Hadits Arba’in Nawawi: Matan dan Terjemah
https://www.terjemahmatan.com/2015/11/Hadits-Arbain-Nawawi-Matan-dan-Terjemah.html?m=0
Hadits Arba’in Nawawi: Matan dan Terjemah
revisi (di bawah)
Download Hadits Arbain
pdfhttps://docs.google.com/uc?export=download&id=1y663ezmd4AFNIEwc-zxnzUHmNWroxuMT
***
Judul Asli:
الأربعين النووية
Penulis:
Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasqi (w. 676 H)
Penerbit:
Tim Ahli Akademi Matan
Penerbit Terjemahan:
Pustaka Syabab Surabaya
DAFTAR ISI
[Muqaddimah Penerjemah]
Hadits ke-1: Amal Tergantung Niat
Hadits ke-2: Pengertian Islam, Iman, dan Ihsan
Hadits ke-3: Rukun Islam
Hadits ke-4: Proses Penciptaan Manusia dan Takdir yang
Menyertainya
Hadits ke-5: Bahaya Bid’ah
Hadits ke-6: Halal dan Haram
Hadits ke-7: Agama adalah Nasihat
Hadits ke-8: Haram Darah Seorang Muslim
Hadits ke-9: Menjalankan Perintah Semampunya
Hadits ke-10: Meninggalkan yang Haram
Hadits ke-11: Tinggalkan Apa yang Meragukan
Hadits ke-12: Tinggalkan Apa yang Tidak Berguna
Hadits ke-13: Di Antara Kesempurnaan Iman
Hadits ke-14: Sebab-Sebab Darah Ditumpahkan
Hadits ke-15: Di Antara Akhlak Seorang Mukmin
Hadits ke-16: Jangan Marah
Hadits ke-17: Berbuat Baik Atas Segala Sesuatu
Hadits ke-18: Bertakwalah Kepada Allah
Hadits ke-19: Jagalah Allah, Maka Dia akan Menjagamu
Hadits ke-20: Malu Akhlak Para Nabi
Hadits ke-21: Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah!”
Hadits ke-22: Amalan yang Memasukkan ke Surga
Hadits ke-23: Setiap Manusia Berbuat
Hadits ke-24: Janganlah Kalian Saling Menzhalimi
Hadits ke-25: Setiap Kebaikan adalah Sedekah
Hadits ke-26: Setiap Persendian Wajib Bersedekah
Hadits ke-27: Kebaikan dan Dosa
Hadits ke-28: Mendengar dan Ta’at
Hadits ke-29: Pintu-Pintu Kebaikan
Hadits ke-30: Batasan-Batasan Allah
Hadits ke-31: Buah Zuhud
Hadits ke-32: Tidak Ada Bahaya dan Tidak Boleh
Membahayakan
Hadits ke-33: Bukti Wajib Bagi Penuntut
Hadits ke-34: Merubah Kemungkaran
Hadits ke-35: Hamba-Hamba Allah adalah Bersaudara
Hadits ke-36: Keutamaan Akhlak dan Ilmu
Hadits ke-37: Kebaikan dan Keburukan
Hadits ke-38: Keutamaan Wali Allah
Hadits ke-39: Tiga Hal yang Allah Maafkan
Hadits ke-40: Hiduplah Laksana Musafir
Hadits ke-41: Mengikuti Syariat adalah Tiang Keimanan
Hadits ke-42: Luasnya Ampunan Allah
***
MUQODDIMAH PENERJEMAH
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا
كَثِيْرًا طَيِّباً مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ،
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:
Arbain An-Nawawi
menjadi matan yang dihafal dalam program hafalan Mutun Tholibul Ilmi di Masjid Nabawi pada semester satu. Ada empat
kitab yang dihafal pada semester ini, yaitu Qowaidul
Arba, Nawaqidhul Islam, Usul Ats-Tsaltsah, dan Arbain An-Nawawi. Untuk itu, kami dari Tim Ahli Akademi Matan menerjemahkan modul ini agar bisa
dimanfaatkan oleh para penghafal.
Terkadang
ada beberapa lafazh hadits yang tidak sama antara satu cetakan dengan cetakan
lainnya. Oleh karena itu, kami mengambil lafazh dari Mutun Tholibul Ilmi yang sudah diteliti langsung dari
manuskrip-manuskrip asli tulisan tangan yang ditelaah oleh Dr. Abdul Muhsin
Al-Qoshim.
Manuskrip
yang dijadikan pegangan untuk menulis oleh beliau adalah:
1.
Manuskrip
tulisan tangan di perpustakaan Raghib Basya Turki no. 1470 dengan tulisan
tangan Al-Bushiri tertanggal 803 H.
2.
Manuskrip
tulisan tangan di perpustakaan Faidhullah Afandi Turki no. 2160, tertanggal 832
H.
3.
Manuskrip
tulisan tangan di perpustakaan Damad Ibrahim Basya Turki, no. 7/396, tertanggal
866 H.
4.
Manuskrip
tulisan tangan di perpustakaan Al-Haram Al-Makki di Arab Saudi no. 12/3927,
tertanggal 979 H.
5.
Manuskrip
tulisan tangan di perpustakaan Al-Mahmudiyah, di perpustakaan Malik Abdul Aziz,
KSA, no. 1/404, tertanggal 1069 H.
6.
Manuskrip
tulisan tangan di perpustakaan Universitas Al-Malik Saud, KSA, no. 3026,
tertanggal 1085 H.
7.
Manuskrip
tulisan tangan di Darul Kutub wal Watsaaiq Al-Qoumiyyah Mesir no. 166.
Untuk
itu, naskah ini bisa dijadikan acuan menghafal para penuntut ilmu. Semoga Allah
menerima dari kita semua.[]
Surabaya,
Sya’ban 1439 H/Mei 2018
TAAM - Tim Ahli Akademi Matan
MATAN ARBAIN AN-NAWAWI
Hadits Ke-1: Amal Tergantung Niat
عَنْ
أَمِيرِ المُؤْمِنِيْنَ أَبِي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّمَا
الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوُلِهِ، وَمَنْ
كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ
إِلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ»
رَوَاهُ
إِمَامَا المُحَدِّثِيْنَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ
إِبْرَاهِيْمَ بْنِ المُغِيْرَةِ بْنِ بَرْدِزْبَهَ البُخَارِيُّ، وَأَبُوْ الْحُسَيْنِ
مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ بْنِ مُسْلِمٍ الْقُشَيْرِيُّ النَّيْسَابُوْرِيُّ، فِي
صَحِيْحَيْهِمَا اللَّذَيْنِ هُمَا أَصَحُّ الكُتُبِ المُصَنَّفَةِ.
