Download Hadits Arbain Muttafaqun ‘Alaih Untuk Hafalan
https://www.terjemahmatan.com/2017/03/download-hadits-arbain-muttafaqun-alaih.html?m=0
Hadits Arbain Muttafaqun ‘Alaih
Untuk Hafalan
Dikumpulkan dan Diurutkan Oleh:
Abu Zur’ah
ath-Thaybi
Download:
Penerbit : Pustaka Syabab Surabaya
Editor : Tim Pustaka Syabab
Layout :
Tim Pustaka Syabab
Cetakan : Pertama
Tahun : Dzulhijjah 1434 H
Oktober 2013 M
Dicetak
oleh Percetakan Cakrawala
Jl.
Kusuma 28 Berbek, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur
Fax.
(031) 866 2267
cakra_print@yahoo.com
Daftar Isi
Kata Pengantar è
Muqaddimah è
Hadits Ke-1: Ikhlas da
lam Niat è
Hadits Ke-2: Lima Rukun Islam è
Hadits Ke-3: Allah di Atas Langit è
Hadits Ke-4: Setan Musuh
Utama Manusia è
Hadits Ke-5: Keutamaan
al-Fatihah è
Hadits Ke-6: Keutamaan Puasa è
Hadits Ke-7: Bahaya Bid’ah è
Hadits Ke-8: Kunci Surga è
Hadits Ke-9: Isa Hamba dan
Utusan Allah è
Hadits Ke-10: Manisnya Iman è
Hadits Ke-11: Mencintai Sesama
Muslim è
Hadits Ke-12: Agama Syiah
Kafir è
Hadits Ke-13: Tanda Orang
Munafik è
Hadits Ke-14: Kaidah
Perintah dan Larangan è
Hadits Ke-15: Haramnya
Darah Muslim è
Hadits Ke-16: Ciri Beriman Kepada Allah dan Hari Akhir è
Hadits Ke-17: Ragam Sedekah è
Hadits Ke-18: Macam-Macam Fithrah è
Hadits Ke-19: Fitnah
Harta è
Hadits Ke-20: Keutamaan
Zuhud è
Hadits Ke-22: Keutamaan Ahli
al-Qur`an è
Hadits Ke-21: Adab Makan è
Hadits Ke-22: Keutamaan Ahli
al-Qur`an è
Hadits Ke-23: Hisnul Muslim è
Hadits Ke-24: Penyakit
dan Kesembuhan dari Allah è
Hadits Ke-25: Sabar Saat
Musibah è
Hadits Ke-26: Bahaya Fitnah
Wanita è
Hadits Ke-27: Wajib Menikahi
yang Beragama è
Hadits Ke-28: Akhlaq
adalah Kasih Sayang è
Hadits Ke-29: Hakikat Orang Kuat è
Hadits Ke-30: Hak-Hak Muslim è
Hadits Ke-31: Haramnya Nyanyian è
Hadits Ke-32: Bersabar dalam Berjihad è
Hadits Ke-33: Keutamaan Ahli Ilmu è
Hadits Ke-34: Haram Memberontak Penguasa Zhalim è
Hadits Ke-35: Haram Mengkafirkan Tanpa Ilmu è
Hadits Ke-36: Keutamaan Dai è
Hadits Ke-37: Dosa-Dosa Besar è
Hadits Ke-38: Yahudi
dan Nasrani Kafir è
Hadits Ke-39: Keutamaan
Ahli Sunnah è
Hadits Ke-40: Tanda Hari Kiamat è
Hadits Ke-41:
Dahsyatnya Neraka è
Hadits Ke-42: Indahnya
Surga è
Muqaddimah
Segala puji milik Allah dan semoga
shalawat dan salam tercurah untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amma
ba’du:
Kutaib ini disusun untuk turut serta
menambah semangat sebagian para pemuda Islam yang enggan menghafal
hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia dan penuh
berkah. Mereka enggan menghafal karena bisikan yang dihujamkan setan ke dalam hati mereka,
di antaranya ada yang menganggap kitab-kitab hadits terlalu besar dan tebal
sehingga membuat minder dan lemah semangat, dan yang lain beranggapan banyak
menghafal hadits justru mengacaukan hafalannya karena banyaknya hadits yang
mirip-mirip tapi tidak serupa redaksinya. Inilah tipu daya setan yang
menghalangi manusia dari jalan Allah ta’ala.
