
|
12
|
Banten
|
Serang
|
13
|
Jawa Barat
|
Bandung
|
14
|
Jawa Tengah
|
Semarang
|
15
|
DI Yogyakarta
|
Yogyakarta
|
16
|
Jawa Timur
|
Surabaya
|
Kepulauan Nusa Tenggara
|
||
17
|
Bali
|
Denpasar
|
18
|
Nusa Tenggara Barat
|
Mataram
|
19
|
Nusa Tenggara Timur
|
Kupang
|
Pulau Kalimantan
|
||
20
|
Kalimantan Barat
|
Pontianak
|
21
|
Kalimantan Tengah
|
Palangkaraya
|
22
|
Kalimantan Selatan
|
Banjarmasin
|
23
|
Kalimantan Timur
|
Samarinda
|
24
|
Kalimantan Utara
|
Tanjung Selor
|
Pulau Sulawesi
|
||
25
|
Sulawesi Barat
|
Mamuju
|
26
|
Sulawesi Selatan
|
Makassar
|
27
|
Sulawesi Tenggara
|
Kendari
|
28
|
Sulawesi Tengah
|
Palu
|
29
|
Gorontalo
|
Gorontalo
|
30
|
Sulawesi Utara
|
Manado
|
Kepulauan Maluku
|
||
31
|
Maluku
|
Ambon
|
32
|
Maluku Utara
|
Sofifi
|
Pulau Papua
|
||
33
|
Papua Barat
|
Manokwari
|
34
|
Papua
|
Jayapura
|
Indonesia adalah negara
kepulauan di Asia Tenggara yang
memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak
berpenghuni, yang menyebar di sekitar khatulistiwa, yang memberikan cuaca
tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari
95°'BT - 141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan
benua Australia/Oseania.
Wilayah Indonesia terbentang
sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia
adalah 1.922.570 km² dan luas
perairannya 3.257.483 km². Pulau
terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi Indonesia
bermukim. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107
km², Sumatera dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas
539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas
421.981 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan
territorial laut: 12 mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut,
searah penjuru mata angin, yaitu:
Utara
|
Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang
1.782 km, Singapura, Filipina, dan Laut Tiongkok Selatan
|
Selatan
|
Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Indonesia
|
Barat
|
Samudra Indonesia
|
Timur
|
Negara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820
km, Timor Leste, dan Samudra Pasifik
|
Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk
gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan
tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2
rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). Terdapat puluhan patahan
aktif di wilayah Indonesia.
Sebagian
ahli membagi Indonesia atas tiga wilayah geografis utama yakni:
- Kepulauan
Sunda Besar meliputi pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan,
Sulawesi.
- Kepulauan
Sunda Kecil meliputi Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
- Kepulauan
Maluku dan Irian
Pada
zaman es terakhir, sebelum tahun 10.000 SM (Sebelum Masehi), pada bagian barat
Indonesia terdapat daratan Sunda yang terhubung ke benua
Asia dan memungkinkan fauna dan flora Asia berpindah ke bagian barat
Indonesia. Di bagian timur Indonesia, terdapat daratan Sahul yang terhubung ke
benua Australia dan memungkinkan fauna dan flora Australia
berpindah ke bagian timur Indonesia. Pada bagian tengah terdapat pulau-pulau
yang terpisah dari kedua benua tersebut.
Karena
hal tersebut maka ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora dan fauna yakni:
- Daratan
Indonesia Bagian Barat dengan flora dan fauna yang sama dengan benua Asia.
- Daratan
Indonesia Bagian Tengah (Wallacea) dengan flora dan
fauna endemik/hanya terdapat pada daerah
tersebut.
- Daratan
Indonesia Bagian Timur dengan flora dan fauna yang sama dengan benua Australia.
Ketiga
bagian daratan tersebut dipisahkan oleh garis maya/imajiner yang dikenal
sebagai Garis Wallace-Weber, yaitu garis maya yang memisahkan Daratan Indonesia Barat dengan daerah Wallacea (Indonesia
Tengah), dan Garis Lyedekker, yaitu garis maya yang memisahkan daerah Wallacea
(Indonesia Tengah) dengan daerah IndonesiaTimur.
Berdasarkan
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, maka wilayah Indonesia dibagi menjadi 2 kawasan pembangunan:
- Kawasan
Barat Indonesia.
Terdiri dari Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Bali.
- Kawasan
Timur Indonesia.
Terdiri dari Sulawesi, Maluku, Irian/Papua,
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Terdiri
atas pulau-pulau utama: Sumatera, Kalimantan, Jawa
dan Sulawesi dan dengan ribuan pulau-pulau sedang dan kecil berpenduduk maupun
tak berpenghuni. Wilayah ini merupakan konsentrasi penduduk Indonesia dan tempat sebagian besar kegiatan ekonomi
Indonesia berlangsung.
Pulau Sumatera
Pulau
Sumatera, berdasarkan luas merupakan pulau terbesar keenam di dunia. Pulau ini
membujur dari barat laut ke arah tenggara dan melintasi khatulistiwa, seolah
membagi pulau Sumatera atas dua bagian, Sumatera belahan bumi utara dan Sumatera
belahan bumi selatan. Pegunungan Bukit Barisan dengan beberapa puncaknya yang
melebihi 3.000 m di atas permukaan laut, merupakan barisan gunung berapi aktif,
berjalan sepanjang sisi barat pulau dari ujung utara ke arah selatan; sehingga
membuat dataran di sisi barat pulau relatif sempit dengan pantai yang terjal
dan dalam ke arah Samudra Hindia dan dataran di sisi timur pulau yang luas dan
landai dengan pantai yang landai dan dangkal ke arah Selat Malaka, Selat Bangka
dan Laut China Selatan.