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu berkata: aku
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya
amal itu tergantung dengan niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai
dengan niatnya. Maka, barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya
maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya
kepada dunia yang ingin diraih atau wanita yang ingin dinikahi maka hijrahnya
kepada apa yang dia berhijrah kepadanya.”
Diriwayatkan dua imam ahli hadits: Abu Abdillah Muhammad
bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari dan Abul Husain
Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al-Qushairi An-Naisaburi di kedua kitab Shahihnya yang merupakan dua kitab
paling shahih yang pernah disusun. (HR. Al-Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)
Hadits Ke-2: Tingkatan Agama
عَنْ
عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ
ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ، إَذْ طَلَعَ عَلَيْناَ رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ،
شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ
يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إلَى النَّبِيِّ ﷺ فَأَسْنَدَ
رُكْبَتَيْهِ إلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا
مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَمِ!
فَقَالَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ: «الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ
لاَ إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ،
وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ
إِلَيْهِ سَبِيْلاً»
قَالَ:
صَدَقْتَ. فَعجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرِنِي عَنِ
الإِيْمَانِ! قَالَ: «أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلاِئِكَتِهِ،
وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَومِ الآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ»
قَالَ:
صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِحْسَانِ! قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ
فَإِنَّهُ يَرَاكَ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ! قَالَ: «مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ»
قَالَ: فَأخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِها! قَالَ: «أَنْ
تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ
الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ» ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ
مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ: «يَا عُمَرُ! أَتَدْرِي مَنِ
السَّائِلُ؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ»
رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari ‘Umar Radhiyallahu
‘Anhu juga, ia berkata: pada suatu hari kami berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tiba-tiba
datang kepada kami seseorang yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam
rambutnya, tidak nampak kalau sedang bepergian, dan tidak ada seorang pun dari
kami yang mengenalnya. Kemudian dia duduk menghadap Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu menyandarkan lututnya kepada
lutut beliau, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha beliau. Dia
bertanya, “Ya Muhammad! Kabarkan kepadaku tentang Islam.” Maka, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Islam adalah Anda bersyahadat lâ ilâha illâllâh dan muhammadur
rasûlûllâh, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika Anda mampu
menempuh jalannya.” Lelaki itu berkata, “Engkau benar.” Kami heran
terhadapnya, dia yang bertanya sekaligus membenarkannya. Lelaki itu bekata
lagi, “Kabarkanlah kepadaku tentang iman!” Beliau menjawab, “Anda beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya,
Kitab-Kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari Akhir, dan Anda beriman kepada takdir
yang baik maupun yang buruk.” Lelaki itu menjawab, “Engkau benar.” Dia
bekata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang ihsan!” Beliau menjawab, “Anda menyembah Allah seolah-olah
melihatnya. Jika Anda tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat
Anda.” Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang hari Kiamat!” Beliau
menjawab, “Tidaklah yang ditanya lebih
tahu daripada yang bertanya.” Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang
tanda-tandanya.” Beliau menjawab, “Jika
seorang budak wanita melahirkan majikannya, dan jika Anda melihat orang yang
tidak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin, dan penggembala kambing saling
bermegah-megahan meninggikan bangunan.”
Kemudian lelaki itu pergi. Aku diam sejenak lalu beliau
bersabda, “Hai ‘Umar! Tahukah kamu siapa
yang bertanya itu?” Aku menjawab,
“Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya dia Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan
agama kalian.” (HR. Muslim no. 8)
Hadits Ke-3: Rukun Islam
عَنْ
أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُوْلُ: «بُنِيَ
الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ،
وَحَجِّ البَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ» رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: aku
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, “Islam dibagun di
atas lima hal: syahadat lâ ilâha
illâllâh dan muhammadur rasûlûllâh,
menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.” (HR.
Al-Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
Hadits Ke-4: Proses Penciptaan
Manusia
عَنْ
أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ،
قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ ﷺ وَهُوَ الصَّادِقُ المَصْدُوْقُ: «إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ
أَرْبَعِيْنَ يَوْماً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ
مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ، فَيَنفُخُ فِيْهِ
الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ
وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.
فَوَالَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ! إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ،
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا.
وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى
مَايَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah
menceritakan kepada kami dan beliau seorang yang jujur lagi diakui
kejujurannya, “Sesungguhnya seorang dari
kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama empat puluh hari,
kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal
daging selama itu pula, kemudian diutus seorang Malaikat kepadanya untuk
meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan empat kalimat: menulis rezekinya,
ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada sesembahan
yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya seorang dari kalian benar-benar
beramal dengan amal penghuni Surga hingga jarak antaranya dan Surga hanya
sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu dia beramal dengan amal penduduk Neraka
lalu ia pun memasukinya. Dan sesungguhnya seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amal penduduk Neraka hingga
jarak antaranya dengan Neraka hanya sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu
ia beramal dengan amal penduduk Surga, maka ia pun memasukinya.” (HR.
Al-Bukhari no. 3208 dan Muslim no. 2643)
Hadits Ke-5: Bahaya Bid’ah
عَنْ
أُمِّ المُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا،
قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: «مَنْ أَحْدَثَ فِي
أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
وَفِي
رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: «مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ
عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»
Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Barangsiapa yang
mengada-mengada dalam urusan kami ini yang bukan bagian darinya, maka ia
tertolak.” (HR. Al-Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
Dalam riwayat Muslim, “Barangsiapa
yang beramal tanpa ada perintahnya dari kami, maka amal itu tertolak.” (HR.
Muslim no. 1718)
Hadits Ke-6: Halal dan Haram
عَنْ
أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «إِنَّ الحَلَالَ
بَيِّنٌ، وَإِنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ
يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اِسْتَبْرَأَ
لِدِيْنِهِ وعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ
كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيْهِ.
أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى. أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللهِ
مَحَارِمُهُ.
أَلَا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ
الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ
القَلْبُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu ‘Anhuma berkata: aku
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, ”Sesungguhnya
yang halal telah jelas dan yang haram telah jelas, dan di antara keduanya ada hal-hal
yang samar yang tidak diketahui kebanyakan manusia. Barangsiapa menjaga diri
dari hal yang samar (syubhat), sungguh dia telah memelihara agama dan
kehormatannya, dan barangsiapa yang terjatuh pada yang syubhat, akan terjatuh
pada yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar tanah larangan
yang suatu saat akan memasukinya. Ketahuilah, sesungguhnya setiap raja memiliki
batas larangan. Ketahuilah batas larangan Allah adalah hal yang diharamkan-Nya.
Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka baik pula
seluruh tubuh, tetapi jika buruk maka buruk pula seluruh tubuh. Ketahuilah,
segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Al-Bukhari no. 52 dan Muslim no.