Akhirnya, semoga kutaib ini bisa
meringankan beban mereka dan menambah kecintaan mereka terhadap hadits
as-syarif. Wallahul muwaffiq.
Metode Penyusunan
Kutaib
- Hanya mencantumkan hadits muttafaqun ‘alaih, yaitu hadits yang telah disepakati keshahihannya oleh dua imam ahli hadits al-Bukhari dan Muslim. Al-Hafizh Ibnu Hajar (w. 852 H) berkata, “Dikatakan hadits Muslim muttafaqun ‘alaih dengan hadits al-Bukhari jika memiliki takhrij asal hadits yang sama dalam hal shahabat yang meriwayatkannya, meskipun terdapat sedikit perbedaan lafazh/redaksi hadits.” [Al-Lu’lu’ wal Marjân (hal. 4) oleh Fuad Abdul Baqi]
- Lebih mendahulukan redaksi hadits al-Bukhari daripada Muslim. Hanya saja, hadits muttafaqun ‘alaih di kitab Arbain an-Nawawi --sebanyak 9 hadits-- juga dimasukkan dalam kutaib ini dan kebanyakan hadits-hadits muttafaqun ‘alaih di sana bukan redaksi al-Bukhari. Penulis sengaja mencantumkan hadits-hadits itu di sini supaya para penghafal tidak terpecah hafalannya saat melanjutkan hafalan ke Arbain an-Nawawi.
- Hanya mencantumkan hadits-hadits qauli.
- Kode takhrij sebagai berikut: AN = Arbain an-Nawawi, SB = Shahih al-Bukhari, dan SM = Shahih Muslim.
Kelebihan Kutaib
Ini
Secara umum
Arbain an-Nawawi adalah kutaib yang paling unggul dalam tema ini karena
besarnya faidah yang terkandung di dalamnya. Adapun jika ditinjau dari beberapa
segi, Hadits Arbain
Muttafaqun ‘Alaih memiliki
beberapa kelebihan sebagai berikut:
- Hanya berisi hadits-hadits shahih muttafaqun ‘alaih yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim, sementara Arbain an-Nawawi berisi hadits-hadits yang shahih dan hasan bahkan sebagian dha’if, seperti hadits no. 27, 30, dan 41 sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab-kitab syarahnya.
- Hanya hadits-hadits pendek saja yang dicantumkan di kutaib ini sehingga mudah untuk dihafal --sebagaimana tujuan awal penulisan kutaib ini--, sementara Arbain an-Nawawi sebagian haditsnya panjang-panjang sehingga butuh kerja keras dalam menghafalnya.
- Hanya mencantumkan matan hadits saja sehingga mempermudah untuk dihafal, tetapi untuk melengkapi faidah penulis cantumkan dalam tanda kurung shahabat yang meriwayatkannya, dan takhrij hadits yang luas untuk hadits-hadits tertentu dalam footnote.
Usai menghafal semua hadits ini,
sangat dianjurkan untuk melanjutkannya ke Arbain an-Nawawi karena banyaknya kandungan
faidah dalam hadits-hadits di kutaib tersebut. Dikatakan bahwa pokok-pokok
agama Islam tercantum dalam Arbain an-Nawawi. Maka, meninggalkan Arbain an-Nawawi
berarti telah meninggalkan faidah yang begitu banyak dan melimpah.
Semoga Allah memperbanyak para pemuda
Islam yang mencintai hadits dan ahlinya, lalu menghafalnya, memahaminya, dan
membekas dalam kehidupannya.
Semoga pembaca mendapat manfaat dari
kutaib sederhana ini dan penulis mendapat pahala di sisi Allah yang maha
pemurah. Sesungguhnya Rabb-ku mahadekat lagi maha mengabulkan.
«رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا
إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ»
«وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ
الْحَمْدُ لِلَٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ»
Semoga shalawat dan
salam tercurah kepada pemuka para ahli hadits shallallahu ‘alaihi wa sallam,
keluarganya, para shahabatnya, dan para penghafal hadits seluruhnya.[]
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّباً
مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:
Hadits Ke-1: Ikhlas
dalam Niat
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّمَا الأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
إِلىَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرتُهُ إِلَى اللّٰهِ وَرَسُوُلِهِ، وَمَنْ
كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا
فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ»
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung dengan
niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya. Maka,
barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin
diraihnya atau wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang dia
berhijrah kepadanya.” [AN (no. 1), SB (no. 1), dan SM (no. 1907) dari Umar bin
Khaththab radhiyallahu ‘anhu][1]
Hadits Ke-2:
Lima Rukun Islam
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «بُنِيَ الْإِسْلاَمُ عَلَى
خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللّٰهِ،
وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ، وَصَوْمِ
رَمَضَانَ»
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima hal: syahadat lâ
ilâha illâllâh dan muhammadur rasûlûllâh, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.” [AN (no. 3), SB (no. 8), dan SM (no. 16) dari
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma][2]
Hadits Ke-3: Allah di Atas Langit
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَمَّا قَضَى اللّٰهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِى كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ
فَوْقَ الْعَرْشِ: إِنَّ رَحْمَتِى غَلَبَتْ غَضَبِى»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Setelah Allah menciptakan makhluk, Dia menulis di
Kitab-Nya yang berada di sisi-Nya di atas Arsy, ‘Sesungguhnya rahmat-Ku
mengalahkan murka-Ku.’” [SB (no. 3194) dan SM (no. 2571) dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-4: Setan Musuh Utama Manusia
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَأْتِى الشَّيْطَانُ
أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا؟ مَنْ خَلَقَ كَذَا؟ حَتَّى يَقُولَ:
مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللّٰهِ وَلْيَنْتَهِ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Setan mendatangi seseorang dari kalian lantas berkata,
‘Siapakah yang menciptakan ini? Siapakah yang menciptakan ini?’ Hingga dia
berkata, ‘Siapakah yang menciptakan Rabb-mu?’ Apabila ini terjadi, maka bacalah
taawwudz dan berhentilah.” [SB (no. 3276) dan SM (no. 134) dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-5: Keutamaan al-Fatihah
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ
يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat
al-Fatihah.” [SB (no. 756) dan SM (no. 394) dari Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu
‘anhu]
Hadits Ke-6:
Keutamaan Puasa
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا
يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُوْنَ؟ فَيَقُوْمُوْنَ
لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُواْ أُغْلِقَ فَلَمْ
يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yang disebut
ar-Rayyan yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari Kiamat.
Tidak akan masuk ke dalamnya seorang pun selain mereka. Dikatakan nanti, ‘Di
mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka, mereka pun berdiri, tidak masuk ke
dalamnya seorang pun selain mereka. Apabila mereka sudah masuk maka pintu
ditutup, sehingga tidak ada seorang pun yang masuk lagi.” [SB (no. 1896)
dan SM (no. 1152) dari Sahl bin
Sa’ad as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-7: Bahaya Bid’ah
قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ
رَدٌّ»
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-mengada dalam
urusan kami ini yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak.” [AN (no. 5), SB (no. 2697), dan SM (no. 1718) dari
Aisyah radhiyallahu ‘anha]
Hadits Ke-8: Kunci Surga
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ
النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُواْ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُوْلُ اللّٰهِ وَيُقِيْمُواْ الصَّلاةَ وَيُؤْتُواْ الزَّكَاةَ، فَإِذَا
فَعَلُواْ ذَلِكَ عَصَمُواْ مِنِّي دِمَاءَهَمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ
الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللّٰهِ تَعَالَى»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga
mereka bersyahadat lâ ilâha illâllâh dan muhammadur rasûlûllâh,
menegakkan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka melaksanakan hal tersebut,
maka mereka telah memelihara harta dan darah mereka dariku kecuali dengan hak Islam, dan hisab
mereka diserahkan kepada Allah Ta’ala.” [AN (no. 8), SB (no. 25), dan SM (no. 22) dari
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma]
Hadits Ke-9: Isa
Hamba dan Utusan Allah
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللّٰهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا
إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللّٰهُ
الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah
dengan hak selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad hamba dan
utusan-Nya, dan Isa hamba Allah dan Rasul-Nya dan kalimat-Nya yang dihujamkan
ke Maryam serta ruh dari-Nya, dan surga benar adanya, dan neraka benar adanya,
maka Allah akan memasukkannya ke surga meski berapapun amalnya.” [SB (no.