Dari
segi grafisnya Sumatera terbagi ke dalam berapa bagian yaitu Sumatera bagian
Utara, Sumatera bagian Tengah dan Sumatera bagian Timur.
Di
bagian utara pulau Sumatera berbatasan dengan Laut Andaman dan di bagian
selatan dengan Selat Sunda. Pulau Sumatera ditutupi oleh hutan tropik primer
dan hutan tropik sekunder yang lebat dengan tanah yang subur. Gunung berapi
yang tertinggi di Sumatera adalah Gunung Kerinci di Jambi, dan dengan gunung
berapi lainnya yang cukup terkenal yaitu Gunung Leuser di Aceh dan Gunung Dempo
di perbatasan Sumatera Selatan dengan Bengkulu. Pulau Sumatera merupakan
kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh patahan kerak bumi
disepanjang Bukit Barisan, yang disebut Patahan Sumatera; dan patahan kerak
bumi di dasar Samudra Hindia disepanjang lepas pantai sisi barat Sumatera.
Danau terbesar di Indonesia,
Danau Toba terdapat di pulau Sumatera.
Kepadatan
penduduk pulau Sumatera urutan kedua setelah pulau Jawa.
Saat
ini pulau Sumatera secara administratif pemerintahan terbagi atas 10 provinsi
yaitu:
Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan
Lampung dan 2 provinsi lain yang merupakan pecahan dari provinsi induk di pulau
Sumatera yaitu Riau Kepulauan dan Kepulauan Bangka Belitung.
Kalimantan (Borneo)
Kalimantan merupakan nama daerah wilayah Indonesia di pulau Borneo (wilayah negara Malaysia dan
Brunei juga ada yang berada di pulau Borneo), berdasarkan luas merupakan pulau
terbesar ketiga di dunia, setelah Irian dan Greenland. Bagian utara pulau
Kalimantan, Sarawak dan Sabah, merupakan wilayah Malaysia yang berbatasan
langsung dengan Kalimantan wilayah Indonesia dan wilayah Brunei Darussalam; di
bagian selatan dibatasi oleh Laut Jawa. Bagian barat pulau Kalimantan dibatasi
oleh Laut China Selatan dan Selat Karimata; di bagian timur dipisahkan dengan
pulau Sulawesi oleh Selat Makassar. Di bagian tengah pulau merupakan wilayah bergunung-gunung
dan berbukit; pegunungan di Kalimantan wilayah Indonesia tidak aktif dan
tingginya dibawah 2.000 meter di atas permukaan laut; sedangkan wilayah pantai
merupakan dataran rendah, berpaya-paya dan tertutup lapisan tanah gambut yang
tebal.
Pulau
Kalimantan dilintasi oleh garis katulistiwa sehingga
membagi pulau Kalimantan atas Kalimantan belahan bumi utara dan Kalimantan
belahan bumi selatan. Kesuburan tanah di pulau Kalimantan kurang bila dibanding
kesuburan tanah di pulau Jawa dan pulau Sumatera, demikian pula kepadatan
penduduknya tergolong jarang. Pulau Kalimantan sama halnya pulau Sumatera,
diliputi oleh hutan tropis yang lebat (primer dan sekunder). Secara geologik
pulau Kalimantan stabil, relatif aman dari gempa bumi (tektonik dan vulkanik)
karena tidak dilintasi oleh patahan kerak bumi dan tidak mempunyai rangkaian
gunung berapi aktif seperti halnya pulau Sumatera, pulau Jawa dan pulau
Sulawesi. Sungai terpanjang di Indonesia,
Sungai Kapuas, 1.125 kilometer, berada di pulau Kalimantan.
Saat
ini pulau Kalimantan secara administratif pemerintahan terbagi atas
5 provinsi yaitu:
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara
Pulau Jawa
Pulau
Jawa, merupakan pulau yang terpadat penduduknya per kilometer persegi di
Indonesia.
Pulau melintang dari Barat ke Timur, berada di belahan bumi selatan.
Barisan
pegunungan berapi aktif dengan tinggi di atas 3.000 meter di atas permukaan
laut berada di pulau ini, salah satunya Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung
Bromo di Jawa Timur yang terkenal sangat aktif. Bagian selatan pulau berbatasan
dengan Samudera India, pantai terjal dan dalam, bagian utara pulau berpantai
landai dan dangkal berbatasan dengan Laut Jawa dan dipisahkan dengan pulau
Madura oleh Selat Madura. Di bagian barat pulau Jawa dipisahkan dengan pulau Sumatera
oleh Selat Sunda dan di bagian timur pulau Jawa dipisahkan dengan pulau Bali
oleh Selat Bali.
Hutan
di pulau Jawa tidak selebat hutan tropik di pulau Sumatera dan pulau Kalimantan dan areal hutan dipulau Jawa semakin sempit
oleh karena desakan jumlah populasi di pulau Jawa yang semakin padat dan
umumnya merupakan hutan tersier dan sedikit hutan sekunder. Kota-kota besar dan
kota industri di Indonesia sebagian besar berada di pulau ini, dan ibukota Republik
Indonesia, Jakarta, terletak di pulau Jawa. Secara geologik, pulau Jawa
merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh patahan
kerak bumi lanjutan patahan kerak bumi dari pulau Sumatera, yang berada dilepas
pantai selatan pulau Jawa.
