Nawaqidhul Islam – Pembatal Islam: Matan dan Terjemah
https://www.terjemahmatan.com/2015/11/nawaqidhul-islam-pembatal-islam-matan.html?m=0
Nawaqidhul Islam – Pembatal Islam: Matan dan Terjemah
Edisi Revisi (Dibawah)
PDF REVISI >> https://docs.google.com/uc?export=download&id=1IL33PXWdP3jM20Aw47clqpXzgjqryhI7
Download Nawaqidhul Islam
File APK (Android) – 2 MB: https://drive.google.com/file/d/0B1iVgc7j_tdiR1BsRHZmZFZYRjg/view?usp=sharing
File DOC (ARAB) – 0,1 MB: https://drive.google.com/file/d/0B1iVgc7j_tdiajVIeXVGem91aW8/view?usp=sharing
***
Judul
Asli:
نَوَاقِـضُ الإِسْلَامِ
Penulis:
لِإِمَامِ
الدَّعْوَةِ الشَّيْخِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الوَهَّابِ بْنِ سُلَيْمَانِ
التَّمِيمِيِّ
Cetakan:
Mutunul
Hifzh lil Qashimi
Edisi Terjemah:
Nawaqidhul Islam – Pembatal Islam: Matan dan Terjemah
Penerjemah:
Tim Ahli Akademi Matan
Penerbit
Terjemahan:
Pustaka
Syabab Surabaya
MUQODDIMAH PENERJEMAH
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا
كَثِيْرًا طَيِّباً مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ،
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:
Syaikh
Al-Qasimi Pengajar di Masjid Madinah memiliki kitab silsilah hafalan matan
mulai dari tingkatan 1 sampai tingkatan 4, dan terjemahan kutaib ini mengacu
kepada kitab tersebut.
Dalam
menyusun naskah kitab Nawaqidhul Islam ini, beliau mengacu kepada
manuskrip-manuskrip berikut:
1.
Manuskrip
tulisan tangan di perpustakaan Malik Abdul Aziz di Riyadh, KSA, no. 3687,
tertanggal 1281 H.
2.
Manuskrip
tulisan tangan di Universitas Malik Saud, KSA, no. M/2/1091, tertanggal 1287 H.
3.
Manuskrip
tulisan tangan di Markaz Malik Faishal, KSA, no. F/10/2938, tertanggal 1325 H.
4.
Manuskrip
tulisan tangan di perpustakaan Malik Abdul Aziz di Riyadh, KSA, no. 435.
Untuk
itu, naskah ini bisa dijadikan acuan menghafal para penuntut ilmu. Semoga Allah
menerima dari kita semua.[]
Surabaya,
Sya’ban 1439 H/Mei 2018
TAAM - Tim
Ahli Akademi Matan
MATAN NAWAQIDHUL
ISLAM
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اِعْلَمْ أَنَّ مِنْ أَعْظَمِ نَوَاقِضِ الإِسْلَامِ عَشَرَةً:
اَلْأَوَّلُ: الشِّرْكُ فِي عِبَادَةِ اللهِ تَعَالَى، وَالدَّلِيلُ
قَوْلُ اللهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ
وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء﴾، وَمِنْهُ: الذَّبْحُ لِغَيْرِ اللهِ،
كَمَنْ يَذْبَحُ لِلْجِنِّ أَوْ لِلْقَبْرِ.
Ketahuilah bahwa termasuk
pembatal keislaman terbesar ada 10 yaitu:
Pertama: syirik dalam beribadah kepada-Nya. Dalilnya adalah firman-Nya: “Sesungguhnya Allâh tidak
mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa di bawahnya bagi siapa yang
dikehendaki-Nya?”
(QS. An-Nisâ [4]: 48)
Di antara syirik adalah
menyembelih untuk selain Allâh seperti orang yang menyembelih untuk jin atau
orang mati.
الثَّانِي: مَنْ جَعَلَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ
اللهِ وَسَائِطَ، يَدْعُوهُمْ، وَيسْأَلُهُمُ الشَّفَاعَةَ، وَيَتَوَكَّلُ عَلَيْهِمْ،
كَفَرَ إِجْمَاعًا.