1599)
Hadits ke-7: Agama adalah Nasihat
عَنْ
أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمِ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ
ﷺ قَالَ: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ:
«للهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُوْلِهِ، وَلِأَئِمَّةِ
المُسْلِمِيْنَ، وَعَامَّتِهِمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Dari Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau
menjawab, “Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya,
dan pemimpin kaum Muslimin dan orang awamnya.” (HR. Muslim no. 55)
Hadits Ke-8: Kewajiban Berdakwah
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَالَ: «أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوْا الصَّلَاةَ،
وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالَى»
رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersyahadat lâ ilâha illâllâh dan muhammadur rasûlûllâh, menegakkan
shalat, dan membayar zakat. Jika mereka melaksanakan hal tersebut, maka mereka
telah memelihara harta dan darah mereka dariku kecuali dengan hak Islam, dan
hisab mereka diserahkan kepada Allah Ta’ala.” (HR. Al-Bukhari no. 25 dan Muslim
no. 22)
Hadits Ke-9: Perintah dan Larangan
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ
مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ
مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ
وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu, ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Apa yang aku larang bagi kalian maka jauhilah, dan apa yang aku
perintahkan kepada kalian maka kerjakan semampu kalian. Sesungguhnya yang
membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi
para Nabi.” (HR. Al-Bukhari no. 7288 dan Muslim no. 1337)
Hadits Ke-10: Meninggalkan yang Haram
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: «إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً،
وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ
تَعَالَى: ﴿يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا
صَالِحاً﴾ [المؤمنون: ٥١] وَقَالَ تَعَالَى: ﴿يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ﴾ [البقرة:
١٧٢]
ثُمَّ
ذَكَرَ: الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ
أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ! يَا رَبِّ! وَمَطْعَمُهُ
حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالحَرَامِ،
فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟!» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu
baik, tidak mau menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah
memerintahkan kepada orang-orang Mukmin seperti yang telah diperintahkan kepada
para Rasul, Allah berfirman, ‘Wahai para Rasul makanlah dari segala sesuatu yang
baik dan kerjakanlah amal shalih.’ [QS. Al-Mukminun [23]: 51] Dan Dia berfirman, ‘Wahai orang-orang yang
beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu.’ [QS. Al-Baqarah [2]: 172] Kemudian beliau
menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya
kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa, ‘Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,’ sedangkan makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan (perutnya) dikenyangkan dengan
makanan haram, maka bagaimana mungkin do’anya dikabulkan.” (HR. Muslim
no. 1015)
Hadits Ke-11: Apa yang Meragukan
عَنْ
أَبِي مُحَمَّدٍ الحَسَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُولِ اللهِ ﷺ
وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ:
«دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ»
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ
صَحِيْحٌ.
Dari Abu
Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kesayangannya, ia berkata: aku
hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam, “Tinggalkan apa yang
meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.” (HR. At-Tirmidzi no. 2518,
An-Nasa`i VIII/327, dan At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”)
Hadits Ke-12: Apa yang Tidak Berguna
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: «مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ
يَعْنِيْهِ» حَدِيْثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ.
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia
berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, “Di antara
bagusnya ke-Islaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak berguna
baginya.” (Hadits hasan, HR. At-Tirmidzi no. 2317 dan selainnya)
Hadits Ke-13: Mencintai Sesama Muslim
عَنْ
أَبِي حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ،
عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «لاَ يُؤمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu
Hamzah Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu
pelayan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, “Tidak beriman
(dengan sempurna) salah seorang dari kalian hingga dia mencintai untuk
saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari no.
13 dan Muslim no. 45)
Hadits Ke-14: Sebab-Sebab Darah
Ditumpahkan
عنِ
ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلَاثٍ:
الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ
المُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Ibnu
Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, ia
berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, “Tidak halal
darah seorang Muslim kecuali karena salah satu dari tiga hal: orang yang
berzina padahal sudah menikah, membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan
agamanya lagi memisahkan diri dari jamaah.” (HR. Al-Bukhari no. 6878 dan Muslim
no. 1676)
Hadits Ke-15: Akhlak Mukmin
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ
خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، ومَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ واليَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari Akhir, maka berkatalah yang baik atau diam saja.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka memuliakanlah
tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka
memuliakanlah tamunya.” (HR. Al-Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)
Hadits Ke-16: Jangan Marah
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: أَوْصِنِيْ! قَالَ: «لاَ
تَغْضَبْ» فَرَدَّدَ مِرَارًا وَقَالَ: «لاَ تَغْضَبْ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa
seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, “Berilah aku nasihat!” Beliau menjawab, “Jangan marah.” Dia mengulangi beberapa
kali dan beliau tetap menjawab, “Jangan
marah.” (HR. Al-Bukhari no. 6116)
Hadits Ke-17: Berbuat Baik kepada
Semua Makhluk
عَنْ
أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ
قَالَ: «إِنَّ اللهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ
شَيءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا القِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ
فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ
ذَبِيْحَتَهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu
Ya’la Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘Anhu,
dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
menetapkan untuk berbuat baik atas segala sesuatu. Maka, apabila kalian
membunuh membunuhlah dengan cara yang baik, dan apabila kalian menyembelih
menyembelilah dengan baik pula. Hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan
pisaunya dan mempermudah penyembelihan.” (HR. Muslim no. 1955)
Hadits Ke-18: Bertakwalah Kepada
Allah
عَنْ
أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ
جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالَ: «اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ
الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ
وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ، وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ: حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Dari Abu
Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
“Bertaqwalah kepada Allah di mana saja
kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaikan maka ia akan menghapusnya,
dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. At-Tirmidzi no. 1987 dan
berkata, “Hadits hasan,” dalam redaksi lain, “Hasan shahih.”)
Hadits Ke-19: Jagalah Allah
عَنْ
أَبِي العَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ:
كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ ﷺ يَوْماً فَقَالَ: «يَا
غُلاَمُ إِنّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اِحْفَظِ اللهَ يَحفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ
تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ
فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ
بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا
عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ
اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلَامُ، وَجَفَّتِ الصُّحُفُ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ
وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
وَفِي
رِوَايَةِ غَيْرِ التِّرْمِذِيِّ: «اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ
أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ،
وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ
يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ
مَعَ الكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً»
Dari Abul
Abbas Abdullah bin Abbas Radhiyallahu
‘Anhu, ia berkata: aku pernah di belakang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada suatu hari, lalu beliau
bersabda, “Hai anak kecil! Sesungguhnya
aku akan mengajarimu satu kalimat, ‘Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu.
Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu. Apabila kamu meminta,
mintalah kepada Allah. Apabila kamu meminta pertolongan, maka mintalah
pertolongan kepada Allah. Ketahuilah! Seandainya umat manusia bersatu untuk
memberikan suatu manfaat kepadamu, mereka tidak akan bisa memberimu manfaat
kecuali sesuatu yang telah Allah tulis untukmu, dan seandainya mereka bersatu
untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa
menimpakan bahaya kepadamu kecuali sesuatu yang telah ditulis atasmu. Pena
telah diangkat dan lembaran telah kering.” (HR. At-Tirmidzi no. 2516 dan
berkata, “Hadits hasan shahih.”)
Dalam
riwayat selain At-Tirmidzi, “Jagalah
Allah, maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah saat lapang,
maka Dia akan mengenalmu saat susah. Ketahuilah! Apa yang meleset bagimu tidak
akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan meleset bagimu. Ketahuilah!
Sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran, sesungguhnya kelapangan itu
bersama kesempitan, dan sesungguhnya bersama kesusahan itu ada kemudahan.” (HR.
Ahmad 1/293, 303, 307-308)
Hadits Ke-20: Malu Akhlak Para Nabi
عَنْ
أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقبَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِيِّ البَدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ،
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: «إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ
النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ
مَا شِئْتَ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari Abu
Mas’ud Uqbah bin Amr Al-Anshari Al-Badri Radhiyallahu
‘Anhu, berkata: Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya
sebagian ajaran yang masih dikenal umat manusia dari perkataan para Nabi
terdahulu adalah: ‘Bila kamu tidak punya rasa malu, berbuatlah sesukamu.’” (HR. Al-Bukhari no.
3483)
Hadits ke-21: Beriman dengan
Istiqomah
عَنْ
أَبِي عَمْرٍو -وَقِيْلَ أَبِي عَمْرَةَ- سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! قُلْ لِي فِي الإِسْلَامِ قَوْلاً لاَ
أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ؟ قَالَ: «قُلْ آمَنْتُ
باللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu
‘Amr –ada yang berpendapat Abu Amroh– Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: aku
berkata, “Wahai Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam sebuah ucapan yang
tidak aku tanyakan lagi kepada selain Anda.” Beliau menjawab, “Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah!’
kemudian istiqomahlah.’” (HR. Muslim 38)
Hadits Ke-22: Amalan yang Memasukkan
ke Surga
عَنْ
أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا:
أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ
المَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الحَلاَلَ، وَحَرَّمْتُ
الحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً
أَأَدْخُلُ الجَنَّةَ؟ قَالَ: «نَعَمْ» رَوَاهُ
مُسْلِمٌ.
وَمَعْنَى
«حَرَّمْتُ الحَرَامَ»: اِجْتَنَبْتُهُ. وَمَعْنَى «أَحْلَلْتُ الحَلَالَ»: فَعَلْتُهُ
مُعْتَقِدًا حِلَّهُ.
Dari Abu
Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshari Radhiyallahu
‘Anhuma bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seraya berkata, “Bagaimana pendapat
Anda jika aku shalat wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal,
mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambah selain itu, apakah aku akan
masuk Surga?” Beliau menjawab, “Ya.” (HR.
Muslim no. 15)
Makna “aku
mengharamkan yang haram” adalah “aku menjauhinya”, dan makna “aku menghalalkan
yang halal” adalah “aku mengerjakannya dengan menyakini kehalalannya”.
Hadits Ke-23: Setiap Manusia Berbuat
عَنْ
أَبِي مَالِكٍ الحَارِثِ بْنِ عَاصِمٍ الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «الطُّهُورُ شَطْرُ
الإِيْمَانِ، والحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ والحَمْدُ
للهِ تَمْلآنِ -أَو تَمْلأُ- مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، وَالصَّلاةُ نُوْرٌ،
وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَو
عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا»
رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu
Malik Al-Harits bin Ashim Al-Asy’ari Radhiyallahu
‘Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bersuci
adalah sebagian dari iman. Alhamdulillah
memenuhi timbangan. Subhanallah
dan Alhamdulillah memenuhi –atau
keduanya memenuhi– antara langit dan bumi. Shalat adalah cahanya, sedekah
adalah bukti, sabar adalah lentera, dan Al-Qur`an adalah hujjah yang membelamu
atau yang melawanmu. Setiap manusia memasuki waktu pagi dalam keadaan menjual
dirinya, lalu dia memerdekakannya atau membinasakannya.” (HR. Muslim. 223)
Hadits Ke-24: Janganlah Kalian Saling
Menzhalimi
عَنْ
أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فِيْمَا رَوَى عَنِ اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ، أَنَّهُ قَالَ: «يَا عِبَادِيْ! إِنِّيْ
حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً فَلَا
تَظَالَمُوْا. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ
فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ
أَطْعَمْتُهُ فاَسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ عَارٍ
إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِيْ أَكْسُكُمْ. يَا عِبَادِيْ! إِنَّكُمْ
تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً
فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْ لَكُمْ. يَا عِبَادِيْ! إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا
ضَرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ وَلَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ.
يَا عِبَادِيْ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ
وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ
ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئًا.
يَا عِبَادِيْ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ
وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ
ذَلِكَ مِنْ مُلْكِيْ شَيْئَاً.
يَا عِبَادِيْ! لَوْ أنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ
وَجِنَّكُمْ قَامُوْا فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ كُلَّ
وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ
المِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ البَحْرَ.
يَا عِبَادِيْ! إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ
ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ، وَمَنْ
وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu
Dzar Al-Ghifari Radhiyallahu ‘Anhu,
dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
tentang hadits yang diriwayatkan dari Rabb-nya bahwa Dia berfirman, “Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah
mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan menjadikannya haram di antara kalian,
maka janganlah kalian saling menzhalimi. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap kalian
adalah orang yang sesat kecuali siapa yang Aku beri petunjuk, maka mintalah
petunjuk kepada-Ku niscaya Aku beri kalian petunjuk. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap
kalian adalah lapar kecuali siapa yang Aku beri makan, maka mintalah makan
kepada-Ku, pasti Aku beri kalian makan. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap kalian
adalah telanjang kecuali siapa yang Aku beri pakaian, maka mintalah kepada-Ku
pakaian, pasti Aku akan beri kalian pakaian. Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya
kalian melakukan dosa di malam dan siang hari sementara Aku mengampuni
dosa-dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni kalian. Hai
hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada-Ku,
dan tidak akan mampu memberi manfaat kepada-Ku. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya
yang paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia semuanya berada
pada hati yang paling bertakwa salah seorang dari kalian, tentu tidak akan
menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya yang paling
awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia semuanya berada pada hati yang
paling durhaka salah seorang dari kalian, tentu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku
sedikitpun. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya yang paling awal dan terakhir dari
kalian baik jin dan manusia semuanya berada di atas satu bukit, lalu semuanya
meminta kepada-Ku, lalu Aku beri semua permintaannya, maka hal itu tidak akan
mengurangi sedikitpun apa yag ada di sisi-Ku, secuali sekedar seperti
berkurangnya samudra jika jarum dimasukkan. Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya
itu adalah amal-amal kalian yang Aku tulis untuk kalian kemudian Aku
sempurnakan itu untuk kalian. Barangsiapa yang mendapati kebaikan hendaklah ia
memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapati selain itu janganlah ia mencela
kecuali dirinya sendiri.” (HR. Muslim no. 2557)
Hadits Ke-25: Setiap Kebaikan Sedekah
عَنْ
أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً: أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ
اللهِ ﷺ قَالُوا لِلنَّبِيِّ ﷺ: يَارَسُولَ الله! ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِالْأُجُوْرِ،
يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ
بفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ.