Saat
ini pulau Jawa secara administratif pemerintahan terbagi atas 6 provinsi yaitu:
Banten, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
dan Jawa Timur.
Pulau Sulawesi
Pulau Sulawesi, merupakan pulau yang terpisah dari
Kepulauan Sunda Besar bila ditilik dari kehidupan flora dan fauna oleh karena garis
Wallace berada di sepanjang Selat Makassar, yang memisahkan pulau Sulawesi dari
kelompok Kepulauan Sunda Besar pada zaman es. Pulau Sulawesi merupakan gabungan
dari 4 jazirah yang memanjang, dengan barisan pegunungan berapi aktif memenuhi
lengan jazirah, yang beberapa di antaranya mencapai ketinggian di atas 3.000
meter di atas permukaan laut; tanah subur, ditutupi oleh hutan tropik lebat
(primer dan sekunder).
Sulawesi
dilintasi garis katulistiwa di bagian seperempat utara pulau sehingga sebagian
besar wilayah pulau Sulawesi berada di belahan bumi selatan. Di bagian utara,
Sulawesi dipisahkan dengan pulau Mindanao - Filipina oleh Laut Sulawesi dan di
bagian selatan pulau dibatasi oleh Laut Flores. Di bagian barat pulau Sulawesi
dipisahkan dengan pulau Kalimantan oleh Selat Makassar, suatu selat dengan
kedalaman laut yang sangat dalam dan arus bawah laut yang kuat. Di bagian
timur, pulau Sulawesi dipisahkan dengan wilayah geografis Kepulauan Maluku dan Irian
oleh Laut Banda.
Pulau
Sulawesi merupakan habitat banyak satwa langka dan satwa khas Sulawesi; di
antaranya Anoa, Babi Rusa, kera Tarsius. Secara geologik pulau Sulawesi sangat
labil secara karena dilintasi patahan kerak bumi lempeng Pasifik dan merupakan
titik tumbukan antara Lempeng Asia,
Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik.
Saat
ini pulau Sulawesi secara administratif pemerintahan terbagi atas 6 provinsi
yaitu:
Sulawesi
Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan
Sulawesi Utara.
Kepulauan
Sunda Kecil merupakan gugusan pulau-pulau lebih kecil membujur di selatan
katulistiwa dari pulau Bali di bagian batas ujung barat Kepulauan Sunda Kecil,
berturut-turut ke timur adalah, pulau Lombok, pulau Sumbawa, pulau Flores,
pulau Solor, pulau Alor; dan sedikit ke arah selatan yaitu pulau Sumba, pulau
Timor dan pulau Sawu yang merupakan titik terselatan gugusan Kepulauan Sunda
Kecil.
Kepulauan
Sunda Kecil merupakan barisan gunung berapi aktif dengan tinggi sekitar 2.000
sampai 3.700 meter di atas permukaan laut. Diantaranya yang terkenal adalah
Gunung Agung di Bali, Gunung Rinjani di Lombok, Gunung Tambora di Sumbawa dan
Gunung Lewotobi di Flores. Kesuburan tanah di Kepulauan Sunda Kecil sangat
bervariasi dari sangat subur di Pulau Bali hingga kering tandus di Pulau Timor.
Di bagian utara gugus kepulauan dibatasi oleh Laut Flores dan Laut Banda dan di
selatan gugus kepulauan ini dibatasi oleh Samudera Hindia. Di bagian barat Kepulauan
Sunda Kecil dipisahkan dengan pulau Jawa oleh Selat Bali dan di bagian timur,
berbatasan dengan Kepulauan Maluku dan Irian (dipisahkan oleh Laut Banda) dan
dengan Timor Leste berbatasan darat di pulau Timor.
Berdasarkan
kehidupan flora dan fauna maka sebenarnya pulau Bali masih termasuk
Kepulauan Sunda Besar karena garis Wallace dari Selat Makassar di utara
melintasi Selat Lombok ke selatan, memisahkan pulau Bali dengan gugusan
Kepulauan Sunda Kecil lainnya pada zaman es.
Hutan
di Kepulauan Sunda Kecil sangat sedikit, bahkan semakin ke timur gugus pulau
maka hutan telah berganti dengan sabana; demikian juga kepadatan populasi di
Kepulauan Sunda kecil sangat bervariasi, dari sangat padat di pulau Bali dan
semakin ke timur gugus pulau maka kepadatan penduduk semakin jarang. Secara
geologik, kawasan Sunda Kecil juga termasuk labil karena dilintasi oleh patahan
kerak bumi di selatan gugusan Kepulauan Sunda Kecil yang merupakan lanjutan
patahan kerak bumi diselatan pulau Jawa. Komodo, reptilia terbesar di dunia
terdapat di pulau Komodo, salah satu pulau di kepulauan Sunda kecil. Danau Tiga
Warna, merupakan kawasan yang sangat unik juga terdapat di Kepulauan Sunda
Kecil, yaitu di Pulau Flores.
Saat
ini secara administratif pemerintahan Kepulauan Sunda kecil dibagi atas 3
provinsi yaitu: Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Maluku dan Irian, terdiri dari 1 pulau besar
yaitu pulau Irian dan beberapa pulau sedang seperti pulau Halmahera, pulau
Seram, pulau Buru dan Kepulauan Kei dan Tanimbar serta ribuan pulau-pulau kecil
lainnya baik berpenghuni maupun tidak. Garis Weber memisahkan kawasan
ini atas dua bagian yaitu Irian dan Australia dengan kepulauan Maluku sehingga di kepulauan
Maluku, flora dan fauna peralihan sedangkan di Irian, flora dan fauna
Australia.