3435) dan SM (no. 28) dari Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-10: Manisnya
Iman
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ
وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيْمَانِ: أَنْ يَكُوْنَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ
إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلّٰهِ،
وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى
النَّارِ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tiga hal yang barangsiapa ada pada dirinya, akan mendapatkan
manisnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya,
dia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan dia benci kembali kepada
kekufuran sebagaimana dia benci dilempar ke dalam api.” [SB (no. 16) dan SM
(no. 43) dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-11: Mencintai
Sesama Muslim
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ يُؤمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى
يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak beriman (dengan sempurna) salah seorang dari kalian hingga
dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” [AN
(no. 13), SB (no. 13), dan SM (no. 45) dari Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-12: Agama Syiah Kafir
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِى،
فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ
أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيْفَهُ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Janganlah kalian mencela shahabat-shahabatku. Seandainya salah
seorang dari kalian bersedekah emas sepenuh gunung Uhud, tentu tidak bisa
menyamai sedekah satu mud mereka dan tidak pula setengahnya.” [SB (no.
3673) dan SM (no. 2541) dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-13: Tanda
Orang Munafik
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ
كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ
خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا
حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Empat hal yang barangsiapa ada pada seseorang maka dia seorang
munafik tulen, dan barangsiapa yang pada dirinya ada satu cabang dari itu maka
di dalam dirinya ada satu cabang kemunafikan hingga meninggalkannya: apabila
dipercaya khianat, apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan
apabila bertengkar curang.” [SB (no. 34) dan SM (no. 58) dari Abdullah bin
Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma]
Hadits Ke-14: Kaidah Perintah dan Larangan
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ
فَاجْتَنِبُوْهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فأْتُواْ مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ،
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ
وَاخْتِلافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Apa yang aku larang bagi kalian maka jauhilah dan apa yang aku
perintahkan kepada kalian maka kerjakan semampu kalian. Sesungguhnya yang
membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi
para nabi mereka.” [AN (no. 9), SB (no. 7288), dan SM (no. 1337) dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu][3]
Hadits Ke-15: Haramnya Darah Muslim
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ
مُسْلِمٍ إِلاَّ بإِحْدَى ثَلاَثٍ: الثَّيِّبُ الزَّانِيْ، وَالنَّفْسُ
بِالنَّفْسِ، وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ المُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena salah
satu dari tiga hal: orang yang berzina padahal sudah menikah, membunuh jiwa,
dan orang yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri dari jama’ah.” [AN
(no. 14), SB (no. 6878), dan SM (no. 1676) dari
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu][4]
Hadits Ke-16: Ciri Beriman Kepada
Allah dan Hari Akhir
قَالَ رَسُوْلُ
اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللّٰهِ
وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرَاً أَو لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللّٰهِ
وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، ومَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللّٰهِ واليَوْمِ
الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka
hendaklah dia berkata yang baik atau diam saja. Barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari Akhir, maka hendaklah dia memuliakan tetangganya. Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.”
[AN (no. 15), SB (no. 6475), dan SM (no. 47) dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu][5]
Hadits Ke-17:
Ragam Sedekah
قَالَ رَسُوْلُ
اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ
عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَومٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ
اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ في دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا
أَو تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ
صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ
الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Setiap persendian manusia wajib bersedekah setiap hari
di mana matahari terbit di hari itu: engkau mendamaikan antara dua orang adalah
sedekah, engkau menolong seseorang untuk menaiki tunggangannya atau
menggangkutkan barangnya ke atas tunggangannya adalah sedekah, kalimat yang
baik adalah sedekah, setiap langkah yang engkau ayunkan menuju shalat adalah
sedekah, dan engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” [AN (no. 26), SB (no. 2989), dan SM (no.