قَالَ:
«أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا
تَصَّدَّقُوْنَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ
صَدَقَةً، وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ
بِالِمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَفِيْ بُضْعِ
أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ»
قَالُوا:
يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا
أَجْرٌ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي
حَرَامٍ، أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الحَلَالِ
كَانَ لَهُ أَجْرٌ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu
Dzar Radhiyallahu ‘Anhu: sekelompok
manusia dari Sahabat Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam berkata kepada Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, “Ya Rasulullah! Orang-orang kaya memborong banyak
pahala. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka puasa seperti kami puasa,
tetapi mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untuk
kalian apa yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih adalah
sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap
tahlil adalah sedekah, setiap memerintah yang ma’ruf adalah sedekah, setiap
melarang kemungkaran adalah sedekah, dan pada senggama kalian ada sedekahnya
pula.” Mereka berkata, “Ya Rasulullah! Benarkah salah seorang dari kami
melampiaskan syahwatnya lantas dia mendapat pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian, jika dia
melampiaskannya pada yang haram, bukankah dia akan mendapat dosa? Begitu pula,
jika dia melampiaskannya pada yang halal, maka dia mendapat pahala.” (HR. Muslim
no. 1006)
Hadits Ke-26: Setiap Persendian Wajib
Bersedekah
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «كُلُّ سُلَامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ
تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ الاثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ
الرَّجُلَ في دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَو تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا
مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ
تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلَاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ
صَدَقَةٌ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia
berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, “Setiap
persendian manusia wajib bersedekah setiap hari di mana matahari terbit di hari
itu: engkau mendamaikan antara dua orang adalah sedekah, engkau menolong
seseorang untuk menaiki tunggangannya atau menggangkutkan barangnya ke atas
tunggangannya adalah sedekah, kalimat yang baik adalah sedekah, setiap langkah
yang engkau ayunkan menuju shalat adalah sedekah, engkau menyingkirkan gangguan
dari jalan adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari no. 2707 dan Muslim no. 1009)
Hadits Ke-27: Kebaikan dan Dosa
عَنِ
النَوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «البِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي
نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
وَعَنْ
وَابِصَةِ بْنِ مَعْبَدٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ
ﷺ، فَقَالَ: «جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ
وَالْإِثْمِ؟» قُلْتُ: نَعَمْ! قَالَ: «اِسْتَفْتِ
قَلْبَكَ. البِرُّ: مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ اِلَيْهِ
الْقَلْبُ. وَاْلإِثْمُ: مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ،
وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ»
حَدِيْثٌ
حَسَنٌ، رُوِّيْنَاهُ فِي مُسْنَدَيِ الْإِمَامَيْنِ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ وَالدَّارِمِيِّ
بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ.
Dari An-Nawwas
bin Sam’an Al-Anshari Radhiyallahu ‘Anhu,
dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang
mulia, dan dosa adalah apa yang membuat sesak dadamu dan engkau tidak suka
orang lain mengetahuinya.” (HR. Muslim no. 2553)
Dari
Wabishah bin Ma’bad Radhiyallahu ‘Anhu,
ia berkata: aku datang kepada Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam lalu beliau bersabda, “Engkau
datang untuk bertanya tentang kebaikan dan dosa?” Aku menjawab, “Ya.”
Beliau bersabda, “Tanyakan kepada dirimu
sendiri. Kebaikan adalah apa yang membuat jiwa tenang dan apa yang membuat hati
tentram, dan dosa adalah apa yang menyesakkan jiwa dan membuat ragu dada,
meskipun manusia berfatwa kepadamu.” (Hadits hasan, kami meriwayatkannya
dari Musnad Imam Ahmad bin Hanbal IV/228 dan Musnad Ad-Darimi II/245-246 dengan
sanad hasan)
Hadits Ke-28: Mendengar dan Ta’at
kepada Pemimpin
عَنْ
أَبِي نَجِيحٍ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: وَعَظَنَا
رَسُولُ اللهِ ﷺ مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ،
فَقُلْنَا: يَارَسُولَ اللهِ! كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا،
قَالَ: «أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ
يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافاً كَثِيراً، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي
وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا
بِالنَّوَاجِذِ. وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلَالَةٌ» رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ
صَحِيحٌ.
Dari Abu
Najih Al-Irbadh bin Sariyah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menasihati kami dengan suatu nasihat
yang menjadikan hati bergetar dan mata menangis, lalu kami berkata, “Ya Rasulullah!
Seolah-olah ini adalah nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat.” Beliau
menjawab, “Aku wasiatkan kepada kalian
untuk bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, mendengar dan patuh meskipun yang
menjadi pemimpin kalian seorang budak. Baransiapa yang hidup sepeninggalku, dia
akan melihat banyak sekali perbedaan. Maka, hendaklah ia berpegang teguh kepada
sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing. Gigitlah ia dengan gigi
geraham. Waspadalah kalian dari perkara yang baru dan setiap bid’ah adalah
sesat.” (HR. Abu Dawud no. 4607 dan At-Tirmidzi no. 2676, dan dia berkata,
“Hadits hasan shahih.”)
Hadits Ke-29: Pintu-Pintu Kebaikan
عَنْ
مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ! أَخْبِرْنِي
بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ. قَالَ: «لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى
مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَتُشْرِكُ بِهِ
شَيْئَا، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ
البَيْتَ»
ثُمَّ
قَالَ: «أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الخَيْرِ؟
الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ
النَّارَ، وَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ» ثُمَّ تَلَا : ﴿تَتَجَافَى
جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ﴾ حَتَّى بَلَغَ: ﴿يَعْلَمُونَ﴾
[السجدة: ١٦-١٧]
ثُمَّ
قَالَ: «أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ
وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟» قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ!
قَالَ: «رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ
الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ»
ثُمَّ
قَالَ: «أَلَا أُخْبِرُكَ بِمِلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟»
قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ! فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: «كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا!» قُلْتُ: يَانَبِيَّ اللهِ!
وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ! وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ
عَلَى وُجُوهِهِمْ -أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ-
إِلاَّ حَصَائِدُ أَلسِنَتِهِمْ؟» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ
حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu
‘Anhu, ia berkata: aku berkata, “Wahai Rasulullah, beritahu aku amal yang bisa
memasukkanku ke dalam Surga dan menjauhkanku dari Neraka.” Beliau bersabda, “Engkau telah bertanya tentang masalah yang
besar. Namun, itu adalah perkara yang mudah bagi siapa yang dimudahkan oleh
Allah: engkau menyembah Allah jangan menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan
shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah.” Kemudian beliau bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkan pintu-pintu kebajikan? Puasa adalah perisai,
sedekah memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya
seseorang di tengah malam.” Kemudian beliau membaca ayat, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya ...” hingga
firman-Nya, “Sebagai
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah
[32]: 16-17) Kemudian
beliau bersabda kembali, “Maukah kamu
kuberitahu pangkal agama, tiangnya, dan
puncak tertingginya?” Aku
menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Pokok urusan adalah Islam,
tiangnya adalah shalat, dan puncak tertingginya adalah jihad.” Kemudian beliau melanjutkan, “Maukah kamu kuberitahu tentang kendali bagi semua itu?” Saya menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu
memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah
ini.” Saya berkata, “Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa karena ucapan-ucapan
kita?” Beliau menjawab, “Celaka kamu.
Bukankah banyak dari kalangan manusia yang tersungkur ke dalam
api Neraka dengan mukanya terlebih dahulu –dalam
riwayat lain: dengan lehernya terlebih dahulu– itu
gara-gara buah ucapan lisannya?” (HR. At-Tirmidzi
no. 2616 dan berkata, “Hadits ini hasan shahih.”)
Hadits Ke-30: Batasan-Batasan Allah
عَنْ
أَبِي ثَعْلَبَةَ الخُشَنِيِّ جُرثُومِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ
رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ اللهَ فَرَضَ
فَرَائِضَ فَلَا تُضَيِّعُوهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلَا تَعْتَدُوهَا وَحَرَّمَ
أَشْيَاءَ فَلَا تَنْتَهِكُوهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ
نِسْيَانٍ فَلَا تَبْحَثُوا عَنْهَا» حِدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ
وَغَيْرُهُ.
Dari Abu
Tsa'labah Al-Khusyanni Jurtsum bin Nasyir Radhiyallahu
‘Anhu, dari Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya
Allah telah menetapkan beberapa kewajiban maka janganlah engkau
menyepelekannya, dan Dia telah menentukan batasan-batasan maka janganlah engkau
melanggarnya, dan Dia telah pula mengharamkan beberapa hal maka janganlah
engkau jatuh ke dalamnya. Dia juga mendiamkan beberapa hal –karena kasih
sayangnya kepada kalian bukannya lupa– maka janganlah engkau membahasnya.” (Hadits
hasan, HR. Ad-Daruquthni no. 4316 dan selainnya)
Hadits Ke-31: Buah Zuhud
عَنْ
أَبِي العَبَّاسِ سَعْدِ بْنِ سَهْلٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ: دُلَّنِي عَلَى
عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِيَ النَّاسُ؟ فَقَالَ: «اِزْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا
عِنْدَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ» حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ
وَغَيْرُهُ بِأَسَانِيْدَ حَسَنَةٍ.
Dari Abul Abbas Sa’ad bin Sahl As-Sa’idi Radhiyallahu ‘Anhu berkata: seseorang
datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah kepadaku suatu amal
yang apabila aku kerjakan, maka Allah mencintaiku dan manusia juga
mencintaiku!” Beliau menjawab, “Zuhudlah
di dunia maka Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah dari apa yang ada di tangan
manusia maka manusia akan mencintaimu.” (Hadits hasan, HR. Ibnu Majah no.
4102 dan selainnya dengan sanad yang
hasan)
Hadits Ke-32: Tidak Boleh
Membahayakan
عَنْ
أَبِي سَعِيْدٍ سَعْدِ بْنِ مَالِكِ بْنِ سِنَانٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَالَ: «لاَ ضَرَرَ وَلاَ
ضِرَارَ» حَدِيْثٌ حَسَنٌ. رَوَاهُ ابْنُ
مَاجَهْ وَالدَّارَقُطْنِيُّ وَغَيْرُهُمَا مُسْنَدًا، وَرَوَاهُ مَالِكٌ فِي المُوَطَّأِ
مُرْسَلاً عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فَأَسْقَطَ
أَبَا سَعِيْدٍ، وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضًا.
Dari Abu
Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan Al-Khudri Radhiyallahu
‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak
boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain.” (Hadits
hasan, HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad-Daraquthni no. 4540, dan selain keduanya
dengan sanadnya, serta diriwayatkan pula oleh Malik dalam Al-Muwaththa` no. 31 secara mursal dari Amr bin Yahya dari ayahnya
dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
tanpa menyebutkan Abu Sa’id, tetapi ia memiliki banyak jalan periwayatan yang saling
menguatkan satu sama lain)
Hadits Ke-33: Bukti Wajib Bagi
Penuntut
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ، لَادَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ
قَوْمٍ وَدِمَاءَهُمْ، وَلَكِنِ البَيِّنَةُ عَلَى المُدَّعِي، وَاليَمِيْنُ عَلَى
مَنْ أَنْكَرَ» حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ
البَيْهَقِيُّ هَكَذَا، بَعْضُهُ فِي الصَّحِيْحَيْنِ.
Dari Ibnu
‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Seandainya setiap manusia
dipenuhi tuntutannya, niscaya orang-orang akan menuntut harta suatu kaum dan
darah mereka. Namun, bukti wajib bagi penuntut dan sumpah wajib bagi yang mengingkarinya.”
(Hadits hasan, HR. Al-Baihaqi no. 21201 dalam Al-Kubro seperti ini, sebagiannya diriwayatkan dalam Shahihain, Al-Bukhari no. 4552 dan
Muslim no. 1711)
Hadits Ke-34: Merubah Kemungkaran
عَنْ
أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ
يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ
بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ
وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu
Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, ia
berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa
dari kalian melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya. Jika tidak
bisa, maka dengan lisannya. Jika tidak bisa, maka dengan hatinya, dan itu
merupakan selemah-lemah iman.” (HR. Muslim no. 49)
Hadits Ke-35: Hamba-Hamba Allah
Bersaudara
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا،
وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوا
عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً. المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ
يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ
إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ
مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ. كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ
حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Janganlah kalian saling
mendengki, jangan saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), jangan saling
marah, jangan saling membelakangi, dan jangan saling menjual barang yang sedang
ditawar saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim menjadi
saudara Muslim lainnya. Tidak boleh ia menzhaliminya, menelantarkannya, dan
menghinanya. Takwa itu di sini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga
kali–. Cukuplah berdosa seseorang jika ia
menghina saudaranya yang Muslim. Setiap Muslim atas Muslim lainnya haram
darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’” (HR. Muslim no. 2564)
Hadits Ke-36: Keutamaan Akhlak dan
Ilmu
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا،
نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً
سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَاللهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ
العَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ.