Sebagian
besar kawasan ini tertutup hutan tropik primer dan sekunder yang lebat, kecuali
di kepulauan Tanimbar dan Aru merupakan semak dan sabana. Gunung berapi yang
tertinggi di kepulauan Maluku adalah Gunung Binaiya, setinggi 3.039 meter;
sedangkan di pulau Irian pegunungan berapi aktif memlintang dari barat ke timur
pulau, gunung yang tertinggi adalah Puncak Jaya setinggi 5.030 meter di atas
permukaan laut.
Pulau
Irian juga merupakan pulau dengan kepadatan penduduk yang paling jarang di
Indonesia,
yaitu sekitar 2 orang per kilometer persegi. Secara geologik, kawasan Maluku
dan Irian juga termasuk sangat labil karena merupakan titik pertemuan tumbukan
ketiga lempeng kerak bumi, Lempeng Asia,
Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik. Palung laut terdalam di
Indonesia terdapat di kawasan ini, yaitu Palung Laut Banda, kedalaman sekitar
6.500 meter dibawah permukaan laut.
Saat
ini secara administratif pemerintahan Kepulauan Maluku dan Irian dibagi atas:
Maluku
Utara, Maluku, Papua Barat dan Irian Jaya
Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi
oleh angin monsun barat dan monsun timur. Dari bulan November hingga Mei, angin
bertiup dari arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan di kawasan
Indonesia; dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara kering,
membawa sedikit uap air. Suhu udara di dataran rendah Indonesia berkisar antara
23 derajat Celsius sampai 28 derajat Celsius sepanjang tahun.
Namun
suhu juga sangat bevariasi; dari rata-rata mendekati 40 derajat Celsius pada
musim kemarau di lembah Palu - Sulawesi dan di pulau Timor sampai di bawah 0
derajat Celsius di Pegunungan Jayawijaya - Irian. Terdapat salju abadi di
puncak-puncak pegunungan di Irian: Puncak Trikora (Mt. Wilhelmina - 4730 m) dan
Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m).
Ada
2 musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau, pada
beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim di antara perubahan kedua
musim tersebut.
Curah
hujan di Indonesia rata-rata 1.600 milimeter setahun, namun juga
sangat bervariasi; dari lebih dari 7000 milimeter setahun sampai sekitar 500
milimeter setahun di daerah Palu dan Timor. Daerah yang curah hujannya rata-rata
tinggi sepanjang tahun adalah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau,
Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan delta
Mamberamo di Irian.
Setiap
3 sampai 5 tahun sekali sering terjadi El-Nino yaitu gejala penyimpangan cuaca
yang menyebabkan musim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat.
Setelah El Nino biasanya diikuti oleh La Nina yang berakibat musim hujan yang
lebat dan lebih panjang dari biasanya. Kekuatan El Nino berbeda-beda tergantung
dari berbagai macam faktor, antara lain indeks Osilasi selatan atau Southern
Oscillation.
Sumber daya alam Indonesia berupa minyak
bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara, emas, dan
perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar 10%,
perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan
sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km.
Indonesia merupakan negara
dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brasil.
Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati
yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang
punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy).
Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian
keuntungan secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik
sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan
kekayaan sumber daya alam tersebut. Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah
terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain:
Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada
daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis
tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.
Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada
titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya
akan mineral.
Daerah perairan di Indonesia kaya sumber
makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga
berbagai jenis sumber mineral.
Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan
adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di
Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari
jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia
juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet,
kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan
atas dari segi produksinya di dunia.
Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada
kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai
penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam,
nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu,
Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai
jenis tanaman.
Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2
juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.
Sesuai dengan konstitusi yang berlaku, yaitu berdasarkan
UUD 1945 pasal 31 ayat 4
dan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa
pemerintah Indonesia baik pusat maupun
daerah mesti mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari APBN dan
APBD di luar gaji pendidik dan biaya kedinasan. Namun pada tahun 2007, alokasi
yang disediakan tersebut baru sekitar 17.2 %, jauh lebih rendah dibandingkan
dengan negara Malaysia, Thailand, dan Filipina yang telah mengalokasikan
anggaran untuk pendidikan lebih dari 28%.
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh
pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur
maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi
tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Kemdikbud), dahulu bernama Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia (Depdiknas). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program
wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan (9) tahun, enam (6) tahun di
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga (3) tahun di sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir
14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama
9 (sembilan) yaitu Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) selama 3 tahun. Pendidikan dasar merupakan Program Wajib Belajar.
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan
pendidikan dasar, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) selama 3 tahun waktu tempuh
pendidikan.
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam
tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga dibagi
ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi.
Di samping yang disebutkan, di Indonesia ada lembaga
pendidikan agama yang biasa disebut pesantren dengan muatan materi pilihan
memahami Al-Qur’an, hadits, dan fiqih. Sebagian pesatren ada yang fokus di
unggulan bahasa Arab.
Kebanyakan para pejabat negara yang tidak kena kasus
korupsi dan baik kerjanya adalah para lulusan pesantren. Sebagian besar para
pejabat negara adalah lulusan pesantren atau dekat dengan pesantren.[]
Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung
dengan diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang menjadi mata uang
pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti menjadi Rupiah.