1009) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu][6]
Hadits Ke-18: Macam-Macam
Fithrah
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْفِطْرَةُ خَمْسٌ
-أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ-: الْخِتَانُ، وَالاِسْتِحْدَادُ، وَنَتْفُ
الإِبْطِ، وَتَقْلِيْمُ الأَظْفَارِ، وَقَصُّ الشَّارِبِ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Fithrah ada lima
–atau lima yang termasuk fithrah–: khitan,
mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memangkas
kumis.” [SB (no. 5889) dan SM (no. 257) dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu]
Hadits Ke-19: Fitnah Harta
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كَانَ الرَّجُلُ يُدَايِنُ
النَّاسَ، فَكَانَ يَقُوْلُ لِفَتَاهُ: إِذَا أَتَيْتَ مُعْسِرًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ،
لَعَلَّ اللّٰهَ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا» قَالَ: «فَلَقِيَ اللّٰهَ فَتَجَاوَزَ عَنْهُ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Dahulu ada seseorang yang memberi hutang kepada orang lain, lalu
dia berkata kepada pembantunya, ‘Jika kamu mendatangi orang yang kesulitan,
maafkan saja dia. Mudah-mudahan Allah memaafkan kita.’” Beliau bersabda,
“Lalu dia bertemu Allah lantas Dia mengampuninya.” [SB (no. 3480) dan SM
(no. 1562) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-20: Keutamaan Zuhud
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ
إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِى الْمَالِ وَالْخَلْقِ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ
هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apabila seseorang dari kalian melihat orang yang
diberi kelebihan karunia harta dan fisik, maka hendaklah dia melihat orang yang
di bawahnya.” [SB (no. 6490) dan SM (no. 2963) dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu]
Hadits Ke-21:
Adab Makan
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا غُلاَمُ! سَمِّ اللّٰهَ،
وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Wahai anak! Bacalah basmalah, makanlah dengan tangan
kananmu, dan makanlah yang terdekat denganmu.” [SB (no. 5376) dan SM (no.
2022) dari Umar bin Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-22: Keutamaan
Ahli al-Qur`an
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ، وَمَثَلُ الَّذِى
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ
أَجْرَانِ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur`an sedang dia hafal,
bersama malaikat yang mulia lagi taat. Perumpamaan orang yang membacanya dengan
terbata-bata dan berat membacanya, maka dia mendapat dua pahala.” [SB (no.
4937) dan SM (no. 798) dari Aisyah radhiyallahu ‘anha]
Hadits Ke-23: Hisnul
Muslim
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ يَقُوْلَنَّ
أَحَدُكُمُ: اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِى إِنْ شِئْتَ اللّٰهُمَّ ارْحَمْنِى إِنْ
شِئْتَ. لِيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ، فَإِنَّهُ لاَ مُكْرِهَ لَهُ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Janganlah sekali-kali seseorang dari kalian berdoa, ‘Ya
Allah ampuni saya jika Engkau mau, ya Allah rahmati saya jika Engkau mau.’ Namun,
hendaklah dia tegas dalam meminta, karena Dia tidak dipaksa.” [SB (no. 6339)
dan SM (no. 2679) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-24: Penyakit dan Kesembuhan dari Allah
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَذْهِبِ الْبَاسَ رَبَّ
النَّاسِ، اِشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِى، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ
يُغَادِرُ سَقَمًا»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia. Sembuhkanlah
dan Engkau adalah Penyembuh. Tidak ada obat kecuali obat-Mu, yaitu obat yang
tidak meninggalkan penyakit.” [SB (no. 5675) dan SM (no. 2191) dari Aisyah radhiyallahu
‘anha]
Hadits Ke-25: Sabar
Saat Musibah
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ
الْخُدُودَ، وَشَقَّ الْجُيُوْبَ، وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Bukanlah termasuk golongan kami seseorang yang menampar pipi,
merobek baju, dan berteriak ala jahiliyyah.” [SB (no. 1298) dan SM (no. 103) dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu]
Hadits Ke-26: Bahaya
Fitnah Wanita
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ
فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Aku tidak meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya
bagi kaum lelaki selain wanita.” [SB (no. 5096) dan SM (no. 2740) dari
Usamah bin Zaid bin
Haritsah radhiyallahu ‘anhuma]
Hadits Ke-27: Wajib
Menikahi yang Beragama
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ:
لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ
تَرِبَتْ يَدَاكَ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, nasabnya,
kecantikannya, dan agamanya. Nikahilah karena agamanya, maka kamu akan
bahagia.” [SB (no. 5090) dan SM (no. 1466) dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu]
Hadits Ke-28: Akhlaq adalah Kasih Sayang
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ
يُرْحَمُ»
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang tidak sayang, maka tidak akan disayang.” [SB (no. 6013)
dan SM (no. 2319) dari Jarir
bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-29: Hakikat Orang Kuat
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَيْسَ الشَّدِيْدُ
بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ»
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang kuat itu