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ
لَهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الجَنَّةِ.
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ
كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ،
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ
عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ بِهَذَا اللَّفْظِ.
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dari
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Barangsiapa yang menghilangkan
kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang Mukmin, maka Allah akan
menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari Kiamat. Barangsiapa yang
memberi kemudahan orang yang kesulitan (hutang), maka Allah akan memberi
kemudahan baginya di dunia dan Akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selagi
dia menolong saudaranya. Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka
menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah
berkumpul sekelompok orang di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabullah
dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka
ketenangan, rahmat meliputinya, para Malaikat mengelilinginya, dan Allah
menyanjung namanya kepada Malaikat yang ada di sisi-Nya. Barangsiapa yang
lambat amalnya, maka tidak akan bisa dikejar oleh nasabnya.” (HR. Muslim no.
2699 dengan lafazh ini)
Hadits Ke-37: Kebaikan dan Keburukan
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ -فِيْمَا يَرْوِي عَنْ
رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى-، قَالَ: «إِنَّ اللهَ
كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ
بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ
ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ.
وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ
عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ
سَيِّئَةً وَاحِدَةً» رَوَاهُ البُخَارِيُّ
وَمُسْلِمٌ فِي صَحِيْحَيْهِمَا بِهَذِهِ الحُرُوْفِ.
Dari Ibnu
‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, dari Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang
hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Tabaraka
wa Ta’ala. Beliau bersabda, “Sesungguhnya
Allah menulis kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian menjelaskannya.
Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan lalu tidak mengerjakannya, maka
Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia
berniat mengerjakan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu di
sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus lipat hingga perlipatan
yang banyak. Jika dia berniat melakukan keburukan lalu tidak jadi
mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang
sempurna, dan jika dia berniat melakukan keburukan lalu mengerjakannya, maka
Allah menulis itu sebagai satu keburukan.” (HR. Al-Bukhari no. 6491 dan Muslim
no. 131 di kitab shahih keduanya dengan lafazh ini)
Hadits Ke-38: Keutamaan Wali Allah
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيّاً
فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ
إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ. وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ
بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي
يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا،
وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ
اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala
berfirman, ‘Barangsiapa yang menyakiti waliku, maka Aku mengumumkan perang
kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku
cintai selain apa yang Aku wajibkan baginya. Hamba-Ku senantiasa mendekat
kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila aku telah
mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar,
penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk
berbuat, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku,
pasti aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi.’”
(HR. Al-Bukhari no. 6502)
Hadits Ke-39: Tiga Hal yang Allah
Maafkan
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَال: «إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِي عَنْ أُمَّتِي: الخَطَأَ
وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ» حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ
مَاجَهْ وَالبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُمَا.
Dari Ibnu
‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Sesungguhnya Allah mengampuni
umatku untuku: kekeliruan, lupa, dan apa yang dipaksakan kepadanya.” (Hadits
hasan, HR. Ibnu Majah no. 2045, Al-Baihaqi VII/356, dan selainnya)
Hadits Ke-40: Hiduplah Laksana
Musafir
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِمَنْكِبَيَّ،
فَقَالَ: «كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ
أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ»
وَكَانَ
ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ
الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ المَسَاءَ. وَخُذْ مِنْ
صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari Ibnu
‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
memegang kedua pundakku, lalu bersabda, “Jadilah
engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.”
Ibnu
‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma berkata,
“Jika kamu memasuki sore hari, maka jangan menunggu pagi hari. Jika kamu
memasuki pagi hari, maka jangan menunggu sore hari. Manfaatkanlah sehatmu
sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Bukhari no. 6416)
Hadits ke-41: Kewajiban Mengikuti
Syariat
عَنْ
أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لاَيُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ» حَدِيْثٌ
حَسَنٌ صَحِيْحٌ رُوِّيْنَاهُ فِي كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.
Dari Abu
Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu
‘Anhuma berkata: Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak
beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits
hasan shahih, kami meriwayatkannya dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih)
Hadits Ke-42: Luasnya Ampunan Allah
عَنْ
أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِي
وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِي. يَا ابْنَ آدَمَ!
لَو بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ.
يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ لَو أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي
لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً» رَوَاهُ
التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
Dari Anas
bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
aku mendengar Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Allah
Tabarak wa Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selagi engkau berdoa
kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak
peduli. Hai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu membumbung sepenuh langit,
kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam!
Seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau
menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan apapun, pasti Aku akan menemuimu dengan
sepenuh bumi ampunan.” (HR. At-Tirmidzi no. 3540 dan berkata, “hadits hasan
shahih.”)
Hadits Ke-43: Ilmu Warisan[1]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ: «أَلْحِقُوا الْفَرَائِضَ
بِأَهْلِهَا، فَمَا أَبْقَتِ الفَرَائِضُ فَلِأَوْلَى رَجُلٍ ذَكَرٍ» خَرَّجَهُ
البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, ia
berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda: “Berikanlah warisan kepada orang yang berhak. Jika
masih ada sisa, maka diberikan kepada laki-laki yang paling dekat
dengan mayit.” (HR. Al-Bukhari no. 6732 dan Muslim
no. 1615)
Hadits Ke-44: Mahramnya Persusuan
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ
قَالَ: «الرَّضَاعَةُ تُحَرِّمُ مَا تُحَرِّمُ
الْوِلاَدَةُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Susuan bisa menjadikan
mahrom seperti halnya kelahiran.” (HR. Al-Bukhari no. 3105 dan Muslim
no. 1444)
Hadits Ke-45: Perkara yang Diharamkan
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا،
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ ﷺ عَامَ الْفَتْحِ وَهُوَ بِمَكَّةَ يَقُولُ: «إِنَّ اللهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ
وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيْرِ وَالأَصْنَامِ» فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ،
أَرَأَيْتَ شُحُومَ الْمَيْتَةِ، فَإِنَّهُ يُطْلَى بِهَا السُّفُنُ، وَيُدْهَنُ
بِهَا الْجُلُودُ، وَيَسْتَصْبِحُ بِهَا النَّاسُ؟ قَالَ: «لاَ، هُوَ حَرَامٌ» ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ
عِنْدَ ذَلِكَ: «قَاتَلَ اللهُ الْيَهُودَ، إنَّ اللهَ
حَرَّمَ عَلَيْهِمُ الشُّحُومَ، فَأَجْمَلُوهُ، ثُمَّ بَاعُوهُ، فَأَكَلُوا
ثَمَنَهُ» خَرَّجَهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma, dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata di
Mekkah pada tahun Fathu Makkah: “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan jual
beli khamr, bangkai, babi dan berhala.” Dikatakan kepada beliau: “Wahai
Rasulullah, bagaimana dengan lemak bangkai, karena ia digunakan untuk cat perahu-perahu,
digunakan untuk meminyaki kulit, dan dimanfaatkan manusia untuk minyak
lentera?” Rasulullah berkata: “Tidak
boleh, ia haram.” Kemudian Rasulullah bersabda setelah itu: “Semoga Allah membinasakan Yahudi,
sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas mereka lemak bangkai kemudian mereka
cairkan serta mereka jual dan mereka memakan hasil penjualannya.” (HR.