Pemerintahaan
Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan inflasi,
menstabilkan mata uang, penjadwalan ulang hutang luar negeri, dan berusaha
menarik bantuan dan investasi asing. Pada era tahun 1970-an harga minyak bumi
yang meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat
pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai
1981. Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain
berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali,
selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada
industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997.
Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis
ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu,
yang disertai pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden
Soeharto tanggal 21 Mei
1998.
Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup
stabil. Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2004 dan 2005 melebihi 5% dan
diperkirakan akan terus berlanjut. Namun, dampak pertumbuhan itu belum cukup
besar dalam memengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%. Perkiraan
tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, dan
terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari Rp 30.000
per hari.
Indonesia mempunyai sumber
daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah,
tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kelima di dunia,
meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah.
Hasil pertanian yang utama adalah beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet.
Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005.
Sedangkan sektor industri menyumbang 40,7%, dan sektor pertanian menyumbang
14,0%. Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang
daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja.
Sektor jasa mempekerjakan 36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%.
Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah Jepang,
Amerika Serikat, dan negara-negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura dan
Australia. Tentunya hal ini tidak imbang, di mana sejarah
Indonesia tidak lepas dari bantuan dan simpati negara-negara Timur Tengah.
Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi
masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh
korupsi yang merajalela dalam pemerintahan. Lembaga Transparency
International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143 dari 180
negara dalam Indeks Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007.
NO
|
KOTA
|
PROVINSI
|
POPULASI
|
1
|
Jakarta
|
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
|
9.988.495
|
2
|
Surabaya
|
Jawa Timur
|
2.805.906
|
3
|
Medan
|
Sumatera Utara
|
2.465.469
|
4
|
Bandung
|
Jawa Barat
|
2.339.463
|
5
|
Makassar
|
Sulawesi Selatan
|
1.651.146
|
6
|
Semarang
|
Jawa Tengah
|
1.621.384
|
7
|
Palembang
|
Sumatera Selatan
|
1.548.064
|
8
|
Bandar Lampung
|
Lampung
|
1.166.761
|
9
|
Batam
|
Kepulauan Riau
|
1.029.808
|
10
|
Padang
|
Sumatera Barat
|
872.271
|
11
|
Pekanbaru
|
Riau
|
855.221
|
12
|
Malang
|
Jawa Timur
|
808.945
|
Menurut sensus penduduk 2000, Indonesia memiliki populasi
sekitar 206 juta, dan diperkirakan pada tahun 2006 berpenduduk 222 juta. 130
juta (lebih dari 50%) tinggal di Pulau Jawa yang merupakan pulau berpenduduk
terbanyak sekaligus pulau di mana ibukota Jakarta berada. Sebagian besar (95%)
penduduk Indonesia adalah Bangsa Austronesia, dan terdapat juga kelompok-kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia terutama di Indonesia bagian
Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari
kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah,
misalnya Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan Minangkabau.
Selain itu juga ada penduduk pendatang yang jumlahnya
minoritas, di antaranya adalah etnis Tionghoa, India, dan Arab. Mereka sudah
lama datang ke Nusantara melalui
perdagangan sejak abad ke 8 M dan menetap menjadi bagian dari Nusantara. Di Indonesia terdapat sekitar 4
juta populasi etnis Tionghoa. Angka ini berbeda-beda karena hanya pada tahun
1930 dan 2000 pemerintah melakukan sensus dengan menggolong-golongkan
masyarakat Indonesia ke dalam suku bangsa dan keturunannya.
Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar
85,2% penduduk Indonesia, yang menjadikan Indonesia negara dengan penduduk Muslim
terbanyak di dunia. Sisanya beragama Protestan (8,9%), Katolik (3%), Hindu
(1,8%), Buddha (0,8%), dan lain-lain (0,3%). Selain agama-agama tersebut,
pemerintah Indonesia juga secara resmi mengakui Konghucu.
Mayoritas penduduk Indonesia bertutur dalam
bahasa daerah sebagai bahasa ibu dan bahasa sehari-hari, namun bahasa resmi
negara, yaitu Bahasa Indonesia, diajarkan di seluruh sekolah-sekolah di negara
ini dan dikuasai oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.
Ada lebih dari 300 kelompok etnik di Indonesia. Proporsi populasi jumlah suku bangsa di Indonesia
menurut sensus 2010 sebagai berikut:
Suku Bangsa
|
Populasi
|
%
|
Kawasan utama
|
Jawa
|
95.217.022
|
40,22
|
Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa
Timur, Lampung
|
Sunda
|
36.701.670
|
15,5
|
Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta
|
Batak
|
8.466.969
|
3,58
|
Sumatera Utara, Riau
|
Madura
|
7.179.356
|
3,03
|
Pulau Madura, Jawa Timur, Kalimantan Barat
|
Betawi
|
6.807.968
|
2,88
|
Jakarta, Jawa Barat
|
Minangkabau
|
6.462.713
|
2,73
|
Sumatera Barat, Riau
|
Bugis
|
6.359.700
|
2,69
|
Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah
|
Melayu
|
5.365.399
|
2,27
|
Pesisir timur Sumatera , Kalimantan Barat
|
Banten
|
4.657.784
|
1,97
|
Banten
|
Banjar
|
4.127.124
|
1,74
|
Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur
|
Aceh
|
4.091.451
|
1,73
|
Nanggroe Aceh Darussalam
|
Bali
|
3.946.416
|
1,67
|
Pulau Bali
|
Sasak
|
3.173.127
|
1,34
|
Pulau Lombok
|
Dayak
|
3.009.494
|
1,27
|
Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur
|
Tionghoa
|
2.832.510
|
1,2
|
Jabodetabek, Kalimantan Barat, Bangka Belitung
|
Makassar
|
2.672.590
|
1,13
|
Sulawesi Selatan
|
Cirebon
|
1.877.514
|
0,79
|
Jawa Barat
|
Gorontalo
|
1.251.494
|
0,53
|
Gorontalo
|
Minahasa
|
1.237.177
|
0,52
|
Sulawesi Utara
|
Indonesia memiliki sekitar
300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama
berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Tiongkok, Eropa, dan
termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa dan Bali
tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti Wayang Kulit yang
menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu Ramayana dan
Baratayuda.