Kedua: siapa menjadikan
perantara-perantara antara dirinya dengan Allâh
di mana dia berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada mereka, dan
bertawakkal kepada mereka, maka dia kafir berdasarkan ijma’.
الثَّالِثُ: مَنْ لَمْ يُكَفِّرِ
المُشْرِكِينَ أَوْ شَكَّ فِي كُفْرِهِمْ، أَوْ صَحَّحَ مَذْهَبَهُم،ْ كَفَرَ
إِجْمَاعًا.
Ketiga: siapa yang tidak
mengkafirkan orang-orang musyrik, ragu akan kekafiran mereka,
atau membenarkan keyakinan mereka, maka dia kafir berdasarkan ijma’.
الرَّابِعُ: مَنِ اعْتَقَدَ أَنَّ غَيْرَ
هَدْيِ النَّبِيِّ ﷺ أَكْمَلُ مِنْ هَدْيِهِ أَوْ أَنَّ حُكْمَ غَيْرِهِ أَحْسَنُ
مِنْ حُكْمِهِ -كَالَّذِينَ يُفَضِّلُونَ
حُكْمَ الطَّوَاغِيتِ عَلَى حُكْمِهِ- فَهُوَ كَافِرٌ.
Keempat: siapa yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam lebih sempurna daripada petunjuk beliau,
atau selain hukum beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih baik
daripada hukum beliau seperti orang-orang yang lebih mendahulukan hukum thaghut
daripada hukum beliau, maka dia kafir.
الخَامِسُ: مَنْ أَبْغَضَ شَيْئًا مِمَّا
جَاءَ بِهِ الرَّسُولُ ﷺ - وَلَوْ عَمِلَ بِهِ
- كَفَرَ إِجْمَاعًا، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللهُ
فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ﴾.
Kelima: siapa membenci apa pun
dari apa yang dibawa Rasulullâh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meskipun
mengerjakannya, maka ia kafir. Dalilnya adalah firman-Nya: “Demikian itu karena
mereka membenci apa yang Allâh turunkan sehingga Dia menghapus amal
kebaikannya.” (QS. Muhammad [47]: 9)
السَّادِسُ: مَنِ اسْتَهْزَأَ بِشَيْءٍ مِنْ دِيْنِ اللهِ،
أَوْ ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ، كَفَرَ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿قُلْ
أَبِاللهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ * لاَ تَعْتَذِرُواْ
قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ﴾.
Keenam: siapa yang mengolok-olok apa pun dari agama Allâh, atau pahala-Nya, atau
siksa-Nya adalah kafir. Dalilnya adalah firman-Nya: “Katakanlah: apakah
terhadap Allâh, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian mengolok-ngolok. Tidak
perlu meminta maaf karena sungguh kalian telah kafir setelah kalian beriman.”
(QS. At-Taubah [9]: 65-66)
السَّابِعُ: السِّحْرُ - وَمِنْهُ: الصَّرْفُ
وَالعَطْفُ-، فَمَنْ فَعَلَهُ أَوْ رَضِيَ بِهِ كَفَرَ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ
تَعَالَى: ﴿وَمَا يُعَلِّمَانِ
مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ﴾.
Ketujuh: sihir misalnya sharf dan ‘athf. Siapa yang
melakukannya atau ridha terhadapnya maka kafir. Dalilnya adalah firman-Nya: “Keduanya
tidak mengajari seorangpun kecuali mengatakan: kami hanyalah fitnah maka
janganlah kamu kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 102)
الثَّامِنُ: مُظَاهَرَةُ المُشْرِكِينَ وَمُعَاوَنَتُهُمْ
عَلَى المُسْلِمِينَ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لاَ
يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِين﴾.
Kedelapan: menolong orang-orang musyrik dan membantu mereka dalam melawan kaum Muslimin.
Dalilnya adalah firman-Nya: “Siapa dari kalian yang berloyal kepada mereka
maka ia bagian dari mereka. Sesungguhnya Allâh tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang zhalim.” (QS. Al-Mâ`idah [5]: 51)
التَّاسِعُ: مَنِ اعْتَقَدَ أَنَّ بَعْضَ
النَّاسِ لَا يَجِبُ عَلَيْهِ اتِّبَاعُ النَّبِيِّ ﷺ، وَأَنَّهُ يَسَعُهُ
الخُرُوجُ عَنْ شَرِيعَتِهِ
ﷺ -كَمَا وَسِعَ الخَضِرَ الخُرُوجُ عَنْ شَرِيعَةِ مُوسَى عَلَيهِ السَّلَامُ-،
فَهُوَ كَافِرٌ.