Al-Bukhari no. 2236 dan Muslim no. 1581)
Hadits Ke-46: Setiap yang Memabukkan
Haram
عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِيْهِ -أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِيِّ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَهُ إِلَى اليَمَنِ، فسَأَلَهُ عَنْ
أَشْرَبَةٍ تُصْنَعُ بِهَا، فَقَالَ: «وَمَا هِيَ؟»
قَالَ: البِتْعُ وَالمِرْزُ، -فَقِيْلَ لِأَبِي بُرْدَةَ: وما البِتْعُ؟ قَالَ:
نَبِيْذُ العَسَلِ، وَالمِرْزُ نَبِيْذُ الشَّعِيْرِ-، فَقَالَ: «كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ» خَرَّجَهُ البُخَارِيُّ.
Dari Abu Burdah dari bapaknya
yakni Abu Musa Al- Asy’ari Radhiyallahu
‘Anhuma,
bahwa Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam mengutusnya ke Yaman dan ia bertanya kepada beliau tentang minuman yang dibuat
di Yaman. Beliau bertanya: “Apa itu?” Abu Musa berkata: “Bit’u dan Mizru.” Ditanyakan
kepada Abu Burdah: “Apa itu Bit’u?” Dia menjawab: “Saripati madu dan adapun Mizru
adalah saripati gandum.” Maka Rasulullah bersabda: “Semua yang memabukkan adalah haram.” (HR. Al-Bukhari no. 4343)
Hadits Ke-47: Kaidah Kesehatan
عَنِ المِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ،
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «مَا مَلَأَ
آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أَكَلَاتٌ يُقِمْنَ
صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ
لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ» رَوَاهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ
وَابْنُ مَاجَهْ وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
Dari Miqdam bin Ma’di Karib Radhiyallahu ‘Anhu: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata: “Tidaklah seorang anak Adam memenuhi satu
tempat yang lebih jelek dari (memenuhi) perutnya. Cukuplah bagi
anak Adam makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya, jika harus (lebih
dari itu) maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan
sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Imam Ahmad no. 17186,
At-Tirmidzi no. 2380, Ibnu Majah no. 3349, dan At-Tirmidzi berkata: hadits
hasan)
Hadits Ke-48: Sifat Munafik Tulen
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا،
عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ
كَانَ مُنَافِقًا، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلةٌ مِنْهُنَّ فِيهِ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ
مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ
أَخْلَفَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ» خَرَّجَهُ
البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Empat perkara, barangsiapa yang ada padanya
keempat perkara tersebut maka ia munafik. Jika ada padanya satu diantara perangai tersebut
berarti ada padanya satu perangai kemunafikan sampai mau meninggalkannya: (1) seorang yang jika bicara dusta, (2) jika membuat janji tidak menepatinya, (3) jika berselisih melampui batas, dan (4) jika melakukan perjanjian
mengkhianatinya.” (HR.
Al-Bukhari no. 34 dan Muslim no. 58)
Hadits Ke-49: Tawakkal Seperti Burung
عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ
النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُوْنَ
عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيرَ، تَغْدُو
خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا» رَوَاهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ
وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ
Dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal
niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana memberi rezeki
kepada burung. Ia keluar di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang
di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Imam Ahmad no. 205,
At-Tirmidzi no. 2344, An-Nasai no. 11805, Ibnu Majah no. 4164, dan At-Tirmidzi
berkata: hadits shahih)
Hadits Ke-50: Lisan Basah Berdzikir
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ:
أَتَى النَّبِيَّ ﷺ رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ
الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيْنَا، فَبَابٌ نَتَمَسَّكُ بِهِ جَامِعٌ؟ قَالَ: «لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ» خَرَّجَهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ بِهَذَا اللَّفْظِ.
Dari Abdullah bin Busr Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: seorang laki-laki datang
lalu berkata:
“Wahai Rasulullah, syariat Islam itu terasa banyak
bagiku, maka (ajarilah aku) satu bab (ilmu) yang menyeluruh
yang akan
kupegang teguh?” Beliau
bersabda:
“Lisanmu terus-menerus berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla.” (HR.
Imam Ahmad no. 17680 dengan lafazh ini)
***
تَمَّتْ بِحَمْدِ اللهِ
Terimakasih Atas Blog ini,
BalasHapusSalam Hangat
WAsalamualikum warahmatullahi Wabarakatu
salam hangat juga.
Hapuswaalaukumussalam warahmatullah wabarakatuh
terima kasih sudah berkunjung. maaf baru balas.
Bismillah... izin copas ya Admin...
BalasHapusSilahkan.
HapusTerima kasih sudah berkunjung. Maaf baru balas, semoga berkah.
jazakallaahu khair wa hafidzakallaahu. syukron akhi...
BalasHapussuwun kang!
BalasHapusBismillah... izin copas ya...
BalasHapusIzin download
BalasHapusizin copast ya tuan admin, terimakasih. sangat bermanfaat untuk ujian saya
BalasHapusizin copas dan memperbanyak semoga menjadi amal jariyah
BalasHapusAssalammualaikum tuan...izin copy untuk belajar...
BalasHapusIzin copas
BalasHapusizin copas ya admin
BalasHapusizin copas, akhil karim....
BalasHapusBismillah,
BalasHapusassalaamu'alaikum
Afwan Ustadz, ana izin mengcopy
baarokallahu fiikum
wa jazakallahu khairan katsiira
Ijin download untuk pembuatan blog saya
BalasHapusIzin dowload admin untuk sarana belajar....Terimakasih banyak
BalasHapusKok itu ada tulisan setan di atas
BalasHapusAssalamu alaikum wr wb.
BalasHapusMohon Izin untuk men-download.
Saya sangat butuh untuk belajar.
Terima kasih banyak.
Jazakallohu khoiron katsiron.
izin download ustaz
BalasHapus