Setelah Islam berkembang di Nusantara, sedikit demi sedikit budaya-budaya yang amoral atau
menyelisihi syariat menjadi pudar. Sebagian tradisi Hindu-Buddha yang masih
dipertahankan oleh sebagian masyarakat seperti sesajen untuk kuburan atau
penjaga laut Selatan, mulai ditinggalkan masyarakat karena dalam ajaran Islam
dianggap sebagai tradisi kesyirikan.
Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh
dunia adalah kerajinan Batik. Beberapa daerah yang terkenal akan industri Batik
meliputi Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, Pandeglang, Garut, Tasikmalaya dan
juga Pekalongan. Kerajinan Batik ini pun diklaim oleh negara lain dengan
industri Batiknya. Busana asli Indonesia dari Sabang sampai
Merauke lainnya dapat dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap
daerah antara lain baju Kurung dengan Songketnya dari Sumatera Barat
(Minangkabau), kain Ulos dari Sumatera Utara (Batak), busana Kebaya, busana
khas Dayak di Kalimantan, baju Bodo dari Sulawesi Selatan, busana Koteka dari
Papua dan sebagainya.
Arsitektur Indonesia mencerminkan
keanekaragaman budaya, sejarah, dan geografi yang membentuk Indonesia
seutuhnya. Kaum penyerang, penjajah, penyebar agama, pedagang, dan saudagar
membawa perubahan budaya dengan memberi dampak pada gaya dan teknik bangunan.
Tradisionalnya, pengaruh arsitektur asing yang paling kuat adalah dari India.
Tetapi, Tiongkok, Arab, dan sejak abad ke-19 pengaruh Eropa menjadi cukup
dominan.
Ciri khas arsitektur Indonesia kuno masih dapat
dilihat melalui rumah-rumah adat dan/atau istana-istana kerajaan dari tiap-tiap
provinsi. Taman Mini Indonesia Indah, salah satu objek wisata di Jakarta yang
menjadi miniatur Indonesia, menampilkan keanekaragaman arsitektur Indonesia
itu.
Olahraga yang paling populer di Indonesia adalah sepak bola
dan bulu tangkis. Liga Super Indonesia adalah liga klub sepak bola utama di Indonesia.
Olahraga tradisional Indonesia termasuk sepak takraw dan karapan sapi. Di wilayah
dengan sejarah perang antar suku, kontes pertarungan diadakan, seperti caci di
Flores, dan pasola di Sumba. Pencak silat adalah seni bela diri yang unik yang
berasal dari wilayah Indonesia. Di ajang kompetisi multi cabang, prestasi
atlet-atlet Indonesia tidak terlalu mengesankan.
Kuliner atau jenis-jenis makanan khas daerah adalah
beragam sesuai keberagaman daerah. Beberapa makanan Indonesia: soto ayam, sate kerang, telor pindang, perkedel dan es
teh manis.
Masakan Indonesia bervariasi bergantung
pada wilayahnya. Nasi adalah makanan pokok dan dihidangkan dengan lauk daging
dan sayur. Bumbu (terutama cabai), santan, ikan, dan ayam adalah bahan yang
penting.
Sepanjang sejarah, Indonesia telah menjadi
tempat perdagangan antara dua benua. Ini menyebabkan terbawanya banyak bumbu,
bahan makanan dan teknik memasak dari bangsa Melayu sendiri, India, Timur
tengah, Tionghoa, dan Eropa. Semua ini bercampur dengan ciri khas makanan Indonesia
tradisional, menghasilkan banyak keanekaragaman yang tidak ditemukan di daerah
lain. Bahkan bangsa Spanyol dan Portugis, telah mendahului bangsa Belanda dengan membawa
banyak produk dari dunia baru ke Indonesia.
Sambal, sate, bakso, soto, dan nasi goreng merupakan
beberapa contoh makanan yang biasa dimakan masyarakat Indonesia setiap hari.
Selain disajikan di warung atau restoran, terdapat pula aneka makanan khas Indonesia
yang dijual oleh para pedagang keliling menggunakan gerobak atau pikulan.
Pedagang ini menyajikan bubur ayam, mie ayam, mi bakso, mi goreng, nasi goreng,
aneka macam soto, siomay, sate, nasi uduk, dan lain-lain.