Kesembilan: siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia tidak wajib
mengikuti Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan ia boleh keluar dari
syariat beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana Khidhir keluar
dari syariat Musa ‘Alaihissalam, maka ia kafir.
العَاشِرُ: الإِعْرَاضُ عَنْ دِينِ
اللهِ -لَا يَتَعَلَّمُهُ وَلَا يَعْمَلُ بِهِ-، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا
إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ﴾.
Kesepuluh:
berpaling dari agama Allâh dengan
tidak mempelajarinya atau mengamalkannya. Dalilnya firman-Nya: “Dan siapakah
yang lebih zhalim daripada seseorang yang dibacakan kepadanya ayat-ayat
Rabb-nya lalu dia berpaling darinya. Sesungguhnya Kami akan menghukum orang-orang pendosa.” (QS. As-Sajdah [32]: 22)
وَلَا فَرْقَ فِي جَمِيعِ هَذِهِ
النَّوَاقِضِ بَيْنَ الهَازِلِ وَالجَادِّ وَالخَائِفِ إِلَّا المُكْرَهِ.
Tidak ada perbedaan dalam
pembatal-pembatal ini antara orang yang bercanda, serius, atau takut kecuali
orang yang dipaksa.
وَكُلُّهَا مِنْ أَعْظَمِ مَا يَكُونُ
خَطَرًا، وَمِنْ أَكْثَرِ مَا يَكُونُ وُقُوعًا، فَيَنْبَغِي لِلْمُسْلِمِ أَنْ
يَحْذَرَهَا وَيَخَافَ مِنْهَا
عَلَى نَفْسِهِ. نَعُوذُ بِاللهِ مِنْ مُوجِبَاتِ غَضَبِهِ، وَأَلِيمِ عِقَابِهِ.
Semua pembatal ini termasuk
perkara besar yang perlu diwaspadai dan termasuk perkara yang sering terjadi.
Wajib bagi setiap Muslim untuk mewaspadainya dan takut menimpa dirinya. Kita
berlindung kepada Allâh dari mendapatkan kemurkaan-Nya dan pedihnya siksa-Nya.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ.
Semoga
Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan
para Sahabatnya.
***
تَمَّتْ بِحَمْدِ
اللهِ
Artikel http://terjemahmatan.blogspot.com
بارك الله فيكم
BalasHapusSyukron akhi
BalasHapusSyukron jaziila..
BalasHapusJazakallah Khair , sangat bermanfaat sekali..
BalasHapusWaah masya allah sangat membantu oh ya apa ada yg terjemahan tuhfathul athfal
BalasHapusPembatal keislaman nomor 9 ada ketidak sesuaian antara matan dengan terjemahan. Kalau ngikuti terjemahan harusnya : انَّ بعض الناس لا يجب عليه اتّباع النبيّ صلى الله عليه وسلم
BalasHapusMohon maaf bila kurang berkenan.
Ana tidak paham maksudnya, Mas Makarim?
Hapusالتَّاسِعُ: مَنِ اعْتَقَدَ أَنَّ بَعْضَ النَّاسِ لَا يَجِبُ عَلَيْهِ اتِّبَاعُ النَّبِيِّ ﷺ، وَأَنَّهُ يَسَعُهُ الخُرُوجُ عَنْ شَرِيعَتِهِ ﷺ -كَمَا وَسِعَ الخَضِرَ الخُرُوجُ عَنْ شَرِيعَةِ مُوسَى عَلَيهِ السَّلَامُ-، فَهُوَ كَافِرٌ.
Kesembilan: siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia tidak wajib mengikuti Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan ia boleh keluar dari syariat beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana Khidhir keluar dari syariat Musa ‘Alaihissalam, maka ia kafir.
Mungkin ini bisa langsung Antum diedit disini.
Barokallah ustadz..
BalasHapus