bukan yang kuat bantingannya, tetapi orang kuat itu yang bisa mengendalikan
dirinya saat marah.” [SB (no. 6114) dan SM (no. 2609) dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu]
Hadits Ke-30: Hak-Hak Muslim
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى
الْمُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ، وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ، وَاتِّبَاعُ
الْجَنَائِزِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Hak muslim atas muslim lainnya adalah menjawab salam,
menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang
bersin.” [SB (no. 1240) dan SM (no. 2162) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-31: Haramnya Nyanyian
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَأَنْ يَمْتَلِئَ
جَوْفُ رَجُلٍ قَيْحًا يَرِيْهِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَمْتَلِئَ شِعْرًا»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sungguh perut seseorang diisi dengan nanah yang busuk
lebih baik daripada diisi dengan sya’ir/nyanyian.” [SB (no. 6155) dan SM
(no. 2257) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-32: Bersabar dalam Berjihad
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تَمَنَّوْا لِقَاءَ
الْعَدُوِّ وَسَلُوْا اللّٰهَ الْعَافِيَةَ، فَإِذَا لَقِيتُمُوْهُمْ
فَاصْبِرُوْا، وَاعْلَمُواْ أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلاَلِ السُّيُوْفِ»
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah
kalian mengharap bertemu musuh
dan mintalah kepada Allah keselamatan. Namun, apabila kalian bertemu mereka
maka bersabarlah. Ketahuilah bahwa surga itu berada di bawah bayang-bayang
pedang.” [SB (no. 3025) dan SM (no. 1742) dari Abdullah bin Abi Aufa radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-33: Keutamaan Ahli Ilmu
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ
فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ
أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ»
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang
hakim mengambil keputusan dengan berijtihad lalu ternyata benar, maka dia
mendapat dua pahala. Apabila dia mengambil keputusan dengan berijtihad lalu
ternyata salah, maka dia mendapat satu pahala.” [SB (no. 7352)
dan SM (no. 1716) dari
Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-34: Haram Memberontak
Penguasa Zhalim
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَطَاعَنِيْ فَقَدْ
أَطَاعَ اللّٰهَ، وَمَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ عَصَى اللّٰهَ، وَمَنْ أَطَاعَ أَمِيْرِيْ
فَقَدْ أَطَاعَنِيْ، وَمَنْ عَصَى أَمِيْرِيْ فَقَدْ عَصَانِيْ»
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang mentaatiku, maka sungguh dia telah mentaati Allah. Barangsiapa yang
mendurhakaiku, maka sungguh dia telah mendurhakai Allah. Barangsiapa mentaati
amirku, maka sungguh dia telah mentaatiku. Barangsiapa yang mendurhakai amirku,
maka sungguh dia telah mendurhakaiku.” [SB (no. 7137)
dan SM (no. 1835) dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-35: Haram Mengkafirkan
Tanpa Ilmu
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ
لأَخِيْهِ: يَا كَافِرُ! فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا»
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lelaki mana
saja yang mengucapkan kepada saudaranya, ‘Wahai kafir!’ maka salah satu
dari keduanya akan pulang dengan membawa vonis tersebut.” [SB (no. 6104)
dan SM (no. 60) dari
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma]
Hadits Ke-36: Keutamaan Dai
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ
ظُلْمًا إِلاَّ كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا، لِأَنَّهُ
أَوَّلُ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ»
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah satu jiwa dibunuh
secara zhalim, melainkan anak Adam yang pertama menanggung dosanya, karena
dialah yang pertama kali memberi contoh pembunuhan.” [SB (no. 3335)
dan SM (no. 1677) dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu]
Hadits Ke-37: Dosa-Dosa Besar
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اِجْتَنِبُواْ السَّبْعَ
الْمُوْبِقَاتِ!» قَالُوا: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: «الشِّرْكُ
بِاللّٰهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللّٰهُ إِلاَّ
بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ
الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Jauhilah enam hal yang membinasakan!” Orang-orang bertanya,
“Wahai Rasulullah, apa saja itu?” Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah,
sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak, memakan riba,
memakan harta anak yatim, melarikan diri saat perang berkecamuk, dan menuduh
wanita baik-baik yang mukminah lagi lalai dari berbuat keji.” [SB (no.
2766) dan SM (no. 89) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Hadits Ke-38: Yahudi dan Nasrani Kafir
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ
شِبْرًا بِشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ سَلَكُواْ جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ»،
قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ، الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: «فَمَنْ؟»
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian pasti akan
mengikuti prilaku orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta, hingga seandainya mereka masuk lubang dhab (sejenis biawak) tentu kalian juga
memasukinya.” Kami
bertanya, “Ya Rasulullah, apakah maksudnya orang-orang Yahudi dan Nasrani?”