Rumah makan Padang yang menyajikan nasi Padang, yaitu
nasi disajikan bersama aneka lauk-pauk Masakan Padang, mudah ditemui di
berbagai kota di Indonesia. Selain itu Warung Tegal yang menyajikan masakan Jawa
khas Tegal dengan harga yang terjangkau juga tersebar luas. Nasi rames atau
nasi campur yang berisi nasi beserta lauk atau sayur pilihan dijual di warung
nasi di tempat-tempat umum, seperti stasiun kereta api, pasar, dan terminal
bus. Di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya dikenal nasi kucing sebagai
nasi rames yang berukuran kecil dengan harga murah, nasi kucing sering dijual
di atas angkringan, sejenis warung kaki lima. Penganan kecil semisal kue-kue
banyak dijual di pasar tradisional. Kue-kue tersebut biasanya berbahan dasar beras,
ketan, ubi kayu, ubi jalar, terigu, atau sagu.
Bukti tulisan tertua di Indonesia adalah berbagai
prasasti berbahasa Sanskerta pada abad ke-5 Masehi. Figur penting dalam sastra
modern Indonesia termasuk: pengarang Belanda Multatuli yang
mengkritik perlakuan Belanda terhadap Indonesia selama zaman penjajahan
Belanda; Muhammad Yamin dan Hamka yang merupakan penulis dan politikus
pra-kemerdekaan; dan Pramoedya Ananta Toer, pembuat novel Indonesia yang paling
terkenal. Selain novel, sastra tulis Indonesia juga berupa puisi, pantun, dan
sajak. Chairil Anwar merupakan penulis puisi Indonesia yang paling ternama.
Banyak orang Indonesia memiliki tradisi lisan yang kuat, yang membantu
mendefinisikan dan memelihara identitas budaya mereka.
Kebebasan pers di Indonesia meningkat setelah
berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Stasiun televisi termasuk 14 stasiun televisi swasta
nasional, dan jaringan daerah yang bersaing dengan stasiun televisi negeri
TVRI. Stasiun radio swasta menyiarkan berita mereka dan program penyiaran
asing. Dilaporkan terdapat 20 juta pengguna internet di Indonesia pada tahun
2007. Hingga tahun 2014, Jumlah netizen (pengguna internet) bertambah pesat
menjadi 83.7 juta orang atau terbanyak keenam di dunia.
Indonesia hanya memiliki
satu bahasa nasional atau bahasa negara, yakni Bahasa Indonesia. Campur tangan
negara terhadap bahasa nasional diselenggarakan melalui Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bahasa Indonesia adalah bahasa
nasional di Indonesia. Selain bahasa nasional, masyarakat Indonesia setidaknya
juga menguasai satu bahasa daerah, dan seringkali bahasa ibu mereka adalah
bahasa daerah tersebut, sedangkan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua mereka.
Ada 737 bahasa yang masih hidup di Indonesia dan bahasa daerah yang paling
banyak dipakai di Indonesia adalah bahasa Jawa
Jumlah pengguna bahasa sehari-hari di Indonesia menurut sensus
2010 sebagai berikut:
Bahasa
|
Populasi
|
Persentase
|
Jawa
|
68.044.660
|
31,79
|
Indonesia
|
42.682.566
|
19,94
|
Sunda
|
32.412.752
|
14,4
|
Melayu
|
7.901.386
|
3,69
|
Madura
|
7.743.533
|
3,62
|
Minangkabau
|
4.232.226
|
1,98
|
Banjar
|
3.651.626
|
1,71
|
Bugis
|
3.510.249
|
1,64
|
Bali
|
3.371.049
|
1,57
|
Batak
|
3.318.360
|
1,55
|
Cirebon
|
3.086.721
|
1,44
|
Sasak
|
2.691.127
|
1,26
|
Aceh
|
2.550.055
|
1,19
|
Betawi
|
2.244.648
|
1,05
|
Palembang
|
2.181.769
|
1,02
|
Indonesia memiliki lebih
dari 721 bahasa daerah. Di antara ratusan bahasa daerah tersebut, yang paling
banyak sebarannya adalah di Papua dan Kalimantan, sedangkan yang paling sedikit adalah di pulau Jawa.
Menurut jumlah penuturnya, bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia
berturut-turut adalah: Jawa (80 juta penutur), Melayu-Indonesia, Sunda, Madura,
Batak, Minangkabau, Bugis, Aceh, Bali, Banjar.
Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional telah
diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia kepada para
pelajar mulai jenjang pendidikan dasar. Meski demikian, dengan berbagai alasan
terdapat upaya untuk menghapus pelajaran bahasa Inggris di tingkat sekolah
dasar.
Bagi penganut agama Islam yang menjadi kaum mayoritas di Indonesia, bahasa Arab adalah bahasa asing yang memiliki kedudukan
khusus, karena harus dipraktikkan dalam ibadah harian tertentu, misalnya
Shalat. Oleh karena itu, para pendahulu bangsa sangat memperhatikan bahasa ini
kepada anak-anak sehingga menjadi kebiasaan dalam percakapan. Inilah sebabnya
kenapa banyak istilah dalam bahasa Indonesia yang sebenarnya adalah serapan
dari bahasa Arab, seperti masalah yang diserap dari “mas’alah” yang
artinya problem atau pertanyaan.
Flora adalah
keanekaragaman tumbuhan dan fauna adalah
keanekaragaman binatang. Wilayah Indonesia memiliki
keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi sehingga oleh beberapa pihak wilayah
ekologi Indonesia disebut dengan istilah “Mega biodiversity” atau “keanekaragaman
mahluk hidup yang tinggi” umumnya dikenal sebagai Indomalaya atau Malesia
berdasarkan penelitian bahwa 10 persen tumbuhan, 12 persen mamalia, 16 persen
reptil, 17 persen burung, 25 persen ikan yang ada di dunia hidup di Indonesia,
padahal luas Indonesia hanya 1,3 % dari luas Bumi. Kekayaan makhluk hidup Indonesia
menduduki peringkat ketiga setelah Brasil dan Kongo.
Meskipun demikian, Guinness World Records pada
2008 pernah mencatat rekor Indonesia sebagai negara
yang paling kencang laju kerusakan hutannya di dunia. Setiap tahun Indonesia
kehilangan hutan seluas 1,8 juta hektare. Kerusakan yang terjadi di daerah hulu
(hutan) juga turut merusak kawasan di daerah hilir (pesisir). Menurut catatan Down
The Earth, proyek Asian Development Bank (ADB) di sektor kelautan Indonesia
telah memicu terjadinya alih fungsi secara besar-besaran hutan bakau menjadi
kawasan pertambakan. Padahal hutan bakau, selain berfungsi melindungi pantai
dari abrasi, merupakan habitat yang baik bagi berbagai jenis ikan. Kehancuran
hutan bakau tersebut mengakibatkan nelayan harus mencari ikan dengan jarak
semakin jauh dan menambah biaya operasional mereka dalam mencari ikan. Selain
itu, hancurnya hutan bakau juga mengakibatkan semakin rentannya kawasan pesisir
Indonesia terhadap terjangan air pasang laut dan banjir, terlebih di musim
hujan.
1
1.922.570 km², 22
3
3.257.483 km², 22
A
Abdurrahman Wahid, 13, 14
Adolf Bastian, 4
APEC, 3
ASEAN, 3, 17
Asia, 1, 9, 17, 22, 23, 28, 30, 37
Australia, 1, 22, 23, 28, 29, 30, 38
Austronesia, 2, 39
B
Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, 13
Belanda, 2, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 45, 47
Bhinneka Tunggal Ika, 2
Britania Raya, 9, 10,
11
D
Dr. Sutomo, 5
E
eksekutif, 15
F
fauna, 23, 27, 29, 50
Flora, 50
G
G-20, 3
George Windsor Earl, 4
Gujarat, 8
H
Hindia Belanda, 2, 4, 5,
9, 10
I
Indonesia, i, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37,
38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 54, 55, 56
J
James Richardson Logan, 4
Joko Widodo, 14, 16
K
KAA, 3
Kalimantan, 1, 7, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 31, 41,
42, 49
Kerajaan Sriwijaya, 2
Ki Hajar Dewantara, 5
Komisi Yudisial, 16
L
legislatif, 15, 16
M
Mahkamah Agung, 16
Mahkamah Konstitusi, 16
Megawati Soekarnoputri, 13
Melanesia, 2, 39
Mohammad Hatta, 5, 12
Mohammad Saleh, 15
N
Nusantara, 1, 6, 7, 8, 11, 40, 42
O
OKI, 3
P
Papua, 1, 14, 17, 19, 21, 22, 24, 30, 42, 49
PBB, 3, 14
Perancis, 9
Perang Dunia II, 2, 10,
11
Portugis, 9, 10, 20, 45
Q
Quraisy, 6
S
Setya Novanto, 15
Soeharto, 13, 14,
17, 37, 47
Soekarno, 11, 12,
13, 14, 17
Spanyol, 9, 10, 45
Sriwijaya, 8
Susilo Bambang Yudhoyono, 13, 14
Suwardi Suryaningrat, 5
T
Timor Leste, 1, 14,
20, 22, 28
U
UUD 1945, 15, 16, 34
Y
yudikatif, 15
Z
Zulkifli Hasan, 15
1.
Hardhi. TR.
2014. Dakwah Sunan Gunung Jati dalam Proses Islamisasi Kesultanan Cirebon
Tahun 1479-1568. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
2.
Yusuf,
Mundzirin. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit
PUSTAKA, 2006.
3.
Dempwolff,
Otto (1923): Vergleichende Lautlehre des austronesischen Wortschatzes.
Erster Band: Induktiver Aufbau einer indonesischen Ursprache. (Beihefter zur
Zeitschrift fur Eingeborenen-Sprachen 15). Berlin: Dietrich Reimer /Andrews
& Steiner and hamburg: Friederichsen, De Gruyter
4.
Jones, Russel
(1973): Earl, Logan and “Indonesia”,
Archivep 6, 93-118.
5.
Schmidt,
Wilhelm (1899): Die sprachlichen Verhaltnisse Oceaniens (Melanesiens,
Polynesiens, Mikronesiens und Indonesiens) in ihrer Bedeutung fur die
Ethnologie. Mittheilungen der Anthropologischen Gesellschaft in Wien 29,
245-258.
6.
World Bank,
(2008), Spending for development: making the most of Indonesia's new
opportunities : Indonesia public expenditure review, World Bank
Publications.
7.
Friend, T.
(2003). Indonesian Destinies. Harvard University Press. ISBN
0-674-01137-6.
8.
Ricklefs, M.
C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300, Second
Edition. MacMillan. ISBN 0-333-57689-6.
9.
Schwarz, A.
(1994). A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s. Westview
Press. ISBN 1-86373-635-2.
10.
Taylor, Jean
Gelman (2003). Indonesia: Peoples and
Histories. New Haven and London: Yale University Press. ISBN
0-300-10518-5.
11.
Vickers,
Adrian (2005). A History of Modern Indonesia.
Cambridge University Press. ISBN 0-521-54262-6.
Situs