Beliau menjawab, “Siapa lagi?” [SB (no. 3456) dan SM (no. 2669) dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu
‘anhu]
Hadits Ke-39: Keutamaan Ahli Sunnah
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ يَزَالُ مِنْ أُمَّتِى
أُمَّةٌ قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللّٰهِ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلاَ مَنْ
خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللّٰهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ»
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan senantiasa ada
sekelompok umatku yang tegak di atas perintah Allah. Tidak akan membahayakan
mereka orang-orang yang menentangnya dan tidak pula orang-orang yang
menyelisihinya, hingga datang urusan Allah kepada mereka, sementara mereka
tetap dalam keadaan seperti itu.” [SB (no. 3641) dan SM (no. 1037) dari Muawiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu
‘anhuma]
Hadits Ke-40: Tanda Hari
Kiamat
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ
السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَكْثُرَ الْجَهْلُ، وَيَكْثُرَ الزِّنَا،
وَيَكْثُرَ شُرْبُ الْخَمْرِ، وَيَقِلَّ الرِّجَالُ، وَيَكْثُرَ النِّسَاءُ حَتَّى
يَكُوْنَ لِخَمْسِيْنَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ»
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di
antara tanda-tanda hari Kiamat adalah diangkatnya ilmu, banyaknya kebodohan,
maraknya zina, banyaknya minuman keras, sedikitnya
kaum laki-laki, dan banyaknya kaum perempuan hingga lima puluh perempuan
dibawahi satu orang
lelaki.” [SB (no. 5231) dan SM (no. 2671) dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu]
Hadits Ke-41: Dahsyatnya Neraka
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ
النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَرَجُلٌ تُوْضَعُ فِى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ
جَمْرَةٌ يَغْلِى مِنْهَا دِمَاغُهُ»
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan siksanya pada
hari Kiamat adalah seseorang yang diletakkan di kedua telapak kakinya batu bara
yang menyebabkan otaknya mendidih.” [SB (no. 6561) dan SM (no. 213) dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu
‘anhuma]
Hadits Ke-42: Indahnya Surga
قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قَالَ اللّٰهُ:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيْ الصَّالِحِيْنَ مَا لاَ عَيْنَ رَأَتْ وَلاَ أُذُنَ
سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، فَاقْرَءُواْ إِنْ شِئْتُمْ: ((فَلاَ
تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ))»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Aku telah menyediakan bagi
hamba-hamba-Ku yang shalih apa yang tidak pernah dilihat mata, didengar
telinga, dan terbesit di hati manusia.’ Bacalah jika kalian mau, ‘Maka,
tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang disembunyikan bagi mereka berupa
pemandangan yang menyejukkan mata.’” [SB (no. 3244) dan SM (no. 2824) dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu]
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Semoga shalawat dan salam tercurah
untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para
shahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Wallahul
muwaffiq.[]
Ditulis Oleh:
Abu Zur’ah ath-Thaybi
[1] Hadits ini diriwayatkan oleh para imam ahli hadits terkemuka: al-Bukhari (no. 1, 54, 2529, 3898, 5070, 6689, dan 6953), Muslim
(no. 1907), at-Tirmidzi (no. 1647), an-Nasa`i (no. 75, 3437, dan 3794) dalam al-Mujtabâ dan
(no. 78, 4717, 5601, dan 11804) dalam as-Sunan al-Kubrâ, Ibnu Majah (no.
4227), Ahmad (no. 168 dan 300) dalam Musnadnya, Ibnu
Khuzaimah (no. 142) dalam Shahîhnya, Ibnu Hibban (no. 388 dan 4868) dalam Shahîhnya,
ath-Thabarani (no. 40 dan 7050) dalam al-Mu’jam al-Ausath, al-Baihaqi
(no. 181) dalam as-Sunan al-Kubrâ dan (no. 6419) dalam Syu’abul Iman,
ad-Daruquthni (no. 131) dalam Sunannya, ath-Thayalisi (no. 37) dalam Musnadnya,
Abu Awanah (no. 7438) dalam al-Mustakhrâj, al-Bazzar (no. 257) dalam Musnadnya,
al-Humaidi (no. 28) dalam Musnadnya, dan Ibnul Jarud (no. 64) dalam al-Muntaqâ.
Namun sejauh penelitian, tidak didapatkan redaksi yang sama persis dengan
hadits tersebut di kitab-kitab mereka. Yang paling mendekati adalah redaksi
dari Abu Dawud (no. 2201) dengan (يَتَزَوَّجُهَا) sebagai ganti
(يَنْكِحُهَا).
[2] Dalam redaksi al-Bukhari tanpa lafazh (البَيْت). Redaksi yang sama persis diriwayatkan Ahmad (no. 5672 dan 6015) dalam
Musnadnya dan Ibnu Khuzaimah (no. 309) dalam Shahîhnya.
[3] Hadits ini diriwayatkan oleh para imam ahli hadits terkemuka: al-Bukhari
(no. 7288), Muslim (no. 1337), at-Tirmidzi (no. 2679), an-Nasa`i (no. 2619)
dalam al-Mujtabâ dan (no. 3585) dalam as-Sunan al-Kubrâ, Ibnu
Majah (no. 2), Ahmad (no. 7367, 7501, 8144, 8664, 9523, 9780, 9887, 10028,
10255, 10429, 10607, dan 10705) dalam Musnadnya, Ibnu Khuzaimah (no.
2508) dalam Shahîhnya, Ibnu Hibban (no. 18-21, 2105, 2106, 3704, dan
3705) dalam Shahîhnya, ath-Thabarani (no. 2715 dan 8773) dalam al-Mu’jam
al-Ausath, al-Baihaqi (no.
1029 dan 1472) dalam as-Sunan al-Kubrâ, ad-Daruquthni (no. 2705 dan 2707) dalam Sunannya,
Abu Ya’la (no. 6305 dan 6676) dalam Musnadnya, dan al-Humaidi (no. 1158)
dalam Musnadnya. Namun sejauh penelitian, tidak didapatkan redaksi yang sama persis dengan hadits tersebut di kitab-kitab hadits mereka. Yang
paling mendekati adalah redaksi Imam Muslim (no. 1337) dan al-Baihaqi (no.
1029) dalam as-Sunan al-Kubrâ dengan lafazh (فأْتُوا
مِنْهُ) diganti (فَافْعَلُوْا
مِنْهُ).
[4] Hadits ini diriwayatkan oleh para imam ahli hadits terkemuka: al-Bukhari (no. 6879), Muslim (no. 1676), at-Tirmidzi
(no. 1402), Abu Dawud (no. 4352), an-Nasa`i (no. 4016
dan 4721) dalam al-Mujtabâ dan (no. 3465 dan 6897) dalam as-Sunan
al-Kubrâ, Ibnu Majah (no. 2534), Ahmad (no. 3621,
4065, 4245, 4429, dan 25475) dalam Musnadnya, Ibnu
Khuzaimah (no. 142) dalam Shahîhnya, Ibnu Hibban (no. 4407, 4408, 5976, dan 5977) dalam Shahîhnya, al-Baihaqi (no. 16819) dalam as-Sunan al-Kubrâ,
Ibnu Abi Syaibah (no. 27901 dan 36492) dalam Mushannafnya, Abdurrazzaq
(no. 18704) dalam Mushannafnya, ad-Darimi (no. 2344 dan 2491) dalam Sunannya,
ad-Daruquthni (no. 3090) dalam Sunannya, Abu Ya’la (no. 5202) dalam Musnadnya,
Ibnu Abi Syaibah (no. 244) dalam Musnadnya, Abu Awanah (no. 6154 dan
6175) dalam Mustakhrâjnya, al-Bazzar (no. 6175) dalam Musnadnya,
dan al-Humaidi (no. 119) dalam Musnadnya. Namun sejauh penelitian, tidak
ditemukan yang sama persis dengan redaksi tersebut dalam kitab-kitab mereka.
Redaksi yang mendekati diriwayatkan Abu Dawud ath-Thayalisi (no. 287) dalam Musnadnya
tetapi dengan (تَارِكٌ) dalam bentuk nakirah, bukan
makrifat.
[5] Redaksi ini diriwayatkan Muslim. Adapun riwayat al-Bukhari dengan lafazh (فَلْيُكْرِمْ
جَارَهُ) diganti (فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ).
Mantab, ijin save min :)
BalasHapus